Sebanyak 486 item atau buku ditemukan

Manajemen Agribisnis

Antara Teori Dan Aplikasinya

Manajemen Agribisnis membahas beberapa pokok bahasan antara lain: Ruang Lingkup Manajemen Agribisnis dimana di dalamnya menyangkut konsepsi, mengapa manajemen agribisnis dan pentingnya sektor perikanan, bentuk usaha dan koperasi. Pokok bahasan Unit Bisnis Usaha Pembenihan Ikan Gurami meliputi: aspek teknis pembenihan ikan gurami, fiseability study usaha pembenihan.

Manajemen Agribisnis membahas beberapa pokok bahasan antara lain: Ruang Lingkup Manajemen Agribisnis dimana di dalamnya menyangkut konsepsi, mengapa manajemen agribisnis dan pentingnya sektor perikanan, bentuk usaha dan koperasi.

Pertarungan di Ruang Ibadah

Studi Komparasi Politik Media antara Buletin Al Islam dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan At Tauhid dari Gerakan Salafi.

Buku ini mengambil judul Pertarungan di Ruang Ibadah: Studi Komparasi Politik Media antara Buletin Al Islam dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan At Tauhid dari Gerakan Salafi. Buku ini menyoroti tentang pertarungan pemikiran yang terjadi antara buletin Jumat Al Islam dengan At Tauhid. Seperti yang diketahui, keduanya berasal dari gerakan Islam yang memiliki ideologi yang berbeda sehingga tujuan dan hal yang diperjuangkan pun berbeda. Maka dari itu, pertarungan antara buletin Al Islam dengan At Tauhid tidak dapat dihindari karena buletin Jumat merupakan bagian dari media massa sehingga sifat-sifatnya juga sama dengan media massa, yakni memiliki pengaruh terhadap pola pikir masyarakat maupun pemerintah. Pengaruh yang ada pada media ini dipengaruhi oleh sifatnya yang juga mempunyai kemampuan men-setting sesuatu, apakah sesuatu itu penting ataupun tidak bagi masyarakat maupun pemerintah, hal tersebut tergantung dari cara media membingkainya. “Pertarungan di Ruang Ibadah: Studi Komparasi Politik Media antara Buletin Al Islam dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan At Tauhid dari Gerakan Salafi”ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.

Buku ini mengambil judul Pertarungan di Ruang Ibadah: Studi Komparasi Politik Media antara Buletin Al Islam dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan At Tauhid dari Gerakan Salafi.

Dasar-Dasar Manajemen (Konsep dan Teori)

Buku ini berjudul Dasar-Dasar Manajemen (Konsep dan Teori) menyajikan pengetahuan mengenai konsep dan teori tentang manajemen secara lengkap, dan disajikan dalam lima belas bab. Kehadiran buku ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Buku ini merupakan ide dari para penulis yang dituangkan dalam bentuk book chapter. Karya ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari isi materi maupun teknik penyusunannya. Dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan saran dan masukan dari para pembaca demi penyempurnaan karya selanjutnya.

Aliran Manajemen Modern Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. ... Pendekatan sistem anggota manajer bagaimana cara memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian 27 EVOLUASI TEORI MANAJEMEN.

Islam dan Budaya Lokal Adat Gorontalo

Makna Filosofis, Normatif, Edukatif, dan Gender

Buku ini ditulis dengan membahas kedua kategori tradisi di Gorontalo dengan fokus penemuan makna filosofis, nilai-nilai pendidikan moral, dan makna normatif, serta relasi gender. Kedua tradisi Gorontalo yakni pertama, tradisi yang bersumber dari Islam yang pelaksanaanya dilaksanakan secara adat (mobangu, mokama, mongunte, mongakiki, mohuntingo, mongubingo, moluna). Kedua, tradisi murni lokal Gorontalo (molontalo, molobungo yiliyala, buli’a’a, mopoto’opu, molunggelo, dan momeati). Agaknya, baik tradisi Islam maupun tradisi Islami yang hidup dalam kehidupan masyarakat muslim Gorontalo mengandung nilai dan norma, serta pesan moral sebagai pedoman hidup. Karena itu, kajian atas tradisi lokal Gorontalo dalam buku ini menunjukan adanya akulturasi Islam dan budaya lokal. Itu berarti terjadi harmonisasi antara adat dan agama sebagaimana diisyaratkan oleh falsafah Gorontalo adati hula-hula’a to sara’a, sara’a hula-hula’a to qurani. Dengan demikian, kajian tradisi lokal Gorontalo dalam buku ini lebih memastikan bahwa falsafah Gorontalo tersebut bersifat implementatif dan aktual.

Buku ini ditulis dengan membahas kedua kategori tradisi di Gorontalo dengan fokus penemuan makna filosofis, nilai-nilai pendidikan moral, dan makna normatif, serta relasi gender.

ISLAM DAN BUDAYA LOKAL Deskripsi Tradisi Masyarakat Kabupaten Nunukan

Judul : ISLAM DAN BUDAYA LOKAL Deskripsi Tradisi Masyarakat Kabupaten Nunukan Penulis : Eko Nani Fitriono, S.Th.I., M.P.I., Nur Halisa, Mega Kaswajeng, Satriani, Ana, Ade Irma Suryani, Arminda Purnama, Fadhil Edryansyah, Mustainah, Armansyah, Dewi Surya Ningsih, Dini Suryani, Gina Musliyati M., Gunatang, Nira Siti Nurazizah, Hardin, Hariyani, Jumiati, Nur Anisa, Suryani, Nurman Iskandar, Rahmania Safitri, Nurfitriani Ibrahim Ukuran : 15,5 x 23 cm Tebal : 145 Halaman No ISBN : 978-623-6233-73-3 Kabupaten Nunukan terletak di perbatasan paling utara Indonesia. Daerah ini berbatasan langsung dengan Negara Malaysia. Sebagai tempat transit, Kabupaten Nunukan dihuni oleh penduduk asli dan pendatang yang datang dari berbagai pulau yang ada di Indonesia, seperti pulau Jawa dan Sulawesi, maka tidak heran dari masyarakat yang heterogen tersebut lahirnya budaya yang beragam. Berbagai tradisi dan budaya masyarakat Nunukan, mulai dari tradisi yang berkaitan dengan etika, pernikahan, akulturasi budaya lokal dan Islam, serta ritual lainnya yang dipaparkan dalam bingkai Islam dapat pembaca temukan dalam buku ini. Buku kolaborasi tulisan dosen dan mahasiswa STIT Ibnu Khaldun Nunukan ini menjadi tulisan yang menarik untuk dibaca dalam upaya memahami budaya yang hidup dan berkembang di Kabupaten Nunukan dengan berbagai latar belakang masyarakatnya yang heterogen.

Judul : ISLAM DAN BUDAYA LOKAL Deskripsi Tradisi Masyarakat Kabupaten Nunukan Penulis : Eko Nani Fitriono, S.Th.I., M.P.I., Nur Halisa, Mega Kaswajeng, Satriani, Ana, Ade Irma Suryani, Arminda Purnama, Fadhil Edryansyah, Mustainah, ...

Menyempurnakan Setengah Agama: Akulturasi Islam dan Budaya Lokal dalam Perkawinan Masyarakat Sulawesi Utara dan Gorontalo

Dalam buku ini, tim penulis akan memberikan pencerahan, serta menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca tentang adat perkawinan yang ada di Sulawesi Utara dan Gorontalo. Walau sekarang dua provinsi, sebelumnya merupakan satu wilayah administrasi. Hanya saja, dalam perkembangan tata kelola pemerintahan, Gorontalo dibentuk menjadi wilayah provinsi tersendiri. Dengan dua provinsi seperti sekarang menggambarkan dua etnisitas yang masing-masing memiliki kekhasan tersendiri.Buku ini memberikan pemahaman secara holistik dan komprehensif tentang akulturasi Islam dengan budaya lokal melalui adat perkawinan. Sistem sosial dan kekerabatan yang dianut oleh masyarakat Indonesia menjadi kekuatan dalam mengelaborasi interaksi sosial dalam masyarakat Sulawesi Utara yang heterogen dan multikultural. Berbeda dengan model kekerabatan masyarakat Gorontalo dimana masyarakatnya homogen dari aspek agama, budaya, dan adat istiadat. Adat istiadat masyarakat Gorontalo terjadi akulturasi agama Islam ke budaya lokal yang dikenal sebagai kota serambi Madinah dengan semboyan “Adat bersendikan syariat-syariat, bersendikan Kitabullah” artinya sistem sosial dan kekerabatan pada masyarakat Gorontalo agama Islam menjadi dasar dalam melakukan interaksi sosial.

Dalam buku ini, tim penulis akan memberikan pencerahan, serta menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca tentang adat perkawinan yang ada di Sulawesi Utara dan Gorontalo.

Beati Tradisi Gorontalo

Menyingkap Ekspresi Islam dalam Budaya Lokal

Sejarah membuktikan, bangsa besar adalah bangsa yang mampu menjaga dan melestarikan tradisinya, termasuk tradisi lokal. Hampir di segala penjuru bangsa ini, selalu terdapat tradisi lokal yang mencerminkan semangat spiritual, historitas, dan cita-cita bangsa itu sendiri. Selain itu, tradisi juga memiliki peran sebagai penjaga marwah rakyat, dimana karakter dan moral bangsa dibentuk melalui tradisi. Sebagaimana kita ketahui, budaya dan tradisi tidak selalu lahir dari budaya lokal masyarakat. Selalu terdapat proses akulturasi, asimilasi, maupun inovasi dalam proses integrasi dari dua budaya. Seperti tradisi beati. Tradisi lokal ini merupakan akulturasi budaya Islam dan budaya masyarakat lokal Gorontalo. Beati merupakan upacara kultural-keagamaan dalam memaknai perpindahan siklus kehidupan dari masa anak-anak ke masa remaja. Di dalamnya tercermin suatu wujud kesetiaan terhadap ajaran Islam. Baik dari sisi hukum/fiqih, teologi, dan moral.

Sejarah membuktikan, bangsa besar adalah bangsa yang mampu menjaga dan melestarikan tradisinya, termasuk tradisi lokal.

Argumen Islam Ramah Budaya

Corak Islam di Indonesia sangatlah menarik untuk dibahas. Mengingat adanya proses akulturasi dengan budaya dan tradisi lokal. Akulturasi yang terjadi di Indonesia, antara agama dan budaya akan memperkaya kehidupan dan membuatnya tidak gersang. Atas dasar ini ungkapan Islam adalah agama yang ramah terhadap budaya bukan hanya sebuah kiasan semata. Buku ini tidak hanya menghadirkan sebatas ungkapan bahwa Islam ramah terhadap budaya, melainkan lebih daripada itu. Yakni diuraikan secara detail mengapa Islam ramah terhadap budaya bukan anti terhadap budaya, mengapa Islam tidak melarang budaya yang berseberangan dengannya secara revolusioner, tetapi secara evolusi dan gradual. Didasarkan atas kajian yang mendalam dengan didukung literatur yang komprehensif, membuat kehadiran buku ini layak untuk dijadikan referensi. Kehadiran buku ini tidak hanya dikhususkan pada kalangan tertentu, namun juga dapat dibaca oleh siapa pun.

Corak Islam di Indonesia sangatlah menarik untuk dibahas.

Apa peran pemerintah subnasional dalam Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional?

Antara retorika dan praktik di negara-negara REDD+

Poin-poin kunci Penelitian dan praktik banyak memberikan penekanan pada peran transformatif yang dimainkan pemerintah subnasional (sub-national governments/SNGs) dalam aksi perubahan iklim. Kontribusi yang ditetapkan secara nasional (Nationally Determined Contributions/NDCs) bukan merupakan cetak biru untuk implementasi, namun ini memberikan gambaran tentang sejumlah prioritas yang berpotensi. Saat ini, peran SNGs kebanyakan masih terbatas: dari 60 negara REDD+, hanya 14 yang secara eksplisit menyebutkan peran SNGs dalam mitigasi, dan hanya 4 yang memberikan SNGs peran terkait pembuatan keputusan. Kegagalan memberikan peran yang lebih spesifik kepada SNGs bisa terbukti menjadi sesuatu yang tidak berpandangan jauh ke depan mengingat perubahan iklim adalah permasalahan global, namun solusi-solusi seperti REDD+ perlu diimplementasikan secara lokal dan yurisdiksional, dan oleh karenanya membutuhkan masukan lokal. Faktor-faktor yang akan mempengaruhi realisasi peran yang ditugaskan kepada SNGs dalam NDCs termasuk: niat politik terkait desentralisasi; dana yang dibutuhkan oleh para para pihak untuk mencapai target mereka; kapasitas SNGs; dan kebutuhan untuk menyelaraskan prioritas pembangunan subnasional dengan nasional.

Poin-poin kunci Penelitian dan praktik banyak memberikan penekanan pada peran transformatif yang dimainkan pemerintah subnasional (sub-national governments/SNGs) dalam aksi perubahan iklim.