Sebanyak 258 item atau buku ditemukan

Dasar-Dasar Manajemen (Konsep dan Teori)

Buku ini berjudul Dasar-Dasar Manajemen (Konsep dan Teori) menyajikan pengetahuan mengenai konsep dan teori tentang manajemen secara lengkap, dan disajikan dalam lima belas bab. Kehadiran buku ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Buku ini merupakan ide dari para penulis yang dituangkan dalam bentuk book chapter. Karya ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari isi materi maupun teknik penyusunannya. Dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan saran dan masukan dari para pembaca demi penyempurnaan karya selanjutnya.

Aliran Manajemen Modern Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. ... Pendekatan sistem anggota manajer bagaimana cara memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian 27 EVOLUASI TEORI MANAJEMEN.

MODUL PELATIHAN LITERASI MEDIA MELAWAN UJARAN KEBENCIAN DAN BERITA BOHONG

Dalam Laporan We Are Social (2019), terdapat data menarik, bahwa 150 juta penduduk, dari 268.2 juta penduduk,atau 56% penduduk Indonesia adalah pengguna internet, dengan peningkatan pengguna sebesar 13% pertahun, dengan 79% pengguna internet mengakses layanan data setiap hari. Lebih jauh, dari 150 juta pengguna internet, 130 juta orang adalah pengguna aktif media sosial. Tentu kita bisa berdebat panjang soal keakuratan data, mengingat realitas lapangan bahwa satu orang penduduk boleh jadi memiliki lebih dari satu nomor seluler yang aktif, namun satu hal yang tidak dapat disangkal: Indonesia adalah negara yang sangat aktif dalam hal media sosial. Di sisi lain, banyak kajian pula yang menyatakan pergeseran tren untuk memperoleh dari media luar jaringan (TV, koran, tabloid, dll) ke media dalam jaringan (media online). Laporan AC Nielsen (2017) menarik untuk dicermati. Dalam laporan tersebut, dikatakan bahwa meski TV masih mendominasi, namun media massa dalam jaringan menempati posisi kedua (44%), disusul oleh radio (37%), koran (7%), dan majalah (3%). Data ini kian menarik, terutama ketika pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya menyongsong era bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak ketimbang jumlah penduduk non produktif. Artinya, Indonesia saat ini mulai dan sedang “dikuasai” oleh para millenials dan generasi Z. Persoalannya, bagaimana kita menyikapi media, baik media massa maupun media sosial? Bagaimana para penikmat media ini, generasi X, Millenials, dan generasi Z, menikmati media? Apakah mereka hanya sebagai penikmat tanpa sedikitpun memahami kompleksitas media? Atau apakah mereka, dengan seluruh privilege yang mereka miliki sebagai netizen, mampu memahami dan menyaring seluruh informasi yang mereka terima? Modul yang anda pegang saat ini adalah sebuah upaya untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan tersebut. Modul ini didesain untuk mengeksplorasi pemahaman peserta, yang tidak lain adalah netizen yang aktif secara penuh di media sosial, penikmat media, atau bahkan berkecimpung dalam dunia jurnalistik, terutama jurnalisme kampus dan komunitas. Diawali dengan sebuah gagasan sederhana, bahwa netizen tidak boleh lagi hanya menjadi penikmat media, melainkan harus menjadi aktor dari media itu sendiri, maka modul ini disusun. Modul pelatihan ini didesain secara penuh, dengan sepuluh sesi yang saling berkaitan satu sama lain, menjadikan modul ini sangat praktikal sekaligus penuh dengan pemahaman teoritik. Untuk memahami kompleksitas masalah media, tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu hadirnya modul ini. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada International Republican Institute (IRI) yang telah memungkinkan penerbitan modul ini, kepada seluruh anggota Task Force Jawa Barat yang telah memberikan saran dan masukan, sahabat-sahabat di Aliansi Jurnalis Independen Jawa Barat, Mubadalah, Institut Studi Islam Fahmina, dan sahabat lain yang telah membantu dalam pengayaan konten modul. Tentu saja modul ini masih jauh dari kesempurnaan, itu sebabnya, kepada seluruh pihak yang akan mempergunakan modul ini, kami mohon agar berkenan memberikan umpan balik ke Sekretariat Droupadi, harapannya agar modul ini dapat terus dikembangkan dan disesuaikan dengan realitas yang terus bergerak dan berkembang di masyarakat. Terima kasih

Dalam Laporan We Are Social (2019), terdapat data menarik, bahwa 150 juta penduduk, dari 268.2 juta penduduk,atau 56% penduduk Indonesia adalah pengguna internet, dengan peningkatan pengguna sebesar 13% pertahun, dengan 79% pengguna ...

PENGANTAR EKONOMI SYARIAH (SEBUAH TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIS)

Perkembangan ilmu ekonomi saat ini tidak hanya dipengaruhi oleh konsep ekonomi kapitalis (liberal) dan ekonomi sosialis. Terdapat beberapa konsep pemikiran yang turut memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu ekonomi saat ini, salah satunya adalah ekonomi syariah. Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah atau sistem ekonomi koperasi berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara kesejahteraan (Welfare State). Berbeda dari sistem kapitalisme, sistem Ekonomi Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu, ekonomi dalam kacamata Islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi dalam etika dan moral syariah islam. ekonomi syariah juga merupakan penerapan konsep-konsep Al-quran dan hadis, baik langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan ekonomi. paradigma utama dalam ekonomi syariah bersumber dari Al-quran dan hadis. Dua sumber tersebut tidak bisa diparalelkan dengan prinsip dasar ekonomi kapitalis dan ekonomi sosialis. Ekonomi syariah mempunyai sifat dasar sebagai ekonomi rabbani dan insani. Dikatakan sebagai ekonomi rabbani karena sarat dengan arahan dan nilai ilahiah. Oleh sebab itu buku ini hadir kehadapan sidang pembaca sebagai bagian dari upaya diskusi sekaligus dalam rangka melengkapi khazanah keilmuan dibidang Ekonomi syariah, sehingga buku ini sangat cocok untuk dijadikan bahan acuan bagi kalangan intelektual dilingkungan perguruan tinggi ataupun praktisi yang berkecimpung langsung dibidang Ekonomi syariah.

Selain itu, ekonomi dalam kacamata Islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi dalam etika dan moral syariah islam. ekonomi syariah juga merupakan penerapan konsep-konsep Al-quran dan ...

Perilaku Konsumen Kepariwisataan

Perilaku konsumen adalah topik utama pemasaran karena pilihan dan konsumsi produk adalah kunci untuk pemahaman yang lebih baik tentang manusia dan untuk mempertahankan kesuksesan bisnis terlepas dari profil industrinya. Studi tentang perilaku konsumen menyentuh hampir setiap aspek kehidupan. Saat menggosok gigi dan menggunakan odol dengan merek tertentu, makan roti merek tertentu, membeli laptop merek tertentu dan seterusnya. Tindakan membeli suatu produk, bagaimana memandang sebuah iklan, bagiamana sikap kita dibentuk oleh iklan, bagaikana kita membuat keputusan dan faktor apa yang memengaruhi keputusan tersebut, bagaimana kita menggunakan atau tidak menggunakan produk tersebut adalah bagian dari kegiatan sehari-hari tentang perilaku konsumen. Buku ini menguraikan secara sistematis tentang: Bab 1 Pengantar Perilaku Konsumen Kepariwisataan Bab 2 Memahami Konsumen dan berbagai Karakteristiknya Bab 3 Pengaruh Pola Pengeluaran pada Pembelian Konsumen Bab 4 Distribusi pada Pembelian Konsumen Bab 5 Analisis Perilaku Konsumen dan Berbagai Karakteristiknya Bab 6 Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Pembeli Bab 7 Tindakan/Stratifikasi Konsumen Bab 8 Karakteristik Wisatawan Bab 9 Pertumbuhan dan Perilaku Wisatawan Baru Bab 10 Analisis Karakteristik Wisatawan Geografis, Demografis, Fisiografis Bab 11 Pengaruh Perkembangan Ipteks terhadap Perilaku Membeli Wisatawan Bab 12 Pengaruh Kebudayaan, Kelas Sosial, dan Faktor Psikologis terhadap Perilaku Pembeli Bab 13 Analisis Pasar Wisatawan dan Isu-isu dalam Perilaku Konsumen serta Pelayanan Konsumen Bab 14 Teori Harapan Konsumen dan Penangangan Keluhan Konsumen

Buku ini menguraikan secara sistematis tentang: Bab 1 Pengantar Perilaku Konsumen Kepariwisataan Bab 2 Memahami Konsumen dan berbagai Karakteristiknya Bab 3 Pengaruh Pola Pengeluaran pada Pembelian Konsumen Bab 4 Distribusi pada Pembelian ...

ISLAM DAN BUDAYA LOKAL Deskripsi Tradisi Masyarakat Kabupaten Nunukan

Judul : ISLAM DAN BUDAYA LOKAL Deskripsi Tradisi Masyarakat Kabupaten Nunukan Penulis : Eko Nani Fitriono, S.Th.I., M.P.I., Nur Halisa, Mega Kaswajeng, Satriani, Ana, Ade Irma Suryani, Arminda Purnama, Fadhil Edryansyah, Mustainah, Armansyah, Dewi Surya Ningsih, Dini Suryani, Gina Musliyati M., Gunatang, Nira Siti Nurazizah, Hardin, Hariyani, Jumiati, Nur Anisa, Suryani, Nurman Iskandar, Rahmania Safitri, Nurfitriani Ibrahim Ukuran : 15,5 x 23 cm Tebal : 145 Halaman No ISBN : 978-623-6233-73-3 Kabupaten Nunukan terletak di perbatasan paling utara Indonesia. Daerah ini berbatasan langsung dengan Negara Malaysia. Sebagai tempat transit, Kabupaten Nunukan dihuni oleh penduduk asli dan pendatang yang datang dari berbagai pulau yang ada di Indonesia, seperti pulau Jawa dan Sulawesi, maka tidak heran dari masyarakat yang heterogen tersebut lahirnya budaya yang beragam. Berbagai tradisi dan budaya masyarakat Nunukan, mulai dari tradisi yang berkaitan dengan etika, pernikahan, akulturasi budaya lokal dan Islam, serta ritual lainnya yang dipaparkan dalam bingkai Islam dapat pembaca temukan dalam buku ini. Buku kolaborasi tulisan dosen dan mahasiswa STIT Ibnu Khaldun Nunukan ini menjadi tulisan yang menarik untuk dibaca dalam upaya memahami budaya yang hidup dan berkembang di Kabupaten Nunukan dengan berbagai latar belakang masyarakatnya yang heterogen.

Judul : ISLAM DAN BUDAYA LOKAL Deskripsi Tradisi Masyarakat Kabupaten Nunukan Penulis : Eko Nani Fitriono, S.Th.I., M.P.I., Nur Halisa, Mega Kaswajeng, Satriani, Ana, Ade Irma Suryani, Arminda Purnama, Fadhil Edryansyah, Mustainah, ...

Pandemi Covid-19: Kapitalisme dan Sosialisme

Kemunculan wabah Corona dan wabah lain sebetulnya tidak bisa dilepaskan dari cara manusia memenuhi kebutuhan hidupnya saat ini—yang berbeda dibandingkan empat abad lalu. Kami akan mengulas bagaimana sistem produksi kapitalis saat ini membentuk dan mempersering kedatangan wabah: entah itu yang menjadi endemi, epidemi, ataupun pandemi. Lantas, bagaimanakah cara kita memenuhi kebutuhan hidup selama ini? Bagaimana sistem kapitalisme yang disebut-sebut itu, merusak hubungan sosial dan lingkungan kita? Bagaimanakah ia memproduksi wabah, dan apa yang harus kita lakukan? Buku saku ini dengan ringkas akan mendiskusikannya. ________________________________________________________________________________________________________________ “Buku saku yang ada di tangan pembaca ini memang bukan tulisan yang isinya menjelaskan bagaimana nilai-nilai kultural berbeda terbina di negara-negara eksperimen sosialis dan negara-negara kapitalis. Meski demikian, buku ini bisa menjadi langkah pertama ke arah itu ketika mencoba menautkan realitas sistem ekonomi-politik kapitalistik dengan wabah di satu sisi, dan menawarkan apa yang harus kita perbuat tatkala wabah merajalela. Kerusakan ekologis yang akarnya persis ada di dalam logika kapital untuk menjadikan semua sumber daya, alam maupun manusia, sebagai tunggangan belaka menangguk laba demi akumulasi tiada henti, menurut penulis buku ini, tidak bisa dibereskan dengan sekadar dengan memperbaiki tampilan-tampilan sistem ekonomi eksploitatif ini. kapitalisme itu ibarat bangunan yang tampak kokoh padahal rapuh pondasinya. Perbaikan fasad, warna tembok, jendela, atau bentuk genteng, tidak akan menjadikannya sistem ramah lingkungan dan lebih peduli kemanusiaan. Sistem ini harus dibongkar di pondasinya, dan pembongkaran pondasi berarti meruntuhkan bangunannya sekaligus. Tak ada cara lain.” Dede Mulyanto, Pengajar di Departemen Antropologi FISIP Universitas Padjajaran dan Editor Indoprogress.

Kemunculan wabah Corona dan wabah lain sebetulnya tidak bisa dilepaskan dari cara manusia memenuhi kebutuhan hidupnya saat ini—yang berbeda dibandingkan empat abad lalu.

Kontribusi Landasan Pendidikan dalam Aspek Humas Pendidikan

RINGKASAN Fungsi manajemen humas pendidikan sudah selayaknya di rekonstruksi untuk dapat beradaptasi di era Society 5.0. Di satu sisi untuk merespon persaingan antar lembaga pendidikan sedangkan di sisi lain untuk mempercepat akses teknologi dan informasi dalam menjalankan fungsi strategisnya. Fungsi manajemen humas pendidikan dalam memberikan pelayanan terbaik merupakan wujud perhatian serta responsif terhadap persaingan antar lembaga di era Society 5.0. Fungsi manajemen humas pendidikan tidak optimal apabila informasi melalui teknologi belum tepat sasaran. Sasaran yang dimaksud adalah masyarakat selaku stake holder. Selanjutnya, dukungan pihak eksternal lembaga terhadap program humas pendidikan dapat terjadi apabila informasi yang disampaikan komprehensif berkaitan dengan kemajuan dan prestasi peserta didiknya, baik terkait dengan kurikulum maupun proses pembelajaran. Di sisi lain, fungsi manajemen humas pendidikan memiliki peran penting untuk lembaga pendidikan. Manajemen humas pendidikan hendaknya dapat berkolaborasi dalam membangun hubungan yang harmonis antara lembaga dengan masyarakat. Fungsi manajemen humas pendidikan dalam lembaga adalah untuk mendukung upaya pembinaan hubungan yang selaras dan timbal balik agar diperoleh pemahaman dan penerimaan yang memadai baik lembaga maupun masyarakat. Sudah selayaknya manajemen humas pendidikan tidak dipandang sebagai fungsi teknis dan media hubung melainkan pada fungsi strategis. Teknologi dan informasi yang dikelola humas pendidikan merupakan hal mendasar sejajar dengan manajemen lembaga. Meskipun praktiknya masih ditemukan beragam fungsi humas, yakni government relations, community relations, media relations. Lembaga pendidikan dengan menempatkan fungsi manajemen humasnya sebagai fungsi strategis selanjutnya dapat beradaptasi dan responsif terhadap kebutuhan zaman. Ditengah pesatnya gempuran teknologi dan informasi melahirkan masyarakat baru yakni masyarakat teknologi dan masyarakat informasi. Masyarakat ini dikelompokkan sebagai masyarakat yang kritis terhadap terpaan informasi melalui teknologi yang mudah diakses. Masyarakat ini bukan lagi masyarakat pasif yang mudah dipengaruhi oleh informasi yang tidak berdasarkan data. Perubahan masyarakat ini sudah seharusnya direspon cepat oleh lembaga dalam menempatkan fungsi manajemen humasnya sebagai fungsi strategis. Oleh karena itu, fungsi manajemen humas pendidikan dapat optimal dalam menjalankan perannya di lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai agen perubahan dalam mencetak generasi bangsa memiliki posisi sentral dalam pengembangan kualitas generasi muda. Lembaga pendidikan yang terhubung langsung kepada masyarakat baik internal maupun eksternal merupakan jembatan penghubung antara lembaga pendidikan dengan masyarakatnya. Humas pendidikan merupakan garda depan dalam menjaga reputasi sebuah lembaga pendidikan. Optimalisasi humas pendidikan dalam peran strategisnya akan memberikan dampak signifikan terhadap capaian tujuan. Tentunya tujuan ini dapat terwujud melalui dukungan dari manajemen pendidikan dalam memberikan kesempatan dan wewenang penuh kepada humas pendidikan dalam menjalankan langkah strategisnya. Penempatan humas pendidikan dalam struktur manajemen memberikan deskripsi objektif tentang urgensi dari keberadaan fungsi ini. Penempatan posisi ini juga menentukan keefektifan dalam menerapkan program kerja humas pendidikan ke ranah strategis. Tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat teknologi dan informasi menjadi keniscayaan humas pendidikan untuk dapat beradaptasi dengan cepat. Fungsi manajemen humas tidak dapat berjalan secara optimal diantaranya karena fungsi dan perannya tidak terintegratif ke tingkat pimpinan manajemen puncak atau top management sebagai pengambil keputusan secara strategis. Beberapa fungsi manajemen humas pendidikan telah diuraikan. Pertama, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi manajemen dalam menentukan kebutuhan dan sikap masyarakat, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi harmonisasi lembaga pendidikan dengan masyarakat, dan fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi merencanakan serta melaksanakan program kerja untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat. Kedua, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi teknisi komunikasi, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi expert prescriber dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi fasilitator komunikasi untuk memastikan berjalannya komunikasi dua arah antara lembaga pendidikan dengan masyarakat, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi fasilitator proses pemecah masalah dengan berkoordinasi dengan manajamen lembaga pendidikan secara strategis. Ketiga, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi internal dalam membangun dan mempertahankan hubungan kondusif antara manajer pendidikan dan masyarakat lembaga pendidikan, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi publisitas yakni ketersediaan informasi humas pendidikan untuk diinformasikan melalui media internal maupun eksternal, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi advertising yakni untuk menjangkau masyarakat luas, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai opini postif, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi public affairs yakni membangun dan mempertahankan hubungan dalam hal kebijakan publik, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi lobbying yakni menjalin dan memelihara hubungan dalam hal undang-undang dan regulasi yang sudah ditetapkan, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi manajemen isu yakni proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan publik, dan fungsi humas pendidikan sebagai fungsi hubungan investor yakni membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dengan stake holeder dalam hal optimalisasi minat masyarakat. Rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan perlu dilakukan terutama dalam merespon era Society 5.0. Konteks rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan, adaptasi serta akulturasi yang terdapat pada konsepsi Society 5.0. Adapun beberapa definisi tentang Society 5.0 telah diuraikan. Pertama, Society 5.0 menempatkan manusia sebagai pusat inovasi dan pengintegrasian teknologi dalam meningkatkan kualitas hidup, tanggung jawab sosial yang berkelanjutan. Kedua, Society 5.0 merespon evolusi teknologi, informasi dan komunikasi yang membawa perubahan secara drastis dalam menciptakan nilai-nilai baru dan menjadi pilar kebijakan industry di berbagai Negara. Setidaknya ada lima hal yang ditawarkan dalam konsepsi Society 5.0, yakni (a) transformasi digital, (b) tantangan yang dihadapi, (c) masyarakat 5.0, (d) peningkatan masyarakat 5.0, dan (e) inisiatif industri. Tujuan ditawarkan lima konsepsi dalam Society 5.0 di atas adalah untuk mewujudkan masyarakat yang menikmati hidup sepenuhnya. Fokus utama Society 5.0 yakni kepada masyarakat dalam menggunakan teknologi untuk pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi. Ketiga, Society 5.0 menempatkan masyarakat sebagai pusat keseimbangan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan sistem integrasi dunia maya dan dunia nyata. Tujuan dari Society 5.0 adalah mewujudkan masyarakat dimana manusia benar-benar menikmati hidup dan merasa nyaman. Keempat, Society 5.0 menempatkan masyarakat sebagai fokus kepentingan dan kenyamanan dalam menggunakan teknologi canggih, IoT (Internet of Things), robot, dan kecerdasan buatan (AI), Augmented Reality (AR) secara aktif dalam kehidupan, industry, perawatan kesehatan dan bidang lain. Kelima, Society 5.0 merupakan pengembangan dari konsep 4.0 dengan memerhatikan aspek sosial yang relevan beserta tantangannya dengan fokus kepada masyarakat untuk berinovasi dalam merespon transformasi teknologi berdasarkan kaidah-kaidah kemanusiaan. Uraian definisi Society 5.0 di atas mengarah pada pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan sosial yang dapat dirasakan oleh manusia dan mewujudkan menusia lebih bahagia. Rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan di era Society 5.0 lebih pada merespon persaingan antar lembaga pendidikan dan untuk mempercepat akses teknologi dan informasi dalam menjalankan fungsi strategisnya. Artikel ini yang kemudian menjadi landas pacu untuk menjelaskan tujuan bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan dalam rekonstruksi fungsi humas pendidikan di era Society 5.0.

RINGKASAN Fungsi manajemen humas pendidikan sudah selayaknya di rekonstruksi untuk dapat beradaptasi di era Society 5.0.

Sejarah Pemikiran Ekonomi: Pemikiran dan Perkembangan

Sejarah pemikiran ekonomi berkaitan dengan pemikiran dan teori yang berbeda dalam subjek ekonomi, dari dunia dulu hingga saat ini. Ini mencakup banyak aliran pemikiran ekonomi yang berbeda. Pemikiran sejarah ekonomi berkaitan dengan asal mula dan perkembangan ide-ide ekonomi. Sejarah pemikiran ekonomi meliputi doktrin dan generalisasi dari berbagai pemikir yang berhubungan dengan fenomena ekonomi kehidupan kita. Ia mengalami banyak evolusi dengan kontribusi khusus dari berbagai pemikir yang berdampak besar pada pemikiran ekonomi masa depan. Untuk membahas pemikiran dan perkembangan terkait dengan sejarah pemikiran ekonomi secara komprehensif maka buku ini disusun menjadi 10 bab yaitu: Sejarah Pemikiran Ekonomi Ilmu Ekonomi Pra Klasik: Ilmu Ekonomi Purba dan Merkantilisme Ekonomi Klasik (Adam Smith) Ekonomi Klasik (Bentham dan Malthus) Ekonomi Sosialis (Karl Marx) Ekonomi Keynesian Ekonomi Kelembagaan Pemikiran ekonomi sosialis Perkembangan Ekonomi Kelembagaan Perkembangan pemikiran ekonomi dan kontroversi

... di mana hubungan keduanya ditandai dengan perubahan teknologi akan mendorong perubahan kelembagaan seremonial. ... Perkembangan Ekonomi Kelembagaan di Indonesia tidak terlepas dari peran serta industri perbankan, ...

Ilmu Manajemen Pemasaran: Analisis dan Strategi

Ilmu Manajemen Pemasaran merupakan salah satu bidang ilmu yang terus berkembang dari masa ke masa. Hal ini diakibatkan karena lingkungan bisnis dan preferensi konsumen yang sering kali berubah sepanjang waktu serta persaingan organisasi yang semakin serius. Dalam perkembangannya, lingkup pemasaran mencakup beraneka aspek dan konteks. Setiap organisasi baik yang berorientasi laba maupun nirlaba mengadopsi prinsip dan teori pemasaran dalam menjalankan bisnisnya. Oleh karena itu, teori dan praktik pemasaran menjadi krusial dalam menunjang kesuksesan setiap organisasi tersebut. Dalam buku ini membahas mengenai konsep dasar manajemen pemasaran, marketing mix sampai pemanfaatan pemasaran digital bagi UMKM. Buku ini terdiri dari 15 (lima belas) bab, yaitu: Bab 1 Konsep Dasar Manajemen Pemasaran Bab 2 Konsep Marketing Mix 4P dan 7P Bab 3 Riset Pemasaran Bab 4 Analisis Pasar Konsumen Bab 5 Analisis Lingkungan Pemasaran Bab 6 Sistem Informasi Pemasaran Bab 7 Pasar Bisnis Dan Perilaku Pembelian Bisnis Bab 8 Menciptakan Keunggulan Bersaing Dan Pasar Global Bab 9 Segmen Dan Target Pasar Bab 10 Ekuitas Merek Bab 11 Strategi Bersaing Dalam Pemasaran Bab 12 Strategi Penetapan Harga Produk Bab 13 Strategi Promosi Dan Distribusi Produk Bab 14 Etika Pemasaran Dan Tanggung Jawab Sosial Bab 15 Pemanfaatan Pemasaran Digital Bagi UMKM

Ilmu Manajemen Pemasaran merupakan salah satu bidang ilmu yang terus berkembang dari masa ke masa.