Sebanyak 93 item atau buku ditemukan

Kepak Sayap Bahasa: Kata, Makna, dan Ruang Budaya

Kepak Sayap Bahasa: Kata, Makna, dan Ruang Budaya merupakan kumpulan esai yang mengangkat pernak-pernik kebahasaan yang “berkeliaran” mengelilingi kehidupan manusia Indonesia. Persoalan bahasa memang penuh warna dan lika-liku, meski kadangkala diabaikan tetapi terkadang membahana dengan letusan yang dahsyat. Bahasa itu universal, tetapi unik dan klasik. Berbeda dengan warisan budaya lainnya yang diturunkan nenek moyang kepada generasi penerusnya, bahasa bersifat lebih dinamis, fleksibel, dan senantiasa berkembang. Bahasa memiliki daya pragmatik yang memperlihatkan keistimewaannya sebagai kekayaan intelektual manusia. Esai “Kritik dan Humor” mengulas kemahiran segelintir orang yang mengkritik dalam canda atau bergurau yang memuat hujah. Esai “Majas”, “Metafora Celana Tak Berpisak”, “Semiotika Melayu” dan “Sejuta Kata” membicarakan kekuatan bahasa sebagai intelektualitas manusia dalam berinteraksi. Pernik bahasa lain yang cukup unik turut terungkap dalam buku ini seperti masalah pemaknaan unsur serapan dari bahasa asing yang melenceng dari makna sebenarnya dalam bahasa sumber, perbedaan makna sebuah kata dalam kelompok etnis yang berbeda di Indonesia, kata-kata yang mengalami “pelencengan” tetapi masif digunakan, penggunaan akronim yang adakalanya terkesan sesuka hati tetapi viral, dan salah kaprah dalam penamaan mamalia laut. Beberapa peristiwa kebahasaan yang sempat fenomenal di Indonesia ditulis dalam esai yang berjudul “Dilan 1990”, “Hoaks”, “Gado-Gado di Belanda”, “Endemi, Epidemi, dan Pandemi”, ““Berwisata” ke Rumah Sakit”, dan “Bahasa Asing di Ruang Publik: Perlukah?” Kefenomenalan ini tidak sebatas karena menghebohkan, tetapi pada beberapa esai lebih ditekankan pada sikap bahasa masyarakat yang cenderung menyukai sesuatu yang berbau “asing”. Kausalitas bahasa dan masyarakat, kaitan bahasa dan identitas, vitalitas bahasa ibu yang terancam punah, dan geliat literasi pada era milenial turut diangkat dalam buku ini. Persoalan bahasa memang terkesan “ringan”, tetapi jangan pernah menganggapnya tidak penting. Sebab, bahasa berkemampuan untuk melambungkan dan juga menenggelamkan. Paradoksal natural yang terjadi tanpa prediksi.

... (2) lingkungan pergaulan yang semakin majemuk, multisuku, multibudaya, dan multibahasa; (3) perkawinan antarsuku; (4) pemeliharaan identitas etnik tanpa menggunakan bahasa daerah; (5) migrasi penduduk asli ke luar 149 Kepak Sayap ...

Optimalisasi Kebijakan Penerimaan Daerah

Buku dengan judul Optimalisasi Kebijakan Penerimaan Daerah, dilatarbelakangi oleh harapan adanya kemandirian fiskal bagi daerah melalui penggalian sumber pendanaan yang ada, sesuai dengan potensi dan keadaan daerah masing-masing agar dapat meningkatkan pendapatan asli daerah untuk membiayai rumah tangganya sendiri. Saat ini pajak daerah, sebagai salah satu sumber pendanaan bagi daerah, secara rata-rata nasional masih belum mampu memberikan kontribusinya yang besar bagi pembentukan pendapatan asli daerah. Untuk itu masih diperlukan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah dalam rangka mengoptimalkan penerimaan daerah. Selanjutnya pengelolaan keuangan, yang salah satunya bersumber dari pajak daerah, harus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi mulai dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Buku dengan judul Optimalisasi Kebijakan Penerimaan Daerah, dilatarbelakangi oleh harapan adanya kemandirian fiskal bagi daerah melalui penggalian sumber pendanaan yang ada, sesuai dengan potensi dan keadaan daerah masing-masing agar dapat ...

Kebijakan dan Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dalam Pembangunan Nasional

Buku bunga rampai ini menarik karena bukan saja mengupas perkembangan permasalahan, kebijakan dan strategi PAD tetapi juga bagaimana kapasitas daerah dikaitkan dengan capaian pembangunan regional. Selain itu juga, buku ini mengungkapkan hasil penelitian lapangan yang telah dilakukan pada tahun 2016, di mana Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung dan Kota Tangerang dijadikan sebagai lokus dan fokus pembahasan. Hasil penelitian menemukan bahwa memasuki tahun ke-17 penerapan otonomi daerah di Indonesia, permasalahan yang dihadapi dalam peningkatan PAD relatif masih sama. Umumnya pemerintah daerah belum mampu mengidentifikasi potensi sumber pendapatannya dan sebagian besar daerah masih belum dapat mengoptimalkan penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, atau bahkan penerimaan dari hasil kekayaan daerah yang dipisahkan. Selain itu, daerah juga menganggap rendahnya PAD sebagai akibat dari ruang gerak daerah yang terbatas, sementara potensi pendapatan pajak yang besar masih diatur oleh pusat, seperti Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai. Terakhir, kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM), baik dalam kuantitas maupun kualitas dirasakan belum optimal. Buku ini mencoba mengulas beberapa kebijakan dan strategi yang dapat dilakukan daerah untuk mengatasnya.

Buku bunga rampai ini menarik karena bukan saja mengupas perkembangan permasalahan, kebijakan dan strategi PAD tetapi juga bagaimana kapasitas daerah dikaitkan dengan capaian pembangunan regional.

Kekuasaan - Sebuah Analisis Sosial dan Politik

Tesis Bertrand Russell dalam buku ini sangat menarik, bahwa jika energi merupakan konsep dasar gerak benda-benda dalam ilmu fisika, maka konsep dasar dalam gerak ilmu-ilmu sosial adalah KEKUASAAN dan bagaimana membaca pola-polanya. Sebab energi menggerakkan benda-benda, sementara kekuasaan menggerakkan interaksi dan perilaku manusia. Kekuasaan dan bagaimana merebutnya lalu menjadi perkara politik. Dan partai politik adalah sarana yang dimungkinkan oleh demokrasi dalam Pemilu untuk merebut kekuasaan itu untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan negara yang dihasilkan. Sementara hukum memberikan aturan-aturan bagaimana cara merebut kekuasaan itu secara sah, legitim dan beradab. Buku Russel ini, meski terbit sudah sejak tahun 1938, namun analisisnya tetap merupakan salah satu yang paling komprehensif tentang apa itu Kekuasaan dan dinamikanya sejak zaman Yunani, Romawi, hingga abad ke-20; bagaimana merebutnya yang tampak dalam bentuk-bentuk kekuasaan yang wajib kita cermati, adakah itu etika kekuasaan, dan bagaimana menjinakkan kekuasaan dalam dialektikanya yang terus menerus (ketegangan abadi) dengan hukum. Kepada mereka yang menggumuli ilmu-ilmu politik, hukum, ekonomi, pemerintahan, militer, psikologi massa, filsafat, maupun praktisi dilapangan, buku lama yang "hidup kembali" ini layak menjadi rujukan.

Tesis Bertrand Russell dalam buku ini sangat menarik, bahwa jika energi merupakan konsep dasar gerak benda-benda dalam ilmu fisika, maka konsep dasar dalam gerak ilmu-ilmu sosial adalah KEKUASAAN dan bagaimana membaca pola-polanya.

Penanganan COVID-19 Dalam Perspektif Politik

Pandemi Covid-19 merupakan momen penting dalam sejarah umat manusia di abad ini. Berawal dari Wuhan-Tiongkok di penghujung tahun 2019, virus ini telah menyebar ke seluruh benua. Dunia seolah tergagap, namun dampak pandemi yang sedemikian luas di segala aspek kehidupan ini harus segera disikapi. Pandemi Covid-19 tak lagi semata masalah kesehatan, tapi ia membuka mata akan dampak sosial, ekonomi, dan politik yang begitu luas dari sebuah isu kesehatan publik. Buku ini hadir sebagai refleksi dan wujud kontribusi pikiran dari peneliti Pusat Penelitian Politik LIPI akan momentum pandemi yang menjadi catatan penting dalam sejarah peradaban manusia. Artikel-artikel pendek yang terkumpul dalam buku ini menunjukkan adanya eskalasi pengaruh dari pandemi Covid-19 yang demikian kompleks, khususnya pada kehidupan sosial-politik. Beragam persoalan politik, baik dalam konteks politik lokal, nasional, maupun internasional tersaji dalam buku ini. Buku ‘Penanganan Covid-19 dalam Perspektif Politik’ menawarkan berbagai solusi implementatif dan konkret yang ditujukan bagi perbaikan kebijakan pemerintah, termasuk pula dorongan kerja sama bilateral dan regional. Bagaimanapun juga, tidak ada satu negara pun yang mampu mengatasi persoalan pandemi ini tanpa kerja sama dengan negara lain.

Pandemi Covid-19 merupakan momen penting dalam sejarah umat manusia di abad ini.

Kebangkitan Etnis Menuju Politik Identitas

Marjinalisasi dan diskriminasi yang dialami sebuah etnis dalam kurun waktu yang sangat lama membuat ikatan emosional etnis semakin erat dan kuat, karena adanya common cause, common goal, and common interest dan akhirnya memunculkan politik identitas, yang merupakan aliran politik dengan melibatkan seseorang atau kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan karakteristik, seperti agama, etnis dan budaya.Konsep tersebut sejalan dengan simpulan dan temuan penelitian ini, yaitu: (1) marjinalisasi dan diskriminasi etnis Dayak di Kalimantan Barat telah menyebabkan ikatan emosional etnis Dayak semakin erat dan kuat, sehingga memunculkan politik identitas etnis Dayak dan membuat lebih mudah dikonsolidasi untuk memilih tokoh dari etnis Dayak sebagai Gubernur; (2) demokrasi dan desentralisasi pada era reformasi merupakan peluang bagi etnis Dayak untuk berkompetisi dengan mencalonkan tokoh dari etnis Dayak sebagai Gubernur; (3) kemenangan tokoh dari etnis Dayak sebagai Gubernur Pada Pilkada Gubernur Kalimantan Barat pada Tahun 2007 telah menggugurkan mindset yang dibentuk oleh kolonial Belanda bahwa Dayak Ulun atau kuli dan oleh Orde Baru bahwa Dayak pemalas serta tidak produktif, sekaligus kemenangan ini telah menyelamatkan dan mengangkat harkat dan martabat etnis Dayak yang selama ini kurang diperhatikan; (4) kenyataan bahwa lembaga politik resmi atau partai politik tidak selamanya mampu menjadi arena perpolitikan yang handal untuk dapat memenangkan kandidat dalam sebuah kompetisi seperti Pilkada; (5) Teori Were (1996) yang mengatakan bahwa partai politik yang representative merupakan wadah dan alat untuk proses konsolidasi, komunikasi, dan kompetisi dalam pemilihan umum, dapat digugurkan oleh munculnya politik identitas yang memenangkan tokoh etnis Dayak pada Pilkada Gubernur Kalimantan Barat tahun 2007. Buku dengan analisis komprehensif ini membawa kita pada kenyataan bahwa partai politik tidak selamanya dan bukan satu-satunya yang dapat diandalkan sebagai wadah atau alat pemenangan Pemilihan Umum. Munculnya politik identitas telah berhasil mengkonsolidasikan etnis Dayak secara emosional untuk memenangkan tokoh Dayak dalam kontestasi politik. Buku Kebangkitan Etnis menuju Pilitik Identitas ini menawarkan referensi bagi kepala Negara (cq. Kementrian dalam negeri) sebagai penentu kebijakan daerah di seluruh Indonesia terutama dalam pembangunan infrastruktur di wilayah pedalaman yang sudah lama terabaikan, pengkaji ilmu politik, peminat studi politik, dan para pemangku kepentingan di bidang politik.

Marjinalisasi dan diskriminasi yang dialami sebuah etnis dalam kurun waktu yang sangat lama membuat ikatan emosional etnis semakin erat dan kuat, karena adanya common cause, common goal, and common interest dan akhirnya memunculkan politik ...

SEJARAH PARIWISATA

Menuju Perkembangan Pariwisata Indonesia

Para pejabat di tingkat provinsi sebaiknya mengajak para ilmuan dan para pemilik biro perjalanan untuk melakukan penelitian lokasi-lokasi baru yang layak dikunjungi oleh wisatawan. Sebab, sebenarnya masih banyak destinasi yang layak diperkenalkan kepada khalayak dalam dan luar negeri, seperti daerah Sumatra Utara, memiliki lokasi perkebunan yang luas dan jenis yang beragam. Bahkan, terdapat satu Museum Perkebunan Indonesia satu-satunya yang didirikan oleh mantan seorang Direksi perkebunan di Sumatra Utara, Sudjai Kartasasmita, dan diresmikan baru-baru ini di Medan tgl. 10 Desember 2016, yang menjadi destinasi ilmiah baru tentang perkebunan sejak dahulu kala hingga balakangan ini. Karena itu, kami mengusulkan dilakukan wisata perkebunan teh, pekebunan karet, perkebunan tembakau, perkebunan. kelapa sawit. Tetunya kami menyarankan agar dibuka juga perkebunan atau taman bunga yang sangat indah yang tentu menarik perhatian para wisatawan.Nederland memiliki taman bunga Keukenhoff di kota kecil Lisse. Taman ini ramai dikunjungi oleh turis asing pada musim panas maupun musim dingin. Bahkan, penduduk pun memiliki rumah-rumah kaca, berukuran 10 x 20 meter untuk ditanami tumbuhan daerah tropis yang bersemi di musim panas. Tentunya, ini sangat menarik untuk dikunjungi.

Menuju Perkembangan Pariwisata Indonesia Bungaran Antonius Simanjuntak, Flores Tanjung, Rosramadhana Nasution ... baik yang sudah maju maupun yang kurang berkembang, memiliki modal pasar pengembangan kepariwisataan Indonesia.

Mengembangkan Kreativitas

Pengalaman Hidup 10 Tokoh Kreativitas Indonesia

Cuplikan pengalaman hidup / Emil Salim Pengalaman hidup dengan kreativitas / S.C. Utami Munandar Pengembangan kreativitas sepanjang masa / Conny Semiawan Kreativitas dalam kehidupan pribadi / Toety Herati Noerhadi Rangsangan, tantangan, dan peluang, kaitannya dengan kreativitas / A.S. Munandar Peran kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat / Boen Setiawan Selalu ada cerah / Ieda Poernomo Sigit Sidi Membangun kedamaian, menjaga keharmonisan, sebuah cerita perjalanan / Drs. Nugroho Pada mulanya adalah gagasan / Bambang Utomo Kreativitas dan pengalaman hidup saya / Seto Mulyadi.

Cuplikan pengalaman hidup / Emil Salim Pengalaman hidup dengan kreativitas / S.C. Utami Munandar Pengembangan kreativitas sepanjang masa / Conny Semiawan Kreativitas dalam kehidupan pribadi / Toety Herati Noerhadi Rangsangan, tantangan, dan ...

Teknik & Etik Profesi TV Presenter

Menjadi TV Presenter yang baik dan menarik tidak mudah. Oleh karena itu, buku ini perlu dibaca dan dipelajari oleh siapa saja yang berminat menjadi TV Presenter yang andal dan profesional. Isinya dapat dijadikan rujukan praktis dan sederhana, karena mengulas berbagai seni dan prinsip dasar bagaimana menjalankan profesi sebagai TV Presenter yang baik dan menarik sehingga apa yang dikomunikasikan dapat dipahami, disukai, dan dipercayai oleh khalayak pemirsa TV. (Prof. Sasa Djuarsa Sendjaja, Ph.D. Guru Besar Ilmu Komunikasi FISIP UI, mantan Ketua KPI Pusat ) Buku Teknik & Etik Profesi TV Presenter hadir pada waktu yang amat tepat. Pertama, karena penulisnya adalah tokoh idola saya dan mungkin idola begitu banyak penonton serta pemirsa Televisi di masa kejayaan TV Publik (TVRI). Artinya, penulis buku menyampaikan pengalaman empirisnya yang benar-benar memesona pada saat itu. Bahkan tidak berlebihan saya menyatakan,kalaupun periode itu dipenuhi stasiun TV komersial seperti sekarang, penampilan Anita Rahman tetap akan menonjol. Jernih suaranya, tepat lantun nadanya, serta terlihat pas (dapat dibaca “etis”) pada setiap kesempatan. Kedua, buku ini memancing perbandingan, antara pengalaman dan hal-hal yang Anita Rahman usulkan, dengan kenyataan bagaimana para Presenter Televisi kita harus membawakan berita atau aneka acara dewasa ini : pada kasus terorisme, musibah tsunami, serangan kampanye negatif pilpres, pelecehan seksual anak dan sebagainya, Ketiga, buku ini diperkaya dengan aturan dan beberapa teori universal, plus kisah-kisah anekdotikal sebagai pelengkap sekaligus membuatnya menjadi mengalir. Terima kasih atas sumbangan signifikan antarmasa ini, yang akan memancing efek heuretik bagi para Presenter TV sekaligus ilmuwan lainnya. (Effendi Gazali, Ph.D., MPS ID, Peneliti Komunikasi Politik, UI dan Visiting Professor di Jeju National University Korea, alumnus Cornell University, NY, USA. & Radboud University, Nijmegen, the Netherlands) Seorang Presenter TV tidak hanya dituntut menguasai teknik presentasi, melainkan juga etik profesi sebagai wujud tanggung jawab kepada publik. Buku yang ditulis praktisi berpengalaman, seperti Ibu Anita Rahman ini patut diapresiasi karena akan memberi pengetahuan dan spirit yang bermanfaat bagi yang sedang dan akan menggeluti dunia Presenter Televisi. (Dr. Dadang Rahmat Hidayat, SH, S.Sos, M.Si. Ketua Departemen Jurnalistik Fikom Unpad, Bandung, mantan Ketua KPI Pusat) Anita Rahman, ikon yang lebih luas dari kotak televisi. Bahkan suaranya, untuk tidak mengatakan tarikan napasnya, dikenali masyarakat. Juga tatapan mata yang memberi garis bawah apa yang disuarakan. Kalau kini “si mata belok”, menurunkan ilmu dalam sebuah buku, itulah yang ditunggu. Sesungguhnya ini tradisi yang baik dari para suhu pertelevisian. (Arswendo Atmowiloto, Pengarang, Pengamat pertelevisian) Dalam profesi apa pun, pemahaman teknik dan etik menjadi hukum besi yang tak bisa ditawar. Apa lagi profesi TV Presenter yang menggunakan ranah publik. Pertanggungjawaban profesinya menjadi berlipat. Buku ini mengurai secara lengkap kedua dimensi tersebut. Contoh praktis dari pengalaman penulis yang mempunyai jejak rekam panjang di dunia penyiaran, menjadikan buku ini makin bernas. (S. Rahmat M., S.Si – Ketua Bidang Isi Siaran KPI Pusat)

Seorang TV News writerakan dapat melaksanakan tugasnya dengan efisien, kalau ia menulis hanya dalam pola-pikir bahasa lisan/ spoken words. Demikian pula ketika menyusun dan mempersiapkan naskah yang akan dibaca News Presenter atau ...

Etika Penulisan Karya Ilmiah

Awalnya buku ini berupa makalah kecil yang disampaikan penulis dalam berbagai kesempatan pelatihan dasar mengenai teknik penulisan ilmiah bagi para peneliti di pertengahan 1990-an. saat itu tidak banyak literatur yang membahas masalah ini, situasi yang masih bertahan sampai sekarang. Sementara berbagai kejanggalan dalam teknik penulisan ilmiah di Indonesia masih terus terjadi di sana-sininya. Bahkan, praktek-praktek plagiat pun semakin sering terungkap, khususnya di kalangan akademisi. Kiranya itulah kepentingan utama penerbitan kembali 'buku saku' ini untuk yang keempat kalinya. Sebagai 'buku saku', sifat dan fungsinya lebih menekankan kepentingan praktis. Namun di dalamnya tetap diuraikan, walau secara ringkas, perkembangan nilai-nilai dasar fungsi ilmu pengetahuan (berkaitan dengan moral). Diuraikan pula bagaimana tahapan mempersiapkan tulisan ilmiah, disertai pula panduan-panduan teknis dan contoh-contoh. --- Buku Etika Penulisan Karya Ilmiah merupakan buku yang amat penting, yang perlu dibaca bukan saja oleh para mahasiswa tapi juga oleh seluruh civitas akademika Indonesia, termasuk dosen-dosen di perguruan tinggi. Hal ini karena sikap dan perilaku yang jauh dari etis sudah menjadi gejala yang mengkhawatirkan di dunia akademik, yang tidak lepas dari kaburnya etika di bidang-bidang lain dalam kehidupan bangsa Indonesia. -Prof.Dr.Thee Kian Wie, APU (Ekonom)

Kasus pelanggaran seperti itu beberapa kali terungkap melalui berita koran ( misalnya , skripsi jiplakan ) . Namun dapat dipastikan bahwa yang tidak terungkap di permukaan pun banyak terjadi . Bukan hanya skripsi atau tesis , bahkan ...