Sebanyak 4016 item atau buku ditemukan

Pendidikan Agama Islam : Sejarah Kebudayaan Islam Untuk Madrasah Aliyah Kelas X

Buku pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk Madrasah Aliyah (MA) Kelas X ini disusun tetap berdasarkan Kurikulum Madrasah yang dikeluarkan Menteri Agama RI Tahun 2013, yang dalam pelaksanaannya berpedoman kepada Keputusan Menteri Agama RI No. 165 Tahun 2014, dan Surat Edaran Dirjen Pendis Kemenag RI Tahun 2015, terdiri atas 4 Bab. Setiap bab mengandung: uraian materi pelajaran, rangkuman, hikmah, evaluasi dan tugas dari bab yang bersangkutan.

Hasan, Hasan Ibrahim, Tarikh al-Islam as-Siyasy ad-Diny, as-Saqafy alIjtima'i, (Cairo: Maktabah an-Nahdlah al-Misriyah, 2001), Vol. 1,2,3,4. Hodgson, Marshall G.S, The Venture of Islam (Iman dan Sejarah Dalam Peradaban Islam, ...

Paradigma Sains Integratif al-Farabi

Pendasaran Filosofis bagi Relasi Sains, Filsafat, dan Agama

Penulis buku ini berhasil mengekstrak pemikiran al-Farabi yang menawarkan sains integratif sebagai solusi dalam memperbaiki celah-celah sains modern yang cenderung sulit mengapresiasi ide-ide yang berhubungan dengan sesuatu yang metafisik. Sains integratif al-Farabi memiliki akar dan fondasi pada gagasan dan paradigma keesaan, Tauhid, yaitu prinsip dasar dalam keimanan Islam. Gagasan keesaan ini telah mengikat setiap bentuk dan struktur pemikiran sains al-Farabi, baik pada tataran ontologis, epistemologis, kosmologis, metodologis, maupun aksiologis. Rumusan penting dari prinsip ini adalah semakin menyatu dan terintegrasi suatu tatanan atau realitas, maka jaring-jaring kehidupan akan semakin harmoni. Sebaliknya, semakin disintegrasi suatu tatanan, maka jaring-jaring kehidupan akan mengalami kekacauan dan kehancuran. *** Buku ini sangat bermanfaat bagi setiap pecinta ilmu pengetahuan, akademisi, dan mahasiswa filsafat, terutama mahasiswa filsafat Islam, bukan hanya karena penulisnya berhasil menyampaikan dengan sistematik pemikiran al-Farabi terkait dengan gagasan integrasi ilmu, tetapi juga karena relevansi pemikiran-pemikiran al-Farabi untuk menjawab beberapa isu epistemologis yang sangat penting dan sangat kita butuhkan hari ini. —Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara, Dosen Filsafat Islam UIN Jakarta & Universiti Brunei Darussalam Dijuluki 'Guru Kedua' (setelah Aristoteles), al-Farabi merupakan figur krusial awal yang menyiapkan 'panggung' untuk banyak filsafat Islam selanjutnya, khususnya pada aliran Peripatetik. —Peter S. Groff dalam Islamic Philosophy A—Z Meskipun doktrin al-Farabi adalah sebuah refleksi Abad Pertengahan, ia tetap mengandung beberapa gagasan moderen, bahkan kontemporer. Al-Farabi menyukai sains, membela eksperimentasi, dan menyangkal ilmu nujum dan astrologi... Dia memuliakan akal pada tingkat yang sangat suci, sehingga dia didorong melakukan pendamaian akal dengan tradisi, sehingga filsafat dan agama pun bisa sejalan, selaras. —Ibrahim Madkour, PH.D. dalam A History of Muslim Philosophy

Sains integratif al-Farabi memiliki akar dan fondasi pada gagasan dan paradigma keesaan, Tauhid, yaitu prinsip dasar dalam keimanan Islam.

Revolusi Sistem Pendidikan Nasional

"""“Kita harus melakukan lompatan. Salah satu langkah lompatan itu adalah dengan memanfaatkan teknologi mutakhir di bidang pendidikan, secepatnya dan secara luas. Khususnya kita harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, karena pada hakikatnya proses pendidikan adalah proses transfer dan diseminasi informasi. Yang saya maksud adalah penerapan pembelajaran online atau e-Learning.” — Prof. Dr. Boediono Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Kata Sambutan pada Kuliah Perdana Universitas Surya, 3 September 2013 “Kemampuan penulis untuk bisa menggabungkan kebutuhan bangsa Indonesia, kemajuan teknologi, dan perubahan perilaku generasi baru, sangat mengesankan. Buku ini mengandung visi pendidikan ke depan yang sangat revolusioner namun realistis.” — Dr. Sofyan A. Djalil, SH, MA, MALD Menteri Komunikasi dan Informatika RI tahun 2004-2007, Menteri Negara BUMN Indonesia tahun 2007-2009 “Buku yang ditulis Dr. Bayu ini memberi perspektif yang segar dalam melaksanakan pembaharuan sistem pendidikan di seluruh tanah air melalui e-Learning. Pesan saya, faktor konteks kultural sangat perlu diperhatikan dalam e-Learning, sehingga dapat terjadi ketersambungan budaya yang memberikan arti dan efektif. Suatu cara pandang ‘dari luar ke dalam’ perlu dipelihara terus agar mozaik ke-Indonesiaan tetap menjadi masukan dalam kurikulum e-Learning agar tetap menjaga martabat suku, daerah dan adat.” — Prof. Juwono Sudarsono, PhD; Guru Besar Emeritus Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1998-1999"""

Dr. Boediono Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Kata Sambutan pada Kuliah Perdana Universitas Surya, 3 September 2013 “Kemampuan penulis untuk bisa menggabungkan kebutuhan bangsa Indonesia, kemajuan teknologi, dan perubahan perilaku ...

PENDIDIKAN ISLAM

Integrasi Nilai-Nilai Humanis, Liberasi dan Transendensi Sebuah Gagasan Paradigma Baru Pendidikan Islam

Buku yang ada di tangan para pembaca ini, adalah hasil dari refleksi dan pengkajian terhadap perjalanan pendidikan Islam karena sebagai agen perubahan sosial (social change), pendidikan Islam yang berada dalam atmosfir modernisasi dan globalisasi, dewasa ini dituntut untuk mampu memainkan perannya secara dinamis dan proaktif. Kehadirannya diharapkan mampu membawa perubahan dan kontribusi yang berarti bagi perbaikan ummat Islam, baik pada tataran intelektual teoritis maupun praktis. Pendidikan Islam bukan sekedar proses penanaman nilai-nilai moral untuk membentengi diri dari ekses negatif globalisasi. Tetapi yang paling urgen adalah bagaimana nilai-nilai moral yang telah ditanamkan pendidikan Islam tersebut mampu berperan sebagai kekuatan pembebas (liberating force) dari himpitan kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan sosial budaya dan ekonomi.

Pendidikan Islam bukan sekedar proses penanaman nilai-nilai moral untuk membentengi diri dari ekses negatif globalisasi.

Strategi Implementasi Pendidikan Karakter

Para ahli sepakat menyebutkan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah mengajarkan nilai-nilai tradisional tertentu, nilai-nilai yang diterima secara luas sebagai landasan perilaku yang baik dan bertanggung jawab. Nilai-nilai ini juga digambarkan sebagai perilaku moral, (Zuchdi, 2009). Pendidikan karakter selama ini baru dilaksanakan pada jenjang pendidikan pra-sekolah. Sementara pada jenjang sekolah dasar dan seterusnya di Indonesia masih belum optimal dalam menyentuh aspek karakter ini, meskipun sudah ada materi Pancasila dan Kewarganegaraan. Padahal jika Indonesia ingin memperbaiki mutu sumber daya manusia dan segera bangkit dari ketertinggalannya, maka Indonesia harus merombak sistem pendidikan yang ada, antara lain memperkuat pendidikan karakter. Strategi pembelajaraan berkenaan dengan moral knowing akan lebih banyak belajar melalui sumber belajar dan narasumber. Pembelajaran moral knowing akan terjadi pola saling membelajarkan secara seimbang di antara siswa. Sedangkan pembelajaran moral doing akan lebih banyak menggunakan pendekatan individual melalui pendampingan pemanfaatan potensi dan peluang yang sesuai dengan kondisi lingkungan siswa. Ketiga strategi pembelajaran tersebut sebaiknya dirancang secara sistematis agar para siswa dan guru dapat memanfaatkan segenap nilai-nilai dan moral yang sesuai dengan potensi dan peluang yang tersedia di lingkungannya.

Para ahli sepakat menyebutkan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah mengajarkan nilai-nilai tradisional tertentu, nilai-nilai yang diterima secara luas sebagai landasan perilaku yang baik dan bertanggung jawab.

Membangun Optimisme Meretas Kehidupan Baru dalam Dunia Pendidikan

Sebagai aktor intelektual, dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang merasa memiliki tanggung jawab intelektual dalam menyikapi berbagai perubahan dalam dunia pendidikan yang saat ini terjadi. Melalui buku bunga rampai “Membangun Optimisme Meretas Kehidupan Baru dalam Dunia Pendidikan”, untuk pertama kalinya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dalam kegiatan Yudisium periode II tahun 2020 mengundang dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang, untuk merefleksikan gagasan dan pemikirannya dalam merespon dunia pendidikan pada era tatanan baru saat ini. Buku bunga rampai ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi peserta yudisium, khususnya, dan masyarakat umum, pada umumnya, dalam menghadapi era tatanan baru di dunia pendidikan saat ini. Terdapat 10 judul artikel yang ada di dalam buku bunga rampai ini. Kesepuluh judul artikel ditulis oleh dosen-dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang, dari berbagai program studi. Terdapat beragam tema yang ada dalam buku bunga rampai, mulai dari kebijakan dalam dunia pendidikan, konsep filosofis pendidikan, inovasi desain pembelajaran, pengembangan media pembelajaran, hingga bekal bagi calon pendidik di era tatanan baru dalam dunia pendidikan

Era kehidupan baru yang telah ditetapkan oleh pemerintah memang masih
belum untuk semua aspek kehidupan, hanya beberapa aspek kehidupan yang
dapat memulai kehidupan baru di masa pandemi. Pendidikan merupakan salah
satu ...

Pendidikan Holistik

Format Baru Pendidikan Islam Membentuk Karakter Paripurna

Pemikiran pendidikan holistik dalam perspektif Barat sepintas telah mampu memberikan nuasa baru perubahan paradigma pendidikan. Namun sejatinya jika dikaji lebih jauh dalam perspektif Islam maka akan ditemukan sebuah perbedaan yang mendasar. Sejatinya filsafat Barat adalah filsafat Humanisme, maka perspekstif Pendidikan Holistik Barat pun tetap berdimensi Humanisme. Perhatikan definisi tujuan pendidikan holistik di atas, yang hanya menitik beratkan pada kehidupan manusia di dunia, tanpa ada hubungan dengan Tuhan. Sementara itu dalam Islam, Al-Qur’an memberi penjelasan tentang tugas manusia dalam hubungannya dengan Ilmu pengetahuan adalah mengisyaratkan bahwa Allah sebagai zat pencipta yang agung, menciptakan manusia dan alam semesta, memiliki tujuan penciptaan, yaitu menjadikan manusia sebagai insan pengabdi kepada Khaliqnya, guna mampu membangun dunia dan mengelola alam semesta sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan Allah Swt. Muhammad Fadhil al-Jumaly seperti dikutip Samsul Nizar memberikan batasan bahwa tujuan pendidikan Islami itu adalah membina kesadaran atas diri manusia itu sendiri, dan atas sistem sosial yang Islami. Ibn Khaldun sebagaimana dikutip Ali al-Jumbulaty dalam buku Samsul Nizar menyebutkan bahwa tujuan pendidikan Islami, berupaya bagi pembentukan aqidah/keimanan yang mendalam. Menumbuhkan dasar-dasar akhlak karimah melalui jalan agamis yang diturunkan untuk mendidik jiwa manusia serta menegakkan akhlak yang akan membangkitkan kepada perbuatan yang terpuji.

Pemikiran pendidikan holistik dalam perspektif Barat sepintas telah mampu memberikan nuasa baru perubahan paradigma pendidikan.

DINAMIKA PENDIDIKAN ISLAM PASCA ORDE BARU

Pendidikan

Ikhtiar pembangunan manusia Indonesia dari masa ke masa selalu dihadapkan pada banyak hambatan dan tantangan, salah satunya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia. Hambatan ini menurut buku yang ada di tangan pembaca, dapat dilakukan melalui pembenahan dan peningkatan sistem pendidikan nasional, yang tidak sekadar berorientasi pada aspek kognitif semata, tetapi yang lebih penting adalah pembentukan karakter dan budi pekerti peserta didik. Buku ini menyoroti dinamika pendidikan Islam pasca Orde Baru. Ia diharapkan dapat turut serta memberikan sumbangsih pada upaya peningkatan SDM dalam bidang pendidikan Islam.

Buku ini menyoroti dinamika pendidikan Islam pasca Orde Baru. Ia diharapkan dapat turut serta memberikan sumbangsih pada upaya peningkatan SDM dalam bidang pendidikan Islam.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Analisis Kebijakan Pendidikan Agama Islam Indonesia Era 4.0

Pendidikan Agama Islam Analisis Kebijakan Pendidikan Agama Islam Indonesia Era 4.0 ini merupakan buku yang dihadirkan guna menjawab tantangan pendidikan agama Islam yang secara sadar sedang menghadapi masa revolusi industri 4.0 sehingga dalam menyikapi hal tersebut penulis mencoba menelaah secara sistematis terkait kebijakan pendidikan agama Islam di Indonesia dengan demikian dapat dianalisa kelemahan dan kekuatannya serta dapat menghasilkan corak dan solusi terhadap pendidikan agama Islam era 4.0 tersebut. Penghimpunan buku ini bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa yang sedang studi mata kuliah Kebijakan Pendidikan. Selebihnya buku ini juga bertujuan untuk membantu memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa sebagai calon guru serta bahan bacaan para dosen yang mengampu mata kuliah tersebut. Harapan penulis semoga buku ini dapat menjadi blueprint bagi para guru, dosen dan mahasiswa sebagai calon-calon guru masa depan yang membawa tugas mulia yakni mengajar, mendidik, dan di dalamnya termasuk penilaian serta pengabdian.

Pendidikan Agama Islam Analisis Kebijakan Pendidikan Agama Islam Indonesia Era 4.0 ini merupakan buku yang dihadirkan guna menjawab tantangan pendidikan agama Islam yang secara sadar sedang menghadapi masa revolusi industri 4.0 sehingga ...

Pendidikan Holistik Berbasis Budaya Sekolah

Kajian dalam buku ini diawali dengan suatu kegelisahan akademis bahwa praktik pendidikan di sekolah pada umumnya lebih mementingkan kemampuan kognisi atau pendidikan hanya dijadikan alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual, sementara pengembangan potensi kemanusiaan yang lainnya banyak diabaikan, padahal kemampuan intelektual hanyalah salah satu potensi saja. Proses pendidikan tidak dapat terpragmentasi dalam dominansi satu potensi, namun terpadu dan seimbang dalam keutuhan potensi manusiawi sehingga mampu menjadi manusia yang holistik. Pencapaian pendidikan holistik memerlukan usaha mengubah kondisi dan perilaku sekolah, warga sekolah, dan pendukung sekolah, oleh karenanya dimensi budaya sekolah menjadi sangat sentral. Oleh karena itu, penulis merasa perlu menyusun buku ini dikarenakan beberapa hal. Pertama, buku ajar hasil penelitian mengenai pendidikan holistik dan budaya sekolah di Indonesia masih kurang dan buku-buku ajar lebih banyak membahas pendidikan dalam tataran normatif. Buku ini dihadirkan untuk membahas secara implementatif pendidikan holistik di sekolah. Kedua, sampai saat ini belum ada buku-buku ajar mengenai pendidikan yang menganalisis pendidikan holistik berbasis budaya sekolah, andaikan adapun analisinya masih secara parsial antara pendidikan holistik dan budaya sekolah. Hadirnya buku ini untuk melengkapi analisis komprehensif mengenai pendidikan holistik. Hakikat pendidikan di sekolah mestinya diarahkan untuk mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan, yaitu potensi kognitif, emosional, sosial, spiritual, kreatifitas dan fisik. Keseluruhan potensi tersebut merupakan satu kesatuan, terpadu dan integratif serta seimbang. Implementasi pendidikan holistik diperekat oleh sistem budaya sekolah sebagai landasan operasionalnya sehingga dapat berjalan berdasarkan kesepakatan dan kesepahaman bersama warga sekolah. Pendidikan holistik tanpa budaya sekolah yang positif maka tidak akan terlaksana dengan baik dan terwujudnya budaya sekolah yang positif akan menjadi dasar penentu keberhasilan pelaksanaan pendidikan holistik.

Kedua, sampai saat ini belum ada buku-buku ajar mengenai pendidikan yang menganalisis pendidikan holistik berbasis budaya sekolah, andaikan adapun analisinya masih secara parsial antara pendidikan holistik dan budaya sekolah.