Sebanyak 4 item atau buku ditemukan

Teori dan Praktik Pendidikan Anti Korupsi

Buku ini penulis mengulas bahwa tindak pidana korupsi yang sudah merajalela sangat sulit untuk diberantas, meskipun penegakan hukum dalam upaya pemberantasan korupsi terus digencarkan, bahkan melalui upaya yang luar biasa sekalipun, pembentukan KPK dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, namun sepertinya kerja pemberantasan korupsi masih harus melalui jalan panjang, mengingat begitu sistemik dan meluasnya praktik korupsi di negeri ini. Satu hal yang ditengarai menjadi sumber betapa sistemik dan berjejaringnya praktik korupsi di Indonesia, ialah warisan birokrasi masa lalu, yang lebih mengedepankan pada pendekatan relasi patrimonialistik. Melalui relasi ini, para birokrat pejabat negara, pegawai pemerintah, kaum pengusaha, dan aparat penegak hukum, bertemu membentuk jejaring korupsi, yang memberi untung bagi mereka, dalam sebuah hubungan patron dan klien. Untuk itu, selain pembentukan sejumlah peraturan perundang-undangan yang memberikan legitimasi hukum bagi gerak pemberantasan korupsi, dan tentunya disertai dengan langkah nyata penegakan hukum, juga harus dibarengi dengan perubahan paradigma para penyelenggara dan aparat negara. Dalam berbagai kesempatan telah disampaikan bahwa korupsi tidak disebabkan oleh sebab tunggal, misalnya gaji kecil atau karena kemelaratan, akan tetapi oleh berbagai sebab, yaitu jeleknya berbagai sistem yang dilaksanakan di Indonesia. Misalnya: a) sistem hukum, pembangunan hukum sangat sektoral yang justru memberikan peluang praktik mafia peradilan; b) sistem politik, lebih menonjolkan politik praktis yang lebih mengutamakan upaya memperoleh kekuasaan; c) sistem administrasi kepegawaian, yang masih bernuansa kolusi dan nepotisme dalam rekruitmen dan penempatan pegawai; d) sistem sosial, yang tidak dapat membedakan hak milik pribadi dan publik sehingga banyak aset publik digunakan untuk kepentingan pribadi, termasuk tidak dikenalnya konsep benturan kepentingan (conflict of interest) sehingga terjadi berbagai rangkap jabatan di sektor publik; e) sistem pengawasan, tiadanya sistem pengawasan yang memadai dan hampir tiada sanksi terhadap para pelanggar. Berbagai kondisi tersebut diperparah oleh berkembangnya budaya feodalisme terutama di lingkungan birokrasi yang pada hakikatnya pemborosan dana publik dan mengurangi efisiensi kinerja. Kendati begitu, seperti telah diuraikan di atas, sekadar upaya penciptaan regulasi dan penegakan hukum tentu tak cukup untuk membabat habis korupsi. Perlu perubahan paradigma para aparat negara, dalam penyelenggaran pemerintahan maupun birokrasi. Harus diciptakan demarkasi, yang memberikan batasan tegas antara birokrasi patrimonialistik masa lalu yang korup, dengan birokrasi rasional yang bebas korupsi. Pengalaman dari berbagai negara yang berhasil memberantas korupsi, seperti Malaysia, Singapura, dan Korea, dapat disimpulkan bahwa memberantas korupsi perlu ada komitmen kuat khususnya untuk mengubah nilai-nilai sosial yang telah menyimpang. Pemberantasan korupsi tidak dapat dilakukan dengan pendekatan legal semata, tetapi harus dilakukan melalui berbagai pendekatan, seperti pendidikan dan sosiologi.

Buku ini penulis mengulas bahwa tindak pidana korupsi yang sudah merajalela sangat sulit untuk diberantas, meskipun penegakan hukum dalam upaya pemberantasan korupsi terus digencarkan, bahkan melalui upaya yang luar biasa sekalipun, ...

Pendidikan Kepramukaan Berbasis Pendidikan Karakter

Dalam kegiatan kepramukaan ini diharapkan setiap siswa dapat mengembangkan diri sesuai dengan perilaku-perilaku yang terpuji, Karena itulah, pendidikan karakter yang merupakan suatu sistem maupun kegiatan yang disusun secara sadar guna mendidik para peserta didik dalam hal watak, perilaku, sikap, dan ucapan yang sesuai dengan nilal-nilai karakter dikembangkan dengan berkolaborasi pada kegiatan kepramukaan akan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif karena adanya kesamaan dalam nilai. Pembelajaran pendidikan karakter yang diaplikasikan melalui kegiatan kepramukaan akan membentuk pemahaman bahwa melalui kegiatan kepramukaan yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter akan membentuk suatu pendidikan terbuka dan ditujukan paling utama untuk mengembangkan perilaku remaja, didalamnya terdapat berbagai nilai terpuji (nilai-nilai karakter) yang dirancang sebagai suatu unsur dan tujuan utama yang berguna uutuk mengembangkan karakter bangsa. Buku ini sangat baik dan berguna untuk kalangan mahasiswa, pendidik dan organisasi-organisasi pegiat pendidikan serta para pembaca pada umumnya.

Dalam kegiatan kepramukaan ini diharapkan setiap siswa dapat mengembangkan diri sesuai dengan perilaku-perilaku yang terpuji, Karena itulah, pendidikan karakter yang merupakan suatu sistem maupun kegiatan yang disusun secara sadar guna ...

Strategi Implementasi Pendidikan Karakter

Para ahli sepakat menyebutkan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah mengajarkan nilai-nilai tradisional tertentu, nilai-nilai yang diterima secara luas sebagai landasan perilaku yang baik dan bertanggung jawab. Nilai-nilai ini juga digambarkan sebagai perilaku moral, (Zuchdi, 2009). Pendidikan karakter selama ini baru dilaksanakan pada jenjang pendidikan pra-sekolah. Sementara pada jenjang sekolah dasar dan seterusnya di Indonesia masih belum optimal dalam menyentuh aspek karakter ini, meskipun sudah ada materi Pancasila dan Kewarganegaraan. Padahal jika Indonesia ingin memperbaiki mutu sumber daya manusia dan segera bangkit dari ketertinggalannya, maka Indonesia harus merombak sistem pendidikan yang ada, antara lain memperkuat pendidikan karakter. Strategi pembelajaraan berkenaan dengan moral knowing akan lebih banyak belajar melalui sumber belajar dan narasumber. Pembelajaran moral knowing akan terjadi pola saling membelajarkan secara seimbang di antara siswa. Sedangkan pembelajaran moral doing akan lebih banyak menggunakan pendekatan individual melalui pendampingan pemanfaatan potensi dan peluang yang sesuai dengan kondisi lingkungan siswa. Ketiga strategi pembelajaran tersebut sebaiknya dirancang secara sistematis agar para siswa dan guru dapat memanfaatkan segenap nilai-nilai dan moral yang sesuai dengan potensi dan peluang yang tersedia di lingkungannya.

Para ahli sepakat menyebutkan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah mengajarkan nilai-nilai tradisional tertentu, nilai-nilai yang diterima secara luas sebagai landasan perilaku yang baik dan bertanggung jawab.

Good Leadership: Kepemimpinan Era Globalisasi Pendidikan

Buku Good Leadership: Kepemimpinan Era Globalisasi Pendidikan ini sangat penting untuk ditulis dan banyak kalangan menunggunya serta karena literaturnya yang sangat terbatas, maka penulis menggunakan semua waktu untuk segera menyelesaikan buku ini. Kajian Kepemimpinan Pendidikan adalah perspektif yang sudah cukup lama ada, namun baru akhir-akhir ini dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir di Indonesia menjadi perhatian serius karena begitu besar dorongan dari rekan-rekan sejawat dari dunia pendidikan serta pengaruh perkembangan teknologi yang begitu cepat. Di Indonesia, Kepemimpinan Pendidikan dirasakan belum sesuai dengan karakter yang diinginkan dan praktiknya masih banyak Pemimpin dalam dunia pendidikan kita belum tahu apa arti kepemimpinan yang sesungguhnya. Persoalan-persoalan penting dalam dunia pendidikan membawa dampak yang negatif bila tidak mengerti atau tahu jalan pemecahannya, karena bagaimanapun kita yang berada dalam konteks pendidik haruslah memberikan yang terbaik untuk peserta didik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dalam proses mendidik. Oleh sebab itu, dengan perkembangan ranah dan wacana kepemimpinan pendidikan, maka buku ini menjadi sangat penting dibaca oleh siapa saja yang mempelajari tentang kepemimpinan dalam pendidikan.

Buku Good Leadership: Kepemimpinan Era Globalisasi Pendidikan ini sangat penting untuk ditulis dan banyak kalangan menunggunya serta karena literaturnya yang sangat terbatas, maka penulis menggunakan semua waktu untuk segera menyelesaikan ...