Sebanyak 494 item atau buku ditemukan

Teori Landasan Pendidikan Sekolah Dasar

Pendidikan dapat dipahami dari dua sudut pandang, yang pertama studi pendidikan dan yang kedua praktik pendidikan. Praktik pendidikan adalah kegiatan seseorang atau kelompok atau lembaga dalam membantu individu atau kelompok untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan studi pendidikan adalah kegiatan seseorang atau kelompok dalam rangka memahami pendidikan. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan hukum. filosofis, sosiologis, kultural, dan psikologis yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan. Landasan spiritual keagamaan. Landasan ini merupakan landasan utama yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran bagi anak didik. Landasan spiritual keagamaan ini menyangkut dengan hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Pendidikan dapat dipahami dari dua sudut pandang, yang pertama studi pendidikan dan yang kedua praktik pendidikan.

Bangkit Dari Dasar Jurang Kehidupan

"Ujian bisa datang secara tiba-tiba. Perjalanan hidup ini tidak selamanya mulus, ujian yang datang silih berganti bisa membuat kita jatuh terpuruk. Buku ini berisi pengalaman saya saat mencapai prestasi yang dimimpikan setelah sepuluh tahun bekerja. Tiba-tiba saya mendapat ujian serangan epilepsi yang membuat saya terpuruk. Ditemani istri yang setia memotivasi, saya bisa bangkit kembali dan kini sebagai owner perusahaan konsultasi, pelatihan di bidang Neuro Linguistic Programming (NLP) dan Trainer NLP bersertifikasi internasional. Prestasi saya semasa SD biasa saja dan langganan nilai 5 untuk pelajaran matematika. Namun, saya memiliki keinginan, motivasi tinggi hingga bisa kuliah di Akademi Kimia Analisis, menjadi mahasiswa terbaik. Lalu diterima bekerja di salah satu perusahaan minuman ternama sebagai karyawan kontrak di posisi teknisi laboratorium. Prestasi selama bekerja bisa membuat posisi di perusahaan itu naik sedikit demi sedikit. Di usia belum genap 30 tahun, saya meraih impian sebagai manajer Quality Assurance (QA), manajer termuda di perusahaan tersebut. Saat merasakan kebahagian meraih impian dan merancang impian selanjutnya tiba-tiba mendapat ujian itu datang. Kondisi fisik yang semakin memburuk menyebabkan saya kehilangan motivasi. Pekerjaan kantor yang sebelumnya berjalan lancar kini mulai keteteran, saya sering tidak masuk kerja dan cuti sakit selama tiga bulan. Dengan sisa-sisa kekuatan mencari solusi untuk bangkit dari keterpurukan, mulai dari konsultasi ke dokter, pemberian obat secara rutin, konseling hingga mengikuti seminar motivasi, terapi motivasi mandiri sehingga bisa kembali membangkitkan kekuatan motivasi yang telah lama terkubur. Dari pengalaman menangani epilepsi dan mengikuti seminar internasional tentang pemberdayaan pikiran, kini saya menjadi instruktur terapis, trainer bersertifikasi internasional di bidang pemberdayaan pikiran bawah sadar, Neuro Linguistic Programming (NLP). Menjadi motivator yang memberikan motivasi, pelatihan dari satu tempat ke tempat lain."

Di bawah bendera HRNLP, saya telah menyelenggarakan terapi motivasi massal, bimbingan konseling, pelatihan sertifikasi international NLP, aplikasi NLP untuk pengajaran dan sertifikasi hipnoterapis. Alhamdulillah, belum genap setahun ...

Dasar-Dasar Manajamen Pendidikan

Manajemen Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengatur berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan dan laboratorium untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. Pendidikan yang memiliki visi dan misi yang jelas akan menciptakan lulusan yang berkualitas. Hal inilah yang menjadi dasar pentingnya penerapan manajemen pendidikan. Lebih detail buku ini membahas tentang : Bab 1 Manajemen Pendidikan: Konsep dan Fungsi-Fungsi Manajemen Bab 2 Pendekatan dan Tantangan dalam Manajemen Pendidikan Bab 3 Pengawasan/Supervisi Dalam Lembaga Pendidikan Bab 4 Manajemen Berbasis Sekolah Bab 5 Manajemen Kurikulum Bab 6 Manajemen Peserta Didik Bab 7 Manajemen Sumber Daya Manusia Bab 8 Manajemen Sumber Daya (Biaya dan Sarana Prasarana) Bab 9 Sistem Informasi dalam Manajemen Pendidikan: Konsep dan Pelaksanaan dalam Lembaga Pendidikan

... guru BP yang memiliki keahlian dalam hal bimbingan konseling, pegawai tata usaha yang memiliki keterampilan dalam sistem manajemen informasi dan administrasi, perpustakaan membutuhkan pustakawan yang dapat mengelola perpustakaan ...

Konsep Dasar IPS

Secara ringkas buku ini membahas mengenai konsep dasar IPS. Bagian awal buku ini secara runtut mengupas konsep dan ruang lingkup kajian IPS. Pembahasan selanjutnya meliputi kurikulum dan pembelajaran. Kemudian, pembahasan secara terstruktur analogis mengenai stuktur pranata dan proses sosial, prinsip dasar hukum dan pemerintahan, manusia dan lingkungan, pengaruh budaya asing terhadap kebudayaan sejarah perjuangan bangsa, perekonomian, dan pembangunan nasional Indonesia.

Dasar-dasar Ilmu Sosial. (Modul). Yogyakarta: UNY. Mulyana, H.A., Suwanto, Kamaludin, Kosmara, U. (2017). Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan. Jawa Barat: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan PP PAUD dan Dikmas. Muslich, Ahmad. 2019.

DASAR MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN

Manajemen merupakan seni atau kemampuan seseorang dalam mengelola, mengatur dan menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain atau pendelegasian tugas untuk mencapai tujuan bersama dalam organisasi sedangkan Kewirausahaan merupakan usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan baru kepada konsumen. Dengan demikian maka Manajemen kewirausahaan dapat di artikan sebagai seluruh kekuatan perusahaan yang menjamin kesuksesan atau keberhasilan dengan menggunakan proses kreatifitas dan inovasi sebagai alat pemberdayaan seluruh sumber ekonomi untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa. Berdasarkan history tersebut maka keberadaan buku ini sangatlah penting bagi seluruh umat manusia sebagai pendamping dan rujukan dalam memajukan perusahaannya. Oleh karena itu buku ini hadir kehadapan sidang pembaca sebagai bagian dari upaya diskusi sekaligus dalam rangka melengkapi khazanah keilmuan dibidang manajemen kewirausahaan, sehingga buku ini sangat cocok untuk dijadikan bahan acuan bagi kalangan intelektual dilingkungan perguruan tinggi ataupun praktisi yang berkecimpung langsung dibidang manajemen kewirausahaan.

Mintalah seorang konselor karir atau bimbingan di sekolah Anda untuk saran penelitian. Pikirkan tentang menyusun portofolio karir yang merangkum pencapaian Anda dan daftar aktivitas Anda. Simpan resume Anda di portofolio Anda, ...

MODEL PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

perilaku menabrak etika, moral dan hukum dari yang ringan sampai yang berat, kebiasaan mencontek pada saat ulangan atau ujian, kenakalan remaja, tawuran antar pelajar, kekerasan di kalangan pelajar, menurunnya etos kerja, rendahnya rasa hormat terhadap orang tua dan guru, rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara, membudayanya ketidakjujuran, adanya rasa saling curiga dan benci di antara sesame, meminum minuman keras (mabuk-mabukan), pergaulan bebas, ngisap lem, gaya hidup hura-hura (hedonisme), penyalahgunaan obat-obat terlarang, maraknya geng pelajar dan geng motor, kekerasan (bullying) dan tindakan kriminal seperti pemalakan, penganiayaan, bahkan pembunuhan jelas menunjukkan kerapuhan karakter yang cukup parah dan salah satunya disebabkan oleh tidak optimalnya pengembangan karakter di lembaga pendidikan di samping karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Untuk itu perlu dicari jalan terbaik untuk membangun dan mengembangkan karakter manusia dan bangsa Indonesia agar memiliki karakter yang baik, unggul dan mulia. Sangat penting membangun karakter bangsa Indonesia di tengah arus globalisasi sebagai bentuk gerakan demokrasi (Budimansyah, D. 2009). Upaya yang tepat untuk itu adalah melalui pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting dan sentral dalam pengembangan potensi manusia, termasuk potensi mental. Melalui pendidikan diharapkan terjadi transformasi yang dapat menumbuhkembangkan karakter positif, serta mengubah watak dari yang tidak baik menjadi baik. Ki Hajar Dewantara (Usman & Eko, 2012) dengan tegas menyatakan bahwa pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Jadi jelaslah, pendidikan merupakan wahana utama untuk menumbuhkembangkan karakter yang baik. Di sinilah pentingnya pendidikan karakter karena tujuan pertama pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah atau setelah lulus dari sekolah (Kesuma, 2011). Karena pada hakikatnya pendidikan karakter merupakan nilai inti dari upaya pembinaan kepribadian bangsa (Budimansyah, D., & Komalasari, K. 2011). Hal tersebut menjadi dasar perlunya ditanamkan nilai-nilai karakter di lingkup sekolah khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pada dasarnya tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah untuk mengembangkan potensi murid agar mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar, peka terhadap masalah yang terjadi di masyarakat dan mampu mengatasinya baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat serta memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi. Oleh karena itu, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat berperan terhadap interaksi sosial murid guna membentuk karakter dalam mengembangkan potensi yang bermanfaat untuk diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Maka demikian, ilmu pengetahuan sosial yang bersentuhan langsung terhadap kehidupan sosial murid, perlu dirancang sedemikian rupa untuk membentuk kepribadian yang berkarakter dalam menopang pengalaman-pengalaman sosial untuk membangun potensi diri. Selain itu, ilmu pengetahuan sosial juga dirancang untuk mencapai tujuan bersama dalam membentuk hubungan dengan sikap dan keterampilan sosial. Dengan mengkondisikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang kondusif, akan memungkinkan murid terlibat langsung dalam pembelajaran sebagai upaya mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, moral, dan keterampilan sosial. Murid mampu berperan serta dalam melakoni kehidupan masyarakat modern yang dinamis dalam rangka menyongsong era globalisasi. Pada akhirnya peran kritis yang diemban Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk membentuk warga negara yang baik dapat terwujud. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, mulai pendidikan dasar (SD/MI) hingga pendidikan tinggi (PT) pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial harus dirancang dan diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Dalam rangka pembentukan karakter murid sehingga beragama, beretika, bermoral dan sopan santun dalam berinteraksi dengan masyarakat, maka pendidikan harus disiapkan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan mengintegrasikan pendidikan karakter di dalamnya khususnya pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Tingkatan kelas dalam Sekolah dasar dibagi menjadi dua yaitu masa kelas rendah dan masa kelas tinggi. Masa kelas tinggi Sekolah Dasar (9 tahun sampai umur 12 tahun) termasuk dalam kelas IV, V,dan VI memiliki ciri-ciri yaitu (1) Sudah mulai mandiri; (2) Sudah ada rasa tanggung jawab pribadi; (3) penilaian terhadap dunia luar tidak hanya dipandang dari dirinya sendiri tetapi juga dilihat dari diri orang lain; (4) sudah menunjukkan sikap yang kritis dan rasional (Boejest, 2013). Sedangkan menurut (Soloangsa, 2012) ciri-ciri pada masa siswa kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) yaitu (1) Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret; (2) Sangat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar; (3) Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus; (4) Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya; (5) Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya, dan; (6) Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri. Sehingga pada tahap kelas tinggi sangat memungkinkan hasil pendidikan karakter sejak kelas rendah yang telah diajarkan atau diberikan oleh guru sudah mulai tampak hasilnya.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS yang memuat pendidikan karakter. Guru mengintegrasikan nilai-nilai karakter kedalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) baik pada kurikulum tingkat satuan ...

Evaluasi Pembelajaran

Buku ini terdiri atas 14 Bab yang dibahas secara rinci dalam pembahasan, diantaranya: Konsep Evalusi Pembelajaran, Pengukuran, Penilaian, Tes, dan Evaluasi, Penilaian Kognitif, Penilaian Afektif, Penilaian Psikomotor, Penilaian Berbasis ...

Evaluasi Ekonomi Dibidang Kesehatan : Teori dan Aplikasi

Penerapan ilmu ekonomi kesehatan cukup berkembang pesat di Indonesia, dan banyak buku referensi yang telah tersedia sebelumnya. Meskipun demikian, masih relatif sedikit buku yang sesuai dengan kebutuhan bacaan dalam konteks Indonesia yang tersedia saat ini. Penulis menyusun buku referensi di bidang ekonomi kesehatan ini berfokus pada topik yang lebih spesifik yaitu: evaluasi ekonomi. Buku ini menyajikan teori dasar serta contoh aplikasi metode evaluasi ekonomi kesehatan dengan lebih dalam berdasarkan studi-studi terdahulu dan pengalaman riset penulis. Dengan adanya buku ini, penulis berharap pembaca mendapatkan bacaan referensi evaluasi ekonomi di bidang kesehatan yang sifatnya lebih kontekstual dan aplikatif. Perkembangan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat membutuhkan dukungan ilmu ekonomi kesehatan untuk dapat membantu pengambilan keputusan di tengah kelangkaan sumber daya dan prioritisasi dari berbagai intervensi dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.

Penerapan ilmu ekonomi kesehatan cukup berkembang pesat di Indonesia, dan banyak buku referensi yang telah tersedia sebelumnya.

FIQH MINORITAS ; Fiqh Al-Aqalliyyât dan Evolusi Maqâshid al-Syarî‘ah dari Konsep ke Pendekatan

Buku ini ingin menjabarkan bahwa FIQH MINORITAS (fiqh al-aqalliyât) sebenarnya bukanlah suatu bentuk fiqh yang seratus persen baru dan terpisah dari fiqh tradisional. Fiqh minoritas hanyalah salah satu cabang dari disiplin ilmu fiqh yang luas dalam Islam (fiqh makro). Ia merujuk pada sumber yang sama, yaitu al-Qur'ân, sunnah, ijmâ', dan qiyâs. Ia juga menggunakan metodologi ushûl fiqh yang sama dengan fiqh lainnya. Karena itulah, fiqh minoritas ini tidak perlu ditakuti atau dicurigai. Kalau dalam fiqh pada umumnya, produk hukum didasarkan pada hujjiyah al-nash (otoritas nash), maka produk hukum dalam fiqh al-aqalliyât didasarkan pada hujjiyah al-maqâshid (kekuatan nilai-nilai tujuan syara'), yaitu untuk mendapatkan kemaslahatan dan menghilangkan kemadharatan.

Buku ini ingin menjabarkan bahwa FIQH MINORITAS (fiqh al-aqalliyât) sebenarnya bukanlah suatu bentuk fiqh yang seratus persen baru dan terpisah dari fiqh tradisional.