Sebanyak 109 item atau buku ditemukan

Politik Moderasi dan Kebebasan Beragama - Suatu Tinjauan Kritis

Moderasi Beragama, sebagai program resmi pemerintah yang giat dipromosikan dalam beberapa tahun terakhir ini, adalah bentuk kehadiran negara untuk menanggapi realitas keagamaan mutakhir Indonesia. Isu-isu itu mencakup intoleransi dan diskriminasi atas dasar agama, hingga politisasi dan ancaman kekerasan dari kelompok agama. Bagian Pertama buku ini menggali ide moderasi beragama secara kritis. Yaitu dengan menempatkannya dalam konteks wacana global tentang moderasi, sejarah tata kelola keagamaan Indonesia, maupun efektifitasnya untuk memecahkan masalah-masalah mutakhir kita. Bagian Kedua mengeksplorasi lebih dalam, dengan mengusung perspektif kebebasan beragama atau berkeyakinan, sebagai norma yang telah ada dalam Konstitusi Indonesia sejak tahun 1945 dan diperkuat setelah tahun 1998. Apakah moderasi sejalan atau bersimpang jalan dengan komitmen pada kebebasan? Cukupkah menjadi ‰ÛÏmoderat‰Û�? Apa yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa program dan wacana ini membantu memenuhi cita-cita konstitusi kita?

Moderasi Beragama, sebagai program resmi pemerintah yang giat dipromosikan dalam beberapa tahun terakhir ini, adalah bentuk kehadiran negara untuk menanggapi realitas keagamaan mutakhir Indonesia.

Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar: Fenomena, Teori, dan Implementasi

Belajar menjadi kegiatan inti di dalam proses kehidupan manusia. Manusia menjadi sempurna ketika belajar dan mampu menerapkannya. Belajar dalam konteks ini bermakna luas, dan tidak terpatok pada kegiatan formal di sekolah, madrasah, atau pesantren. Singkatnya, belajar itu luas bisa di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja kita dapat belajar tanpa henti. Islam jauh-jauh hari memegang teguh prinsip yang menganjurkan untuk menuntut ilmu. Di dalam Al-Quran disebutkan: “Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (iImu) beberapa derajat (QS. Al Mujadalah 11). Nabi Muhammad Saw juga menyeru umat Islam untuk menuntut ilmu mulai dari ayunan, hingga liang lahat (kuburan), menuntut ilmu sampai ke negeri Cina, dan anjuran yang lain. Prinsip memang demikian. Bahkan, UNESCO pun membuat rumus yang senada dengan konsep empat pilar belajar. Empat pilar tersebut ialah: learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to do (belajar untuk terampil melakukan sesuatu), learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), dan learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama). Jika kita merujuk pada paradigma lama, soal belajar, ajar, mengajar, membelajarkan, pengajaran, pembelajaran sudah dikupas dalam Didaktik Metodik (metode didaktik). Teori ini diambil dari bahasa Yunani yaitu didaskein yang berarti mengajar, Sebagian mengartikan membelajarkan. Dalam buku ini, fokus bahasan lebih menekankan belajar dan pembelajaran sekolah dasar. Alasannya, karena banyak buku yang sudah terbit dan dapat dibaca, namun rata-rata nggedabyah secara umum saja. Masih sedikit yang fokus mengkaji belajar dan pembelajaran di jenjang sekolah dasar. Maka dari itu, saya tertarik menulis buku ini karena masih sangat minim buku tentang belajar dan pembelajaran sekolah dasar. Buku ini hadir karena kepedulian saya terhadap perubahan paradigma tersebut. Sebab, perubahan besar diawali dari perubahan kecil. Semua perubahan besar itu dimulai dari perubahan cara berpikir, perubahan paradigma. Bukankah demikian?

Belajar menjadi kegiatan inti di dalam proses kehidupan manusia.