Sebanyak 3008 item atau buku ditemukan

Mendidik Dengan Cinta - Bangun Karakter Remaja

Secara eksternal, pengaruh kehidupan sekuler dan hedonis serta pandangan psikolog non Muslim yang mengintrodusir dunia remaja adalah masa penuh kebebasan, masa pergolakan jiwa dan masa pencarian jati diri menjadi dasar pembenar akan sikap dan perilaku remaja yang melanggar batas-batas norma dan agama. Sehingga akibatnya, seakan-akan setiap perilaku buruk remaja harus dimaklumi dan disikapi sebagai hal yang natural sesuai tuntutan jiwa remajanya. Padahal di dalam Islam, tidak ada dunia remaja yang penuh kebebasan, yang dianggap masa jeda antara masa kanak-kanak dengan dunia dewasa. Sebab, begitu masa kanak-kanak selesai, hadirlah masa aqil baligh yang ditandai dengan datangnya tamu bulanan bagi perempuan, yaitu haid atau menstruasi. Atau ‘mimpi basah’ bagi laki-laki, yang menunjukkan anak-anak tersebut telah siap menerima status taklif hukum (mukallaf), dan menunjukkan bahwa mereka kini sudah dewasa. Hanya saja kedewasaan mereka secara status hukum dalam pandangan Islam masih membutuhkan peran serta bimbingan orangtua, sebab mereka masih terus dalam masa pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun kejiwaan. Orangtua masih menjadi pembimbing utama mereka dalam mengarungi kehidupan yang penuh tantangan ini sehingga tetap berada on the track, dalam jalur yang sesuai kaidah agama dan arah pembangunan karakter yang kuat dan positif. Disinilah dibutuhkan kualitas orangtua yang mampu membimbing, mendidik dan mengarahkan putra-putri remajanya sesuai dengan perubahan-perubahan fisik dan mental mereka yang sudah bukan anak-anak lagi, tetapi belum lagi lepas landas kedewasaannya secara utuh sebab masih perlu banyak pembelajaran agar kejiwaan mereka benar-benar tumbuh sehat dan memiliki karakter Islami yang kuat. Karena itu, buku “MENDIDIK DENGAN CINTA, Bangun Karakter Remaja,” karya Irawati Istadi ini menjadi penting sebagai bahan bacaan orangtua dan referensi keluarga dalam membimbing putra-putri remajanya. Buku ini merupakan buku ke 2 dalam rangkaian seri buku MENDIDIK DENGAN CINTA. Buku pertama, yang berjudul “MENDIDIK DENGAN CINTA, Tumbuh Kembang Anak,” ditujukan bagi orangtua dalam upayanya mendidik, mengarahkan dan membimbing putra-putrinya yang masih dalam usia kanak-kanak. Sedangkan buku kedua ini berisi telaah problematika di seputar kehidupan putra-putri remaja yang mampu menggambarkan realitas dunia mereka dan bagaimana sikap orangtua dalam peran positifnya mengarahkan dan membimbing mereka dengan didikan yang dilandasi penuh cinta, agar remaja-remaja kita tidak terjerumus dalam pergaulan yang buruk dan tetap berhasil membangun karakter jiwanya yang kuat sesuai dengan kaidah agama Islam. Dengan mengharap berkah Allah swt. , kami penerbit Cakrawala berharap bahwa buku ini akan menjadi washilah sekaligus amal jariyah bagi kami yang terlibat dalam penerbitan buku ini, dalam rangka membangun investasi masa depan yaitu terbentuknya remaja-remaja Islam yang berkarakter kuat dan tumbuh menjadi muslim dan muslimah yang siap memimpin perubahan negeri ini lebih baik di masa depan. Insya Allah.

Karena itu, buku “MENDIDIK DENGAN CINTA, Bangun Karakter Remaja,” karya Irawati Istadi ini menjadi penting sebagai bahan bacaan orangtua dan referensi keluarga dalam membimbing putra-putri remajanya.

Mendidik Perspektif Psikologi

Buku yang dihadirkan penulis dengan gayanya diurai dari awal sampai akhir dapat membantu pembaca memahami role dan rule sesuai dengan situasi dan setting masing-masing, apakah mendidik akan dilakukan di rumah dengan kapasistas sebagai orang tua, mendidik dilakukan di sekolah, dengan kapasitas sebagai guru, di masyarakat sebagai kepala unit di masyarakat, di pemerintahan sebagai pemimpin.

Fungsi dan Peran Keluarga Keluarga merupakan sekolompok manusia yang terdiri dari (Ayah,Ibu) dan anak-anak yang belum ... Dalam ajaran islam terdapat suatu pandangan yang mengemukakan bahwa setiap anak yang lahir dalam keadaan fitrah.

Seni Mendidik Islami

Akidah Islam harus menjadi dalam pandangan Islam - sumber dari kedalaman perasaan pada jiwa seorang Muslim , seperti ... Dan menjadi mudah karenanya berbagai hubungan : hubungan kebapakan , hubungan dengan anak , hubungan persaudaraan ...

PENINGKATAN KELENTINGAN NILAI-NILAI SHALAT PADA ANAK USIA DINI

Perkembangan zaman sudah semakin pesat dan teknologi pun melakukan inovasi secara terus menerus. Banyak para ahli teknologi melakukan inovasi terutama dibidang aplikasi seperti halnya: tiktok, instagram, facebook, telegram, whatsapp, youtube, dll yang bisa diakses hanya melalui handphone ataupun laptop. Dengan banyaknya aplikasi ini membuat para pengguna dunia digital selalu menghabiskan waktunya selama 24 jam hanya dengan handphone dan laptop atau biasa disebut gadget.

Perkembangan zaman sudah semakin pesat dan teknologi pun melakukan inovasi secara terus menerus.

Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini

studi internalisasi nilai-nilai agama pada pendidikan anak usia dini (PAUD)

On religious values in early childhood education in Indonesia; collection of articles.

On early childhood education in Indonesia; collection of articles.

PENDIDIKAN ANAK PRASEKOLAH

Anak merupakan amanah Allah SWT yang harus dijaga dan dikembangkan potensinya sesuai dengan fitrahnya. Kelahiran seorang bayi ke dunia selalu membawa perubahan di sekeliling, mendatangkan suka cita, keceriaan, kebanaggaan, bertambah nikmat dan rizkinya bagi yang bersyukur. Disitulah telah lahir generasi penerus yang dapat mengalirkan pahala ketika orang tua/guru. Dunia anak adalah dunia yang penuh keceriaan, kepolosan, dan kegembiraan. Adapun taraf perkembangan anak manusia selalu berlainan sifat dan ciricirinya, Bayi mempunyai sifat yang berlainan dengan anak-anak dan remaja. Anak usia 2 tahun berbeda perilaku dan sifat-sifatnya dengan anak usia sekolah. Kehidupan psikis anak usia sekolah berbeda dengan kehidupan psikologis anak puber, sedang anak puber berbeda keadaan jasmaniah dan kehidupan psikisnya dengan keadaan orang dewasa. Bahkan sama-sama orang dewasa akan terdapat perbedaan antara orang dewasa muda/awal dengan dewasa madya. Orang dewasa usia 50 tahun mempunyai kehidupan psikis dan fisik yang berbeda dengan orang lanjut usia. Buku ini merupakan tulisan dari beberapa para dosen/guru dan praktisi pendidikan. Tujuan dari penulisan ini tidak lain adalah memberikan kontribusi pemikiran terhadap pembangunan karakter kemanusiaan, demi pembentukan kepribadian bangsa, sehingga dapat memperluas dan memperkuat wawasan dan pembentukan kepribadian bangsa, khususnya para pendidik yang bergerak di pendidikan Anak Usia Dini (AUD) atau Pra-Sekolah. Akhirnya, apa yang baik dari apa yang dimuat dari buku ini adalah semata karena berkah dari Allah SWT, dan apa yang kurang, lemah, dan tidak sempurna adalah semua berasal dari kami para penulis, terutama dari editor, yang menghendaki harus lebih banyak belajar lagi untuk menyempurnakan lagi. Ini hasil optimal yang dapat kami wujudkan, tetapi tidak menutup peluang untuk meperbaikinya sehingga lebih baik lagi.

Anak merupakan amanah Allah SWT yang harus dijaga dan dikembangkan potensinya sesuai dengan fitrahnya.

Pendidikan Akhlak Anak Usia Dini

Pendidikan akhlak bertujuan untuk mendewasakan peserta didik agar menjadi manusia mandiri dan bertanggung jawab baik terhadap dirinya orang lain serta lingungannya. Pendidikan akhlak juga mengandung makna yang luas yaitu mentransfer pengatahuan dan keterampilan, bimbingan dan arahan penguasaan ilmu pengetahuan keterampilan sekaligus pembinaan keperibadian, sikap moral dan sebagainnya, demikian pula pendidik dapat diartikan sebagai manusia yang memberikan pengatahuan dan keterampilan dan perubahan yang fositif bagi anak didikannya.

Pendidikan akhlak bertujuan untuk mendewasakan peserta didik agar menjadi manusia mandiri dan bertanggung jawab baik terhadap dirinya orang lain serta lingungannya.

PENDIDIKAN KARAKTER DI USIA DINI UNTUK MENCEGAH KORUPSI

Maraknya kasus korupsi saat ini mengindikasikan bahwa negara kita mengalami krisis moral dan karakter yang terdegradasi oleh zaman yang serba digital saat ini dan pendidikan karakter adalah salah satu dari sekian banyak upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi korupsi di masa depan dan penerapannya harus dilakukan sejak usia dini dimana pendidikan karakter yang paling utama dan pertama adalah diberikan oleh orang tua sebagi pondasi pertama bagi anak dalam ranah imitation atau meniru dimana orang tua adalah sosok yang mereka tiru dan orang tua harus selalu memberikan contoh yang baik dan guru sebagai yang mentransformasi ilmu pengetahuan sebaiknya dalam setiap Rencana pembelajaran dalam setiap kompetensi disisipkan 18 karakter yang terdapat didalamnya. Pendidikan karakter pada anak usia dini lebih mudah diserap oleh anak melalui praktek atau contoh sosok yang ada di kehidupan mereka baik orang tua maupun guru dan penggunaan media komunikasi serta penyampaiannya melalui cerita maupun dongeng yang didalamnya terdapat nilai atau karakter yang dapat diberikan kepada anak sehingga ranah afektif anak akan lebih leluasa menangkap nilai yang terdapat cerita atau dongeng sehingga apabila nilai yang terdapat pada cerita itu baik maka mereka akan menirunya dan bila tidak baik, maka mereka tidak akan melakukannya karena hal tersebut merugikan orang lain dan lain sebagainya. Apabila pendidikan karakter yang diberikan pada anak usia dini berjalan dengan baik yang dilakukan oleh orang tua, guru maupun masyarakat maka diharapkan karakter-karakter yang diharapkan dapat berjalan dengan baik, dimana setelah dewasa nantinya anak-anak akan mengerti bahwa korupsi yang dilakukan adalah perbuatan tidak baik, tidak jujur ataupun lainnya sehingga pada akhirnya hal tersebut tidak akan dilakukan karena tidak sesuai dengan pendidikan karakter yang didapatnya di rumah, sekolah maupun lingkungan.

Maraknya kasus korupsi saat ini mengindikasikan bahwa negara kita mengalami krisis moral dan karakter yang terdegradasi oleh zaman yang serba digital saat ini dan pendidikan karakter adalah salah satu dari sekian banyak upaya yang harus ...

Melangkah Bersama PIAUD (Pendidikan Islam Anak Usia Dini)

buku yang berjudul “Melangkah Bersama PIAUD” dapat diselesaikan dengan segala kekurangannya. Buku ini saya persembahkan untuk keluarga, guru-guru saya, serta seluruh mahasiswa maupun alumni PIAUD di seluruh nusantara. Tak lupa buku ini ditujukan kepada siapa pun yang ingin mengenal lebih jauh tentang PIAUD. Banyak orang belum tahu serta memandang sebelah mata prodi PIAUD. Alasan tersebut membuat saya mulai memberanikan diri untuk terjun di dunia kepenulisan. Buku ini berisi tentang sedikit penjelasan mengenai PIAUD (Pendidikan Islam Anak Usia Dini), pengalaman pribadi saya sendiri dari semester 1-4, serta berisi cerita atau kisah-kisah dari para mahasiswa atau lulusan PIAUD dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Dengan segala kekurangannya, semoga buku ini memberi manfaat bagi siapa pun yang membacanya. Buku ini tidak bermaksud untuk menggurui, tetapi lebih kepada berbagi pengalaman serta ilmu yang telah dimiliki.

dilingkungan sekitar anak harus bisa memahami ilmu tentang anak usia dini. ... dan wawasan tentang anak usia dini. Bagaimana tingkat kecerdasan, kekreatifan, akhlak, karakter dan lain sebagainya itu tergantung kita sebagai oang tua.

Pendidikan Karakter

Proses penyusunan buku ini merupakan karya kolaborasi dari akademisi yang disiplin ilmunya merupakan bidang pendidikan dari beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di tanah air. Kolaborasi ini dimaksudkan agar memperkaya khazanah pengetahuan yang tertuang dalam buku ini sehingga konten dari buku ini dapat diterima oleh berbagai kalangan dari berbagai daerah di Indonesia. Adapun latar belakang dari penulisan buku ini merupakan refleksi kondisi dekadensi moral generasi muda pada saat ini yang sudah terseret jauh dari akar nilai budaya. Sering kali kita menemukan banyak perilaku yang tidak sesuai dengan nilai moral mulai dari tindakan pencurian, kenakalan remaja, pergaulan bebas, penggunaan obat-obat terlarang, maupun adab kesopanan yang mulai luntur, semua itu tidak hanya terjadi pada wilayah perkotaan yang notabenya merupakan daerah yang tingkat individualnya tinggi, namun juga terjadi di daerah pedesaan. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang menganut adat ketimuran yakni hidup bergotong-royong, penuh tanggung jawab, berani dalam melaksanakan kebaikan dengan penuh keberadaban, hidup berdampingan waluapun berbeda suku, ras, agama serta tetap menjaga etika sopan santun. Memperhatikan realita kehidupan dewasa sekarang ini, maka buku ini hadir untuk memberikan kontribusi berupa solusi konstruktif dari berbagai persoalan yang erat kaitannya dengan penanaman karakter terhadap anak-anak baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di lingkungan tempat bermain mereka. Buku ini sangat relevan dimiliki oleh para akdemisi, praktisi pendidikan, orang tua, maupun pemerhati pendidikan karena isi dari buku ini mengulas tuntas pendidikan karakter mulai dari nilai moral, metodologi maupun implementasinya di era millennial dan yang terpenting sangat aplikatif.

melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, adil, menghormati orang lain, disiplin, dan karakter mulia lainnya (Lickona, 1992). 3. Kertajaya dalam Supriyatno mendefinsikan karakter adalah karakteristik yang melekat pada ...