Sebanyak 420 item atau buku ditemukan

Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen (Teori dan Aplikasi)

Penulisan buku ini merupakan ide dari para praktisi dan dosen dari berbagai penjuru di tanah air, dan dituangkan dalam bentuk kolaborasi. Buku ini berjudul Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen (Teori dan Aplikasi) yang terdiri atas tiga belas bab, membahas mengenai teori tentang ilmu adminsitrasi dan manajemen serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses penyusunan buku ini dapat berjalan dengan baik, karena adanya kerja sama dari berbagai pihak yang terlibat. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak yang telah memberikan kontribusinya. Secara khusus, terima kasih kepada Media Sains Indonesia sebagai inisiator book chapter ini.

Komunikasi Ritual Komunikasi ritual yaitu sebuah komunikasi yang sering digunakan atau dilakukan dengan cara kolektif. Komunikasi ini, disampaikan dalam suatu acara atau kelompok seperti upacara perkawinan, acara ulang tahun, sungkem, ...

Birokrasi, Akuntabilitas, Kinerja

Buku ini merupakan kumpulan artikel yang dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: Bagian pertama, Birokrasi, terdapat sepuluh artikel yang dimulai dari tulisan Penulis di Harian Kompas yang mengkritisi lambannya respon dari perwakilan kita di Canberra, Ibu Kota Australia, terhadap penggeledahan warga negara Indonesia di Australia yang dilakukan oleh aparat keamanan setempat, sebagai respon terhadap peristiwa Bom Bali yang menewaskan beberapa warga negara Australia. Bagian kedua, Akuntabilitas dan Korupsi, terdiri dari sembilan artikel dimulai dari pentingnya peran akuntabilitas bagi kinerja organisasi pemerintah, disusul dengan tulisan mengenai akuntabilitas moral penyelenggara negara dan akuntabilitas politik anggota parlemen. Bagian ketiga, Kinerja, terdiri dari delapan artikel yang secara umum berisi pandangan Penulis tentang perlunya kinerja organisasi sektor publik dinilai tidak hanya dengan ukuran-ukuran objektif berbasis kuantitas seperti efisiensi dan efektifitas tetapi juga dengan ukuran-ukuran subjektif berbasis kualitas.

Buku ini merupakan kumpulan artikel yang dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: Bagian pertama, Birokrasi, terdapat sepuluh artikel yang dimulai dari tulisan Penulis di Harian Kompas yang mengkritisi lambannya respon dari perwakilan kita ...

BIROKRASI akuntabilitas kinerja

(Sebuah Refleksi)

Mengacu pada pendekatan “konotasi geografis” versi Hungtinton dan Dominguez, cara meniru seperti ini “dihalalkan” dalam teori teori pembangunan politik, yakni: “Proses perubahan politik pada negara-negara sedang berkembang menggunakan konsep-konsep dan metoda yang pernah digunakan oleh negara-negara yang telah maju”. Satu lagi tulisan yang menarik disimak dalam buku ini, yaitu “Pensiun Dini” terutama jika kita kaitkan dengan Komisi percepatan Penyelengaraan Program Strategi Kota Makassar yang pernah heboh. Topik ini menawarkan dilakukannya Anjab, analisis jabatan, sedikitnya sekali dalam lima tahun; bahkan bukan hanya pada jabatan akan tetapi meliputi kelembagaannya. Menurut penulis, hal ini perlu untuk mengetahui apakah eksistensi setiap institusi pemerintah masih perlu atau sudah saatnya dihapuskan. Kegiatan analisis ini akan menunjukkan pula bahwa institusi pemerintah sebenarnya bersifat dinamis, selalu berubah dan tidak abadi. Dengan demikian, kaitannya dengan PNS (public servants), jabatan itu bukanlah pekerjaan seumur hidup (lifetime employment), karena kelembagaan satu intansi tidaklah bersifat limitative, selamanya. Keberadaannya sesuai hasil analisis fungsi lembaga. Analisis ini pada dasarnya menilai apakah kegiatan atau layanan publik (public services) yang selama ini dilakukan (delivered) oleh suatu lembaga pemerintah masih dibutuhkan oleh masyarakat atau tidak. Apabila hasil analisa ini menunjukkan bahwa kegiatan atau layanan tersebut tidak lagi dibutuhkan oleh masyarakat maka lembaga tersebut harus dihapuskan (abolished).

Mengacu pada pendekatan “konotasi geografis” versi Hungtinton dan Dominguez, cara meniru seperti ini “dihalalkan” dalam teori teori pembangunan politik, yakni: “Proses perubahan politik pada negara-negara sedang berkembang ...

Narasi dan Literasi Media dalam Pemahaman Gerakan Radikalisme:Konsep dan Analisis

Narasi dan Literasi merupakan unsur yang penting bagi kehidupan seorang individu dalam bermasyarakat. Akademisi yang didalammnya termasuk mahasiswa merupakan ujung tombak dalam perubahan sebuah pemahaman wacana yang berkembang. Banyaknya pergerakan yang membawa nama agama juga massif dimasyarakat dengan membawa visi dan misi tertentu, hal ini perlu mendapat perhatian yang serius bila mengarah pada memecah belah suatu kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kaum intelektual merupakan aktor-aktor aktif dan gigih dalam menyuarakan pergerakan yang berujung pada tujuan radikal. Pemahaman inilah yang berbeda-beda dalam melihat sebuah misi berbangsa dan bernegara, dan menimbulkan bentuk narasi dan literasi yang keras, ekstrim dan tidak bisa fleksibel. Kaum-kaum muda intelektual merupakan sarana yang cukup kuat dalam mempertahankan suatu ideologi, maka dari itu sudah sepatutnya masyarakat secara umum dan masyarakat khususnya kaum intelektual kampus dapat memilah dan memberikan bentuk-bentuk narasi dan literasi yang tidak mengarah pada radikalisme, hal ini tentu sangat membahayakan utamanya bagi generasi penerus bangsa yang akan menjadi cikal bakal penerus kedepan dan bukan justru memecah belah dalam berbagai kelompok-kelompok tertentu. Gerakan-gerakan yang cukup halus namun intens perlu diwaspadai bila membawa dampak negative dalam cara pandang dan keyakinan, ini penting untuk diperhatikan secara bersama dalam komunitas keluarga hingga masyarakat agar tidak disalahgunakan menjadi bibit-bibit kebencian yang akhirnya dapat merusak dan membawa perpecahan pada anak-anak bangsa. Menjadi tugas bersama untuk menarasikan pemahaman dengan cara yang baik dan dapat dimengerti serta dapat diterima semua golongan dan menyuguhkan literasi kedamaian dan kebersamaan dalam persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara.

Kedua, penelitian Abdul Hakim,12 memaparkan bahwa perlu adanya pengawasan dan tindakan tegas dari pemerintah terhadap pemberitaan di media massa dan media sosial yang menyebarkan berita-berita fitnah dan hasutan kepada masyarakat.

Penegakan Hak Konsumen Melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Guna Meningkatkan Indeks Kepuasan Konsumen

Buku ini membahasa tentang Teori dan Prinsip Penyelesaian Sengketa Konsumen, Penegakan Hak Konsumen guna Meningkatkan Kepuasan Indeks Konsumen, Perlindungan Transaksi Konsumen pada Perdagangan, dll.

Buku ini membahasa tentang Teori dan Prinsip Penyelesaian Sengketa Konsumen, Penegakan Hak Konsumen guna Meningkatkan Kepuasan Indeks Konsumen, Perlindungan Transaksi Konsumen pada Perdagangan, dll.

Pengembangan Kawasan Pertanian: Pendekatan Spasial Pola Hulu Hilir Pertanian Padi

Sistem pertanian organik merupakan sistem pertanian yang mengutamakan potensi-potensi yang berasal dari alam dan tidak meruasak alam sehingga pertanian organik dapat disebut juga sebagai pertanian ramah lingkungan. Sistem pertanian organik lebih memperhatikan prinsip daur ulang hara melalui panen, dengan cara mengembalikan sebagian biomassa ke dalam tanah serta konversi air yang dapat memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode anorganik. Di samping itu, sistem pertanian organik merupakan sistem manajemen produksi yang holistik untuk meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah. Dengan demikian, dalam konteks pengembangan kawasan pertanian padi organik diperlukan suatu pendekatan karakter spasial pola hulu hilir pertanian. Hal tersebut menjadi dasar bagi pengembangan kawasan pertanian yang komprehensif dan berkelanjutan. Model pengembangan kawasan pertanian organik dengan pendekatan karakter spasial pola hulu hilir ini menggarisbawahi pentingnya memperhatikan beberapa unsur utama seperti supply dan demand, utamanya dalam hal keseimbangan antara kuantitas atau jumlah produksi dan jumlah permintaan (pasar) perlu dijaga dengan baik. Apabila hal ini tidak dapat dijaga dengan baik maka akan terjadi kelebihan supply sehingga berdampak pada turunnya atau rendahnya harga beras organik. Apabila hal ini terjadi maka petani padi organik akan mengalami kerugian atau setidaknya hanya akan mendapatkan keuntungan yang sangat minim. Demikian pula sebaliknya, apabila supply beras organik sangat minim atau terbatas maka besar kemungkinan harga beras organik di pasaran akan melambung tinggi mengingat sebagian masyarakat (demand) sudah berubah pola pikirnya dan berupaya untuk mengaplikasikan pola hidup sehat dengan mengonsumsi bahan-bahan makanan yang organik.

Dengan demikian, dalam konteks pengembangan kawasan pertanian padi organik diperlukan suatu pendekatan karakter spasial pola hulu hilir pertanian.

Perencanaan dan Pengembangan Destinasi Pariwisata

SIPNOSIS Saat ini pariwisata menjadi industri global yang melibatkan wisatawan melakukan perjalanan internasional maupun nasional .Pariwisata telah mengalami diversifikasi berkelanjutan di bidang ekonomi yang mengalami pertumbuhan tercepat di dunia, sehingga setiap negara berlomba untuk bersaing mendapatkan jumlah wisatawan sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan pendapatan ekonomi negara atau suatu daerah melalui aktivitas pariwisata. Atas dasar alasan ini penulis merasa penting untuk menerbitkan buku dengan judul Perencanaan dan Pengembangan Destinasi Pariwisata, karena buku ini membahas tuntas tentang: 1. Fungsi utama perencanaan dalam Ilmu Manajemen menitik beratkan pada 4 fungsi utama, salah satu fungsi utama manajemen adalah perencanaan yang merupakan salah satu syarat mutlak untuk pengembangan destinasi pariwisata yang competitiveness atau berdayasaing, sehingga stakeholder (Individu atau kelompok yang memiliki kepentingan terhadap keputusan pariwisata) diharapkan kompeten membuat perencanaan pariwisata jauh ke depan dengan menggambarkan implementasi strategi tertentu untuk mendapatkan jumlah kunjungan dan pergerakan wisatawan sesuai target. 2. Pandangan Christaller (how tourist areas develop over time) tentang pengelolaan destinasi pariwisata dari waktu ke waktu : a. Pertumbuhan Destinasi pariwisata b. Kunjungan jenis wisatawan pada waktu yang berbeda; c. Perubahan pengalaman pariwisata (produk pariwisata); d. Perubahan dampak pada destinasi pariwisata; e. Keterlibatan penduduk setempat di destinasi pariwisata; f. Siklus baru menciptakan sebauh rintisan pariwisata baru 3. Konsep Doxey Irritation Index yaitu konsep yang mempelajari untuk menghindari perselisihan hubungan antara wisatawan dan penduduk lokal akibat peningkatan jumlah kedatangan wisatawan dan pandangan Butler yang didasarkan pada konsep bisnis/pemasaran Destination life cycle atau daur hidup sebuah destinasi pariwisata yaitu sebuah teori di mana penjualan produk wisata secara perlahan-lahan baru tumbuh, kemudian mengalami perkembangan yang cepat, dan stabilitas kunjungan wisatawan, selanjutnya mengalami kejenuhan atau penurunan. 4. Strategi pelaksanaan Destination Management Organizations (DMO) yang didasarkan pada pendekatan manajemen yang berorientasi pada pemangku kepentingan tujuan bersama, mengingat sebuah destinasi pariwisata ditandai pola manajemen top-down dengan kebijakan langsung, kontrol administratif yang kuat dan garis-garis wewenang yang jelas dalam konteks intra-organisasi. Strategi mengikuti trend atau kecenderungan minat dan harapan pasar pariwisata terhadap tema utama 17 jenis destinasi yang saat ini sedang diminati wisatawan. 5. Empat hal penting (4A) sebagai komponen-komponen utama dalam perencanaan dan pengembangan destinasi pariwisata antara lain: a. Daya Tarik Wisata (Atractions) yang mencakup: daya tarik yang bias berbasis utama pada kekayaan alam, budaya, maupun buatan/ artificial, seperti event atau yang sering disebut sebagai minat khusus (special interest). b. Aksesibilitas (Accessibility), yang mencakup dukungan sistem transportasi yang meliputi: rute atau jalur transportasi, fasilitas terminal, bandara, pelabuhan dan moda transportasi yang lain. c. Amenitas (Amenities), yang mencakup fasilitas penunjang dan pendukung wisata yang meliputi: akomodasi, rumah makan (food and baverage), retail, toko cinderamata, fasilitas penukaran uang, biro perjalanan, pusat informasi wisata, dan fasilitas kenyamanan lainya. d. Fasilitas Pendukung (Ancillary Services) yaitu ketersediaan fasilitas pendukung yang digunakan oleh wisatawan, seperti bank, telekomunikasi, pos, rumah sakit, dan sebagainya. 6. Studi analisis hasil penelitian tentang pengembangan resor, desa wisata dan wisata minat khusus

Atas dasar alasan ini penulis merasa penting untuk menerbitkan buku dengan judul Perencanaan dan Pengembangan Destinasi Pariwisata, karena buku ini membahas tuntas tentang: 1.