Moderasi beragama di Indonesia telah menjadi pilihan kebijakan dalam aspek keagamaan dengan pilar akomodatif terhadap budaya lokal, anti kekerasan dan komitmen kebangsaan. Pada buku ini, ketiga pilar moderasi beragama akan sangat bermakna jika dimediasi oleh intellectual humility sebagai salah satu karakter positif yang memungkinkan individu terbuka terhadap potensi kesalahan dalam setiap pendapat dan sikap, dan kemudian merevisi sikapnya. Terdapat empat kesimpulan penting: pertama, komitmen kebangsaan memiliki pengaruh terhadap sikap toleransi; kedua, anti kekerasan memiliki hubungan dengan sikap toleransi; ketiga, akomodasi terhadap budaya lokal memiliki hubungan dengan sikap toleransi; keempat, intellectual humility memoderasi komitmen kebangsaan, anti kekerasan dan akomodasi terhadap budaya lokal terhadap sikap toleransi, semua telah diuji dan diterima. Tema buku ini memiliki kontribusi penting untuk membangun optimisme tentang masa depan pluraritas di Indonesia melalui pelembagaan sikap kelembagaan yang moderat. Moderasi sikap keagamaan kaum muda muslim di Indonesia dimungkinkan oleh kuatnya kelembagaan sistem norma Pancasila sebagai keyakinan bersama (common belief) titik temu, titik tumpu dan titik tuju dalam pembentukan perilaku dan karakter mereka.
Moderasi beragama di Indonesia telah menjadi pilihan kebijakan dalam aspek keagamaan dengan pilar akomodatif terhadap budaya lokal, anti kekerasan dan komitmen kebangsaan.
Buku ini memberikan kontribusi positif dan membangun bangsa yang plural di negara Indonesia, dimana moderasi beragama salah satu pilar terdepan dalam menciptakan kerukunan dan kedamaian. Ditengah- tengah keberagaman agama dan suku serta budaya kita mampu mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.
Buku ini memberikan kontribusi positif dan membangun bangsa yang plural di negara Indonesia, dimana moderasi beragama salah satu pilar terdepan dalam menciptakan kerukunan dan kedamaian.
Sikap keras dan kaku dalam beragama merupakan fenomena lama, tetapi pada dekade terakhir ini terasa membesar dan berubah menjadi bahaya yang tidak boleh disepelekan atau dipandang dengan sebelah mata, inilah yang memotivasi penulis dalam upaya menyadarkan masyarakat akan pentingnya hidup bermoderasi dalam beragama. Dengan hadirnya buku ini penulis berharap dapat memotivasi pembaca dalam menerapkan moderasi beragama dalam kesehariannya, sehingga tidak ada lagi konflik dalam beragama yang dapat memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sikap keras dan kaku dalam beragama merupakan fenomena lama, tetapi pada dekade terakhir ini terasa membesar dan berubah menjadi bahaya yang tidak boleh disepelekan atau dipandang dengan sebelah mata, inilah yang memotivasi penulis dalam ...
Indonesia merupakan negara multikultural terdiri dari berbagai agama dan budaya. Keberagaman di satu sisi adalah anugerah itu menguatkan kejayaan bangsa, tapi keberagamaan juga dapat mengancam keutuhan bangsa. Oleh karena itu keragaman memerlukan pendekatan yang tepat agar harmoni sosial dapat tercipta. Dalam rangka membangun harmoni sosial Kementerian Agama mencanangkan program dan gerakan moderasi beragama. Salah satu unsur Kementerian Agama adalah Penyuluh Islam (Penyuluh Agama Islam/PAI), yang secara otomatis memiliki tanggung jawab mensukseskan program moderasi beragama. PAI merupakan garda terdepan Kementerian Agama yang bersinggungan langsung dengan masyarakat tingkat bawah, di tingkat kecamatan hingga desa. Mereka bekerja langsung di garis depan melaksanakan program di masyarakat karena mereka bekerja dan bertemu langsung dengan Komunitas. Para penyuluh dianggap sebagai ujung tombak kementerian agama dalam penanaman nilai-nilai keagamaan di masyarakat. Mereka memiliki peranan penting dan strategis untuk menanamkan faham dan nilai keagamaan Islam yang rahmatan lil alamiin bagi pemeluknya. Dengan demikian, kinerja dan keberhasilan PAI sangat penting bagi keberhasilan program moderasi beragama Kementerian Agama.
Moderasi beragama merupakan konsepsi yang dapat membangun sikap toleran dan rukun guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, menguraikan tentang beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan guna menciptakan keberagaman yang inklusif. Secara umum, terdapat alasan penting untuk menghubungkan antara Mahasiswa dengan moderasi, yaitu terkait penguatan pemahaman tentang moderasi dan paham keagamaan dalam pendidikan Mahasiswa. Alasan penguatan pemahaman keagamaan ini memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan dengan upaya untuk menanggulangi munculnya pemikiran keagamaan konservatif dikalangan mahasiswa yang masih enggan menerima realitas keragaman dan perbedaan. Pemahaman keagamaan tersebut secara umum lebih cenderung mengarah pada upaya memunculkan identitas baru dalam mengekspresikan sikap keagamaannya yang resisten terhadap budaya dan kearifan lokal, bahkan mengarah pada sikap enggan untuk menerima dasar negara.
Moderasi beragama merupakan konsepsi yang dapat membangun sikap toleran dan rukun guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, menguraikan tentang beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan guna menciptakan keberagaman yang inklusif.
Peran tokoh agama sangat penting dalam pembinaan moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat. Hal ini disebabkan karena tokoh agama memiliki pengaruh yang besar terhadap umat. Sebagai pemimpin spiritual, mereka memiliki tanggung jawab untuk memperkenalkan nilainilai agama yang moderat dan toleran. Di samping itu, tokoh agama juga diyakini memiliki kekayaan khazanah ilmu pengetahuan yang mendalam tentang ajaran agama dan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang prinsip-prinsip toleransi, kerukunan, dan perdamaian antar umat beragama. Dengan demikian, tokoh agama dapat membantu mengatasi konflik antar umat beragama dan mendorong terciptanya masyarakat yang religius dan harmonis.
Judul : Nilai-Nilai Moderasi Beragama Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Penulis : Nasruddin,S.Pd.I.,M.Pd Ukuran : 15,5 x 23 cm Tebal : 198 Halaman Cover : Soft Cover No. ISBN : 978-623-162-631-8 SINOPSIS Moderasi beragama yaitu pemahaman seseorang individu yang perlu di moderkan dalam memahami ajaran agamanya, bukan agama tersebut yang dimodernkan. Agama itu sendiri sudah tidak perlu diperdebatkan lagi karena agama itu sendiri sudah sangat sempurna. Keterbatasan pemahaman manusia dalam memahami agama itulah yang menjadi sebab, sehingga banyak pemahaman yang kemudian memunculkan gerakan yang bertujuan untuk memisahkan unsur-unsur agama dari pengaruh budaya lokal.
Judul : Nilai-Nilai Moderasi Beragama Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Penulis : Nasruddin,S.Pd.I.,M.Pd Ukuran : 15,5 x 23 cm Tebal : 198 Halaman Cover : Soft Cover No. ISBN : 978-623-162-631-8 SINOPSIS Moderasi beragama yaitu pemahaman ...
Buku ini merupakan panduan yang komprehensif untuk mengembangkan semangat moderasi beragama di lingkungan madrasah. Dalam era globalisasi dan keragaman kultural yang semakin kompleks, penting bagi lembaga pendidikan agama seperti madrasah untuk membentuk generasi yang memiliki sikap moderat dan inklusif dalam memahami dan menjalankan ajaran agama. Buku ini tidak hanya memberikan landasan teoritis, tetapi juga menyajikan panduan praktis bagi para pendidik dan pemimpin madrasah untuk mengintegrasikan nilai-nilai moderasi beragama dalam kurikulum dan kehidupan sehari-hari di madrasah. Buku ini membahas dengan mendalam tentang makna moderasi beragama, menggambarkan bagaimana sikap moderat dapat menjadi fondasi yang kuat untuk membangun harmoni di tengah-tengah perbedaan kepercayaan. Buku "Membangun Spirit Moderasi Beragama di Madrasah" menjadi sumber rujukan yang berharga bagi para pendidik, kepala madrasah, dan siapa pun yang tertarik dalam mengembangkan pendekatan pendidikan agama yang inklusif, moderat, dan relevan dengan realitas zaman.
Buku "Membangun Spirit Moderasi Beragama di Madrasah" menjadi sumber rujukan yang berharga bagi para pendidik, kepala madrasah, dan siapa pun yang tertarik dalam mengembangkan pendekatan pendidikan agama yang inklusif, moderat, dan relevan ...