Sebanyak 38355 item atau buku ditemukan

MANAJEMEN KESISWAAN DI SEKOLAH

Manajemen kesiswaan merupakan keseluruhan proses kerjasama dalam bidang kesiswaan. Bidang kerjasama dalam manajemen kesiswaan itu adalah menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan siswa. Masalah-masalah yang dimaksudkan di sini adalah berupa penyelenggaraan sensus sekolah, menyelenggarakan kegiatan penerimaan siswa baru, membina kedisiplinan siswa, menyelenggarakan program layanan khusus bagi siswa, dan sebagainya. Manajemen kesiswaan bertujuan untuk menata proses kesiswaan mulai dari perekrutan, mengikuti pelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan intitusional agar dapat berangsung secara efektif dan efisien. Buku ini memberikan informasi dasar-dasar teori manajemen kesiswaan di sekolah.

Setiap orang diarahkan untuk mengelola sarana dan prasarana pendidikan, alat-alat pendidikan, metode, desain kurikulum, kebendaharaan, kesekretariatan, ...

Manajemen Pemberdayaan Perempuan Rimba

Persamaan merupakan pilar bagi setiap masyarakat demokratis yang bercita-cita mencapai keadilan sosial dan hak asasi manusia. Kenyataannya dalam setiap masyarakat dan lingkup kegiatan, perempuan menjadi sasaran dari ketidaksamaan dalam hukum maupun dalam kenyataan sesungguhnya. Keadaan ini diperburuk karena disebabkan oleh diskriminasi di dalam keluarga, masyarakat, dan di lingkungan kerja. Walaupun sebab dan akibatnya dapat berbeda antara setiap negara, diskriminasi terhadap perempuan terjadi secara luas. Kondisi ini terus berlangsung karena bertahannya stereotip dan praktek-praktek kepercayaan agama dan budaya tradisional yang merugikan perempuan. Usaha untuk mendata keadaan sesungguhnya mengenai perempuan di seluruh dunia menghasilkan beberapa statistik yang mengejutkan tentang perbedaan ekonomi dan sosial antara laki-laki dan perempuan. Perempuan merupakan golongan mayoritas dari orang miskin di dunia dan jumlah perempuan yang hidup di desa-desa miskin telah meningkat 50 persen sejak tahun 1975. Perempuan merupakan mayoritas penyandang buta huruf di dunia, jumlahnya meningkat dari 543 juta menjadi 597 juta antara tahun 1970 sampai 1985. (Sumber: The World’s Women 1970-1990: Trends and Statistics (penerbitan PBB, No.E.90.XVII.3).

Ditinjau dari aspek sarana prasarana, sebagaimana dikemukakan Mulyasa (2002:49-50) bahwa “manajemen sarana dan prasana pendidikan bertugas mengatur dan ...

Manajemen Penelitian Guru

P. Ratu Ile Tokan, M.Pd. Guru menjadi peneliti adalah sebuah pilihan yang tepat karena pilihan ini memiliki dampak positif yang luar biasa bagi upaya peningkatan kualitas guru. Kalau kita melihat hal ini dari perspektif regulasi maka, guru menjadi peneliti bukanlah sebuah pilihan saja melainkan sebuah keharusan karena, guru menjadi peneliti sudah merupakan amanat undang-undang. Walaupun demikian, pilihan dan amanat ini harus benar-benar memiliki spirit yang kuat agar konsistensinya bisa menjadi daya dorong bagi setiap guru yang melaksanakannya. Apabila kita menjabarkan hal ini lebih lanjut maka pilihan kita berikutnya adalah jenis penelitian mana yang relevan sehingga hasil dari penelitian benar-benar berdaya-guna dalam arti lebih efektif dan lebih berpotensi untuk meningkatkan kualitas guru. Saya sungguh meyakini bahwa keterbatasan yang menampak dalam berbagai referensi berkaitan dengan PTK akan memberikan inspirasi tersendiri bagi mereka yang mendalami dan mau menyempurnakan apa yang disebut sebagai PTK itu. Demi penyempurnaan PTK (PTK) maka, kita semua tentu mengharapkan keterlibatan lebih banyak orang untuk mengkaji, merekonstruksi dan memformulasikan ulang PTK ini agar hakekat dan ke ber adaannya menjadi lebih berdaya guna. Hal yang mendasari keyakinan di atas adalah bahwa; kebenaran ilmu pengetahuan bersifat relatif dan selalu terus menerus berevolusi dan beradaptasi dengan kemajuan zaman. Selain itu bahwa; sebuah metodologi, formulasi, proses, dan mekanisme selalu fl eksibel dalam arti bisa diperbaiki dan disempurnakan. Walaupun istila PTK terlanjur menjadi istilah yang sangat populer di kalangan dunia pendidikan namun, keberadaannya yang terbatas itu masih harus terus menerus disempurnakan. Saya yakin bahwa banyak pakar akan terus mengkaji dan berniat untuk menyempurnakan PTK ini. PTK memang harus terus menerus disempurnakan oleh karena beberapa alasan yakni: 1. PTK sudah menjadi kebutuhan bangsa ini khususnya dunia pendidikan yang sedang giat-giatnya berupaya untuk meningkatkan kualitas guru. 2. PTK dapat dilihat sebagai sarana atau fasilitas untuk membantu guru dalam upaya untuk meningkatkan kualitas diri pribadinya menuju suatu pengakuan formal maupun informal terhadap keprofesionalannya. 3. PTK sudah menjadi suatu keharusan karena keberadaannya bukan hanya untuk memenuhi perintah undang-undang melainkan karena kontribusinya yang signifikan terhadap upaya peningkatan kualitas guru bangsa ini. Gambaran singkat di atas hendaknya menjadi spirit bagi siapa saja yang berkehendak baik untuk terlibat dan berkontribusi dalam upaya penyempurnaan PTK baik dalam tataran regulasi, konsep, implementasi, dan manajemennya. Dengan harapan agar keberadaan PTK lebih sempurna dan lebih berdayaguna untuk memajukan pendidikan bangsa ini.

P. Ratu Ile Tokan, M.Pd. Guru menjadi peneliti adalah sebuah pilihan yang tepat karena pilihan ini memiliki dampak positif yang luar biasa bagi upaya peningkatan kualitas guru.

MANAJEMEN LABORATORIUM PENDIDIKAN

Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaiatan satu dengn yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang tampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dan kegiatan laboratorium sehari-hari. Suatu (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif, efesien, disiplin dan administrasi laboratorium yang baik pula. Sedangkan manajemen laboratorium pendidikan adalah pengaturan dan pelaksanaan proses fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pelaporan) tempat riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran ataupun pelatihan ilmiah guna memudahkan para peserta didik maupun pendidik dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan. Buku ini mengkaji tentang manajemen laboratorium dalam upaya meningkatkan ii mutu pembelajaran di sekolah, bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi manajemen laboratorium di sekolah.

Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan 6. Manajemen Hubungan Masyarakat Prinsip-prinsip manajemen hubungan masyarakat a. Komunikasi b.

Manajemen Perpajakan

Di tengah persaingan pasar yang semakin ketat dewasa ini, perusahaan-perusahaan berupaya keras untuk menjadi lebih kompetitif. Salah satu strateginya adalah dengan menjalankan manajemen perpajakan atau perencanaan perpajakan (tax planning). Dalam hal ini, wajib pajak badan usaha—atau pribadi—merencanakan serta mengendalikan hak dan kewajiban perpajakannya secara efektif dan efisien agar dapat memberikan kontribusi maksimum dalam bentuk peningkatan laba atau penghasilan.Tax planning bukanlah upaya untuk mengelak dari kewajiban membayar pajak atau melanggar aturan perpajakan. Dengan melakukan perencanaan pajak yang cermat, perusahaan dapat menghemat kas keluar, mengatur cash flow, dan menyusun anggaran kas secara lebih akurat.Buku ini membahas perencanaan pajak yang terkait dengan berbagai masalah bisnis dan perpajakan yang dihadapi pengusaha serta mengupas beragam cara menyiasati pajak dengan bijak, seperti:- Strategi Penghematan Pajak Melalui Pemilihan Bentuk Usaha- Tax Planning PPh Pasal21/26- Tax Planning PPh Pasal 221Pasal 23/26 dan PPh Final- Tax Planning PPN- Tax Planning PPh Badan- Optimalisasi Pembayaran Pajak untuk Menghemat Pajak- Manajemen Rugi Fiskal dan Strategi PerpajakannyaAkademisi yang mempelajari administrasi dan kebijakan perpajakan atau akuntansi pajak, konsultan pajak, praktisi bisnis, pemimpin perusahaan, maupun birokrat yang mendalami bidang perpajakan akan memperoleh informasi berharga dari referensi yang penting ini.

na dan prasarana yang termasuk ke dalam kegiatan pendidikan atau litbang juga ikut dibatasi. Pasal 1 ayat (4) menyebutkan, sarana dan prasarana yang ...

Best Practices Manajemen Sekolah

Bismillahirrahmanirrahiim, Best practice merupakan butir kegiatan dari sub unsur pembuatan Pengembangan Profesi dan atau Publikasi Ilmiah di bidang pendidikan. Best Practice masuk pada unsur publikasi ilmiah jenis Tinjauan Ilmiah. Dengan demikian satuan hasil best practice berupa laporan karya tulis kepala sekolah yang berisi uraian ide/gagasan atau pengalamannyata dan terbaik penulis dalam upaya mengatasi berbagai masalah pendidikan yang ada di satuan pendidikan. Istilah best practice mengandung arti "pengalaman terbaik" dari keberhasilan seseorang atau kelompok dalam melaksanakan tugas, termasuk dalam mengatasi berbagai masalah dalam lingkungan tertentu. Sebuah best practice dalam pengelolaan sekolah dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah atau dengan dibantu oleh Pengawas Sekolah. Best Practice Kepala Sekolah/Madrasah adalah pengalaman terbaik yang dilakukan Kepala Sekolah ketika mengelola sekolah/madrasah. Sebuah Best Practice akan bermanfaat jika dituliskan dan disosialisasikan kepada teman sejawat agar Kepala Sekolah yang lain dapat menerapkan praktek yang sama dalam pengelolaan sekolah. Wujud Best Practice adalah laporan tentang pengalaman terbaik dalam keberhasilan pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan manajemen di sekolah/madrasah. Tentu saja sebuah Best Practice membutuhkan waktu yang lama untuk dapat mencapai hasil sesuai harapan. Oleh sebab itu, semua perencanaan, tahapan pelaksanaan, keberhasilan, hambatan, dan refleksi perlu dituliskan sebagai bahan pelajaran bagi teman sejawat ketika berusaha menerapkan program atau tindakan yang serupa. Suatu pengalaman dapat dikategorikan sebagai Best Practice karena memiliki ciri khas sebagai berikut: 1) mengembangkan cara baru dan inovatif dalam mengatasi suatu masalah dalam pendidikan khususnya Best Practices Pengelolaan Sekolah pembelajaran: 2) memberikan sebuah perubahan atau perbedaan sehingga sering dikatakan hasilnya luar biasa (outstanding result); 3) mengatasi persoalan tertentu secara berkelanjutan (keberhasilan lestari atau berlangsung lama) atau dampak dan manfaatnya berkelanjutan (tidak sesaat); 4) menjadi model dan memberi inspirasi dalam membuat kebijakan (pejabat) serta inspiratif perorangan, termasuk murid; dan 5) cara dan metode yang digunakan bersifat ekonomis dan efisien. Sebuah best practice, seharusnya memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Orisinalitas, topik dan bahasan merupakan ide yang memuat keaslian maupun kreativitas dengan memadukan sejumlah gagasan maupun ide- ide baru tanpa mengurangi keaslian sumber utamanya; 2. Inovatif, hasil yang dicapai memuat ide kebaruan atau novelty, bukan jiplakan atau peniruan apa adanya, dan berkaitan dengan peningkatan kualitas kinerja pengawas sekolah yang lebih terampil, elegan, dan bermakna. 3. Elaboratif, kepiawaian seseorang dalam menguraikan, merinci, menghubungkan suatu konsep satu dengan lainnya sehingga menghasilkan gagasan/karya baru yang lebih kompleks tetapi terurai. 4. Inspiratif, memberikan dorongan dan motivasi maupun spirit dalam melaksanakan tugas pangawas sekolah bagi orang lain. 5. Empirik; menunjukkan bukti nyata kinerja berbasis pengalaman, dalam supervisi managerial maupun akademik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 6. Aplikatif, hasil best practice dapat direflikasi, dimanfaatkan, dan atau dikembangkan baik di sekolah sendiri maupun di sekolah lain. Peran kepala sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan bukan hanya sebagai leader, tetapi juga sebagai manager dan enterpreuneur. Sebagai leader, kepala sekolah harus tampil sebagai sosok pemimpin yang berwibawa, tangguh, tegas, cekatan, menjadi tauladan, dan tepat dalam mengambil keputusan. Sebagai manager, sosok kepala sekolah diharapkan mampu berperan dalam mengorganisasi dan mengoptimalkan seluruh potensi sekolah, termasuk mengubah pola pikir (mind-set) para guru untuk membawa mereka menuju ke arah kemajuan. Hal tersebut merupakan pekerjaan yang sangat mendasar dan menantang, karena banyak guru yang menggeluti pekerjaannya karena terpaksa dan belum memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan pembelajaran yang bermutu secara optimal. Hal ini menjadi tugas penting kepala sekolah untuk menggerakkan tenaga pendidik agar mutu sekolah menjadi meningkat, sehingga memperoleh prestasi yang dapat dibanggakan. Sebagai sosok manajer, kepala sekolah juga dituntut untuk mampu membangun sinergi dengan para stakeholders. Kepala sekolah juga harus dapat mengevaluasi kinerja sumberdaya pendidikan yang ada di sekolahnya, dan sekaligus mengatasi berbagai hambatan yang ditemukan dalam pengelolaan sekolah. Sebagai seorang enterpreuneur, kepala sekolah harus memiliki jiwa yang kreatif, inovatif, dan selalu ingin memajukan pendidikan yang ada di sekolah yang dipimpinnya. Peran kepala sekolah sebagai leader, manager, dan enterpreuneur tampak terlihat ketika melakukan praktek terbaik di sekolahnya dan dilaporkan dalam bentuk best practices. Program yang direncanakan oleh kepala sekolah untuk mengatasi permasalahan harus dilakukan dengan menerapkan ilmu manajemen yang memadai. Hambatan yang dialami harus dapat dipecahkan secara tepat dengan tangguh dan berwibawa, yang merupakan karakteristik seorang leader yang kuat dan mengayomi warga sekolah. Sedangkan solusi yang diterapkan untuk penyelesaian masalah harus merupakan solusi yang kreatif dan inovatif dengan melibatkan berbagai stakeholder eksternal yang dapat mendukung percepatan peningkatan mutu sekolah. Pengalaman terbaik yang dituliskan oleh para kepala sekolah ini telah dinilai oleh Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah dalam Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) jenjang SMP dan merupakan contoh dari best practice terbaik yang dapat menginspirasi kepala sekolah, pengawas, pemerintah daerah dan stakeholder lainnya dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Bismillahirrahmanirrahiim, Best practice merupakan butir kegiatan dari sub unsur pembuatan Pengembangan Profesi dan atau Publikasi Ilmiah di bidang pendidikan.

Manajemen dan Kepemimpinan

Tantangan yang paling berat dalam mengelola sebuah lembaga pendidikan terletak pada manajemen dan kepemimpinan. Kemampuan seseorang dalam merencanakan, melaksanakan, mengontrol dan mengevaluasi sebuah organisasi mencerminkan kematangan dan kesiapannya dalam menjalankan roda organisasi tersebut, sehingga tercipta suatu pengelolaan organisasi yang baik dan dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Sekalipun dalam kajian-kajian teori secara umum manajemen dan kepemimpinan dibedakan dan terkadang disatukan, karena kenyataan dalam perjalanan organisasi keduanya sulit untuk dipisahkan. Kepemimpinan dimaknai sebagai sebuah upaya untuk memberikan pengaruh kepada orang lain agar maksud dan tujuan dapat dicapai dengan baik atau kemampuan menggerakkan orang lain agar mau bekerjasama dalam sebuah kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kepemimpinan sangat dibutuhkan kemampuan manajerial, kemampuan seseorang untuk mengatur jalannya organisasi. Sehingga dalam buku ini manajemen dan kepemimpinan diuraikan menjadi satu kesatuan sekalipun dalam penjelasannya ada yang terpisah. Setiap manusia adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dilakukannya dalam memimpin. Pemimpin yang bertanggung jawab, mengayomi dan mendengar aspirasi akan memiliki wibawa dan kharisma, sehingga tipe kepemipinannya lebih banyak didominasi oleh tipe kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transformasional mampu melahirkan pemimpin sejati. Pemimpin sejati adalah yang mampu menginsprasi orang lain, energik, cerdas, menjadi tauladan dan figur yang dicontoh sehingga mampu memotivasi orang lain menuju perubahan yang lebih baik. Buku Manajemen dan Kepemimpinan ini dibuat sebagai buku ajar pada mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan yang dapat digunakan oleh dosen dan mahasiswa dalam proses perkuliahan. Di dalam buku ini penulis uraikan tentang Konsep Dasar Manajemen, Pengembangan Teori Manajemen, Manajemen dan Manajer, Perencanaan dan Organisasi, Pengendalian dan Motivasi, Konsep Dasar Kepemimpinan, Teori dan Pendekatan Kepemimpinan, Etika Moral dan Kekuasaan, Model dan Prinsip Kepemimpinan di Abad-21 dan Praktik Kepemimpinan Instruksional dalam Pendidikan.

Sedangkan dalam dunia pendidikan, definisi pendidikan berdasarkan ... dana, sarana prasarana pendidikan, tata laksana dan lingkungan pendidikan untuk ...

Modal Sosial dalam Manajemen Bencana

Buku ini terdiri dari lima bab yang masing-masing membahas mengenai pemulihan kondisi pasca bencana dilihat dari aspek sosial ekonomi. Secara geografis, Indonesia terletak pada wilayah yang rentan terhadap ancaman bencana alam, mulai dari letusan gunungapi, banjir, gempa bumi, hingga tsunami. Keadaan ini membuat masyarakat harus dapat beradaptasi dengan keadaan tersebut mengingat dampak dari bencana tersebut sangat luas, baik dari segi fisik maupun sosial ekonomi. Buku Modal Sosial dalam Manajemen Bencana berisi tentang kumpulan penelitian berupa studi kasus yang telah dilakukan dengan memfokuskan pada perilaku dan cara masyarakat dalam beradapatasi terhadap dampak bencana. Secara detil buku ini menjelaskan bagaimana masyarakat pesisir maupun yang tinggal di gunung melakukan manajemen sosial untuk memulihkan penghidupan ekonomi kembali. Aspek sosial ekonomi merupakan faktor yang penting dalam kajian manajemen kebencanaan, disamping aspek fisik. Manusia memegang peranan penting untuk terciptanya kembali kondisi penghidupan seperti sediakala sebelum terjadi bencana (disaster resilience). Manusia sebagai pelaku objek dalam kajian kebencanaan serta pemulihan perekonomian pasca bencana yang dilakukan manusia, menjadi topik utama dalam buku ini. Nilai-nilai kebersamaan dan saling tolong-menolong antar masyarakat, khususnya masyarakat terdampak bencana, tercermin dari masih mengakarnya budaya gotong royong di kawasan pedesaan. Belajar dari bencana gempa bumi di Yogyakarta tahun 2006, erupsi Gunungapi Merapi 2010, serta banjir rob yang yang rutin terjadi di Demak., gotong royong menjadi senjata yang ampuh dalam komunitas masyarakat menanggulangi akibat yang ditimbulkan suatu bencana karena gotong royong merupakan kombinsi antara solidaritas dan kerjasama antar sesama. Kajian bencana tidak dapat terlepas dari pemulihan kondisi ekonomi. Dalam proses pemulihan kondisi ekonomi ,modal sosial dalam masyarakat merupakan salah satu summberdaya yang penting untuk dimaksimalkan efektifitasnya. Modal sosial bagi masyarakat di kawasan rawan bencana merupakan jenis strategi adaptasi untuk bertahan hidup. Sumberdaya lokal dan kearifan lokal menjadi dasar dan bentuk dari modal sosial. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa modal sosial menjadi faktor yang penting dalam penanggulangan bencana. [UGM Press, UGM, Gadjah Mada University Press]

Beberapa sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, dan tempat ibadah mengalami kerusakan fisik dan tidak dapat dipergunakan. Sebuah Puskesmas pembantu ...

MANAJEMEN PENDIDIKAN MASYARAKAT

Buku Ajar Manajemen Pendidikan Masyarakat” untuk program studi Pendidikan Luar Sekolah Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Sriwijaya. Buku ajar manajemen pendidikan masyarakat ini diharapkan bisa membantu mahasiswa pada saat melakukan pembelajaran manajemen pendidikan masyarakat. Buku ajar ini disusun sesuai dengan deskripsi mata kuliah manajemen pendidikan masyarakat yang merupakan salah satu mata kuliah wajib program studi Pendidikan Luar Sekolah. Buku Ajar ini secara umum mengkaji tentang manajemen pendidikan yang dilakukan di masyarakat atau pendidikan luar sekolah. Materi yang disajikan pada buku ajar ini merupakan materi yang sarat akan konsep manajemen pendidikan yang diterapkan pada pendidikan luar sekolah. Materi yang terkandung di dalam buku ajar ini disusun dengan mengakomodasi tingkat pemahaman pembaca. Dengan kata lain, buku ajar ini disusun dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga lebih mudah untuk dipahami maknanya dalam menerapkan manajemen pendidikan pada masyarakat atau pendidikan luar sekolah.

Buku ajar manajemen pendidikan masyarakat ini diharapkan bisa membantu mahasiswa pada saat melakukan pembelajaran manajemen pendidikan masyarakat.

Isu-isu Global Manajemen Pendidikan Islam: Bintang Pustaka

Buku ini hadir sebagai referensi tambahan bagi akademisi, stakeholders dan masyarakat luas mengenai isu-isu global manajemen pendidikan Islam. Buku ini dikemas secara sistematis dengan menggunakan gaya bahasa yang menarik dan mudah untuk dipahami sesuai ejaan yang telah disempurnakan “EYD”. Oleh karena itu, mari baca bukunya, temukan ilmunya, pahami maknanya, praktikan dan rasakan mamfaatnya. Selamat membaca. Semoga keberkahan ilmu yang bener hadir dalam pribadi anda. Amiin.

Buku ini hadir sebagai referensi tambahan bagi akademisi, stakeholders dan masyarakat luas mengenai isu-isu global manajemen pendidikan Islam.