Sebanyak 41484 item atau buku ditemukan

Kearifan Lokal SMONG Dalam Konteks Pendidikan : Revitalisasi Nilai Sosial-Budaya Simeulue

Buku “Kearifan Lokal Smong Dalam Konteks Pendidikan” ini disusun sebagai respon atas pentingnya merevitalisasi kembali kearifan lokal smong sebagai kekayaan lokal yang wujud dan berkembang dalam masyarakat Simeulue. Masyarakat Simeulue menggunakan kata smong untuk menyebut peristiwa tsunami. Adanya istilah lokal untuk menyebut peristiwa tsunami membuktikan bahwa masyarakat setempat memiliki pengetahuan berkaitan dengan fenomena alam tersebut. Buku ini terdiri atas 7 bagian. Pada Bab 6 khusus berisi bahan ajar tentang smong yang dapat diterapkan di lembaga pendidikan formal, khususnya tingkat SD/MI. Sedangkan pada Bab 7 terdapat contoh perangkat pembelajaran (RPP) sebagai panduan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran tentang smong, Karena itu buku ini sangat tepat dijadikan referensi bagi berbagai pihak seperti guru, akademisi, mahasiswa calon guru dan berbagai kalangan yang memiliki ketertarikan terhadap kearifan lokal.

Buku “Kearifan Lokal Smong Dalam Konteks Pendidikan” ini disusun sebagai respon atas pentingnya merevitalisasi kembali kearifan lokal smong sebagai kekayaan lokal yang wujud dan berkembang dalam masyarakat Simeulue.

Kepekaan Nombor, Numerasi dan Kemahiran Berfikir Aras Tinggi (KBAT) dalam Pendidikan Matematik Sekolah Rendah (Penerbit USM)

Keupayaan berfikir merupakan satu daripada matlamat pendidikan di Malaysia dan juga kemahiran yang diperlukan untuk pembelajaran pada abad ke-21. Penulisan ini memfokuskan kemahiran berfikir dalam pembelajaran matematik melalui kefahaman konsep nombor dan dibincangkan dalam rangka kepekaan nombor, numerasi dan kemahiran berfikir aras tinggi (KBAT). Seterusnya, KBAT dalam matematik dilihat sebagai asas kepada kefahaman matematik lebih tinggi dan juga pengantar kejayaan bidang lain. Pengalaman murid semasa mempelajari matematik pada tahap awal ini adalah penting dalam membentuk kepercayaan dan nilai mereka terhadap matematik. Kepekaan nombor, numerasi dan KBAT dibincangkan daripada perspektif dua elemen utama dalam proses pengajaran dan pembelajaran, iaitu murid dan guru. Pertama, perspektif kognitif murid melibatkan perwakilan dalaman dan luaran serta strategi penyelesaian masalah matematik. Kedua, proses pengajaran dan pembelajaran guru sangat berkait rapat dengan pembentukan kepekaan nombor, numerasi dan KBAT murid. Proses pengajaran dan pembelajaran akan dibincangkan daripada perspektif kepercayaan dan pengetahuan guru berkaitan pengajaran dan pembelajaran yang membentuk KBAT. Pertama, daripada aspek kognitif, kefahaman konsep nombor dilihat sebagai cara maklumat diwakili dan distrukturkan dengan merujuk kepada kebolehan seseorang menghubungkan idea, fakta atau prosedur. Sesuatu idea matematik boleh diwakili suatu bentuk perwakilan atau pelbagai perwakilan. Kefahaman terbentuk apabila perwakilan idea, fakta atau prosedur matematik menjadi sebahagian daripada jaringan perwakilan. Kajian menunjukkan bahawa walaupun murid mempunyai strategi menyelesaikan masalah yang dikemukakan, kepekaan nombor mereka membantu membentuk strategi bermakna. Sehubungan itu, maklumat tentang cara murid menyelesaikan masalah yang diberikan adalah lebih penting daripada sama ada mereka dapat memberikan penyelesaian yang betul atau sebaliknya. Kedua, daripada aspek pengajaran dan pembelajaran guru, dua perkara utama yang akan dibincangkan ialah kepercayaan guru tentang matematik dan kriteria pengajaran guru serta amalan pengajaran yang menyokong dan membangunkan KBAT berdasarkan penyelidikan yang telah dijalankan. Kepercayaan guru dikaji mengikut kerangka matematik sebagai disiplin formal dan informal. Kerangka yang sama digunakan untuk mengkaji kepercayaan guru terhadap pengajaran matematik. Kesimpulan mencadangkan bahawa sebahagian besar guru matematik sekolah rendah mempunyai campuran kedua-dua kepercayaan yang formal dan tidak formal. Penulisan ini juga membincangkan penyelidikan, kriteria pengajaran guru dan amalan pengajaran yang menyokong dan membangunkan KBAT. Kajian pengajaran matematik guru menunjukkan kemunculan aspek-aspek tertentu pengajaran seperti ciri-ciri guru yang baik dan penglibatan pelajar yang berkesan. Walau bagaimanapun, aspek-aspek lain pengajaran seperti pengetahuan kandungan pedagogi guru dan perkaitan matematik kepada kandungan dilihat sebagai sangat mencabar kepada guru. Justeru, untuk melaksanakan KBAT dengan berkesan, aspek murid yang merujuk kepada perkembangan kognitif mereka, khususnya perwakilan dan strategi penyelesaian masalah harus diambil kira. Selain itu, latihan profesional guru seharusnya menangani kepercayaan asas guru terhadap matematik kerana sistem kepercayaan guru ialah pengemudi utama dalam pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran yang berkesan.

Keupayaan berfikir merupakan satu daripada matlamat pendidikan di Malaysia dan juga kemahiran yang diperlukan untuk pembelajaran pada abad ke-21.

Pendidikan Kepramukaan Berbasis Pendidikan Karakter

Dalam kegiatan kepramukaan ini diharapkan setiap siswa dapat mengembangkan diri sesuai dengan perilaku-perilaku yang terpuji, Karena itulah, pendidikan karakter yang merupakan suatu sistem maupun kegiatan yang disusun secara sadar guna mendidik para peserta didik dalam hal watak, perilaku, sikap, dan ucapan yang sesuai dengan nilal-nilai karakter dikembangkan dengan berkolaborasi pada kegiatan kepramukaan akan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif karena adanya kesamaan dalam nilai. Pembelajaran pendidikan karakter yang diaplikasikan melalui kegiatan kepramukaan akan membentuk pemahaman bahwa melalui kegiatan kepramukaan yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter akan membentuk suatu pendidikan terbuka dan ditujukan paling utama untuk mengembangkan perilaku remaja, didalamnya terdapat berbagai nilai terpuji (nilai-nilai karakter) yang dirancang sebagai suatu unsur dan tujuan utama yang berguna uutuk mengembangkan karakter bangsa. Buku ini sangat baik dan berguna untuk kalangan mahasiswa, pendidik dan organisasi-organisasi pegiat pendidikan serta para pembaca pada umumnya.

Dalam kegiatan kepramukaan ini diharapkan setiap siswa dapat mengembangkan diri sesuai dengan perilaku-perilaku yang terpuji, Karena itulah, pendidikan karakter yang merupakan suatu sistem maupun kegiatan yang disusun secara sadar guna ...

PENDIDIKAN AL-QUR’AN

KH. Bustani Qadri

Nama KH. Bustani Qadri memang sangat mashur bagi masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir, sebagaimana ulama yang menjadi suri tauladan bagi umat. Walaupun dia telah tiada, namanya tetap terkenang bagi masyarakat Inhil. KH. Bustani Qadri, terlahir di Sapat Kecamatan Kuala Indragiri Tahun 1921. Sewaktu berumur 7 Tahun di bawa oleh orang tuanya ke tanah suci Mekah, ± 13 Tahun beliau mendalami Ilmu Agama di Mekah dan Tahun 1941 pulang ke Indragiri Hilir tepatnya di Sapat.

Nama KH. Bustani Qadri memang sangat mashur bagi masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir, sebagaimana ulama yang menjadi suri tauladan bagi umat.

Pendidikan Karakter Keluarga dan Sekolah

Buku ini dimaksudkan untuk menjadi referensi bagi pembaca dalam memahami pendidikan karakter secara umum dan spesifik pada pembiasaan pendidikan karakter keluarga dan sekolah. Penulisan buku yang bersifat sederhana dan santai dimaksudkan untuk mudah dipahami dan menarik minat pembaca pemula serta para orang tua peserta didik. Buku ini disusun untuk membantu para orang tua, tenaga pengajar dalam mempelajari Pendidikan Karakter Keluarga dan Sekolah. Buku ini menjabarkan usaha yang sebaiknya dilakukan untuk menumbuhkan karater pada lingkungan keluarga dan sekolah. Buku ini memberikan gambaran bahwa pendidikan karakter pada anak bukan semata-mata tanggungjawab pihak sekolah, keluarga mempunyai peran yang sama dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter yang dilakukan sejak dini. Penerbit Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Buku ini dimaksudkan untuk menjadi referensi bagi pembaca dalam memahami pendidikan karakter secara umum dan spesifik pada pembiasaan pendidikan karakter keluarga dan sekolah.

Pendidikan Teknik dan Vokasional:

Menggali Pengalaman Sukses Institusi Bi-National di Negeri Jiran, dari Konsep hingga Implementasi

Pendidikan teknik dan vokasional termasuk dalam jenis pendidikan kejuruan dan vokasi dalam sistem pendidikan di Indonesia yang bertujuan menyiapkan dan memberi bekal peserta didik dengan keterampilan dan keahlian untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pada jalur pendidikan formal, bentuk pendidikan jenjang pendidikan menengah dikenal dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Sedangkan pada jenjang pendidikan tinggi bentuk pendidikannya dikenal dengan Politeknik atau program Diploma. Dalam khasanah buku-buku pendidikan, belum banyak yang menulis tentang apa dan bagaimana pendidikan kejuruan dan vokasi tersebut. Untuk itu, penulis ingin berbagi sedikit pengetahuan dan pengalaman tentang pendidikan kejuruan dan vokasi, terutama terkait dengan pengelolaan dan pembelajarannya. Penulisan buku ini dimaksudkan untuk menggali dan memetik kisah baik (best practices) dan sukses tentang pendidikan teknik dan vokasional yang dilaksanakan dengan pola kerjasama antara kerajaan Malaysia dan negara Jerman (bi-national) di bidang pendidikan teknik. Negara Jerman merupakan salah satu negara maju yang sistem pendidikannya banyak dijadikan sebagai rujukan, terutama dalam pendidikan kejuruan dan vokasi oleh negara lain. Buku ini terdiri atas delapan bagian. Bagian pendahuluan tentang pendidikan teknik dan vokasional secara umum dan membahas kebutuhan tenaga kerja terampil serta sekilas tentang pertumbuhan ekonomi di Malaysia. Bagian kedua tentang sistem pendidikan dan latihan di Malaysia untuk menyiapkan tenaga terampil di bidang teknik dan vokasional. Bagian tiga tentang German-Malaysian Institute (GMI) yang merupakan institusi binational kerjasama kerajaan Malaysia dengan negara Jerman. Bagian empat tentang strategi pembelajaran di institusi GMI. Bagian lima tentang identifikasi faktor penentu kesuksesan. Bagian enam tentang implikasi model pendidikan dan latihan terhadap keterampilan peserta didik. Bagian tujuh tentang analisis sistem pendidikan teknik dan vokasional terpadu, dan bagian terakhir adalah kesimpulan dari buku ini. Buku ini dapat digunakan oleh pemangku kepentingan di bidang pendidikan kejuruan dan vokasi, khususnya guru dan kepala sekolah SMK, dosen Politeknik dan program Diploma, pengembang dan pimpinan proyek pendidikan kejuruan dan vokasi, serta masyarakat lainnya.