Sebanyak 6 item atau buku ditemukan

Pembentukan Karakter Dalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum pendidikan senantiasa berubah dikarenakan harus selalu ditingkatkan menjadi lebih baik dari terdahulunya dan disesuaikan dengan kebutuhan di jamannya. Sebagaimana hadits riwayat Ali bin Abi Thalib, Rasulullah SAW bersabda: “Didiklah anakanakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu”.1 Di Indonesia sendiri, pendidikan sudah mengalami pergantian kurikulum beberapa kali, dimulai dari tahun 1947 dengan kurikulum rentjana, 1952 dengan kurikulum rentjana pelajaran terurai, 1964 dengan kurikulum rentjana pendidikan, 1968 dengan kurikulum 1968, 1975 dengan kurikulum 1975, 1984 dengan kurikulum 1984, 1994 dengan kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999, 2004 dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), 2006 dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 2013 dengan Kurikulum 2013 (K-13) dan 2022 dengan kurikulum merdeka.2 Setelah diciptakannya kurikulum merdeka oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Mendikbud Ristek RI) Nadiem Makarim di mana kurikulum tersebut memberikan kebebasan pada peserta didik untuk mengeksplorasi kemampuan (passion) dan minatnya.3 Kurikulum merdeka merupakan suatu gebrakan yang menawarkan konsep pendidikan yang lebih sederhana dan ideal di mana guru maupun peserta didik berperan sebagai subjek dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang mana keduanya dapat saling bersinergi satu sama lain.

Kurikulum pendidikan senantiasa berubah dikarenakan harus selalu ditingkatkan menjadi lebih baik dari terdahulunya dan disesuaikan dengan kebutuhan di jamannya.

Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan Lokal Malang Selatan

Penelitian tentang “Pengembangan Media Audio Visual Adobe Flash Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan Lokal Malang Selatan untuk Siswa Inklusi” merupakan sebuah penelitian R&D dengan luaran produk berupa bahan ajar penunjang untuk kearifan lokal Malang selatan untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Gambaran dalam pembuatan produk bahan ajar kearifan lokal Malang selatan ini diharapkan agar menjadi pedoman bagi guru, praktisi, dan penggiat pendidikan di SD dalam pengajaran di kelas untuk tetap menjunjung tinggi nilai nilai kearifan lokal yang ada. Selain itu, peneliti berharap produk yang dikembangkan dapat menjadi inspirasi para guru SD untuk mengembangkan kearifan lokal tempat tinggal masing-masing agar nantinya kearifan lokal tidak punah di telan oleh perkembangan zaman.

Penelitian tentang “Pengembangan Media Audio Visual Adobe Flash Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan Lokal Malang Selatan untuk Siswa Inklusi” merupakan sebuah penelitian R&D dengan luaran produk berupa bahan ajar penunjang untuk ...

Kreativitas, Inovasi, dan Keunikan sebagai Daya Tarik Perpustakaan

"Perpustakaan, pustakawan, dan pemustaka adalah 3 pilar yang saling terkait saling mendukung. Perpustakaan sebagai tempat informasi ilmu pengetahuan dan aktifitas masyarakat, pustakawan sebagai pengelola yang harus kreatif inovatif supaya pemustaka mendapatkan kenyamanan, krasan, dan ketagihan dengan perpustakaan. Kini, pandemi Covid-19 memaksa layanan perpustakaan berubah total, dimana pegawai mulai work from home yang harus dimanfaatkan untuk produktif dan berbenah, sehingga pada saat pelayanan kembali normal maka pustakawan diharapkan mempunyai nilai lebih." Drs. Isa Ashari, M.M., Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Magelang "Buku ini hadir untuk memberikan wadah berbagi antar pustakawan di Kota Magelang terkait dengan berbagai inovasi dan keunikan yang dimiliki oleh perpustakaan tempat mereka bekerja. Inovasi dan keunikan yang luar biasa akan lebih bermanfaat jika dibagi untuk kemajuan bersama dengan dituangkannya pengalaman dan ide yang dimiliki melalui sebuah karya, yakni tulisan." Jamzanah Wahyu Widayati, S. I. Pust., MA., Ketua PC IPI Kota Magelang "Buku ini memberikan manfaat bagi pengembangan kompetensi pustakawan dan bermanfaat juga bagi pengembangan dunia kepustakawanan Indonesia." Itmamudin, SS., M.IP., Ketua Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia Jawa Tengah (PD IPI Jateng) dan Pustakawan di IAIN Salatiga

Inovasi dan keunikan yang luar biasa akan lebih bermanfaat jika dibagi untuk kemajuan bersama dengan dituangkannya pengalaman dan ide yang dimiliki melalui sebuah karya, yakni tulisan." Jamzanah Wahyu Widayati, S. I. Pust.

Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Rendah

Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah merupakan jenis bacaan cerita anak-anak yang bentuk karya sastra yang ditulis untuk konsumsi anak-anak. Sebagaimana karya sastra pada umumnya. Bacaan sastra anak-anak merupakan hasil kreasi imajinatif yang mampu menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman keindahan tertentu. Anak usia SD pada jenjang kelas menengah dan akhir sebagai pembaca sastra telah mampu menghubungkan dunia pengalamannya dengan dunia rekaan yang tergambarkan dalam cerita. Hubungan interaktif antara pengalaman dengan pengetahuan kebahasaan merupakan kunci awal dalam memahami dan menikmati bacaan cerita anak-anak. Bacaan tersebut ditinjau dari cara penulisan, bahasa, dan isinya juga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan readiness anak. Sastra yang terwujud untuk anak-anak selain ditujukan untuk mengembangkan imajinasi, fantasi dan daya kognisi yang akan mengarahkan anak pada pemunculan daya kreativitas juga bertujuan mengarahkan anak pada pemahaman yang baik tentang alam dan lingkungan serta pengenalan pada perasaan dan pikiran tentang diri sendiri maupun orang lain. Karena itu kehadiran buku ini diharapkan mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar/Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai calon guru maupun guru sekolah dasar/madrasah sekalipun dapat mempraktikkan pengajaran berbahasa Indonesia sekaligus bersastra yang menyenangkan bagi murid-murid sekolah dasar kelas rendah melalui berbagai metode yang dapat mempermudah pembelajaran yang sudah terangkum dalam buku ini.

Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah merupakan jenis bacaan cerita anak-anak yang bentuk karya sastra yang ditulis untuk konsumsi anak-anak.

Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Di SD/MI Kelas Tinggi

Penanaman bahasa Indonesia sejak dini adalah memberikan pelatihan dan pendidikan tentang bahasa Indonesia sejak anak masih kecil. Pelaksanaan pendidikan bahasa Indonesia pada anak dapat dilakukan melalui pendidikan informal, pendidikan formal, maupun pendidikan nonformal. Pendidikan informal dilakukan oleh keluarga di rumah. Pendidikan ini dilakukan saat anak berada di rumah bersama dengan keluarganya. Sedangkan pendidikan formal dilaksanakan di dalam lembaga pendidikan resmi mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi. Dalam pendidikan formal ini gurulah yang berperan penting dalam menanamkan pengetahuan akan bahasa Indonesia. Sedangkan pendidikan nonformal dilaksanakan di luar rumah dan sekolah, dapat melalui kursus, pelatihan-pelatihan, pondok pesantren dan lain sebagainya. Pendidikan bahasa Indonesia di lembaga formal dimulai dari SD. Jumlah jam pelajaran bahasa Indonesia di SD kelas I, II dan III sebanyak 6 jam pelajaran. Sedangkan kelas IV, V dan VI sebanyak 5 jam pelajaran. Banyaknya jumlah jam pelajaran Bahasa Indonesia dimaksudkan agar siswa mempunyai kemampuan berbahasa Indonesia yang baik serta mempunyai kemampuan berpikir dan bernalar yang baik yang dapat disampaikan melalui bahasa yang baik pula. Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD, karena bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari.

Penanaman bahasa Indonesia sejak dini adalah memberikan pelatihan dan pendidikan tentang bahasa Indonesia sejak anak masih kecil.

Diriku (Komik Tematik Kurikulum 2013 Bermuatan Ekoliterasi)

Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa, dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Fokus perhatian pembelajaran tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya. Bagaimana jika pembelajaran tersebut dikemas dalam bentuk komik dan diintegrasikan dengan muatan ekoliterasi? Temukan keseruan aktivitasnya dalam buku tematik bermuatan ekoliterasi ini.

Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa, dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik ...