Sebanyak 56 item atau buku ditemukan

Buku Pedoman Dosen Pembelajaran Pendidikan Antikorupsi Untuk Perguruan Tinggi

Pembentukan Karakter Dalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum pendidikan senantiasa berubah dikarenakan harus selalu ditingkatkan menjadi lebih baik dari terdahulunya dan disesuaikan dengan kebutuhan di jamannya. Sebagaimana hadits riwayat Ali bin Abi Thalib, Rasulullah SAW bersabda: “Didiklah anakanakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu”.1 Di Indonesia sendiri, pendidikan sudah mengalami pergantian kurikulum beberapa kali, dimulai dari tahun 1947 dengan kurikulum rentjana, 1952 dengan kurikulum rentjana pelajaran terurai, 1964 dengan kurikulum rentjana pendidikan, 1968 dengan kurikulum 1968, 1975 dengan kurikulum 1975, 1984 dengan kurikulum 1984, 1994 dengan kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999, 2004 dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), 2006 dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 2013 dengan Kurikulum 2013 (K-13) dan 2022 dengan kurikulum merdeka.2 Setelah diciptakannya kurikulum merdeka oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Mendikbud Ristek RI) Nadiem Makarim di mana kurikulum tersebut memberikan kebebasan pada peserta didik untuk mengeksplorasi kemampuan (passion) dan minatnya.3 Kurikulum merdeka merupakan suatu gebrakan yang menawarkan konsep pendidikan yang lebih sederhana dan ideal di mana guru maupun peserta didik berperan sebagai subjek dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang mana keduanya dapat saling bersinergi satu sama lain.

Kurikulum pendidikan senantiasa berubah dikarenakan harus selalu ditingkatkan menjadi lebih baik dari terdahulunya dan disesuaikan dengan kebutuhan di jamannya.

Studi Kelayakan Pariwisata Di Sulawesi Utara

Sektor pariwisata berperan penting dalam meningkatkan kesempatan berusaha bagi penduduk atau masyarakat yang tinggal di sekitar objek wisata. Selain itu, kehadiran wisatawan ke wilayah wisata alam memberi peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan penghasilan alternatif, mulai dengan menjadi pemandu wisatawan, menyediakan warung, penginapan/homestay, sehingga dapat mensejahterakan atau meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, studi kelayakan pariwisata di perguruan tinggi menjadi sangat penting untuk membantu meningkatkan pariwisata di Indonesia. Sayangnya buku-buku Studi Kelayakan Pariwisata masihlah kurang dibandingkan buku-buku mata kuliah lain. Untuk mengisi kekurangan tersebut, buku ini hadir sebagai pengantar untuk lebih memahami konsep pariwisata dan bagaimana studi kelayakan pariwisata dilaksanakan dan bisa berdampak pada peningkatkan kualitas pariwisata di Indonesia secara umum dan Sulawesi utara secara khusus.

... bisnis bukan wisata tetapi perjalanan wisatanakan dilakukannya setelah tujuan utama selesai. Studi Kelayakan a. Studi Kelayakan Studi kelayakan (Feasibility Study) merupakan kajian yang bersifat praktis atas berbagai keunggulan dan ...

Unconventional Monetary Policy in Practice. A Comparison of 'Quantitative Easing' in Japan and the USA

Diploma Thesis from the year 2009 in the subject Economics - Finance, grade: 1, University of Vienna, language: English, abstract: In the current economic and financial crisis, many western central banks introduced “unconventional” monetary policy measures, commonly referred to as “Quantitative Easing (QE)”. However, the Bank of Japan (BoJ) already applied QE between 2001 and 2006. This lead many commentators to make oversimplifying comparisons between the BoJ’s QE approach (2001-2006) and current implementations of QE by other central banks. In particular, this diploma thesis tries to examine the differences between BoJ-type QE and Fedtype QE. It turns out that both approaches differ fundamentally from each other on various grounds: The primary aim of QE in Japan was fighting deflation, whereas the American central bank addresses mostly strains in the banking system. Concerning the concrete measures, one can say that QE by the BoJ consisted to a good deal of active QE in terms of outright purchases of Japanese government securities (JGBs), whereas the Fed currently follows a somewhat broader approach: Since interbank markets are not functioning as desired, it tries to engage with as many market participants as direct as possible. Therefore the Fed has introduced a much broader range of new instruments than its Japanese counterpart did between 2001 and 2006. As a result, the Fed’s balance sheet expansion was considerably larger than the one in Japan.

Diploma Thesis from the year 2009 in the subject Economics - Finance, grade: 1, University of Vienna, language: English, abstract: In the current economic and financial crisis, many western central banks introduced “unconventional” ...