Sebanyak 1207 item atau buku ditemukan

Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah untuk Pengembangan Profesionalisme Guru: Bintang Pustaka

Buku ini mencakup kajian keilmuan manajemen kepala sekolah, khususnya tentang program kepala sekolah, pengembangan guru, kedisiplinan guru dan kinerja guru, serta kenyataan di lapangan. Dengan kajian ini, maka pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru, kepala sekolah, pengawas,dan pemangku pendidikandisekolah tidak hanya memahami suatu peristiwa saja namun segala peristiwa yang terjadi tentunya ada keterkaitan dengan peristiwa lain. Buku ini disusun untuk kebutuhan para pemangku pendidikan di sekolah sebagai salah satu upaya membangkitkan peningkatan profesionalisme guru.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, disiplin adalah ketaatan pada peraturan (tata tertib). ... menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,dan pendidikan menengah. (UU No.

KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) DAN KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ) DALAM MORALITAS REMAJA BERPACARAN UPAYA MEWUJUDKAN MANUSIA YANG SEUTUHNYA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan buku referensi ini dengan baik tanpa ada satu halangan yang berarti. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu karena atas bantuannya penulis dapat menyelesaikan buku ini dengan lancar. Buku yang berjudul Kecerdasan Spiritual (SQ) dan Kecerdasan Intelektual (IQ) dalam Moralitas Remaja Berpacaran Upaya Mewujudkan Manusia yang Seutuhnya ini memuat definisi istilah kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, moralitas, paradigma kecerdasan, dan lain-lain. Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan di sana-sini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang konstruktif dari para pembaca sekalian. Semoga buku ini bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya.

kecerdasan majemuk? Sebagai orang tua masa kini, kita sering kali menekankan agar anak berprestasi secara akademik di sekolah. Kita ingin mereka menjadi ...

CYBER PEDAGOGY

Guru sebagai Fasilitator & Coach dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini

Pemanfaatan teknologi digital sebagai sumber belajar bagi dunia pendidikan tidak asing lagi. Guru harus dapat mengembangkan kompetensi TIK dalam merancang sumber belajar bagi anak didik sesuai dengan perkembangan teknologi digital. Buku ini membahas tentang Cyber Pedagogy di mana seorang guru harus menggali potensi dirinya agar dapat memahami karakteristik setiap anak didik dalam pendidikan abad ke-21. Seorang guru harus memahami konsep-konsep pedagogi yang berhubungan dengan teknologi pedagogi. Cyber Pedagogy merupakan fondasi dasar dalam merancang proses pembelajaran dalam hal menyediakan sumber belajar bagi anak didik kompetensi pembelajaran abad ke-21. Dalam buku ini membahas mulai dari konsep teknologi pedagogi, pembelajaran abad ke-21, tahapan penggunaan teknologi dalam pendidikan, serta penerapan teknologi dalam proses pembelajaran, sehingga penerapan Cyber Pedagogy dapat sesuai dengan prinsip ilmu pendidikan dan dapat berjalan sesuai dengan perkembangan teknologi digital.

Buku ini membahas tentang Cyber Pedagogy di mana seorang guru harus menggali potensi dirinya agar dapat memahami karakteristik setiap anak didik dalam pendidikan abad ke-21.

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Adapun pembelajaran/instruction adalah sebagai proses pembelajaran yakni proses belajar sesuai dengan rancangan. Unsur kesengajaan dari pihak di luar individu yang melakukan proses belajar merupakan ciri utama dari konsep instruction. Proses pengajaran ini berpusat pada tujuan atau goal directed teaching process yang dalam banyak hal dapat direncanakan sebelumnya (pre-planned). Karena sifat dari proses tersebut, maka proses belajar yang terjadi adalah proses perubahan perilaku dalam konteks pengalaman yang memang sebagian besar telah dirancang. Buku ini membahas atau menguraikan tujuh topik, yaitu; Konsep Belajar dan Hakikat Belajar, Pemikiran Teori Belajar Humanistik dalam Pembelajaran, Memahami Teori Belajar Kognitivisik, Memahami Teori Belajar Konstruktivistik Dan Teori Belajar Revolusi Sosio-Kultural, Hakikat Multiple Intellegences, Hakikat Kesulitan Belajar, dan terakhir Hakikat Pembelajaran.

Buku ini membahas atau menguraikan tujuh topik, yaitu; Konsep Belajar dan Hakikat Belajar, Pemikiran Teori Belajar Humanistik dalam Pembelajaran, Memahami Teori Belajar Kognitivisik, Memahami Teori Belajar Konstruktivistik Dan Teori Belajar ...

MERDEKA BELAJAR

Merdeka Belajar merupakan program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim. Esensi kemerdekaan berpikir, menurut beliau, pembelajaran harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi. Beliau menyebut, dalam kompetensi guru di level apa pun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi. Adapun konsep dari Merdeka Belajar adalah: 1) Dihapuskannya Ujian Nasional (UN) yang digantikan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. 2) Pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) yang dikembalikan kepada pihak sekolah. 3) Membentuk siswa yang kompeten, cerdas untuk SDM bangsa, dan berbudi luhu

... Model-Model Pembelajaran Berbasis Digital, Perencanaan Sumberdaya Manusia, ... Media Pembelajaran Transformatif, Era Baru Manajemen Pendidikan, ...

Belajar Dari alam Biluhu

Pembelajaran Sentra Bahan Alam, memperkaya anak-anak belajar tentang konsep-konsep dasar matematika dan sains, sekaligus membentuk sikap-sikap positif yang mereka butuhkan untuk kehidupan mereka saat dewasa. Mereka belajar mengenal dan memahami secara logis aturan main dan batasan-batasan serta belajar menjalankannya. Mereka juga membangun keterampilan sosial selama berinteraksi dengan teman-teman bermain. Tak kalah pentingnya, Sentra Bahan Alam juga membangun kekuatan otot-otot motorik kasar anak, yang dibutuhkan antara lain untuk bisa memegang alat tulis dan menulis. Di dalam Sentra Bahan Alam ada harmoni pembangunan otot-otot dasar kehidupan anak usia dini, yang tidak boleh dilewatkan selama periode golden age. Sebab, pembangunan otot-otot dasar kehidupan itu pada hakikatnya adalah pembangunan struktur otak, yang 80 persennya selesai pada periode usia dini. Kegiatan-kegiatan bermain seperti di atas bisa saja diulang pada usia berapa saja, tapi tidak pernah ada kesempatan kedua untuk membangun struktur otak

Padahal, dengan dukungan infrastruktur digital yang baik, pembelajaran ... C. Efektifitas Pembelajaran Daring Era Covid-19 Mewabahnya kasus Covid-19 di ...

MERDEKA BELAJAR

Dalam Mencapai Indonesia Maju 2045

Sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Visi Indonesia bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memiliki tugas untuk mewujudkan visi dan misi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (periode ke-II tahun 2019-2024) dan Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadim Anwar Makarim sebagai nahkoda Kemendikbud telah mengeluarkan dan menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan nasional yaitu “Merdeka Belajar”. Program tersebut meliputi (1) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) diselenggarakan di Sekolah dengan bentuk tes untuk uji kompetensi dan portofolio, (2) Ujian Nasional (UN) diubah menjadi Asessment Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, tes diselenggarakan untuk kelas 4, 8, dan kelas 11, (3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang hanya terdiri dari komponen inti yaitu (a) Tujuan Pembelajaran; (b) Kegiatan pembelajaran; dan (c) Asessment, dan kebijakan yang ke (4) terkait Peraturan Penerimaaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi Kemendikbud tetap menggunakan Sistem Zonasi dengan adaptasi yang lebih fleksibel untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kulitas diberbagai daerah. Daerah diberikan kewenangan dalam menentukan proporsi dan menetapkan wilayah zonasi. Adapun komposisi PPDB jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50 persen, jalur afirmasi minimal 15 persen, jalur perpindahan maksimal 5 persen, selebihnya jalur prestasi 0-30 persen. Mendikbud Nadim Makarim berharap pemerintah daerah dan pusat dapat bergerak bersama dalam mengimplementasikan empat program kebijakan pendidikan nasional melalui pemerataan akses dan kualitas pendidikan. Problemnya bagaimana Merdeka Belajar diterjemahkan dalam proses belajar mengajar? Ini belum ada semacam koridor baku yang merdeka. Kemudian jika praktik Merdeka Belajar dalam proses belajar mengajar tersebut memerlukan kualifikasi tertentu yang harus dimiliki guru, lalu guru seperti apa yang diharapkan mampu menerjemahkan Merdeka Belajar? Untuk menghadirkan guru yang berkualitas agar mampu menghadirkan Merdeka Belajar dan mampu menyiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan yang penuh ketidakpastian itu seperti apa? Di sisi lain kita semua menyadari bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang begitu luas dan sangat bervariasi dari sisi keberadaan guru, baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga sangat sulit kita untuk menerapkan 8 standar nasional pendidikan yang seharusnya dicapai oleh semua jenjang dan satuan pendidikan di semua provinsi dan kabupaten kota. Bagaimana kebijakan pemerintah terhadap universitas yang menyiapkan guru-guru masa depan? Model Pendidikan untuk guru yang mampu menghadapi masa depan dengan konsep merdeka belajar itu seperti apa?

Problemnya bagaimana Merdeka Belajar diterjemahkan dalam proses belajar mengajar? Ini belum ada semacam koridor baku yang merdeka.

Pengantar Manajemen (Teori Dan Konsep)

Buku kolaborasi ini berjudul “Pengantar Manajemen (Teori dan Konsep)” mengacu pada konsep dan teori manajemen. Buku ini terdiri dari 12 bab yang menjelaskan mengenai konsep dasar manajemen, sejarah perkembangan manajemen, manajemen sebagai seni, ilmu, dan profesi, prinsip dan fungsi manajemen, lingkungan internal dan eksternal organisasi, proses pengambilan keputusan, prinsip-prinsip dasar kepemimpinan, teori motivasi, komunikasi dalam organisasi, desain organisasi dan wewenang, hubungan antara perubahan organisasi dan perkembangan organisasi, serta jenis dan tujuan pengendalian.

Untuk mengatur dan mengawasi pelaksanaan tujuan yang ingin dicapai, presiden dan eksekutif menetapkan ketentuan yang tidak memerlukan komunikasi langsung dengan semua anggota. Anggota membuat grup dan menentukan siapa yang bertanggung ...

Kajian Teori Organisasi Dan Birokrasi Dalam Pelayanan Publik

Buku yang berjudul Kajian Teori Organisasi dan Birokrasi dalam Pelayanan Publik ini merupakan karya penulis dalam menyingkap makna dari teori itu sendiri, Organisasi Publik, Organisasi Bisnis, Perubahan Lingkungan Organisasi Publik, Ruang Lingkup Organisasi Publik, Kebijakan Publik, Komunikasi Organisasi Publik, Pengembangan Kompetensi SDM, Pendidikan Dan Pelatihan SDM, Kepemimpinan Organisasi Publik, Birokrasi, Budaya Organisasi Publik, Pelayanan Publik, dikaji secara mendalam dari berbagai aspek dan permasalahannya. Buku ini diharapkan menjadi kajian komprehensif tetapi sangat praktis bagi siapa saja yang ingin menyelami dalamnya Ilmu Administrasi Publik yang tiada henti untuk membahasnya selagi manusia masih mempunyai keinginan untuk melakukan pengkajian ilmu pengetahuan sebagai kebutuhan hidup di muka bumi ini. Kajian Teori Organisasi Dan Birokrasi Dalam Pelayanan Publik ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.

A. Pengertian Komunikasi Publik Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam sebuah organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap muka atau melalui media. Namun dalam bagian ini yang akan ...

KOMITMEN MEMBANGUN PENDIDIKAN (Tinjauan Krisis Hingga Perbaikan Menurut Teori)

Pendidikan merupakan variabel utama dalam memajukan suatu bangsa. Karenanya, pendidikan adalah investasi yang paling menjanjikan dan strategis dalam membentuk sumber daya manusia. Oleh karenanya untuk mewujudkan itu maka seluruh unsur – unsur pendidikan harus saling terintegrasi dan bersinergi dengan sistem yang lain untuk kencapai tujuan itu. Meminjam istilah Ki. Hadjar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia bahwa Tri Pusat Pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) harus saling melengkapi dalam mewujudkan mansyarakat berkeadaban. Dalam rangka memajukan pendidikan dibutuhkan komitmen dari seluruh unsur stake holders terkait. Kerja sama baik dengan menggunakan prinsip - prinsip manajemen juga merupakan hal yang penting dalam menghasilkan pendikan unggul dan bermutu. Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan gagasan penulis yang dituangkan berangkat dari melihat kegelisahan pada lembaga- lembaga pendidikan, out put yang dihasilkan pendidikan terasa kurang maksimal, begitu juga fenomena pengelolaan pendidikan yang masih semeraut dalam tatatan manajemen, juga komitmen membangun pendidikan para pemangku kepentingan pendidikan belum menjadi prioritas utama dalam membangun pendidikan. Hadirnya buku ini ingin menuangkan dan menjelaskan tentang komitmen membangun pendidikan berdasarkan tinjauan kritis yang berbasis teoritis dalam menjawab problema dan tantangan pendidikan. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam membantu menyusun dan menerbitan buku ini, kepada editor, korektor, dan penerbit penulis merasa berhutang banyak tanpa bantuan mereka sulit rasanya buku ini sampai ke tangan pembaca. Buku ini merupakan edisi kedua dari edisi pertama yang merupakan penyempurnaan dan perbaikan guna lebih memberikan kajian-kajian yang mendalam. Buku yang berada ditangan pembaca ini diharapkan tetap memberikan kontribusi guna kemajuan dunia pendidikan. Terakhir, sebagai karya manusia biasa penulis menyadari karya ini masih kurang dari kesempurnaan. Oleh karenanya kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca yang budiman. Di atas segalanya dan dengan penuh kerendahan hati, buku ini penulis hantarkan ke hadapan para pembaca. Dengan harapan semoga bermanfaat adanya.

Apabila kedelapan etos tersebut senantiasa dilakukan guru dalam melaksanakan tugas di sekolah, maka hal ini akan membentuk menjadi sebuah kebiasaan, dan pada akhir sikap dan kebiaasaan itu akan membentuk menjadi karakter.