Sebanyak 4531 item atau buku ditemukan

PENERAPAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI FASYANKES

Untuk meningkatkan kinerja fasilitas berupa sarana dan prasarana serta keselamatan di rumah sakit, puskesmas dan klinik agar berkualitas, maka dilakukan pengelolaan dalam Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku dan dikaji dengan memperhatikan manajemen risiko fasilitas. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan di fasyankes ini mencakup 6 bidang meliputi : keselamatan dan keamanan, bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbahnya, manajemen penanggulangan bencana, sistem proteksi kebakaran, peralatan medis dan sistem penunjang. Dalam buku ini disajikan berbagai contoh penerapan manajemen fasilitas dan keselamatan di fasyankes, serta regulasi yang berkaitan dengan implementasi MFK di fasyankes. Semoga Buku ini berguna bagi Pokja MFK dalam mempersiapkan diri sebelum dilakukan penilaian akreditasi dan bagi pembaca sebagai bahan pembelajaran

Untuk meningkatkan kinerja fasilitas berupa sarana dan prasarana serta keselamatan di rumah sakit, puskesmas dan klinik agar berkualitas, maka dilakukan pengelolaan dalam Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang disesuaikan dengan ...

MANAJEMEN PELATIHAN GURU SEKOLAH DASAR INKLUSIF BERBASIS KEBUTUHAN

MANAJEMEN PELATIHAN GURU SEKOLAH DASAR INKLUSIF BERBASIS KEBUTUHAN Pelatihan pendidikan inklusif merupakan salah satu kegiatan dalam rangka meningkatkan kompetensi guru khususnya untuk meningkatkan sikap, dan keterampilan dalam mengembangkan kemampuan dan kompetensi khususnya layanan pembelajaran profesional. Guru-guru yang memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam bidang yang relevan dengan pengembangan dan komptensi, diharapkan akan dapat mendukung dan berperan serta dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu pelatihan pendidikan inklusif perlu dilaksanakan dan dikembangkan dengan memperhatikan faktor efesiensi, efektivitas dan relevansi. Kebutuhan pelatihan pendidikan inklusif pada prinsipnya perlu digali dari guru-guru itu sendiri, sehingga kebutuhan itu bisa dipenuhi sesuai dengan harapan peserta pelatihan. Pelatihan pendidikan inklusif perlu dirancang sedemikian rupa mengingat pesertanya pada dasarnya adalah orang dewasa, oleh karena itu dalam pelaksanaannya harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran bagi orang dewasa diantaranya bersifat partisipatif, reflektif, dan memberikan umpan balik. Panduan pelatihan pendidikan inklusif ini dimaksudkan sebagai acuan bagi instansi pemerintah dan non pemerintah dalam menyelenggarakan pelatihan pendidikan inklusif untuk meningkatkan kemampuan guru sekolah dasar inklusif dalam melaksanakan pembelajaran pada siswa berkebutuhan khusus, sehingga pelatihan pendidikan inklusif dapat terlaksana secara efektif, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan guru-guru di sekolah dasar. Tujuan penyusunan panduan pelatihan pendidikan inklusif berbasis kebutuhan adalah untuk: Memberikan pemahaman kepada penyelenggara pelatihan pendidikan inklusif baik pemerintah maupun non pemerintah dalam menganalisis kebutuhan peserta pelatihan, melaksanakan kegiatan pelatihan pendidikan inklusif yang sesuai dengan kebutuhan, dan memberikan pemahaman kepada guru-guru sekolah dasar dalam memberikan layanan pembelajaran kepada siswa berkebutuhan khusus. Buku ini membahas tentang: model manajemen pelatihan pendidikan inklusif, perencanaan pelatihan pendidikan inklusif, pelaksanaan pendidikan inklusif, monitoring dan evaluasi pendidikan inklusif, pengarsipan dan pelaporan pelatihan, serta kurikulum dan bahan ajar pelatihan.

Pihak sekolah dituntut untuk melakukan penyesuaian baik dari segi kurikulum, sarana prasarana pendidikan, maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan ...

MANAJEMEN LABORATORIUM PENDIDIKAN

Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaiatan satu dengn yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang tampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dan kegiatan laboratorium sehari-hari. Suatu (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif, efesien, disiplin dan administrasi laboratorium yang baik pula. Sedangkan manajemen laboratorium pendidikan adalah pengaturan dan pelaksanaan proses fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pelaporan) tempat riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran ataupun pelatihan ilmiah guna memudahkan para peserta didik maupun pendidik dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan. Buku ini mengkaji tentang manajemen laboratorium dalam upaya meningkatkan ii mutu pembelajaran di sekolah, bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi manajemen laboratorium di sekolah.

Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan 6. Manajemen Hubungan Masyarakat Prinsip-prinsip manajemen hubungan masyarakat a. Komunikasi b.

Best Practices Manajemen Sekolah

Bismillahirrahmanirrahiim, Best practice merupakan butir kegiatan dari sub unsur pembuatan Pengembangan Profesi dan atau Publikasi Ilmiah di bidang pendidikan. Best Practice masuk pada unsur publikasi ilmiah jenis Tinjauan Ilmiah. Dengan demikian satuan hasil best practice berupa laporan karya tulis kepala sekolah yang berisi uraian ide/gagasan atau pengalamannyata dan terbaik penulis dalam upaya mengatasi berbagai masalah pendidikan yang ada di satuan pendidikan. Istilah best practice mengandung arti "pengalaman terbaik" dari keberhasilan seseorang atau kelompok dalam melaksanakan tugas, termasuk dalam mengatasi berbagai masalah dalam lingkungan tertentu. Sebuah best practice dalam pengelolaan sekolah dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah atau dengan dibantu oleh Pengawas Sekolah. Best Practice Kepala Sekolah/Madrasah adalah pengalaman terbaik yang dilakukan Kepala Sekolah ketika mengelola sekolah/madrasah. Sebuah Best Practice akan bermanfaat jika dituliskan dan disosialisasikan kepada teman sejawat agar Kepala Sekolah yang lain dapat menerapkan praktek yang sama dalam pengelolaan sekolah. Wujud Best Practice adalah laporan tentang pengalaman terbaik dalam keberhasilan pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan manajemen di sekolah/madrasah. Tentu saja sebuah Best Practice membutuhkan waktu yang lama untuk dapat mencapai hasil sesuai harapan. Oleh sebab itu, semua perencanaan, tahapan pelaksanaan, keberhasilan, hambatan, dan refleksi perlu dituliskan sebagai bahan pelajaran bagi teman sejawat ketika berusaha menerapkan program atau tindakan yang serupa. Suatu pengalaman dapat dikategorikan sebagai Best Practice karena memiliki ciri khas sebagai berikut: 1) mengembangkan cara baru dan inovatif dalam mengatasi suatu masalah dalam pendidikan khususnya Best Practices Pengelolaan Sekolah pembelajaran: 2) memberikan sebuah perubahan atau perbedaan sehingga sering dikatakan hasilnya luar biasa (outstanding result); 3) mengatasi persoalan tertentu secara berkelanjutan (keberhasilan lestari atau berlangsung lama) atau dampak dan manfaatnya berkelanjutan (tidak sesaat); 4) menjadi model dan memberi inspirasi dalam membuat kebijakan (pejabat) serta inspiratif perorangan, termasuk murid; dan 5) cara dan metode yang digunakan bersifat ekonomis dan efisien. Sebuah best practice, seharusnya memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Orisinalitas, topik dan bahasan merupakan ide yang memuat keaslian maupun kreativitas dengan memadukan sejumlah gagasan maupun ide- ide baru tanpa mengurangi keaslian sumber utamanya; 2. Inovatif, hasil yang dicapai memuat ide kebaruan atau novelty, bukan jiplakan atau peniruan apa adanya, dan berkaitan dengan peningkatan kualitas kinerja pengawas sekolah yang lebih terampil, elegan, dan bermakna. 3. Elaboratif, kepiawaian seseorang dalam menguraikan, merinci, menghubungkan suatu konsep satu dengan lainnya sehingga menghasilkan gagasan/karya baru yang lebih kompleks tetapi terurai. 4. Inspiratif, memberikan dorongan dan motivasi maupun spirit dalam melaksanakan tugas pangawas sekolah bagi orang lain. 5. Empirik; menunjukkan bukti nyata kinerja berbasis pengalaman, dalam supervisi managerial maupun akademik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 6. Aplikatif, hasil best practice dapat direflikasi, dimanfaatkan, dan atau dikembangkan baik di sekolah sendiri maupun di sekolah lain. Peran kepala sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan bukan hanya sebagai leader, tetapi juga sebagai manager dan enterpreuneur. Sebagai leader, kepala sekolah harus tampil sebagai sosok pemimpin yang berwibawa, tangguh, tegas, cekatan, menjadi tauladan, dan tepat dalam mengambil keputusan. Sebagai manager, sosok kepala sekolah diharapkan mampu berperan dalam mengorganisasi dan mengoptimalkan seluruh potensi sekolah, termasuk mengubah pola pikir (mind-set) para guru untuk membawa mereka menuju ke arah kemajuan. Hal tersebut merupakan pekerjaan yang sangat mendasar dan menantang, karena banyak guru yang menggeluti pekerjaannya karena terpaksa dan belum memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan pembelajaran yang bermutu secara optimal. Hal ini menjadi tugas penting kepala sekolah untuk menggerakkan tenaga pendidik agar mutu sekolah menjadi meningkat, sehingga memperoleh prestasi yang dapat dibanggakan. Sebagai sosok manajer, kepala sekolah juga dituntut untuk mampu membangun sinergi dengan para stakeholders. Kepala sekolah juga harus dapat mengevaluasi kinerja sumberdaya pendidikan yang ada di sekolahnya, dan sekaligus mengatasi berbagai hambatan yang ditemukan dalam pengelolaan sekolah. Sebagai seorang enterpreuneur, kepala sekolah harus memiliki jiwa yang kreatif, inovatif, dan selalu ingin memajukan pendidikan yang ada di sekolah yang dipimpinnya. Peran kepala sekolah sebagai leader, manager, dan enterpreuneur tampak terlihat ketika melakukan praktek terbaik di sekolahnya dan dilaporkan dalam bentuk best practices. Program yang direncanakan oleh kepala sekolah untuk mengatasi permasalahan harus dilakukan dengan menerapkan ilmu manajemen yang memadai. Hambatan yang dialami harus dapat dipecahkan secara tepat dengan tangguh dan berwibawa, yang merupakan karakteristik seorang leader yang kuat dan mengayomi warga sekolah. Sedangkan solusi yang diterapkan untuk penyelesaian masalah harus merupakan solusi yang kreatif dan inovatif dengan melibatkan berbagai stakeholder eksternal yang dapat mendukung percepatan peningkatan mutu sekolah. Pengalaman terbaik yang dituliskan oleh para kepala sekolah ini telah dinilai oleh Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah dalam Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) jenjang SMP dan merupakan contoh dari best practice terbaik yang dapat menginspirasi kepala sekolah, pengawas, pemerintah daerah dan stakeholder lainnya dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Bismillahirrahmanirrahiim, Best practice merupakan butir kegiatan dari sub unsur pembuatan Pengembangan Profesi dan atau Publikasi Ilmiah di bidang pendidikan.

Manajemen dan Kepemimpinan

Tantangan yang paling berat dalam mengelola sebuah lembaga pendidikan terletak pada manajemen dan kepemimpinan. Kemampuan seseorang dalam merencanakan, melaksanakan, mengontrol dan mengevaluasi sebuah organisasi mencerminkan kematangan dan kesiapannya dalam menjalankan roda organisasi tersebut, sehingga tercipta suatu pengelolaan organisasi yang baik dan dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Sekalipun dalam kajian-kajian teori secara umum manajemen dan kepemimpinan dibedakan dan terkadang disatukan, karena kenyataan dalam perjalanan organisasi keduanya sulit untuk dipisahkan. Kepemimpinan dimaknai sebagai sebuah upaya untuk memberikan pengaruh kepada orang lain agar maksud dan tujuan dapat dicapai dengan baik atau kemampuan menggerakkan orang lain agar mau bekerjasama dalam sebuah kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kepemimpinan sangat dibutuhkan kemampuan manajerial, kemampuan seseorang untuk mengatur jalannya organisasi. Sehingga dalam buku ini manajemen dan kepemimpinan diuraikan menjadi satu kesatuan sekalipun dalam penjelasannya ada yang terpisah. Setiap manusia adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dilakukannya dalam memimpin. Pemimpin yang bertanggung jawab, mengayomi dan mendengar aspirasi akan memiliki wibawa dan kharisma, sehingga tipe kepemipinannya lebih banyak didominasi oleh tipe kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transformasional mampu melahirkan pemimpin sejati. Pemimpin sejati adalah yang mampu menginsprasi orang lain, energik, cerdas, menjadi tauladan dan figur yang dicontoh sehingga mampu memotivasi orang lain menuju perubahan yang lebih baik. Buku Manajemen dan Kepemimpinan ini dibuat sebagai buku ajar pada mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan yang dapat digunakan oleh dosen dan mahasiswa dalam proses perkuliahan. Di dalam buku ini penulis uraikan tentang Konsep Dasar Manajemen, Pengembangan Teori Manajemen, Manajemen dan Manajer, Perencanaan dan Organisasi, Pengendalian dan Motivasi, Konsep Dasar Kepemimpinan, Teori dan Pendekatan Kepemimpinan, Etika Moral dan Kekuasaan, Model dan Prinsip Kepemimpinan di Abad-21 dan Praktik Kepemimpinan Instruksional dalam Pendidikan.

Sedangkan dalam dunia pendidikan, definisi pendidikan berdasarkan ... dana, sarana prasarana pendidikan, tata laksana dan lingkungan pendidikan untuk ...

Perspektif Manajemen Pembelajaran Program Keterampilan

Memasuki masa persaingan bebas, dunia pendidikan dituntut untuk dapat mengikuti pengkembangan Ilmu, Teknologi, dan Budaya dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan menyesuaikan kebutuhan di masyarakat dengan lembaga pendidikan yang ada, salah satunya adalah dengan memberikan pendidikan keterampilan hidup (life skills) pada siswa yang akan melanjutkan keperguruan tinggi atau memasuki dunia kerja.

10) Memahami dan Menafsirkan Hasil Penelitian Pendidikan Guna Keperluan ... sarana dan prasarana yang standar, serta iklim dan suasana sekolah yang kondusif ...

MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN

Buku ini disusun sebagai buku teks yang dapat dipergunakan oleh khalayak umum maupun oleh para peserta didik. Secara rinci buku ini memuat beberapa konsep penting (1) Pentingnya Orientasi Mutu Dalam Meningkatkan Sistem Pendidikan Nasional, (2) Latar Belakang Perkembangan Mutu, (3) Konsep Mutu Pendidikan, (4) Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (5) Model Manajemen Mutu, (6) Alat Dan Teknik Manajemen Mutu Terpadu, (7) Implementasi Manajemen Mutu. Dalam Pendidikan, (8) Cara Merancang Pendidikan Dasar Berkualitas Berdasar TQM, (9) Membangun Manusia Berkualitas Melalui Pendidikan Karakter. Semua materi ini ditulis dengan mengacu pad abuku-buku yang relevan

Secara rinci buku ini memuat beberapa konsep penting (1) Pentingnya Orientasi Mutu Dalam Meningkatkan Sistem Pendidikan Nasional, (2) Latar Belakang Perkembangan Mutu, (3) Konsep Mutu Pendidikan, (4) Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (5) ...

MANAJEMEN SEKOLAH DASAR UNGGUL

Profil lulusan PGSD S.1 adalah menjadi: (1) Guru SD Profesional, (2) Peneliti Pembelajaran di Sekolah Dasar, dan (3) Praktisi pendidikan di sekolah Dasar. Untuk itulah Mahasiswa PGSD sebagai calon guru profesional dan praktisi pendidikan di Sekolah Dasar perlu mendapat bekal mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Konsep MBS telah disosialisasikan kepada semua pemangku kepentingan pendidikan sekolah (stakeholder) melalui pelatihan (training). Dan capacity building, baik oleh pemerintah maupun lembaga asing seperti USAID, AusAID, SECIP, ADB, AIBEP dan sebagainya. MBS memiliki 3 pilar utama yaitu: (1) PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, (2) Manajemen Sekolah yang handal, dan (3) PSM (Peran Serta Masyarakat). Buku yang berjudul “Manajemen Sekolah Dasar Unggul” ini hanya membahas secara teoritis tentang apa MBS, tujuan dan komponen MBS, lebih dari itu buku ini juga dilengkapi dengan bagaimana penerapan MBS di sekolah dalam mewujudkannya di lapangan dalam upaya mengembangkan Sekolah Dasar Unggul. Hal ini mendukung terwujudnya profil lulusan S.1 PGSD yaitu menjadi Praktisi Pendidikan di Sekolah Dasar. Oleh sebab itu buku ini juga memberikan beberapa contoh praktik-praktik terbaik (best practices) yang dapat dicoba untuk diadopsi dan diadaptasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah. MPMBS (Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah) adalah wujud nyata desentralisasi pendidikan yang digalakkan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara Nasional. Akhirnya, sekali lagi diharapkan mudah-mudahan buku MBS ini dapat dijadikan acuan bagi para mahasiswa sebagai calon guru profesional dan para penyelenggara pendidikan di sekolah, agar setiap satuan pendidikan dapat meningkatkan kualitas menuju keunggulan sekolah, baik keunggulan secara teoritis sesuai standar sekolah efektif, keunggulan dalam ukuran formal sesuai Standar Nasional Pendidikan maupun keunggulan dalam perspektif harapan stakeholder sebagaimana yang diharapkan bersama.

Tim ini bisa melibatkan atau terdiri dari unsur pimpinan sekolah bimbingan dan konseling, guru, dan perwakilan orang tua/wali siswa. Tim ini bertugas untuk menentukan prioritas nilai, ...

POKOKNYA MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggung-jawaban dana pendidikan di sekolah atau madrasah. Kegiatan dalam manajemen pembiayaan meliputi, penyusunan anggaran (budgeting), pembukuan (accounting), dan pemeriksaan (controlling). Para Kepala Sekolah/Madrasah sebagai manajer lembaga pendidikan harus membekali diri dengan pengetahuan yang baik dalam manajemen pembiayaan karena sangat menentukan kualitas lembaga pendidikan yang dipimpinnya menjadi efektif dan efisien.

... yang dihimpun oleh sekolah mencakup 5 kategori pembiayaan sebagai berikut: (1) Pemeliharaan, rehabilitasi dan pengadaan sarana/ prasarana pendidikan; ...

Manajemen Perawatan

Buku Ajar Manajemen Perawatan disusun untuk melengkapi salah satu sarana dan prasarana dalam kegiatan perkuliahan pada Program Diploma D3 Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang. Sarana dan prasarana berupa Buku Ajar akan sangat membantu baik dosen maupun mahasiswa sehingga bisa menghasilkan alumni yang berkualitas. Buku Ajar ini menjadi referensi materi mata kuliah Manajemen Perawatan yang akan disampaikan dosen kepada mahasiswa. Buku Ajar ini terdiri dari Pendahuluan, Sistem Perawatan Terancana, Faktor Penunjang Perawatan Terencana, Pengelolaan dan Pengontrolan Suku Cadang, Peningkatan Jadwal Kerja Perawatan, Perencanaan Jaringan Kerja, dan Latihan Kerja Perawatan. Dalam Buku Ajar ini mahasiswa diarahkan untuk mempelajari dan memahami tentang penerapan materi manajemen perawatan yang dapat dijumpai dalam industri termasuk industri pertambangan. Berdasarkan informasi tersebut diharapkan mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar dan memahami materi kuliah.

Berdasarkan informasi tersebut diharapkan mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar dan memahami materi kuliah. Buku Manajemen perawatan ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.