Sebanyak 54 item atau buku ditemukan

Dubliners

Fifteen Short Stories from James Joyce

Dubliners is a collection of fifteen short stories written by James Joyce. It was first published in 1914 and is considered to be one of the most important works of literature from the early 20th Century. The stories depict Irish middle class life in and around Dublin, with a general theme of ‘epiphany’ running throughout. Joyce divided the collection into three parts: childhood, adolescence and maturity. Initially the stories are narrated by child protagonists, with each subsequent story focusing on the lives of progressively older subjects. Interestingly, many of the characters featured in this collection would appear in Joyce’s modernist masterpiece Ulysses.

The stories depict Irish middle class life in and around Dublin, with a general theme of ‘epiphany’ running throughout. Joyce divided the collection into three parts: childhood, adolescence and maturity.

Manajemen Pengembangan Kompetensi Guru

Teori, Praktik, dan Hasil Studi

Buku dengan judul Model Manajemen Pengembangan Kompetensi Guru: teori, model dan hasil studi ini merupakan buku yang terbit dari hasil penelitian penulis mengenai model pengembangan kompetensi guru berbasis kebutuhan sekolah yang dilaksanakan di SMP Avicenna. Diskursus yang ada dalam buku ini di antaranya adalah manajemen sumber daya manusia dalam pendidikan, hakikat guru yang professional, pentingnya pengembangan profesi guru berbasis sekolah, manajemen berbasis sekolah, studi empiris kebijakan kompetensi guru di SMP Avicenna, model manajemen pengembangan kompetensi guru berbasis kebutuhan sekolah

... Development. Jakarta: Grasindo. Furqon, A. (2017). PENGEMBANGAN GURU BERBASIS SEKOLAH Studi tentang Sekolah sebagai Professional Learning Community di SD Pertiwi, SD Bosowa Bina Insani, dan SDN Semplak 2 Kota Bogor. Universitas Pendidikan ...

Flightpath: Aviation English for Pilots and ATCOs Student's Book with Audio CDs (3) and DVD

Flightpath is the definitive course for pilots and Air Traffic Controllers who need an ICAO4 level of English to work in the industry. Flightpath is the only Aviation English course to offer a thorough grounding in the full range of communication skills needed by aviation professionals to communicate in non-routine situations. With regular focus on ICAO criteria, learners are given full support in reaching industry standards, including case studies, analysis of their own communication skills, exposure to authentic in-flight communication, and communicative tasks. Flightpath is the most accurate preparation course available for any ICAO4 language test, and includes authentic industry training video. Flightpath has been reviewed and endorsed by a panel of leading aviation communication and safety professionals.

Flightpath is the definitive course for pilots and Air Traffic Controllers who need an ICAO4 level of English to work in the industry.

Penganggaran Bank Syariah

Dalam menjalankan bisnis, perencanaan keuangan sangat penting untuk dilakukan. Bisnis yang dijalankan baik bisnis perorangan, perusahaan, atau lembaga keuangan sangat memerlukan proses perencanaan guna menjaga bisnis dengan cara efektif melalui proses penganggaran. Penganggaran dalam proses penyusunannya memiliki kaitan yang erat dengan perencanaan, pengkoordinasian kerja, pengawasan kerja. Penganggaran inipun sangat diperlukan bagi dunia perbankan baik bank konvensional dan bank syariah. Dalam perbankan syariah, rencana keuangan diperlukan untuk menerjemahkan program kerja bank syariah ke dalam sasaran keuangan yang dicapai dalam kurun waktu tertentu. Buku ini telah menjelaskan berbagai konsep penganggaran dalam bank syariah sehingga dapat memberikan pengetahuan bagi khalayak, khususnya para akademisi.

Buku ini telah menjelaskan berbagai konsep penganggaran dalam bank syariah sehingga dapat memberikan pengetahuan bagi khalayak, khususnya para akademisi.

Model Pembelajaran Tari Anak Usia Dini

Perkembangan anak adalah menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Berkaitan dengan pertumbuhan anak dengan memantau kondisi kesehatan dan gizi yang mengacu pada panduan kartu menuju sehat dan deteksi dini tumbuh kembang anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak berbeda satu sama yang lain yang dipengaruhi baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Cerdas Ganda Anak Usia Dini Melalui Nyanyian. Semarang: Unnes Press. Al Bagdadi, Abdurahman.1991. Seni Dalam Pandangan Islam. Jakarta : Gema Insani. Aprilia. 2010. ‚Implementasi Pendekatan Tematik dalam Pengajaran Menggambar Pada Anak ...

Pengembangan SDM

Sistematika buku “Pengembangan SDM” ini mengacu pada pendekatan konsep teoritis dan contoh penerapan. Buku ini terdiri atas 9 Bab yang dibahas secara rinci dalam pembahasan, diantaranya: Pengertian, Konteks, Tujuan, Proses Pengembangan SDM; Peran Strategik Pengembangan SDM; Perspektif Pengembangan SDM; Teori-Teori Pendukung Pengembangan SDM; Pelatihan Supervisor dan Karyawan Operasional; Pelatihan Manajer dan Eksekutif; Pengembangan Karier; Esensi dan Model-Model Evaluasi Pengembangan SDM; serta Prosedur Evaluasi dan Akuntabilitas Pengembangan SDM.

Buku ini terdiri atas 9 Bab yang dibahas secara rinci dalam pembahasan, diantaranya: Pengertian, Konteks, Tujuan, Proses Pengembangan SDM; Peran Strategik Pengembangan SDM; Perspektif Pengembangan SDM; Teori-Teori Pendukung Pengembangan SDM ...

Kontribusi Landasan Pendidikan dalam Aspek Humas Pendidikan

RINGKASAN Fungsi manajemen humas pendidikan sudah selayaknya di rekonstruksi untuk dapat beradaptasi di era Society 5.0. Di satu sisi untuk merespon persaingan antar lembaga pendidikan sedangkan di sisi lain untuk mempercepat akses teknologi dan informasi dalam menjalankan fungsi strategisnya. Fungsi manajemen humas pendidikan dalam memberikan pelayanan terbaik merupakan wujud perhatian serta responsif terhadap persaingan antar lembaga di era Society 5.0. Fungsi manajemen humas pendidikan tidak optimal apabila informasi melalui teknologi belum tepat sasaran. Sasaran yang dimaksud adalah masyarakat selaku stake holder. Selanjutnya, dukungan pihak eksternal lembaga terhadap program humas pendidikan dapat terjadi apabila informasi yang disampaikan komprehensif berkaitan dengan kemajuan dan prestasi peserta didiknya, baik terkait dengan kurikulum maupun proses pembelajaran. Di sisi lain, fungsi manajemen humas pendidikan memiliki peran penting untuk lembaga pendidikan. Manajemen humas pendidikan hendaknya dapat berkolaborasi dalam membangun hubungan yang harmonis antara lembaga dengan masyarakat. Fungsi manajemen humas pendidikan dalam lembaga adalah untuk mendukung upaya pembinaan hubungan yang selaras dan timbal balik agar diperoleh pemahaman dan penerimaan yang memadai baik lembaga maupun masyarakat. Sudah selayaknya manajemen humas pendidikan tidak dipandang sebagai fungsi teknis dan media hubung melainkan pada fungsi strategis. Teknologi dan informasi yang dikelola humas pendidikan merupakan hal mendasar sejajar dengan manajemen lembaga. Meskipun praktiknya masih ditemukan beragam fungsi humas, yakni government relations, community relations, media relations. Lembaga pendidikan dengan menempatkan fungsi manajemen humasnya sebagai fungsi strategis selanjutnya dapat beradaptasi dan responsif terhadap kebutuhan zaman. Ditengah pesatnya gempuran teknologi dan informasi melahirkan masyarakat baru yakni masyarakat teknologi dan masyarakat informasi. Masyarakat ini dikelompokkan sebagai masyarakat yang kritis terhadap terpaan informasi melalui teknologi yang mudah diakses. Masyarakat ini bukan lagi masyarakat pasif yang mudah dipengaruhi oleh informasi yang tidak berdasarkan data. Perubahan masyarakat ini sudah seharusnya direspon cepat oleh lembaga dalam menempatkan fungsi manajemen humasnya sebagai fungsi strategis. Oleh karena itu, fungsi manajemen humas pendidikan dapat optimal dalam menjalankan perannya di lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai agen perubahan dalam mencetak generasi bangsa memiliki posisi sentral dalam pengembangan kualitas generasi muda. Lembaga pendidikan yang terhubung langsung kepada masyarakat baik internal maupun eksternal merupakan jembatan penghubung antara lembaga pendidikan dengan masyarakatnya. Humas pendidikan merupakan garda depan dalam menjaga reputasi sebuah lembaga pendidikan. Optimalisasi humas pendidikan dalam peran strategisnya akan memberikan dampak signifikan terhadap capaian tujuan. Tentunya tujuan ini dapat terwujud melalui dukungan dari manajemen pendidikan dalam memberikan kesempatan dan wewenang penuh kepada humas pendidikan dalam menjalankan langkah strategisnya. Penempatan humas pendidikan dalam struktur manajemen memberikan deskripsi objektif tentang urgensi dari keberadaan fungsi ini. Penempatan posisi ini juga menentukan keefektifan dalam menerapkan program kerja humas pendidikan ke ranah strategis. Tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat teknologi dan informasi menjadi keniscayaan humas pendidikan untuk dapat beradaptasi dengan cepat. Fungsi manajemen humas tidak dapat berjalan secara optimal diantaranya karena fungsi dan perannya tidak terintegratif ke tingkat pimpinan manajemen puncak atau top management sebagai pengambil keputusan secara strategis. Beberapa fungsi manajemen humas pendidikan telah diuraikan. Pertama, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi manajemen dalam menentukan kebutuhan dan sikap masyarakat, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi harmonisasi lembaga pendidikan dengan masyarakat, dan fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi merencanakan serta melaksanakan program kerja untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat. Kedua, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi teknisi komunikasi, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi expert prescriber dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi fasilitator komunikasi untuk memastikan berjalannya komunikasi dua arah antara lembaga pendidikan dengan masyarakat, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi fasilitator proses pemecah masalah dengan berkoordinasi dengan manajamen lembaga pendidikan secara strategis. Ketiga, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi internal dalam membangun dan mempertahankan hubungan kondusif antara manajer pendidikan dan masyarakat lembaga pendidikan, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi publisitas yakni ketersediaan informasi humas pendidikan untuk diinformasikan melalui media internal maupun eksternal, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi advertising yakni untuk menjangkau masyarakat luas, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai opini postif, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi public affairs yakni membangun dan mempertahankan hubungan dalam hal kebijakan publik, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi lobbying yakni menjalin dan memelihara hubungan dalam hal undang-undang dan regulasi yang sudah ditetapkan, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi manajemen isu yakni proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan publik, dan fungsi humas pendidikan sebagai fungsi hubungan investor yakni membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dengan stake holeder dalam hal optimalisasi minat masyarakat. Rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan perlu dilakukan terutama dalam merespon era Society 5.0. Konteks rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan, adaptasi serta akulturasi yang terdapat pada konsepsi Society 5.0. Adapun beberapa definisi tentang Society 5.0 telah diuraikan. Pertama, Society 5.0 menempatkan manusia sebagai pusat inovasi dan pengintegrasian teknologi dalam meningkatkan kualitas hidup, tanggung jawab sosial yang berkelanjutan. Kedua, Society 5.0 merespon evolusi teknologi, informasi dan komunikasi yang membawa perubahan secara drastis dalam menciptakan nilai-nilai baru dan menjadi pilar kebijakan industry di berbagai Negara. Setidaknya ada lima hal yang ditawarkan dalam konsepsi Society 5.0, yakni (a) transformasi digital, (b) tantangan yang dihadapi, (c) masyarakat 5.0, (d) peningkatan masyarakat 5.0, dan (e) inisiatif industri. Tujuan ditawarkan lima konsepsi dalam Society 5.0 di atas adalah untuk mewujudkan masyarakat yang menikmati hidup sepenuhnya. Fokus utama Society 5.0 yakni kepada masyarakat dalam menggunakan teknologi untuk pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi. Ketiga, Society 5.0 menempatkan masyarakat sebagai pusat keseimbangan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan sistem integrasi dunia maya dan dunia nyata. Tujuan dari Society 5.0 adalah mewujudkan masyarakat dimana manusia benar-benar menikmati hidup dan merasa nyaman. Keempat, Society 5.0 menempatkan masyarakat sebagai fokus kepentingan dan kenyamanan dalam menggunakan teknologi canggih, IoT (Internet of Things), robot, dan kecerdasan buatan (AI), Augmented Reality (AR) secara aktif dalam kehidupan, industry, perawatan kesehatan dan bidang lain. Kelima, Society 5.0 merupakan pengembangan dari konsep 4.0 dengan memerhatikan aspek sosial yang relevan beserta tantangannya dengan fokus kepada masyarakat untuk berinovasi dalam merespon transformasi teknologi berdasarkan kaidah-kaidah kemanusiaan. Uraian definisi Society 5.0 di atas mengarah pada pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan sosial yang dapat dirasakan oleh manusia dan mewujudkan menusia lebih bahagia. Rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan di era Society 5.0 lebih pada merespon persaingan antar lembaga pendidikan dan untuk mempercepat akses teknologi dan informasi dalam menjalankan fungsi strategisnya. Artikel ini yang kemudian menjadi landas pacu untuk menjelaskan tujuan bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan dalam rekonstruksi fungsi humas pendidikan di era Society 5.0.

RINGKASAN Fungsi manajemen humas pendidikan sudah selayaknya di rekonstruksi untuk dapat beradaptasi di era Society 5.0.

Qualitative Research: Data Collection and Data Analysis Techniques -2nd Edition (UUM Press)

Qualitative Research: Data Collection & Data Analysis Techniques (2nd Edition) has been systematically revised with additional content, more in-depth explanations, and latest references to enhance the knowledge and skills required for those interested in conducting qualitative research. The reader-friendly organisation and writing style of this edition provides guaranteed accessibility to a wide array of readers ranging from established scholars to novice researchers and undergraduates. Each chapter in this edition is set to provide a clear, contextualised and comprehensive coverage of the main qualitative research methods (interviews, focus groups, observations, diary studies, archival document analysis, and content analysis) aimed at equipping readers with a thorough understanding of the design, procedures and skills to effectively undertake qualitative research. At the same time, the authors have anticipated major concerns such as ethical issues that qualitative researchers often face and addressed them in the various chapters. This effort has been made possible through the collaboration involving notable qualitative research scholars from different tertiary institutions – Assoc. Prof. Dr. Puvensvary Muthiah (ELT Consultant), Dr. R. Sivabala Naidu (Taylor’s College), Assoc. Prof. Dr. Mastura Badzis (International Islamic University Malaysia), Dr. Radziah Abdul Rahim (formerly attached to National Defense University of Malaysia), Dr. Noor Fadhilah Mat Nayan (University of Reading), and Assoc. Prof. Noor Hashima Abd Aziz (Universiti Utara Malaysia).

Each chapter in this edition is set to provide a clear, contextualised and comprehensive coverage of the main qualitative research methods (interviews, focus groups, observations, diary studies, archival document analysis, and content ...