Sebanyak 7 item atau buku ditemukan

KONSEP DAN APLIKASI LANDASAN PENDIDIKAN DALAM SEKOLAH PENGGERAK

Landasan pendidikan merupakan pijakan dasar konsep yang menjadi acuan dalam proses pendidikan secara komprehensif. Dalam konteks ini, landasan pendidikan difokuskan pada hakikat manusia sebagai makhluk pembelajar, interaksi sosial, proses pembelajaran, hingga problematika yang mendasari dalam pendidikan. Landasan pendidikan merupakan tumpuan, landas pacu atau pijakan dasar dalam melaksanakan proses pendidikan. Landasan-landasan tersebut adalah landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, landasan kultural, landasan ilmiah dan teknologi, landasan hukum, landasan ekonomi, landasan historis, dan landasan religious. Oleh karenanya, landasan-landasan di atas diperlukan sebagai pondasi dan pijakan dalam proses pendidikan. Pendidikan yang ada di suatu negara akan berubah atau akan adah penambahan sistem ataupun program. Hal ini dilakukan agar menjadikan negara yang maju dan tidak tertinggal zaman. Program yang akan dibuat dari waktu ke waktu tetap memeperhatikan perkembangan zaman dan landasan pendidikan. Landasan pendidikan adalah pijakan dasar konsep yang menjadi acuan dalam proses pendidikan secara komprehensif. Landasan Pendidikan difokuskan pada hakikat manusia sebagai maklhuk pembelajar, interkasi sosial, proses pembelajaran, hingga problematika yang mendasari dalam pendidikan. Nadim Makarin telah membuat Program Merdeka Belajar Episode Sekolah Penggerak. Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Sekolah penggerak dalam konteks landasan pendidikan mengacu pada landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, landasan kultural, landasan ilmiah dan teknologi, landasan hukum, landasan ekonomi, landasan historis, dan landasan religious dalam mewujudkan merdeka belajar. Program ini akan mendorong transisi pendidikan daerah untuk memiliki posisi yang sangat penting sebagai tempat konsultasi, mengacu pada kearifan lokal masingmasing daerah sehingga sekolah dapat lebih terinspirasi untuk membawa lebih banyak inspirasi perubahan lagi. Pasuruan, Magister Pendidikan Ekonomi Universitas PGRI Wiranegara

... Education. School of Education. Oregon: Oregon State University. Orstein, A. (1989). Foundation of Education. Fourth Edition. Boston: Houghton Miflin Company. Salahudin, D. A. (2011). Filsafat Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia ...

GORESAN PENA GURU PRESTASI

Guru Prestasi harus terus berkarya? Memang benar. Untuk menjadi guru prestasi harus banyak menulis, melakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan yang paling utama adalah guru prestasi harus mampu membawa anak didiknya berprestasi. Buku ini berisi berbagai goresan pena penulis menuju guru prestasi dan setelah menjadi guru prestasi. Ada beberapa tulisan dihasilkan setelah penulis menjadi kepala sekolah. Dengan demikian, tulisan ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan guru, pembelajaran, ujian nasional, sekolah, dan hal lain yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Buku ini dapat membantu para guru yang ingin meningkatkan kompetensinya. Tulisan dalam buku ini juga dapat membantu kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah yang dipimpinnya. Akhirnya, dapat penulis katakan bahwa buku ini sangat dibutuhkan oleh guru dan kepala sekolah.

Perencanaan diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Permasalahan dapat berupa materi bidang studi, misalnya bagaimana menjelaskan suatu konsep kepada peserta didik, permasalahan dapat pula berupa pedagogi ...

Pengembangan booklet sebagai sarana edukasi tumbuh kembang anak berbasis masyarakat

PENGEMBANGAN BOOKLET SEBAGAI SARANA EDUKASI TUMBUH KEMBANG ANAK BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KOTAANYAR KABUPATEN PROBOLINGGO Dari hasil studi pendahuluan peneliti menemukan bahwa anak usia dini di Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo mengalami berbagai permasalahan dalam hal perkembangan. Dari hasil analisis terhadap 27 orang anak yang tersebar di Kecamatan Kotaanyar, didapat setidaknya 8 problem fisik motorik, 9 problem kognitif, 11 problem bahasa, dan 11 problem sosio emosional. Oleh karenanya dalam penelitian ini peneliti mengembangkan sarana dan sumber informasi untuk mendukung program edukasi berbasis masyarakat dalam bentuk booklet. Booklet yang dimaksud dalam penjelasan di atas berisi berbagai sumber informasi dan edukasi terkait permasalahan dalam perkembangan anak dan solusinya. Selain berpusat pada permasalahan-permasalahan yang ditemukan di lapangan, peneliti mengembangkan konten edukasi sampai pada bentuk-bentuk permasalahan perkembangan anak usia dini yang lebih kompleks. Sajian dwibahasa diharapkan mampu mempermudah masyarakat yang dibidik untuk dapat memahami konten booklet. Dengan pertimbangan ini maka booklet hasil pengembangan penelitian ini dikembangkan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Madura. Terkait gaya berliterasi, masyarakat Kecamatan Kotaanyar membutuhkan pengarahan khusus dalam mendorong kemauan mereka untuk mempelajari konten program edukasi berbasis masyarakat ini. Untuk itu booklet yang telah dikembangkan oleh peneliti akan ditempatkan pada lokasi-lokasi di mana masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga, atau yang memiliki anak usia dini, biasa berkumpul.

MELATIH KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK Ayah bunda bisa memulai melatih kemampuan sosial emosional anak dengan melatih rasa percaya diri anak.Misal dengan ajak anak untuk memperkenalkan diri pada teman yang baru ditemui.

Kontribusi Landasan Pendidikan dalam Aspek Humas Pendidikan

RINGKASAN Fungsi manajemen humas pendidikan sudah selayaknya di rekonstruksi untuk dapat beradaptasi di era Society 5.0. Di satu sisi untuk merespon persaingan antar lembaga pendidikan sedangkan di sisi lain untuk mempercepat akses teknologi dan informasi dalam menjalankan fungsi strategisnya. Fungsi manajemen humas pendidikan dalam memberikan pelayanan terbaik merupakan wujud perhatian serta responsif terhadap persaingan antar lembaga di era Society 5.0. Fungsi manajemen humas pendidikan tidak optimal apabila informasi melalui teknologi belum tepat sasaran. Sasaran yang dimaksud adalah masyarakat selaku stake holder. Selanjutnya, dukungan pihak eksternal lembaga terhadap program humas pendidikan dapat terjadi apabila informasi yang disampaikan komprehensif berkaitan dengan kemajuan dan prestasi peserta didiknya, baik terkait dengan kurikulum maupun proses pembelajaran. Di sisi lain, fungsi manajemen humas pendidikan memiliki peran penting untuk lembaga pendidikan. Manajemen humas pendidikan hendaknya dapat berkolaborasi dalam membangun hubungan yang harmonis antara lembaga dengan masyarakat. Fungsi manajemen humas pendidikan dalam lembaga adalah untuk mendukung upaya pembinaan hubungan yang selaras dan timbal balik agar diperoleh pemahaman dan penerimaan yang memadai baik lembaga maupun masyarakat. Sudah selayaknya manajemen humas pendidikan tidak dipandang sebagai fungsi teknis dan media hubung melainkan pada fungsi strategis. Teknologi dan informasi yang dikelola humas pendidikan merupakan hal mendasar sejajar dengan manajemen lembaga. Meskipun praktiknya masih ditemukan beragam fungsi humas, yakni government relations, community relations, media relations. Lembaga pendidikan dengan menempatkan fungsi manajemen humasnya sebagai fungsi strategis selanjutnya dapat beradaptasi dan responsif terhadap kebutuhan zaman. Ditengah pesatnya gempuran teknologi dan informasi melahirkan masyarakat baru yakni masyarakat teknologi dan masyarakat informasi. Masyarakat ini dikelompokkan sebagai masyarakat yang kritis terhadap terpaan informasi melalui teknologi yang mudah diakses. Masyarakat ini bukan lagi masyarakat pasif yang mudah dipengaruhi oleh informasi yang tidak berdasarkan data. Perubahan masyarakat ini sudah seharusnya direspon cepat oleh lembaga dalam menempatkan fungsi manajemen humasnya sebagai fungsi strategis. Oleh karena itu, fungsi manajemen humas pendidikan dapat optimal dalam menjalankan perannya di lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai agen perubahan dalam mencetak generasi bangsa memiliki posisi sentral dalam pengembangan kualitas generasi muda. Lembaga pendidikan yang terhubung langsung kepada masyarakat baik internal maupun eksternal merupakan jembatan penghubung antara lembaga pendidikan dengan masyarakatnya. Humas pendidikan merupakan garda depan dalam menjaga reputasi sebuah lembaga pendidikan. Optimalisasi humas pendidikan dalam peran strategisnya akan memberikan dampak signifikan terhadap capaian tujuan. Tentunya tujuan ini dapat terwujud melalui dukungan dari manajemen pendidikan dalam memberikan kesempatan dan wewenang penuh kepada humas pendidikan dalam menjalankan langkah strategisnya. Penempatan humas pendidikan dalam struktur manajemen memberikan deskripsi objektif tentang urgensi dari keberadaan fungsi ini. Penempatan posisi ini juga menentukan keefektifan dalam menerapkan program kerja humas pendidikan ke ranah strategis. Tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat teknologi dan informasi menjadi keniscayaan humas pendidikan untuk dapat beradaptasi dengan cepat. Fungsi manajemen humas tidak dapat berjalan secara optimal diantaranya karena fungsi dan perannya tidak terintegratif ke tingkat pimpinan manajemen puncak atau top management sebagai pengambil keputusan secara strategis. Beberapa fungsi manajemen humas pendidikan telah diuraikan. Pertama, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi manajemen dalam menentukan kebutuhan dan sikap masyarakat, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi harmonisasi lembaga pendidikan dengan masyarakat, dan fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi merencanakan serta melaksanakan program kerja untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat. Kedua, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi teknisi komunikasi, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi expert prescriber dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi fasilitator komunikasi untuk memastikan berjalannya komunikasi dua arah antara lembaga pendidikan dengan masyarakat, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi fasilitator proses pemecah masalah dengan berkoordinasi dengan manajamen lembaga pendidikan secara strategis. Ketiga, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi internal dalam membangun dan mempertahankan hubungan kondusif antara manajer pendidikan dan masyarakat lembaga pendidikan, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi publisitas yakni ketersediaan informasi humas pendidikan untuk diinformasikan melalui media internal maupun eksternal, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi advertising yakni untuk menjangkau masyarakat luas, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai opini postif, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi public affairs yakni membangun dan mempertahankan hubungan dalam hal kebijakan publik, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi lobbying yakni menjalin dan memelihara hubungan dalam hal undang-undang dan regulasi yang sudah ditetapkan, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi manajemen isu yakni proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan publik, dan fungsi humas pendidikan sebagai fungsi hubungan investor yakni membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dengan stake holeder dalam hal optimalisasi minat masyarakat. Rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan perlu dilakukan terutama dalam merespon era Society 5.0. Konteks rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan, adaptasi serta akulturasi yang terdapat pada konsepsi Society 5.0. Adapun beberapa definisi tentang Society 5.0 telah diuraikan. Pertama, Society 5.0 menempatkan manusia sebagai pusat inovasi dan pengintegrasian teknologi dalam meningkatkan kualitas hidup, tanggung jawab sosial yang berkelanjutan. Kedua, Society 5.0 merespon evolusi teknologi, informasi dan komunikasi yang membawa perubahan secara drastis dalam menciptakan nilai-nilai baru dan menjadi pilar kebijakan industry di berbagai Negara. Setidaknya ada lima hal yang ditawarkan dalam konsepsi Society 5.0, yakni (a) transformasi digital, (b) tantangan yang dihadapi, (c) masyarakat 5.0, (d) peningkatan masyarakat 5.0, dan (e) inisiatif industri. Tujuan ditawarkan lima konsepsi dalam Society 5.0 di atas adalah untuk mewujudkan masyarakat yang menikmati hidup sepenuhnya. Fokus utama Society 5.0 yakni kepada masyarakat dalam menggunakan teknologi untuk pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi. Ketiga, Society 5.0 menempatkan masyarakat sebagai pusat keseimbangan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan sistem integrasi dunia maya dan dunia nyata. Tujuan dari Society 5.0 adalah mewujudkan masyarakat dimana manusia benar-benar menikmati hidup dan merasa nyaman. Keempat, Society 5.0 menempatkan masyarakat sebagai fokus kepentingan dan kenyamanan dalam menggunakan teknologi canggih, IoT (Internet of Things), robot, dan kecerdasan buatan (AI), Augmented Reality (AR) secara aktif dalam kehidupan, industry, perawatan kesehatan dan bidang lain. Kelima, Society 5.0 merupakan pengembangan dari konsep 4.0 dengan memerhatikan aspek sosial yang relevan beserta tantangannya dengan fokus kepada masyarakat untuk berinovasi dalam merespon transformasi teknologi berdasarkan kaidah-kaidah kemanusiaan. Uraian definisi Society 5.0 di atas mengarah pada pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan sosial yang dapat dirasakan oleh manusia dan mewujudkan menusia lebih bahagia. Rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan di era Society 5.0 lebih pada merespon persaingan antar lembaga pendidikan dan untuk mempercepat akses teknologi dan informasi dalam menjalankan fungsi strategisnya. Artikel ini yang kemudian menjadi landas pacu untuk menjelaskan tujuan bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan dalam rekonstruksi fungsi humas pendidikan di era Society 5.0.

RINGKASAN Fungsi manajemen humas pendidikan sudah selayaknya di rekonstruksi untuk dapat beradaptasi di era Society 5.0.

PENELITIAN PENGEMBANGAN MODEL ADDIE DAN R2D2

TEORI & PRAKTEK

Mnemonik ADDIE adalah analysis, design, development, implemen-tation, and evaluation. Rangkaian prosedur ini merupakan rangkaian yang tidak bisa dipisahkan begitu saja. Mereka merupakan satu kesatuan yang berintegrasi sebagai proses dalam melakukan penelitian pengembangan. Namun disisi lain, perkembangan penelitian yang terus menerus berkembang membuat para pakar dalam penelitian berusaha untuk mengembangkan penelitian yang kecenderungannya tidaklah procedural. Muncullah R2D2 sebagai perwujudan dari perkembangan model pembelajaran yang lain. Mnemonik dari R2D2 adalah reflektif, rekursif, desain dan development. R2D2 ini tidaklah menuntut peneliti untuk selaLu mengikuti prosedur yang berada dalam ADDIE. ADDIE merupakan perwujudan dari aliran behavioristik dan sementara R2D2 merupakan perwujudan dari aliran Konstruktifistik. Sungguh bahwa buku penelitian pengembangan dari dua aliran berbeda ini menarik untuk dibaca, dipelajari, didalami, dan dikembangkan.

Mnemonik ADDIE adalah analysis, design, development, implemen-tation, and evaluation.

MENUJU MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Kekuatan-kekuatan yang ada di sekitar organisasi dapat mempengaruhi organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Di dalam lembaga pendidikan, pengaruh yang langsung antara lain datang dari pihak pengelola, yaitu kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lain termasuk staf tata usaha (internal stakeholder). Pengaruh langsung juga diterima dari murid, orang tua murid, masyarakat, dan pemerintah (external stakeholder). Sedangkan kekuatan yang berpengaruh tidak langsung terhadap pendidikan antara lain : kemajuan teknologi, keadaan politik, perubahan sosial dan ekonomi. Perubahan yang terjadi karena pengaruh internal maupun eksternal, langsung maupun tidak langsung, merupakan aspek sasaran kerja manajemen. Sejauh ini manajemen memang diakui lebih dahulu lahir ketimbang organisasi. Hal itu dikemukakan karena organisasi merupakan rangkaian kerja manajemen, yang artinya bahwa proses manajemen membentuk sebuah organisasi. Akan tetapi, mungkinkan manajemen berjalan sebelum organisasi ada? Buku ini akan memberikan wawasan kepada 5 pokok diskusi menuju bentuk manajemen berbasis sekolah, yakni : 1.Konsep Dasar Manajemen 2.Konsep Dasar Pendidikan 3.Manajemen Dalam Pendidikan 4.Perkembangan Teori Manajemen Pendidikan 5.Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Buku ini akan memberikan wawasan kepada 5 pokok diskusi menuju bentuk manajemen berbasis sekolah, yakni : 1.Konsep Dasar Manajemen 2.Konsep Dasar Pendidikan 3.Manajemen Dalam Pendidikan 4.Perkembangan Teori Manajemen Pendidikan 5.Manajemen ...

Serba-Serbi Wawasan Kebangsaan dalam Konteks : Demokrasi, Kewarganegaraan, hingga Integrasi Sosial

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan taufik-Nya, penulis dapat menyelesaikan buku ajar ini yang berjudul “Serba-Serbi Wawasan Kebangsaan dalam Konteks : Demokrasi, Kewarganegaraan, hingga Integrasi Sosial”. Dalam buku ini, akan dikemukakan pembahasan mengenai Hak dan Kewajiban dalam Berdemokrasi, Wawasan Nusantara dalam Konteks NKRI, Persatuan dan Kesatuan, Integrasi Nasional dalam Bhineka Tunggal Ika, Kehidupan Konstutusioan Berbangsa dan Bernegara, Penegakan Hak Asasi Manusia, Perkembangan IPTEK bagi NKRI. Melalui buku ini diharapkan bisa memperkuat kom-petensi mahasiswa dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Proses pencapaiannya melalui pembelajaran dari sejumlah materi yang dirangkai sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung pencapaian kompetensi untuk kehidupan masa kini dan masa depan. Buku ini memberikan informasi secara lengkap yang berasal dari berbagai sumber terpercaya yang berguna untuk menambah wawasan. Sebagaimana upaya peningkatan kualitas yang tidak akan pernah selesai, demikian pula buku bahan belajar ini nantinya akan memerlukan revisi berdasarkan masukan dari lapangan. Untuk itu saransaran perbaikan dan masukan lain dari pembaca dapat disampaikan kepada penulis. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya para peserta didik.

Puji syukur kehadirat Allah SWT.