Sebanyak 3 item atau buku ditemukan

Teknik Analisis Pembelajaran Tari

Upaya inovasi teknologi pendidikan, diantara salah satunya adalah dengan kegiatan penelitian, pengembangan, clan ataupun perekayasaan yang hasilnya dengan tujuan agar dapat dimanfaatkan oleh orang banyak. Hasil ataupun temuan inovasi dapat berupa ilmu pengetahuan baru, atau pun cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan clan teknologi yang sudah ada ke dalam produk atau pun proses pembuatannya. Oleh karena itu harapan di masa depan adalah sangat bergantung upaya inovasi yang kita lakukan saat ini. Demikian pula bahwa masa depan bangsa, sesungguhnya, sangat ditentukan upaya kita untuk memajukan anak-anak di masa kini. Oleh karena itu, seluruh anak bangsa Indonesia sangat memerlukan pendidikan. .Anak­ anak perlu diberi pendidikan yang tepat clan terarah. Pendidikan yang diberilrnn pad.a anak adalah pendidikan yang memberi kemungkinan ke arah perkembangan potensinya yang berguna bagi dirinya, masyarakat, clan bangsanya di masa depan

Upaya inovasi teknologi pendidikan, diantara salah satunya adalah dengan kegiatan penelitian, pengembangan, clan ataupun perekayasaan yang hasilnya dengan tujuan agar dapat dimanfaatkan oleh orang banyak.

Model Pembelajaran Tari Anak Usia Dini

Perkembangan anak adalah menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Berkaitan dengan pertumbuhan anak dengan memantau kondisi kesehatan dan gizi yang mengacu pada panduan kartu menuju sehat dan deteksi dini tumbuh kembang anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak berbeda satu sama yang lain yang dipengaruhi baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Cerdas Ganda Anak Usia Dini Melalui Nyanyian. Semarang: Unnes Press. Al Bagdadi, Abdurahman.1991. Seni Dalam Pandangan Islam. Jakarta : Gema Insani. Aprilia. 2010. ‚Implementasi Pendekatan Tematik dalam Pengajaran Menggambar Pada Anak ...

Transvaluasi Nabi Muhammad SAW dalam Pendidikan

Paradigma transvaluasi pertama kali dipakai oleh Friedrich Nietzsche (1844-1900) Seorang fi lsuf Jerman yang yakin bahwa nilai-nilai tradisional masyarakat pada masanya telah mencabut akar-akar sejati agama dan fi lsafat—dan bahkan perikemanusiaan itu sendiri. Sebagai tanggapan terhadap bencana mendatang yang ia lihat kentara pada cakrawala, ia menuntut “transvaluasi nilai” secara menyeluruh—yakni suatu pemikiran ulang yang lengkap terhadap keseluruhan tradisi fi losofi s dan religius yang menghasilkan nilai-nilai tradisional itu

Maka posisi sang guru harus berada di tengah atau bersikap moderat. Posisi menjadi guru memang rumit tetapi ini dibutuhkan agar menghasilkan anak yang beguna untuk masyarakat yang akan mampu mengendalikan negara yang didiaminya.