Sesuai dengan amanat Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah diimplementasikan melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), bahwa guru sebagai agen pembelajar harus mampu menyajikan proses pembelajaran secara kontekstual dengan melibatkan langsung peran serta peserta didik secara aktif (student centre). Sebaik apa pun substansi materi ajar, tetapi jika guru tidak mampu mengemas secara apik dalam penyampaiannya, maka substansi tersebut tidak akan sampai kepada peserta didik. Dan bahkan, bisa jadi peserta didik menjadi jenuh, bosan, dan kurang memiliki responsibilitas dan antusiasme dalam proses pembelajaran. Untuk itulah guru harus mampu meramu pembelajarannya menjadi menarik, efektif, inovatif, dan sehingga mampu mendorong aktivitas dan kreativitas peserta didik. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup
... 2010); Desains Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Awal SD/MI (Kencana Prenadamedia Group, 2011-2012); Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, Teori & Praktik (Prestasi Pustaka, 2011, ...
Model Pembelajaran Predict, Observe, Explanation, Elaboration, Write, dan Evaluation (POE2WE) merupakan model pembelajaran yang dikembangkan dari model pembelajaran POEW dan model pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Konstruktivistik. Model pembelajaran POE2WE ini merupakan model yang tepat untuk pembelajaran berbasis ilmiah, terutama mata pelajaran Fisika. Selain itu, model pembelajaran POE2WE merupakan model pembelajaran yang dapat menjawab tantangan revolusi industri 4.0. Buku model pembelajaran POE2WE ini tersusun dengan harapan dapat memfasilitasi guru dan peserta didik dalam menghadapi tantangan pembelajaran di era revolusi industry 4.0. Buku model pembelajaran POE2WE ini dilengkapi dengan langkah-langkah pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik. Selain itu, instrumen penilaian pembelajaran berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor juga tersedia dalam buku ini.
Model Pembelajaran Predict, Observe, Explanation, Elaboration, Write, dan Evaluation (POE2WE) merupakan model pembelajaran yang dikembangkan dari model pembelajaran POEW dan model pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Konstruktivistik.
Bermuatan Nilai-nilai Pendidikan Karakter Aspek Membaca intensif di SD
Apakah Anda pernah mengajarkan membaca intensif pada anak-anak? Bagaimanakah caranya? Mungkin Anda akan menjawab mengajar membaca itu mudah. Siswa cukup diberi tugas membaca kemudian menjawab pertanyaan bacaan. Tetapi, tahukah Anda bahwa masih banyak siswa yang belum dapat membaca dengan cara yang benar? Anak-anak sudah bisa membaca, tetapi membaca yag baik dan benar belum banyak dikuasai anak-anak. Mengajar membaca memang mudah, tetapi membelajarkan anak untuk membaca dengan baik dan efektif memang tidaklah mudah. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang menarik minat dan perhatian siswa dalam hal bacaan guru perlu memaha-mi model-model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran membaca untuk kelas tinggi di SD (kelas IV-VI) ini adalah model pembelajaran komeks. Bagaimanakah model pembelajaran komeks itu? Silahkan Anda pahami beberapa uraian berikut dalam buku ini! [Penerbit Deepublish, Deepublish, Wahyuningsih Rahayu, S.Pd., M.Pd., Pembelajaran, Model Pembelajaran]
Salah satu model pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran membaca untuk kelas tinggi di SD (kelas IV-VI) ini adalah model pembelajaran komeks. Bagaimanakah model pembelajaran komeks itu?
Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aspek dari proses pendidikan, karenanya harus di desain sedemikian rupa melalui perencanaan yang sistematik dan aplikatif. Berbicara pembelajaran, maka tidak bisa lepas dari peran dan fungsi guru, maka dalam upaya melahirkan peserta didik yang berkualitas dan mumpuni, guru dituntut bertindak profesional dalam menggeluti profesinya. Oleh karena itu kualitas sumber daya manusia menjadi hal yang utama untuk dibenahi. Tugas guru sebagai suatu profesi, menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik, meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan ketrampilan dan menerapakannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik. Guru juga mempunyai kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetensi profesional. Kompetensi profesional yang dimaksud tersebut adalah kemampuan guru untuk menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar.
Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aspek dari proses pendidikan, karenanya harus di desain sedemikian rupa melalui perencanaan yang sistematik dan aplikatif.
Paradigma pembelajaran di kelas saat ini masih menekankan pada pemahaman siswa tanpa melibatkan kemampuan berpikir, di mana siswa tidak diberi kesempatan menemukan jawaban ataupun cara yang berbeda dari yang telah diajarkan oleh guru. Guru tidak menginstruksikan siswa untuk mengonstruksi pendapat atau pemahamannya sendiri terhadap konsep materi pembelajaran. Hal ini berdampak pada aktivitas siswa yang hanya meniru penyelesaian masalah yang diperagakan oleh guru ketika membahas soal-soal. Jika hal ini terus berlanjut, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep-konsep untuk menyelesaikan permasalahan tidak rutin maupun permasalahan nyata berkaitan dengan konsep yang sudah dipelajari. Pada akhirnya akan berdampak pada rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah membutuhkan adanya inovasi dalam pembelajaran, salah satunya melalui pengembangan model pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang direncanakan sebagai upaya solusi alternatif dalam mengatasi kemampuan siswa dalam pemecahan masalah yaitu pengembangan model pembelajaran problem posing and solving (PPS). Model pembelajaran ini akan menstimulasi ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran, meningkatkan kemampuan dalam mengajukan masalah dan pemecahan masalah serta meningkatkan kemampuan belajar dengan baik. Dalam penerapannya, model pembelajaran ini akan melibatkan aktivitas problem posing dan problem solving dengan mengajak siswa untuk lebih aktif, sehingga informasi tidak hanya dari guru tetapi siswa juga dituntut untuk mengonstruksi sendiri pengetahuan baru mereka dengan informasi atau pengetahuan mereka sebelumnya. Penerapan model pembelajaran yang tepat akan membawa siswa dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan dan memudahkan siswa menyerap materi yang diajarkan, serta meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
Paradigma pembelajaran di kelas saat ini masih menekankan pada pemahaman siswa tanpa melibatkan kemampuan berpikir, di mana siswa tidak diberi kesempatan menemukan jawaban ataupun cara yang berbeda dari yang telah diajarkan oleh guru.
untuk meningkatkan karakter dan ketuntasan belajar
Buku dengan judul “Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal" disusun untuk membantu pendidik dan dosen atau calon pendidik dan mahasiswa pendidikan atau non-pendidikan, pakar pendidikan, dan praktisi pendidikan, yang hendak merencanakan dan mengelola pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran, aktivitas peserta didik berorientasi pada penyelidikan ilmiah (scientific inqury) yang dilakukan dengan mengintegrasikan budaya kearifan lokal suatu daerah. Salah satu kearifan lokal suatu daerah yang diintegrasikan dalam pembelajaran adalah ungkapan a’bulo sibatang dengan mengutamakan norma assamaturuseng, yang diperoleh dari kearifan lokal masyarakat Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat pada umumnya, serta masyarakat pulau Barrang Lompo pada khususnya.
Buku dengan judul “Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal" disusun untuk membantu pendidik dan dosen atau calon pendidik dan mahasiswa pendidikan atau non-pendidikan, pakar pendidikan, dan praktisi pendidikan, yang hendak merencanakan ...
Buku dengan judul “Microteaching Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal" disusun untuk membantu pendidik dan dosen atau calon pendidik dan mahasiswa pendidikan atau non-pendidikan, pakar pendidikan, dan praktisi pendidikan, yang hendak merencanakan dan mengelola pembelajaran dalam bentuk kelas microteaching, khususnya dalam buku ini dicontohkan melalui mata pelajaran Fisika. Dalam pelaksanaan pembelajaran, aktivitas peserta didik berorientasi pada penyelidikan ilmiah (scientific inqury) yang dilakukan dengan mengintegrasikan budaya kearifan lokal suatu daerah. Salah satu kearifan lokal suatu daerah yang diintegrasikan dalam pembelajaran adalah ungkapan a’bulo sibatang dengan mengutamakan norma assamaturuseng, yang diperoleh dari kearifan lokal masyarakat Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat pada umumnya, serta masyarakat pulau Barrang Lompo pada khususnya. Hal lain yang menjadi penekanan dalam pembelajaran adalah kedekatan dengan lingkungan sekitar peserta didik yang dibingkai dalam suatu model pembelajaran yang berlansung di dalam kelas maupun di luar kelas dan dilaksanakan dalam bentuk microteaching.
Buku dengan judul “Microteaching Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal" disusun untuk membantu pendidik dan dosen atau calon pendidik dan mahasiswa pendidikan atau non-pendidikan, pakar pendidikan, dan praktisi pendidikan, yang ...
Proses pembelajaran yang baik adalah suatu proses yang memungkinkan terjalinnya suatu potensi peserta didik dengan optimal. Kemampuan guru sebagai salah satu usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang secara langsung dan aktif bersinanggungan dengan peserta didik. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengajar dengan menerapkan metode dan model pembelajaran yang tepat, efektif dan efesien. Untuk melaksanakan proses pembelajaran, guru perlu memikirkan penggunaan metode maupun model pembelajaran yang tepat. Metode dan model pembelajaran yang digunakan haruslah bervariasi dan sesuai kondisi guna untuk menghindari kejenuhan pada siswa. Dimasa pandemi seperti saat ini, guru sangat diwajibkan memilih metode maupun model pembelajaran daring yang cocok dan sesuai dengan keadaan siswanya. Di buku ini menyajikan 6 metode dan 39 model pembelajaran yang sangat tepat digunakan sebagai panduan para guru. Dari beberapa metode maupun model pembelajaran tersebut dapat diterapkan pada pembelajaran daring.
Pembelajaran matematika adalah berpikir logika, analitis, kritis, kreatif dan kemampuan kerja sama. Pemecahan masalah merupakan fokus pembelajaran matematika yang artinya sebelum siswa belajar rumus-rumus harus melalui sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang masalahnya bersifat tertutup atau terbuka. Dalam setiap kesempatan pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi nyata atau yang dikenal siswa. Salah satu aktivitas pembelajaran yang membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan pemecahan masalah melalui pengajuan masalah autentik adalah pembelajaran berdasarkan masalah (PBL). Atas dasar filosofi itulah buku ini disusun, untuk menambah khazanah pengetahuan para pendidik dalam menggunakan pendekatan model pembelajaran berdasarkan masalah.
Buku model ini menggambarkan tentang kepraktisan dan keefektifan model pembelajaran Advance Organizer Collaboration dalam menulis teks eksposisi di sekolah menengah pertama (SMP). Buku model ini dilengkapi dengan perangkat pembelajaran yang mudah diaplikasikan. Buku model ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran menulis teks eksposisi di SMP. Selain itu, buku model ini bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan tentang model pembelajaran dan cara mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran. Penulis berharap, buku model ini juga memberi inspirasi kepada pembaca untuk terus mengembangkan model-model pembelajaran dalam menulis jenis teks yang lain dalam pembelajaran. Buku model ini belum bersifat komprehensif, tetapi kehadirannya sebagai sebuah pedoman dan literatur, dapat menginspirasi pembaca. Dengan selesainya buku model ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah mendukung kehadiran buku model ini.
Buku model ini menggambarkan tentang kepraktisan dan keefektifan model pembelajaran Advance Organizer Collaboration dalam menulis teks eksposisi di sekolah menengah pertama (SMP).