Sebanyak 9 item atau buku ditemukan

Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi

Pendidikan Kewarganegaraan membahas berbagai aspek dalam kehidupan, yaitu pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa. Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

... citizenship and the roles citizens (Praktek demokrasi kewarganegaraan dan peran warganegara). f. History of ... Citizenship (Intelectual Civic Skilss) a. Indentifying and describing information about political and civic life ...

Perkembangan Industri Halal & Penguatan Lembaga Keuangan Syariah

Judul : Perkembangan Industri Halal & Penguatan Lembaga Keuangan Syariah Penulis : Chaidir Iswanaji, Abdul Aziz, Mulyani Rizki, Akbar Lufi Zulfikar, Nada Arina Romli, Dini Safitri, Swadia Gandhi Mahardika, Rahmat Kurnia, Diva Halimah Hasan, Hariyanti, Siti Nurhasanah, Izzun Khoirun Nissa, A’rasy Fahrullah, Muhammad Wahid Sholihul Huda, Sugianto, Santi Susanti, Risya Khaerun Nisa, Eka Fitriyanti, Rosdita Indah Yuniawati, Selly Swandari, Mahmudin, Haudh Al Maa’uun, Nur Azizah, An’im Kafabih, Abdullah Taufik Ukuran : 15,5 x 23 cm Tebal : 342 Halaman Cover : Soft Cover No. ISBN : 978-623-505-227-4 No. E-ISBN : 978-623-505-228-1 (PDF) SINOPSIS Ekonomi syariah diartikan sebagai sistem ekonomi yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam. Cakupannya adalah seluruh sektor perekonomian yang ada, baik keuangan maupun sektor riil. Sistem ekonomi syariah juga harus memberikan manfaat (maslahah) yang merata dan berkelanjutan bagi setiap elemen dalam perekonomian. Pengertian ekonomi syariah tersebut sejalan dengan pengertian ekonomi syariah pada Global Islamic Economy Report. Berdasarkan hal tersebut, Islamic economy diartikan sebagai semua sektor inti perekonomian beserta ekosistemnya yang secara struktural dipengaruhi oleh gaya hidup konsumen dan praktik bisnis sesuai dengan nilai-nilai Islam. Sehingga Lembaga keuangan syariah memiliki peluang besar untuk mendongkrak pangsa pasar ketika industri halal tengah tumbuh dan berkembang. Indonesia dengan struktur ekonomi yang 55 persen lebihnya ditopang oleh konsumsi rumah tangga menjadikan industri halal sangat potensial untuk digarap olehiB. Di sisi lain semakin bertambahnya kelas menengah muslim di Indonesia, menjadikan industri halal akan terus berkembang di masa mendatang. Kelas menengah yang bertambah menjadi penanda bahwa kemampuan konsumsinya pun bertambah. Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi menjadi salah satu pemantik meningkatnya awareness masyarakat terhadap produk halal di Indonesia. Pertautan antara ekonomi Indonesia yang didominasi konsumsi, bertambahnya kelas menengah dan meningkatnya awareness masyarakat terhadap keberadaan produk halal menjadi peluang besar bagi iB. Buku ini hadir untuk membahas isu dan problem tentang perkembangan industri halal dan penguatan lembaga keuangan syaria. Selamat membaca! PERKEMBANGAN INDUSTRI HALAL & PENGUATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Judul : Perkembangan Industri Halal & Penguatan Lembaga Keuangan Syariah Penulis : Chaidir Iswanaji, Abdul Aziz, Mulyani Rizki, Akbar Lufi Zulfikar, Nada Arina Romli, Dini Safitri, Swadia Gandhi Mahardika, Rahmat Kurnia, Diva Halimah Hasan, ...

DESAIN PEMBELAJARAN BERORIENTASI LITERASI NUMERASI SEKOLAH DASAR

Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)-Numerasi Sekolah Dasar (SD) menjadi Langkah awal pembaharuan program Pendidikan di Indonesia. AKM – numerasi merupakan penilaian kemampuan minimum tentang numerasi yang dilakukan untuk siswa SD. Kemampuan minimum numerasi yang dimaksud yakni kemampuan menghitung paling dasar yang harus dimiliki oleh siswa pada jenjang Sekolah Dasar. Kemampuan numerasi ini sesuai dengan kecakapan abad ke-21 yang menuntut siswa untuk dapat mengikuti perkembangan zaman yang penuh dengan tantangan. Dengan menguasai kecakapan abad ke-21, siswa akan memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan dan memanfaatkan teknologi/media informasi, serta dapat bekerja dan bertahan dengan menggunakan kecakapan hidup (life skill).

A. Perencanaan Pembelajaran Numerasi Dalam perencanaan pembelajaran versi lama guru disibukkan dengan aktivitas membuat rencana pembelajaran yang rumit dan bersifat administratif. Perangkat pembelajaran yang banyak akan menyita waktu ...

Strategi UMKM Bertahan di Masa Pandemi

Peranan penting UMKM dalam menopang perekonomian serta kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja memberikan kontribusi yang positif bagi pertumbuhan ekonomi. Sejumlah data menunjukkan sumbangsih UMKM terhadap PDB sebesar 60 persen serta kemampuannya dalam mengurangi pengangguran lebih dari 90 persen tenaga kerja di Indonesia. Kemampuan UMKM dalam ekspor nasional kontribusinya 14 persen dari total ekspor. Bidang padat karya yang menjadi karakteristik UMKM mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja dalam serapan tenaga kerja produktif namun pada tingkat pendidikan yang tidak tinggi, menjadi jalan dalam pengurangan jumlah pengangguran. Peran pemerintah sebagai stabilisasi dan pemangku kebijakan penting dalam mendukung pertumbuhan UMKM. Pelatihan, pendampingan, pembinaan melalui peran instansi terkait khususnya di era digitalisasi dan industri 4.0 dapat pemerintah lakukan melalui program yang mengajak masyarakat pelaku UMKM mengadopsi teknologi digital dalam strategi bertahan khususnya di masa pandemi ini. Digitalisasi dalam pembiayaan, permodalan, serta segi digitalisasi pendaftaran administrasi UMKM seperti saat pengajuan kredit pinjaman modal serta izin usaha akan sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan UMKM dari segi efisiensi. Kemudahan perkembangan UMKM dalam digitalisasi akan membantu pelaku bisnis dalam ekspansi bisnis serta peningkatan produktivitas bisnis. Strategi UMKM Bertahan di Masa Pandemi ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.

Selain melakukan pemasaran e-commerce, pelaku UMKM juga dituntut untuk dapat mengomunikasikan produk secara intensif dengan melakukan pemasaran produk dengan menggunakan digital marketing dan memanfaatkan media sosial untuk dapat ...

Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang melibatkan beberapa pelajaran (bahkan lintas rumpun mata pelajaran) yang diikat dalam tema-tema tertentu. Pembelajaran ini melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator dari suatu mata pelajaran, atau bahkan beberapa mata pelajaran. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menekankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya. Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik: Bagi Anak Usia Dini TK/RA & anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Trianto.

PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN dalam Tinjauan Polkumeksosbud

Kajian Pengembangan Kebijakan Pendidikan, sudah banyak dilakukan, namun khusus mengkaji dalam tinjauan politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya, perlu dipertajam lagi. Buku ditangan pembaca ini merupakan hasil gagasan dari mahasiswa kandidat Doktor Manajemen Kependidikan Universitas Negeri Semarang angkatan tahun 2020/2021. Buku ini memuat kajian tentang (1) pengembangan kebijakan pendidikan, metode dan strategi pengembangan kebijakan pendidikan, (2) Dimensi ekonomi, meliputi konsep, isu-isu ekonomi, dan pengembangan kebijakan pendidikan dalam perspektif ekonomi, (3) Dimensi hukum meliputi konsep, isu-isu hukum dan pengembangan kebijakan pendidikan dalam perspektif hukum dan regulasi, (4) Dimensi politik dalam pengembangan kebijakan pendidikan, meliputi konsep politik pendidikan, isu-isu dan pengembangan kebijakan pendidikan dalam prespektif politik, dan (5) Dimensi sosial budaya dalam pengembangan kebijakan pendidikan, meliputi konsep perubahan sosial budaya, isu-isu sosial budaya dan pengembangan kebijakan pendidikan dalam perspektif sosial budaya. Buku ini layak dimiliki, dibaca, menjadi pegangan dan referensi utamanya bagi mahasiswa, guru, pengamat, peneliti, dosen, ilmuwan, pengambil kebijakan pendidikan, dan pihak yang konsen dalam kebijakan pendidikan di Indonesia. Selamat membaca..

Kajian Pengembangan Kebijakan Pendidikan, sudah banyak dilakukan, namun khusus mengkaji dalam tinjauan politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya, perlu dipertajam lagi.

Kontribusi Landasan Pendidikan dalam Aspek Humas Pendidikan

RINGKASAN Fungsi manajemen humas pendidikan sudah selayaknya di rekonstruksi untuk dapat beradaptasi di era Society 5.0. Di satu sisi untuk merespon persaingan antar lembaga pendidikan sedangkan di sisi lain untuk mempercepat akses teknologi dan informasi dalam menjalankan fungsi strategisnya. Fungsi manajemen humas pendidikan dalam memberikan pelayanan terbaik merupakan wujud perhatian serta responsif terhadap persaingan antar lembaga di era Society 5.0. Fungsi manajemen humas pendidikan tidak optimal apabila informasi melalui teknologi belum tepat sasaran. Sasaran yang dimaksud adalah masyarakat selaku stake holder. Selanjutnya, dukungan pihak eksternal lembaga terhadap program humas pendidikan dapat terjadi apabila informasi yang disampaikan komprehensif berkaitan dengan kemajuan dan prestasi peserta didiknya, baik terkait dengan kurikulum maupun proses pembelajaran. Di sisi lain, fungsi manajemen humas pendidikan memiliki peran penting untuk lembaga pendidikan. Manajemen humas pendidikan hendaknya dapat berkolaborasi dalam membangun hubungan yang harmonis antara lembaga dengan masyarakat. Fungsi manajemen humas pendidikan dalam lembaga adalah untuk mendukung upaya pembinaan hubungan yang selaras dan timbal balik agar diperoleh pemahaman dan penerimaan yang memadai baik lembaga maupun masyarakat. Sudah selayaknya manajemen humas pendidikan tidak dipandang sebagai fungsi teknis dan media hubung melainkan pada fungsi strategis. Teknologi dan informasi yang dikelola humas pendidikan merupakan hal mendasar sejajar dengan manajemen lembaga. Meskipun praktiknya masih ditemukan beragam fungsi humas, yakni government relations, community relations, media relations. Lembaga pendidikan dengan menempatkan fungsi manajemen humasnya sebagai fungsi strategis selanjutnya dapat beradaptasi dan responsif terhadap kebutuhan zaman. Ditengah pesatnya gempuran teknologi dan informasi melahirkan masyarakat baru yakni masyarakat teknologi dan masyarakat informasi. Masyarakat ini dikelompokkan sebagai masyarakat yang kritis terhadap terpaan informasi melalui teknologi yang mudah diakses. Masyarakat ini bukan lagi masyarakat pasif yang mudah dipengaruhi oleh informasi yang tidak berdasarkan data. Perubahan masyarakat ini sudah seharusnya direspon cepat oleh lembaga dalam menempatkan fungsi manajemen humasnya sebagai fungsi strategis. Oleh karena itu, fungsi manajemen humas pendidikan dapat optimal dalam menjalankan perannya di lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai agen perubahan dalam mencetak generasi bangsa memiliki posisi sentral dalam pengembangan kualitas generasi muda. Lembaga pendidikan yang terhubung langsung kepada masyarakat baik internal maupun eksternal merupakan jembatan penghubung antara lembaga pendidikan dengan masyarakatnya. Humas pendidikan merupakan garda depan dalam menjaga reputasi sebuah lembaga pendidikan. Optimalisasi humas pendidikan dalam peran strategisnya akan memberikan dampak signifikan terhadap capaian tujuan. Tentunya tujuan ini dapat terwujud melalui dukungan dari manajemen pendidikan dalam memberikan kesempatan dan wewenang penuh kepada humas pendidikan dalam menjalankan langkah strategisnya. Penempatan humas pendidikan dalam struktur manajemen memberikan deskripsi objektif tentang urgensi dari keberadaan fungsi ini. Penempatan posisi ini juga menentukan keefektifan dalam menerapkan program kerja humas pendidikan ke ranah strategis. Tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat teknologi dan informasi menjadi keniscayaan humas pendidikan untuk dapat beradaptasi dengan cepat. Fungsi manajemen humas tidak dapat berjalan secara optimal diantaranya karena fungsi dan perannya tidak terintegratif ke tingkat pimpinan manajemen puncak atau top management sebagai pengambil keputusan secara strategis. Beberapa fungsi manajemen humas pendidikan telah diuraikan. Pertama, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi manajemen dalam menentukan kebutuhan dan sikap masyarakat, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi harmonisasi lembaga pendidikan dengan masyarakat, dan fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi merencanakan serta melaksanakan program kerja untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat. Kedua, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi teknisi komunikasi, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi expert prescriber dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi fasilitator komunikasi untuk memastikan berjalannya komunikasi dua arah antara lembaga pendidikan dengan masyarakat, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi fasilitator proses pemecah masalah dengan berkoordinasi dengan manajamen lembaga pendidikan secara strategis. Ketiga, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi internal dalam membangun dan mempertahankan hubungan kondusif antara manajer pendidikan dan masyarakat lembaga pendidikan, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi publisitas yakni ketersediaan informasi humas pendidikan untuk diinformasikan melalui media internal maupun eksternal, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi advertising yakni untuk menjangkau masyarakat luas, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai opini postif, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi public affairs yakni membangun dan mempertahankan hubungan dalam hal kebijakan publik, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi lobbying yakni menjalin dan memelihara hubungan dalam hal undang-undang dan regulasi yang sudah ditetapkan, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi manajemen isu yakni proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan publik, dan fungsi humas pendidikan sebagai fungsi hubungan investor yakni membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dengan stake holeder dalam hal optimalisasi minat masyarakat. Rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan perlu dilakukan terutama dalam merespon era Society 5.0. Konteks rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan, adaptasi serta akulturasi yang terdapat pada konsepsi Society 5.0. Adapun beberapa definisi tentang Society 5.0 telah diuraikan. Pertama, Society 5.0 menempatkan manusia sebagai pusat inovasi dan pengintegrasian teknologi dalam meningkatkan kualitas hidup, tanggung jawab sosial yang berkelanjutan. Kedua, Society 5.0 merespon evolusi teknologi, informasi dan komunikasi yang membawa perubahan secara drastis dalam menciptakan nilai-nilai baru dan menjadi pilar kebijakan industry di berbagai Negara. Setidaknya ada lima hal yang ditawarkan dalam konsepsi Society 5.0, yakni (a) transformasi digital, (b) tantangan yang dihadapi, (c) masyarakat 5.0, (d) peningkatan masyarakat 5.0, dan (e) inisiatif industri. Tujuan ditawarkan lima konsepsi dalam Society 5.0 di atas adalah untuk mewujudkan masyarakat yang menikmati hidup sepenuhnya. Fokus utama Society 5.0 yakni kepada masyarakat dalam menggunakan teknologi untuk pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi. Ketiga, Society 5.0 menempatkan masyarakat sebagai pusat keseimbangan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan sistem integrasi dunia maya dan dunia nyata. Tujuan dari Society 5.0 adalah mewujudkan masyarakat dimana manusia benar-benar menikmati hidup dan merasa nyaman. Keempat, Society 5.0 menempatkan masyarakat sebagai fokus kepentingan dan kenyamanan dalam menggunakan teknologi canggih, IoT (Internet of Things), robot, dan kecerdasan buatan (AI), Augmented Reality (AR) secara aktif dalam kehidupan, industry, perawatan kesehatan dan bidang lain. Kelima, Society 5.0 merupakan pengembangan dari konsep 4.0 dengan memerhatikan aspek sosial yang relevan beserta tantangannya dengan fokus kepada masyarakat untuk berinovasi dalam merespon transformasi teknologi berdasarkan kaidah-kaidah kemanusiaan. Uraian definisi Society 5.0 di atas mengarah pada pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan sosial yang dapat dirasakan oleh manusia dan mewujudkan menusia lebih bahagia. Rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan di era Society 5.0 lebih pada merespon persaingan antar lembaga pendidikan dan untuk mempercepat akses teknologi dan informasi dalam menjalankan fungsi strategisnya. Artikel ini yang kemudian menjadi landas pacu untuk menjelaskan tujuan bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan dalam rekonstruksi fungsi humas pendidikan di era Society 5.0.

RINGKASAN Fungsi manajemen humas pendidikan sudah selayaknya di rekonstruksi untuk dapat beradaptasi di era Society 5.0.

ANTOLOGI HADITS TARBAWI

Pesan-Pesan Nabi s.a.w tentang Pendidikan

Buku Antologi Hadis Tarbawi yang hadir di hadapan pembaca ini berisi tentang jawaban-jawaban kritis hasil pengendapan pemikiran atas apa yang tengah menjadi kegelisahan para pemerhati pendidikan yang saban hari merasa nilai-nilai adiluhung pendidikan itu terus terkikis. Kehadiran buku Antologi Hadis Tarbawi ini merupakan bentuk syukur, apresiasi dan dukungan terhadap para penulis yang seluruhnya adalah Mahasiswa saya di Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Raden Intan Lampung. Buku yang merupakan kumpulan tulisan tematik hasil belajar mata kuliah Hadis Tarbawi selama satu semester ini disusun dengan mempertimbangkan masukan rekan kuliah, hasil diseminasi, komentar dosen dan beberapa catatan revisi sebagai bahan penyempurnaan pembahasan buku ini. Buku ini menjadi semacam tafsir terhadap penggalian dan penjelmaan spirit dasar atau nilai-nilai yang tertuang dalam perkataan, perilaku dan penetapan yang semuanya disandarkan kepada Nabi Muhammad saw, khususnya berterkait paut dengan pesan-pesan pendidikan di dalam al-Hadis. Yaitu, nilai-nilai keislaman yang akan terus diuji dalam aktualitas yang terus bergejolak, nilai-nilai yang akan senantiasa dipertahankan dari tindakan yang merusak, serta nilai-nilai yang dianggap sebagai jaminan atas pengetahuan yang menyelamatkan. Buku ini berisi lima BAB pembahasan terkait isu-isu terkini seputar pendidikan dan hubungan sosial. BAB pertama membahas tentang Konsistensi Pendidikan Islam yang berisi tentang nilai-nilai dasar (core values) pendidikan yang tidak berubah digerus zaman seperti konsepsi tujuan pendidikan. BAB dua membahas tentang konstruksi teoretis mengenai adab dan pendidikan karakter bagi peserta didik, mulai dari adab peserta didik terhadap guru, adab terhadap sesama peserta didik maupun jalinan kasih terhadap lingkungan. BAB ketiga berisi tentang pendidikan Islam menjawab tantangan masa depan. Pembahasan ini berisi pertanyaan-pertanyaan seputar kebijakan, sistem dan lembaga pendidikan Islam yang seperti apa yang dianggap ideal menjawab masa depan. BAB keempat berkaitan dengan prinsip-prinsip moderasi keislaman dalam pendidikan dan bagaimana Islam memandang pentingnya ilmu pengetahuan. Terakhir, di buku ini dibahas tentang Islam dan kenyataan sosial masyarakat Indonesia seperti multikulturalisme, pluralisme dan feminisme.

Buku ini menjadi semacam tafsir terhadap penggalian dan penjelmaan spirit dasar atau nilai-nilai yang tertuang dalam perkataan, perilaku dan penetapan yang semuanya disandarkan kepada Nabi Muhammad saw, khususnya berterkait paut dengan ...