Sebanyak 19 item atau buku ditemukan

PENGEMBANGAN NILAI AGAMA DAN MORAL PADA ANAK USIA DINI (Antologi NAM)

Nilai-nilai moral dan agama perlu ditanamkan ke diri anak sedini mungkin. Keberhasilan dan kegagalan akan berpengaruh ke diri anak nantinya. Program pada TK, yaitu konsep diri, kerapihan dan kesopanan. Konsep diri berhubungan dengan pembentukan karakter, yaitu menanamkan kepercayaan diri, keberanian berpendapat, dll. Kerapihan berhubungan dengan pembentukan kepribadian, yiatu cara makan, berpakaian dan perilaku. Kesopanan berhubungan dengan sosial anak yaitu cara bersikap kepada orang lain. Dalam mengembangkan nilai agama, kita membantu anak dalam hal keimanan dan ibadah.

Nilai-nilai moral dan agama perlu ditanamkan ke diri anak sedini mungkin.

Perempuan Dan Hukum

Menuju Hukum Yang Berperspektif Kesetaraan Dan Keadilan

... keluarga) terjadi juga pada kasus Ibu Anna dan Ibu Yasinta. Ketiadaan atau ketidakmampuan ayah yang bertindak sebagai kepala keluarga, ketiadaan anak laki-laki, belum cukup umurnya anak laki-laki dalam keluarga tersebut untuk ...

Prosiding Focus Group Discussion Pakar I

Kajian Ilmiah Masalah Perbedaan Pendapat 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI dewasa ini telah mendapat perhatian banyak pihak. Masyarakat, pendidik, ilmuwan, praktisi dan hampir setiap elemen masyarakat diingatkan kembali bahwa kita mempunyai dasar negara yang mulai dilupakan semenjak terjadinya reformasi 1998. Pasca reformasi hampir tidak ada lembaga negara yang bersuara tentang ini. Terlebih bicara tentang Pancasila. Semua tiarap dan sembunyi dalam kehidupannya sendiri-sendiri. Pancasila tidak pernah dibicarakan. Situasi tersebut tidak lepas dari pengalaman pahit kehidupan bernegara saat itu, dimana rezim Orde Baru memanfaatkan Pancasila sebagai alat politik untuk melanggengkan kekuasaannya. Bahkan yang lebih parah disaat rezim mempunyai otoritas penuh sebagai penafsir tunggal Pancasila. Barang siapa yang tidak mengikuti penafsiran rezim, bisa dicap tidak Pancasilais. Keadaan itulah yang menyebabkan Pancasila menjadi kering karena lembaga negara dan masyarakat takut dilabeli sebagai antek Orba. Puji syukur setelah melewati 2 kali pemilu paska reformasi, pada pemilu ke-3 di periode 2009-2014 ada lembaga negara, MPR, yang mempunyai keprihatinan terkait memupusnya diskusi dan pembicaraan tentang Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Keprihatinan MPR ini tidak terlepas dari melihat situasi sosial, ekonomi, politik hukum dan keamanan baik dari dalam maupun dari luar negeri. Ancaman persatuan, konflik sosial, disintegrasi dan ancaman menguatnya ideologi liberalisme, kapitalisme dan gerakan fundamentalisme agama telah mengingatkan kita sebagai bangsa dan negara bahwa kita sebenarnya sudah mempunyai dasar dan tameng yang kuat dalam menghadapi itu yaitu ideologi dan dasar negara Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan bentuk NKRI. MPR kemudian membuat program tahunan untuk memasyarakatkan kembali UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Program sosialisasi berjalan secara massif diseluruh pelosok negeri, di kampus-kampus, sekolah, dan masyarakat. Bahkan lembaga eksekutif pun juga ikut mensosialisasikan program ini. Programnya pun beragam, ada seminar, lokakarya, lomba debat, 4 pilar goes to campus, outbond dan dialog di media elektronik. Materi yang disampaikan adalah 4 hal tersebut yaitu UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI dewasa ini telah mendapat perhatian banyak pihak.

Jurusan Tarbiyah, Kegiatan PPLK dan Calon Guru Profesional; Studi kasus di STAIN Ponorogo

Jurusan Tarbiyah merupakan lembaga pendidikan tinggi yang diberi tugas oleh pemerintah untuk mengadakan pendidikan bagi guru untuk sekolah menengah pada jalur pendidikan formal. Tugas daripada LPTK atau IKIP maupun FKIP adalah mempersiapkan mahasiswa menjadi seorang guru profesional. Salah satu sarana untuk bisa menjadi guru profesional adalah PPLK, yaitu Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan. PPLK meliputi PPLK I yang disebut dengan microteaching dan PPLK II yang disebut dengan real teaching. Peneliti ini telah mengungkap beberapa kebijakan Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo dalam mempersiapkan calon guru profesional melalui kegiatan PPLK-II. Buku ini adalah hasil penelitian yang difokuskan pada kegiatan PPLK II (Praktek Pengalalaman Lapangan Kependidikan), yaitu kegiatan real teching mahasiswa Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo. Dengan mengggunakan pendekatan kualitatif, yang menggunakan latar alami (natural setting) sebagai sumber data langsung dan peneliti sendiri merupakan instrumen kunci, penelitian ini telah menemukan tiga temuan. Pertama Program Kegiatan PPLK-II Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo adalah serangkaian pendidikan berbasis ”proses”, yaitu proses membangun a learner, dan bukan a pupil . Kedua. Program Kegiatan PPLK-II Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo adalah serangkaian pendidikan berbasis ”proses”, yaitu proses Pencarian Makna Kuliah. Ketiga. Program Kegiatan PPLKII Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo yang berorientasi pada PTK adalah terobosan menuju kurikulum Tarbiyah berbasis Rekonstruksi- Sosial

Jurusan Tarbiyah merupakan lembaga pendidikan tinggi yang diberi tugas oleh pemerintah untuk mengadakan pendidikan bagi guru untuk sekolah menengah pada jalur pendidikan formal.

Manajemen Pendidikan Teknologi Kejuruan Dan Vokasi

Dunia pendidikan begitu luas dan memiliki beragam aspek yang penting untuk dikaji. Salah satunya adalah mengenai kejuruan dan vokasi. Bidang kejuruan dan vokasi tentunya memerlukan tata kelola yang baik, agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang mampu bersaing di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) saat ini. Buku ini di antaranya membahas tentang konsep pendidikan teknologi kejuruan dan vokasi, perbaikan sistem pendidikan, tantangan pendidikan kejuruan dan vokasi di era MEA, maupun berbagai isu terkait dalam dunia pendidikan. Buku ini membahas secara teoretis dan kontekstual, terkait bidang kejuruan dan vokasi dalam ranah pendidikan kita. Oleh karena itu, buku Manajemen Pendidikan Teknologi Kejuruan dan Vokasi ini dapat menjadi pegangan yang berguna, bagi seluruh insan di dunia pendidikan.

Dalam perusahaan jasa, fungsi produksi memang tidak terasa nyata, misalnya dalam kegiatan bank, perusahaan penerbangan, atau lembaga pendidikan. Produk yang dihasilkan tidak dalam bentuk yang bisa dilihat, melainkan dalam bentuk yang ...

Pengantar Metode Penelitian Kuantitatif

Membahas masalah proses metode penelitian, baik secara umum maupun metode penelitian kuantitatif secara khusus. Fenomena dan kejadian alam dapat dipelajari karena lazimnya hal-hal yang terjadi secara alamiah akan berlangsung menurut hukum keteraturan dan konsistensi. Agar dapat menyusun temuan data dan informasi ilmiah tersebut perlu digunakan sebuah metode dari pengumpulan data sampai dengan penyusunan laporannya. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Buku ini secara khusus membahas prosedur metode penelitian kuantitatif disertasi contoh-contoh sederhana hubungan antar variabel, dan tampilan data-data kuantitatif dalam penelitian.

Membahas masalah proses metode penelitian, baik secara umum maupun metode penelitian kuantitatif secara khusus.

Studi Analisis Nisbah Filsafat Ilmu Sebagai Manhaj Al-Fikr dalam Islamic Studies di Perguruan Tinggi Islam.

Filsafat Ilmu (philosophy of science) di luar negeri telah mencapai taraf perkembangan yang sangat luas dan sungguh mendalam. Tampaknya di Indonesia, bidang pengetahuan ini juga mulai mendapat perhatian agak besar. Berbagai perguruan tinggi kini memberikan mata kuliah filsafat ilmu, termasuk perguruan tinggi agama Islam Pentingnya memasukkan mata kuliah filsafat ilmu kedalam kurikulum Pendidikan Tinggi Agama Islam tersebut, mengingat mata kuliah filsafat ilmu adalah sangat relevan dalam pengembangan ilmu-ilmu keagamaan (ulumuddin) dan studi keislaman (Islamic studies). Penelitian singkat ini, telah menguraikan bagaimana “Relasi Dan Relevansi Filsafat Ilmu Dalam Pengembangan Ilmu-Ilmu Keagamaan (Ulumuddin) Dan Studi Keislaman (Islamic Studies) Di Perguruan Tinggi Agama Islam Menuju Terciptanya Para Sarjana Muslim Yang Berilmu Amaliyah Dan Beramal Ilmiayah”. Topik tersebut perlu dibahas, mengingat IAIN sebagai salah satu Perguruan Tinggi Agama Islam, diharapkan bisa menjadi pusat pengembangan keilmuan agama Islam (ulumuddin) dan studi keislaman (Islamic studies), secara sehat dan dinamis. Di samping itu, IAIN sebagai pusat keilmuan dan penelitian Islam, seyogyanya jurusan-jurusan di IAIN yang berkenaan dengan disiplin-disiplin keagamaan selain lebih menekuni bidang-bidang “Islamic studies”, hendaknya juga memberikan kesempatan bagi penguasaan prinsipprinsip dari kerangka teori ilmu-ilmu umum. Maka langkah awal untuk lebih menfungsikan diri sebagai pusat penelitian dan pengembangan pembaharuan pemikiran Islam di IAIN adalah ia harus memiliki struktur fundamental yangmendasari, melatarbelakangi dan mendorong kegiatan-kegiatan praksis keilmuan. Struktur fundamental yang dimaksud adalah FILSAFAT ILMU

Filsafat Ilmu (philosophy of science) di luar negeri telah mencapai taraf perkembangan yang sangat luas dan sungguh mendalam.