Sebanyak 1193 item atau buku ditemukan

TEOLOGI PENDIDIKAN : Upaya Mencerdaskan OTak & Qalbu

Secara etimologi Teologi adalah ilmu pengetahuan tentang Tuhan. Sementara dalam Islam kata padanan dari teologi ini adalah tauhid atau kalam. Masyarakat dikampung-kampung lebih mengenal ilmu ini dengan Kajian Sifat 20. Sementara jika di kaitkan dengan pendidikan, sebagaimana pendidikan itu sendiri adalah bimbingan atau pimpinan yang dilakukan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama maka dapatlah kita pahami bahwa Teologi Pendidikan adalah ‘usaha yang dilakukan oleh manusia dengan berfikir secara benar dan sungguh-sungguh untuk ma’rifatullah (mengenal Allah) dengan menyelaraskan keinginan Allah SWT dengan keinginannya atau sebaliknya keinginan manusia dengan keinginan Tuhannya (mencapai Ridha); dalam seluruh realitas aspek kehidupan sebagai rasa tanggung jawab sebagai seorang hamba‘. Manusia harus berteologi sehingga terjalinlah hubungan mesra dengan Tuhan, selalu merasa diawasi dalam setiap gerak geriknya dan melakukan setiap (aktivitas) dengan kehati-hatian; apakah ini telah sesuai dengan kehendak Tuhan?. Teologi pendidikan mengamanatkan misi “sebuah upaya untuk menyelaraskan masyiatullah dan masyiatul-’ibad”. Jika ditelusuri secara mendalam, ternyata dari konsep masyiah itulah lahirnya ruh atau inti dari pendidikan Islam.

Secara etimologi Teologi adalah ilmu pengetahuan tentang Tuhan.

Model Pendidikan Tasawuf Pada Tariqah Shadhiliyah

Masyarakat modern merasa kehilangan pegangan hidup setelah mereka terlelap dalam kehidupan materialismenya, kemudian mengalami kebingungan. Mereka menjadi bingung dan skeptis dengan materialisme. Karenanya mereka berpikir tentang sesuatu yang lebih dari sekedar benda-benda di sekeliling mereka, bahwasanya ada hal-hal yang transenden di balik kehidupan manusia. Oleh karena itu sebagian manusia kembali kepada nilai-nilai keagamaan, sebab salah satu fungsi agama adalah memberikan makna bagi kehidupan. Dalam agama Islam terdapat ajaran yang dikenal dengan istilah tasawuf. Sesuai dengan pandangan tasawuf dalam tariqah Shadhiliyah ini, antara lain: Tidak menganjurkan murid-muridnya untuk meninggalkan profesi dunia dan tidak melarang mereka untuk menjadi orang kaya secara materi, asalkan hatinya tidak bergantung pada harta yang dimilikinya, memperhatikan pelaksanaan syariat Islam, zuhud dengan mengosongkan hati dari selain Allah. Selain itu, mereka harus berupaya mencapai “langit” (mengenal Dzat Allah) dan beraktifitas dalam realita di “bumi” ini. Beraktifitas sosial untuk kemaslahatan umat adalah bagian integral dari hasil kontemplasi. Karena jiwa manusia membutuhkan Tasawuf, maka perlu ditransformasikan kepada generasi penerus melalui pendidikan Tasawuf. Semoga buku ini menjadi ilmu yang bermanfaat. [ ]

Masyarakat modern merasa kehilangan pegangan hidup setelah mereka terlelap dalam kehidupan materialismenya, kemudian mengalami kebingungan.

Pendidikan Islam anak usia dini : pendidikan Islam dalam menyikapi kontroversi belajar membaca pada anak usia dini

Banyaknya kalangan yang masih pro dan kontra tentang mengajarkan membaca dan menulis pada anak usia dini (AUD) yaitu TK (Taman Kanak-Kanak) atau RA (Raudhatul Athfal). Sebagian menyatakan bahwa membaca dan menulis pada anak usia dini (AUD) sebelum masuk sekolah dasar (SD/MI) berarti memaksakan anak untuk memiliki kemampuan yang seharusnya baru diajarkan di SD/MI, akibatnya anak tersebuat merasa terbebani dengan belajar membaca. Hal ini mengakibatkan waktu bermain, yang seharusnya adalah aktivitas dominan di usia mereka akan berkurang atau bahkan terabaikan, sehingga dikhawatirkan akan menghambat perkembangan potensi dan kemampuan anak secara optimal dikemudian hari, asumsi ynag berkembang pun anak cepat berkembang, cepat layu. Sebagian lain berpendapat, tidak masalah mengajarkan membaca dan menulis sejak anak usia dini. Biasanya yang memiliki pendapat untuk membolehkan anak diajarkan baca dilatarbelakangi agar anaknya tidak mengalami kesulitan ketika masuk SD/MI. Tuntutan masuk ke SD/MI pada saat ini mensyaratkan bahwa anak sudah mampu untuk membaca dan menulis. Sehingga merupakan kekhawatiran orang tua bahkan guru jika anak-anak mereka (TK/RA) belum bisa membaca ketika mau masuk di sekolah dasar (SD/MI). Orang tua khawatir tidak diterima di sekolah dasar saat seleksi masuk, sedangkan guru khawatir diaanggap tidak mampu memngajar dan khawatir gread sekolah menurun atau program kemampuan membaca menjadi brand sekolah (TK/RA) tersebut. Dengan adanya polemik tersebut, tidak jarang membuat orangtua menjadi bingung, pendapat mana yang harus diikuti karena masing-masing pendapat memiliki alasan yang cukup kuat. Hal ini yang mendorong penulis untuk menyusun buku yang berjudul, “Pendidikan Islam Anak Usia Dini: Pendidikan Islam dalam Menyikapi Kontroversi Belajar membaca pada Anak Usia Dini”. Diharapkan buku ini dapat memberikan paradigm baru terhadap pendidikan anak usia dini sesuai kajian Islam dan menjadi pencerahan secara ilmiah kepada pembaca, pemerhati pendidikan, pengembang, pengelola dan pelaksana pendidikan Islam di lapangan.

Dalam hal ini mengembangkan potensi anak usia dini beruapa kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial anak pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. Dan membangun akhlak anak ...

Isu-isu Kritis Pendidikan

Utama dan Tetap Penting Namun Terabaikan

Buku ini membahas Isu-isu Kritis Pendidikan, Utama dan Tetap Penting Namun Terabaikan. Beberapa isu kritis antara lain: pendidikan kewirausahaan, peran pemerintah dan masyarakat madani dalam pendidikan karakter dan homeschooling. Isu pendidikan kewirausahaan ditemukan bahwa Indonesia tidak akan maju karena tidak cukup mempunyai entrepreneur, menurut konsep David McClelland, suatu negara akan menjadi makmur apabila mempunyai entrepreneur sedikitnya sebanyak 2% dari jumlah penduduk. Permasalahannya adalah mengapa kita tidak cukup mempunyai entrepreneur? Jawabannya adalah silakan membaca buku ini Para pakar pendidikan mengatakan bahwa kelebihan homeschooling adalah proses belajar yang berdekatan dengan orangtua. Aslinya, yang mengajar homeschooling memang orangtua, bukan guru privat. Hal ini sesungguhnya sangat mendasar dan filosofis, karena dalam Al-Qur’an pun dikatakan bahwa orangtua-lah yang bertanggung jawab atas pendidikan anaknya, namun banyak pendapat yang kurang setuju. Untuk memahami lebih mendalam konsep homeschooling, silakan membaca buku ini. Buku persembahan penerbit PrenadaMedia

Buku ini membahas Isu-isu Kritis Pendidikan, Utama dan Tetap Penting Namun Terabaikan. Beberapa isu kritis antara lain: pendidikan kewirausahaan, peran pemerintah dan masyarakat madani dalam pendidikan karakter dan homeschooling.

Pendidikan Islam dan Neurosains

Menelusuri Jejak Akal dan Otak dalam Al-Qur’an Hingga Pengembangan Neurosains dalam Pendidikan Islam

Buku yang merupakan pengembangan lebih jauh dari disertasi Penulis ini menjawab tantangan dan kebutuhan tersebut. Ilmu pendidikan Islam dihibridisasikan dengan neurosains untuk menemukan varietas ilmu baru yang disebutnya dengan istilah “Neurosains Pendidikan Islam.” Pendekatan hibridisasi menjadi alternatif baru yang lebih akurat di tengah pusaran dan perdebatan Islamisasi ilmu, pengilmuan Islam dan integrasi keilmuan. Neurosains Pendidikan Islam mempunyai masa depan yang menantang sebagaimana cabang-cabang keilmuan yang selama ini telah berkembang, seperti filsafat pendidikan Islam, antropologi pendidikan Islam, psikologi pendidikan Islam, termasuk neurosains pendidikan Islam. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

Ilmu pendidikan Islam dihibridisasikan dengan neurosains untuk menemukan varietas ilmu baru yang disebutnya dengan istilah “Neurosains Pendidikan Islam.” Pendekatan hibridisasi menjadi alternatif baru yang lebih akurat di tengah pusaran ...

PANDUAN LENGKAP MENGAJAR TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN Berdasarkan Kurikulum Yayasan Syamil Qur’an Nunukan

Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan ikhtiar penulis dalam memberikan kontribusi terhadap perkembangan taman-taman pendidikan al-Qur’an yang membutuhkan sistematisasi pembelajaran bagi para santrinya. Berdasarkan pengamatan penulis selama menjadi pengajar di Taman Pendidikan al-Qur’an (TPA/TPQ) sejak tahun 2004 sampai sekarang, belum ada satu buku pegangan para asatidz/asatidzah (guru/pengajar) dan santri yang praktis dan sistematis untuk materi yang diberikan, maka hadirnya buku ini diniatkan penulis dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut sekaligus mengamalkan hadits Nabi: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya.” (H.R. Bukhari). Buku ini terdiri atas 4 jilid. Setiap jilid berisi 1 tahun pembelajaran, yang di bagi atas 2 semester. Pembahasan dalam buku ini meliputi: taharah, bacaan salat, bacaan surah pendek, hafalan doa harian, akidah, akhlak, mahfuzhat, kisah Islami dan lain-lain. Setiap bab mulai dari buku jilid satu dan seterusnya telah disesuaikan mulai dari materi yang paling dasar hingga menuju level materi yang lebih tinggi secara bertahap, sehingga akan mempermudah para pengajar dalam memberikan materi kepada para santri. Walau demikian karena buku ini tiap bagian pembahasannya dibuat secara ringkas, perlu kiranya para guru/pengajar untuk mengembangkan materi yang singkat tersebut, tentu dalam hal ini para pengajar harus mempersiapkan diri dengan memperkaya referensi materi dan metode mengajar yang inovatif sehingga pembelajaran yang diajarkan lebih menarik bagi para santri. Terakhir, semoga buku ini bermanfaat, kritik dan saran yang kontruksif dari pembaca untuk perbaikan buku ini sangat dinantikan.

Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan ikhtiar penulis dalam memberikan kontribusi terhadap perkembangan taman-taman pendidikan al-Qur’an yang membutuhkan sistematisasi pembelajaran bagi para santrinya.

PENGANTAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Buku Kurikulum dan Pembelajaran ini hasil revisi dari pegangan perkuliahan (diktat kuliah) Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran yang dilakukan setiap tahun akademik. Buku ini disesuaikan dengan perkembangan kurikulum yang terjadi di setiap institusi pendidikan. Namun demikian, masih terdapat kelemahan dan kekurangan bahasan dalam kajian yang disajikan.

Buku Kurikulum dan Pembelajaran ini hasil revisi dari pegangan perkuliahan (diktat kuliah) Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran yang dilakukan setiap tahun akademik.

Kurikulum Dan Pembelajaran (Teori & Praktek KTSP)

Buku ini memaparkan secara komprehensif Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai berlaku seiring terbitnya Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005. Bagian Pertama, menjelaskan latar pengembangan kurikulum itu sendiri. Dimulai dari dasar, landasan, desain, proses, dan prinsip serta m,odel pengembangan kurikulum. Bagian Kedua, merupakan substansi inti pembahasan, yaitu: Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai model manajemen kurikulum yang berlaku di Indonesia dewasa ini. Pada Bagian Ketiga, pembahasan bertumpu pada hakikat pembelajaran, yang kemudian ditutup dengan uraian tentang inovasi pendidikan di Bagian Keempat.--- Penerbit Kencana Prenadamedia Group

Buku ini memaparkan secara komprehensif Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai berlaku seiring terbitnya Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005.

KEEFEKTIFAN PENERAPAN KURIKULUM TERPADU PADA PONDOK PESANTREN MODERN

Persoalan yang dihadapi pondok pesantren sekarang adalah bagaimana pondok pesantren eksis dan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat. Penyesuaian diri ini sangat penting sebab masyarakat sekarang menuntut segalanya lebih praktis, cepat, enak dan sebagainya, untuk mengisi pembangunan yang serba kompleks dan universal ini. Dalam kaitan hal tersebut, Mochtar Buchari (1989) mempertegas bahwa: tantangan yang harus dijawab oleh pondok pesantren pada umumnya adalah memperluas pelayanan pendidikan di masa yang akan datang, yang meliputi berbagai jenis bidang: kesehatan, pertanian, berbagai jenis teknologi, pengetahuan umum dan sebagainya. Konkritnya, tantangan yang dihadapi pesantren sekarang ini adalah bagaimana pesantren mampu memberikan pelayanan pendidikan secara luas bagi masyarakat secara wajar dan sistematis, yang tetap bermuara pada pandangan dan sikap islami. Menurut Kyai Sahal Mahfudh yang mempelopori pesantren, Pesantren Maslahul Huda, menyatakan bahwa setiap pesantren mempunyai dua potensi, potensi pendidikan dan potensi pengembangan masyarakat. Menurutnya, apabila pesantren mampu mengembangkan potensi ini, akan menjadi mungkin baginya melahirkan ulama yang tidak hanya mendalam ilmu pengetahuan agamanya, luas wawasan dan pengetahuan serta cakrawala pemikirannya, tetapi juga akan mampu memenuhi tuntutan zamannya dalam rangka pemecahan problematika kemasyarakatan.

Persoalan yang dihadapi pondok pesantren sekarang adalah bagaimana pondok pesantren eksis dan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat.