Sebanyak 544 item atau buku ditemukan

Manajemen Madrasah/Sekolah

Konsep dasar manajemen madrasah, Ruang lingkup manajemen madrasah/sekolah, Bidang garapan manajemen sekolah/madrasah, Perumusan visi, misi dan tujuan madrasah/sekolah, Kepemimpinan pada madarasah, Manajemen berbasis madrasah, Sarana dan prasaran pada madrasah dan sekolah, Penyususnan rencana kerja madrasah/sekolah, Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan, Manajemen hubungan masyarakat, Pemasaran jasa pendidikan.

... Student Management at Islamic Senior High Schools and 21-Century Learning', AL-TANZIM: Jurnal Manajemen Pendidikan ... peserta didik (Pengelolaan peserta didik untuk efektivitas pembelajaran). Cv. Pusdikra Mitra Jaya. Satria, R. et al ...

Pengantar Kaidah Fikih

Kaidah Fikih menempati posisi yang sangat penting dalam kajian hukum Islam. Kaidah fikih adalah salah satu dari empat pilar penting dalam hukum Islam. Kaidah fikih merupakan kumpulan dari sekian banyak masalah fikih yang dapat memberikan kemudahan bagi para ahli dan praktisi hukum Islam dalam melakukan proses penetapan hukum. Dengan demikian, kaidah fikih dapat dijadikan salah satu acuan berpikir (kerangka teoretis). Sudah cukup banyak buku yang membahas tentang kaidah fikih dan menjadi pegangan mahasiswa, khususnya mahasiswa fakultas Syariah, namun yang menjelaskan secara detail mulai dari konsep, sejarah, perbandingan hingga implementasinya kaidah-kaidah fikih baik asasiyah atau kaidah fikih umum dan khusus terbilang masih langka. Buku yang berjudul “Pengantar Kaidah Fikih” ini dapat dibaca oleh para mahasiswa fakultas Syariah di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Di samping itu, buku ini dapat digunakan pula oleh para akademisi, peneliti, pengamat serta praktisi di bidang hukum Islam.

Persamaan pengertian muamalah , dalam arti sempit dengan muamalah dalam arti luas ialah sama - sama mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam kaitan dengan pemutaran harta . 2. Ruang Lingkup Muamalah Ruang lingkup kajian fikih ...

Standar kompetensi pelaku dakwah : dialektika metode dan model dakwah kreatif

On standard of Islamic da'wah activities in Indonesia.

On standard of Islamic da'wah activities in Indonesia.

Ekonomi Makro Islam

Dasar-dasar ekonomi makro dalam perspektif islam, indikator ekonomi makro islam, fungsi konsumsi makro dalam perspektif islam, tabungan dan investasi dalam perspektif islam, fungsi uang dalam perspektif islam, keseimbangan di pasar barang, zakat dan kebijakan fiskal, kebijakan moneter dalam perspektif ekonomi islam, pertumbuhan ekonomi dalam perspektif ekonomi islam, inflasi dan pengangguran dalam ekonomi islam, sistem perekonomian dalam perspektif ekonomi islam, nilai tukar dalam perspektif ekonomi islam, isu-isu kontemporer dalam makro ekonomi islam.

Dasar-dasar ekonomi makro dalam perspektif islam, indikator ekonomi makro islam, fungsi konsumsi makro dalam perspektif islam, tabungan dan investasi dalam perspektif islam, fungsi uang dalam perspektif islam, keseimbangan di pasar barang, ...

MODERASI BERAGAMA DI KALANGAN NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH

Dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia, moderasi beragama bisa jadi bukan pilihan, melainkan keharusan. Moderasi beragama harus dipahami sebagai sikap beragama yang seimbang antara pengamalan agama sendiri (eksklusif) dan penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan (inklusif). Keseimbangan atau jalan tengah dalam praktik beragama ini niscaya akan menghindarkan kita dari sikap ekstrem berlebihan, fanatik dan sikap revolusioner dalam beragama. Moderasi beragama merupakan solusi atas hadirnya dua kutub ekstrem dalam beragama, kutub ultra­konservatif atau ekstrem kanan di satu sisi, dan liberal atau ekstrem kiri di sisi lain. Moderasi beragama sebagai cara pandang, sikap, dan perilaku selalu mengambil posisi di tengah­tengah, selalu bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam beragama, tentu perlu adanya ukuran, batasan, dan indikator untuk menentukan apakah sebuah cara pandang, sikap, dan perilaku beragama tertentu itu tergolong moderat atau ekstrem. Ukuran tersebut dapat dibuat dengan berlandaskan pada sumber­sumber terpercaya, seperti teks­teks agama, konstitusi negara, kearifan lokal, serta konsensus dan kesepakatan bersama. Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia memiliki peran strategis dalam mendialogkan faham dan cara beragama yang moderat di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Kedua ormas ini, dinilai sebagai salah satu dari beberapa ormas yang berpandangan moderat dan mengedepankan pendekatan humanis sebagai bagian dari strategi moderasi beragama, di samping keduanya memiliki modal jaringan organisasi yang kuat dan luas yang dapat mencapai akar rumput sehingga strategis dalam upaya mengonter radikalisme, ekstremisme, dan terorisme.

Dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia, moderasi beragama bisa jadi bukan pilihan, melainkan keharusan.

Respons Islam atas Moderasi Beragama dan Multikulturalisme

Satu keniscayaan moderasi dan multukultural menjadi solusi bersama untuk dipertimbangkan dalam membangun keberagamaan di Indonesia. Banyaknya agama, ras, dan suku menjadi pertimbangan penting dalam mengambil dua pola tersebut sebagai pijakan kehidupan beragama di negara Indonesia. Meski tawaran itu menarik untuk terciptanya harmonisasi antaranak bangsa, tetapi belum semuanya mampu menerimanya dengan lapang dada, terutama para agamawan yang masih mempertahankan pola lama, tidak mau bergeser dari tradisi lama menuju tradisi baru. Kajian keilmuan tentang moderasi dan multikulturalisme sebenarnya sudah lama didengungkan, tetapi sampai sejauh ini belum tuntas. Tidak sedikit orang-orang beragama yang memicingkan mata ketika mendengar moderasi beragama, karena dianggap berseberangan dengan agamanya atau jika tidak demikian dianggapnya sebagai bentuk kebablasan dalam beragama. Paling sederhana, jika ada tokoh muslim masuk gereja untuk kepentingan diskusi atau apalah yang tidak berbau ibadah mahdhah dianggap sebagai tindakan yang tidak pantas. Cara pandang demikian berarti menunjukkan bahwa moderasi belum tuntas di kalangan masyarakat muslim. Buku ini merupakan bagian dari diskusi kecil yang diprakarsai oleh DMI Kabupaten Tuban, harapannya buku ini bisa memunculkan sikap dan pemikiran tentang pentingnya moderasi islam untuk bisa dijaga dan dihidupkan dalam kehidupan beragama, bernegera dan berbangsa, agar moderasi islam di Indonesia bisa lebih kuat dan harmonis sebagai bagian dari misi Islam Rahmatan lil ‘Alamiin.

Satu keniscayaan moderasi dan multukultural menjadi solusi bersama untuk dipertimbangkan dalam membangun keberagamaan di Indonesia.

ETIKA BISNIS DALAM ISLAM (TEORI DAN APLIKASI)

Allah swt menjelaskan bahwa Rasulullah memiliki akhlak yang mulia, وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ / “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. 68: 4). Berikutnya Allah swt berfirman: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. 33: 21). Kedua aayat tersebut menjelaskan bahwa, Rasulullah saw memiliki akhlak yang agung dan ummat manusia agar meraih kesuksesan dalam hidupnya, termasuk dalam kegiatan bisnis mereka, hendaknya mengikuti atau beruswah dan berqudwah kepadanya dan juga kepada para Nabi lainnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah: “Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur'an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. 12: 111). Dengan demikian bagi para pelaku bisnis, disamping harus memiliki bakat, minat, menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan, serta belajar dari pengalaman atau kasus-kasus yang terjadi dalam berbisnis, tidak kalah pentingnya adalah mengimplemantasikan dan mengintegrasikan etika/akhlak islami yang bersumber dari al-Quran, hadits dan pandangan para ahli dalam bisnis agar bisnis mereka berhasil, sukses, dan berkelanjutan.

Kapitalisme merupakan sistem ekonomi politik yang cenderung ke arah pengumpulan kekayaan secara individu tanpa gangguan kerajaan/ otoritas tertentu. Dalam hal ini, pemilik modal bisa menguasai pasar serta menentukan harga dalam rangka ...

Environmental and Economic Comparison of Cooling System Designs for Steam-electric Power Plants

The selection of waste heat rejection systems for steam-electric power plants involves a trade-off among environmental, energy and water conservation, and economic factors. This study compares four general types of cooling systems on the basis of these factors. The cooling systems chosen for study are: once-through systems including surface canals and submerged multiport diffusers; shallow closed cycle cooling ponds; mechanical and natural draft evaporative cooling towers; and mechanical draft dry towers. The cooling system comparison involves, first, an optimization of each cooling system and then a comparison among optimal systems. Comparison is made for an 800 MWe fossil unit and a 1200 MWe nuclear unit located at a hypothetical midwestern river site. A set of models has been developed to optimize the components of each cooling system based on the local meteorological and hydrological conditions at the site in accordance with a fixed demand, scalable plant concept. This concept allows one to compare the costs of producing the same net power from each plant/cooling system. Base case economic parameters were used to evaluate the optimum system for each of the four general cooling systems followed by a sensitivity study for each parameter. Comparison of energy and water consumption follows from the results of the performance model, while comparison of environmental impacts is mostly qualitative. Some quantitative modelling was performed for the environmental effects of thermal discharges from once-through systems, fogging from wet cooling towers and water consumption from the ponds, wet towers and once-through. The results of the optimization models of each of the systems are compared on the basis of: performance - discrete distributions of environmental conditions and transient simulation; economics - using base case scenarios and sensitivity values to arrive at costs expressed in terms of production costs, annualized costs and present value costs; energy and water consumption; and environmental effects. The once-through systems were found to be the least expensive of the four systems, the most energy efficient, but potentially the most environmentally damaging. On the other extreme, dry cooling towers are the most environmentally sound while being the most expensive and least energy efficient. Finally, the results of the economic optimization are compared with results from previous comparative studies.

The selection of waste heat rejection systems for steam-electric power plants involves a trade-off among environmental, energy and water conservation, and economic factors.