Sebanyak 2 item atau buku ditemukan

Pendidikan Agama Islam Berbasis Moderasi Beragama

Judul : Pendidikan Agama Islam Berbasis Moderasi Beragama Penulis : Dr. Mohammad Akmal Haris, M.Pd., C.FLS. Ukuran : 15,5 x 23 Tebal : 350 Halaman Cover : Soft Cover No. ISBN: 978-634-235-182-6 No. E-ISBN: 978-634-235-183-3 (PDF) Terbitan : Mei 2025 SINOPSIS Di tengah keberagaman Indonesia yang kaya, tantangan terbesar adalah menjaga kedamaian dan keharmonisan antarumat beragama. Buku ini menawarkan solusi dengan pendekatan moderasi beragama dalam Pendidikan Agama Islam, yang menekankan keseimbangan, toleransi, dan keadilan. Pendidikan Agama Islam Berbasis Moderasi Beragama mengungkapkan prinsip-prinsip moderasi seperti tawassuth (jalan tengah), tasamuh (toleransi), dan al-‘adl (keadilan), serta bagaimana nilai-nilai ini dapat diintegrasikan dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam. Buku ini juga mengajak pendidik dan masyarakat untuk mengatasi tantangan ekstremisme dan intoleransi, baik di dunia nyata maupun dunia maya, dengan pendekatan yang inklusif dan berbasis nilai-nilai moderat. Karya ini sangat relevan bagi pendidik, orang tua, dan siapa saja yang ingin memahami bagaimana moderasi beragama dapat menciptakan generasi yang damai, berpikiran terbuka, dan mampu hidup harmonis dalam masyarakat yang plural. Sebuah panduan penting untuk mewujudkan kedamaian dan keharmonisan dalam keberagaman.

Judul : Pendidikan Agama Islam Berbasis Moderasi Beragama Penulis : Dr. Mohammad Akmal Haris, M.Pd., C.FLS.

MODERASI BERAGAMA DI KALANGAN NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH

Dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia, moderasi beragama bisa jadi bukan pilihan, melainkan keharusan. Moderasi beragama harus dipahami sebagai sikap beragama yang seimbang antara pengamalan agama sendiri (eksklusif) dan penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan (inklusif). Keseimbangan atau jalan tengah dalam praktik beragama ini niscaya akan menghindarkan kita dari sikap ekstrem berlebihan, fanatik dan sikap revolusioner dalam beragama. Moderasi beragama merupakan solusi atas hadirnya dua kutub ekstrem dalam beragama, kutub ultra­konservatif atau ekstrem kanan di satu sisi, dan liberal atau ekstrem kiri di sisi lain. Moderasi beragama sebagai cara pandang, sikap, dan perilaku selalu mengambil posisi di tengah­tengah, selalu bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam beragama, tentu perlu adanya ukuran, batasan, dan indikator untuk menentukan apakah sebuah cara pandang, sikap, dan perilaku beragama tertentu itu tergolong moderat atau ekstrem. Ukuran tersebut dapat dibuat dengan berlandaskan pada sumber­sumber terpercaya, seperti teks­teks agama, konstitusi negara, kearifan lokal, serta konsensus dan kesepakatan bersama. Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia memiliki peran strategis dalam mendialogkan faham dan cara beragama yang moderat di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Kedua ormas ini, dinilai sebagai salah satu dari beberapa ormas yang berpandangan moderat dan mengedepankan pendekatan humanis sebagai bagian dari strategi moderasi beragama, di samping keduanya memiliki modal jaringan organisasi yang kuat dan luas yang dapat mencapai akar rumput sehingga strategis dalam upaya mengonter radikalisme, ekstremisme, dan terorisme.

Dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia, moderasi beragama bisa jadi bukan pilihan, melainkan keharusan.