Sebanyak 770 item atau buku ditemukan

APMOL: MEDIA TEKNOLOGI GEOMETRI MOLEKUL BERBASIS AUGMENTED REALITY DAN JMOL

Perkembangan sains dan teknologi pada masa perkembangan pendidikan 2005-2010 berdasarkan UNESCO Science Report 2010, menyatakan kunci kesuksesan suatu bangsa tergantung kepada sumber daya manusia dalam menguasai saintek (Sari, 2012). Penguasaan pendidikan sains menciptakan peserta didik yang berpikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif, dan merupakan sebagai wadah untuk lebih mengenal diri sendiit dana lam dalam mengatasi segala isu yang ada dimasyarakat. (Permanasari, 2016) Hasil studi PISA (Program of International Student Assessment) pada tahun 2018, menunjukkan bahwa pendidikan sains baru menduduki peringkat 70 dari 78 negara. Indonesia membutuhkan perbaikan dalam berbagai aspek, salah satunya dengan penerapan metode visual thinking dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, salah satunya dalam ilmu kimia. Siswa STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) menganggap ilmu kimia menjadi pelajaran yang paling sulit dipahami (Johnstone 2000: 9). Kesulitan dalam mempelajari ilmu kimia terkait pada ciri ilmu kimia itu sendiri, karena memiliki gambaran abstrak, sifat yang beruntun, dan perkembangan yang sangat pesat, serta merupakan penyederhanaan dari berbagai ilmu lainnya (Sirhan 2007 : 2). Pemahaman tidak hanya didapatkan di kelas maupun percobaan di laboratorium, dibutuhkan animasi dalam bentuk 2D atau 3D untuk mendeskripsikan fenomena secara molekuler (Irwansyah, et al. 2018: 1). Kemampuan imajinatif pelajar masih terbatas dan sulit untuk mendapatkan bayangan mengenai partikel seperti atom dalam menyusun zat (Cai, Wang, and Chiang 2014 : 31). Kurangnya kemampuan visual yang dialamai siswa dalam memahami konsep molekul dalam menggambarkan pada tingkat submikroskopik. Materi geometri molekul membutuhkan visualisasi yang baik, dalam memahaminya. Geometri molekul mempelajari bahaiman suatu atomatom dalam membentuk molekul. Geometri molekul merupakan konsep abstrak dengan contoh konkrit. Konsep geometri molekul sukar diajarkan baik di dalam kelas maupun di laboratorium, sehingga penggambaran secara molekular menggunakan animasi-animasi dibutuhkan dalam menjelaskan konsep tersebut Augmenter Reality (AR) merupakan perkembangan dari Virtual Reality (VR). Tidak seperti VR, AR menyediakan hubungan yang tidak terbatas untuk pengguna yang menggabungkan dunia nyata dan dunia maya. Kamera dibutuhkan sebagai jembatan antara dunia virtual dan nyata. Kamera akan mendeteksi markers (penanda) dan kemudian menyajikan adegan yang dikenal dari markers dan menampilkan objek virtual yang terkait pada layar perangkat yang digunakan (Cai, Wang, and Chiang 2014 : 31). Augmented Reality merupakan media teknologi yang dipakai dalam pembelajaran misalnya dalam pembelajaran kimia. Pembelajaran kimia pada konsep abstrak dengan contoh konkrit tidak mudah dilakukan baik di kelas ataupun di laboratorium. Meskipun fenomena dalam konsep dapat diamati secara visual, tetapi untuk penjelasan lebih lanjut, diperlukan animasi untuk menggambarkan fenomena tersebut secara molekuler. Fenomena molekuler yang dimaksud adalah model visualisasi objek 3D yang menggambarkan suatu struktur baik secara fisik maupun kimia sebagai seberapa kuat ikatan antar atom, atau menggambarkan ikatan antara molekul dan lain sebagainya dan memiliki informasi yang jelas dan tepat yang terkandung dalam suatu alat atau sering disebut media pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan selain untuk membangun visualisasi di tingkat molekuler juga mampu beradaptasi dengan materi baik berupa kata-kata, gambar, atau animasi. Penggunaan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran sudah menjadi hal yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran baik di luar maupun di dalam kelas. Dan media tersebut sering digunakan oleh banyak orang seperti penggunaan Microsoft PowerPoint, dan media konvensional lainnya, namun teknologi tersebut hanya teknologi menempatkan peserta didik sebagai elemen pasif dalam proses pembelajara. Teknologi yang lebih maju diperlukan untuk menghasilkan proses pembelajaran yang interaktif. Salah satu teknologi yang paling berkembang Augmented Reality. Teknologi AR sendiri dapat diimplementasikan secara luas di berbagai media pembelajaran, baik sebagai aplikasi di smartphone, dalam pemberian suatu produk, bahkan media cetak seperti buku, majalah, atau surat kabar, sehingga memudahkan pengguna dalam hal alat dan fasilitas karena orang dapat menghasilkan media pembelajaran yang sangat menarik dengan biaya yang murah. Salah satu keunggulan AR teknologi yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang mampu memberikan visualisasi 3D dan dapat digunakan dalam smartphone berbasis android yang berbeda digunakan oleh siswa. Dengan dua fitur dasar ini, AR dapat digunakan dalam pembelajaran kimia yang membutuhkan visualisasi yang baik, sehingga konsep kimia menjadi dipahami sama utuhnya dengan konsep geometri molekul, yaitu bentuk geometri molekul terdiri dari ruang tiga dimensi atom dalam molekul. (Irwansyah et al., 2018: 1) Augmented Reality dapat dimanfaatkan untuk memudahkan pemahaman terutama dalam geometri molekul maupun memahami komposisi zat. Pada pemahaman ilmu kimia ada beberapa metode yang digunakan dalam menggambarkan bentuk molekul, antaranya 2-D drawing, dash wedge drawings, handheld models, dan computer models. Pemanfaatan augmented reality dengan computer models memberikan peningkatan pada nilai siswa (Setiahadi, Setyati, and Setiawan 2017 : 85). APMOL merupakan media teknologi yang peneliti tawarkan dalam pembelajaran Geometri Molekul sebagai media yang mengkonkretkan sesuatu yang abstrak, yang sangat dibutuhkan saat ini dan yang akan datang dalam menjawab kesulitan belajar. Buku ini disusun sebagai bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang penelitian.

Perkembangan sains dan teknologi pada masa perkembangan pendidikan 2005-2010 berdasarkan UNESCO Science Report 2010, menyatakan kunci kesuksesan suatu bangsa tergantung kepada sumber daya manusia dalam menguasai saintek (Sari, 2012).

Teknologi Pendidikan

Buku ini membahas tentang: 1. KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN 2. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN 3. PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN 4. TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH DAN PERGURUAN TINGGI 5. TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH 6. BLENDED LEARNING ( PEMBELAJARAN KOMBINASI) 7. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENDIDIKAN 8. PELUANG DAN KEPROFESIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

pendidikan secara integratif, yaitu secara rasional berkembang dan berintegrasi dalam berbagai kegiatan pendidikan. Dari berbagai definisi dari teknologi pendidikan dapat disimpulkan bahwa, peluang teknologi pendidikan merupakan suatu ...

Manajemen Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran

Book chapter ini disusun oleh sejumlah akademisi dan praktisi sesuai dengan kepakarannya masing-masing. Buku ini diharapkan dapat hadir memberi kontribusi positif dalam ilmu pengetahuan khususnya terkait dengan Manajemen Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran. Sistematika buku Manajemen Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran ini mengacu pada pendekatan konsep teoritis dan contoh penerapan. Oleh karena itu diharapkan book chapter ini dapat menjawab tantangan dan persoalan dalam sistem pengajaran baik di perguruan tinggi dan sejenis lainnya.

tercapainya tujuan yang diharapkan, manajemen pendidikan perlu diarahkan pada pengembangan seluruh sistem, kelembagaan dan sumber daya pendidikan (capacity building), (d) mengacu pada visi dan misi pendidikan yang melekat, ...

Pendidikan Profesi Keguruan dan Teknologi Pendidikan

Buku ini diharapkan dapat hadir memberi kontribusi positif dalam ilmu pengetahuan khususnya terkait dengan Pendidikan Profesi Keguruan dan Teknologi Pendidikan. Sistematika buku book chapter Pendidikan Profesi Keguruan dan Teknologi Pendidikan ini mengacu pada pendekatan konsep teoritis dan contoh penerapan. Oleh karena itu diharapkan book chapter ini dapat menjawab tantangan dan persoalan dalam sistem pengajaran di perguruan tinggi dan sejenis lainnya.

Aplikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut: Pertama, teknologi pendidikan memungkinkan adanya perubahan kurikulum, baik strategi, pengembangan maupun aplikasinya. Teknologi pendidikan mempunyai fuungsi luas, tidak hanya terbatas pada ...

CALL FOR BOOK TEMA 1 (Teknologi pendidikan)

Tujuan Pendidikan Elfachmi (2015:16) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan, oleh karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi: ...

DESAIN DAN IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING

Integrasi Teknologi dan Pedagogi

Blended learning mulai dikenal setelah ditemukan kelemahan pada pertemuan tatap muka dan kelemahan pada online learning oleh Bersin pada penelitiannya tahun 2004. Selanjutnya, dikembangkan pembelajaran yang mengombinasikan pertemuan tatap muka dan online learning yang kemudian dikenal dengan istilah blended learning. Blended learning dikembangkan dengan berbagai model, yaitu face-to-face driver model, rotation model, flex model, online lab model, self-blend model, dan driver model online. Pada setiap model tersebut, metode diskusi masiv digunakan oleh pendidik dalam memfasilitasi pembelajar untuk menyelesaikan masalah dan meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Metode diskusi dalam blended learning ini diterapkan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Metode diskusi dipilih dalam blended learning karena memiliki rangkaian aktivitas belajar yang memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk terlibat secara aktif. Dalam perspektif pembelajar Abad 21, pembelajaran seharusnya bersifat konstruktivis yang bermakna bahwa dengan partisipasi pembelajar secara aktif pada setiap kegiatan yang relevan dengan tujuan pembelajaran dapat membantu pembelajar membangun pengetahuan dan pengalaman baru. Buku yang ada pada tangan pembaca saat ini, memaparkan konsep, prinsip, dan prosedur berdiskusi, dan formulasi standar kualitas diskusi dalam blended learning. Buku ini ditulis berdasarkan hasil penelitian selama 2 tahun yang didukung oleh artikel ilmiah yang relevan baik nasional maupun internasional. Buku ini sangat bermanfaat bagi pendidik dan pembelajar baik pada pendidikan dasar, menengah, dan tinggi sebagai upaya mengoptimalkan kegiatan diskusi dalam blended learning

Blended learning mulai dikenal setelah ditemukan kelemahan pada pertemuan tatap muka dan kelemahan pada online learning oleh Bersin pada penelitiannya tahun 2004.

Teori dan Perilaku Organisasi

Akselerasi perkembangannya berubah semakin cepat dalam “contact” dimensi waktu, dengan situasi yang dinamis dalam persaingan global, sehingga membutuhkan inovasi terus menerus pada pola manajemen organisasi yang tepat untuk beradaptasi dan memenangkan persaingan dalam lingkungan yang terus semakin cepat perkembangannya. Semua organisasi terus mendapatkan tekanan untuk dapat melayani kebutuhan konsumen lebih baik dan memproduksi barang dengan kualitas terbaik dengan SDM yang baik.

Komunikasi adalah proses dengan mana informasi dan arti atau makna ditransfer dari sender kepada receiver. Kebanyakan pekerjaan yang dilakukan dalam suatu tim diselesaikan secara interdependent, saling bergantung dan menyangkut ...

Asas-Asas Manajemen (Konsep dan Teori)

Buku ini menyajikan pengetahuan mengenai dasar-dasar manajemen, baik konsep maupun teorinya. Buku ini diharapkan dapat referensi bacaan kepada para pembaca khususnya terkait dengan pengetahuan mengenai dasar-dasar manajemen serta menambah daftar buku manajemen yang sudah ada sebelumnya. Buku ini disusun dalam bentuk book chapter yang terdiri atas delapan belas bab, dengan judul Asas-Asas Manajemen (Konsep dan Teori).

Komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. Saluran komunikasi yang tidak memperhatikan jenjang hierarki, ...

Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Keagamaan (Diniyah) Berbasis Standar Pendidikan: Standar Tujuan, Isi, Proses, dan Penilaian

Buku ini mengangkat permasalahan tentang pembentukan model kurikulum pendidikan keagamaan (diniyah) berbasis standar pendidikan di lembaga pendidikan keagamaan (diniyah) tingkat wustha. Dalam buku ini membahas tentang kurikulum pendidikan keagamaan atau kurikulum pada madrasah diniyah (madin) yang belum memiliki model kurikulum yang utuh, tersusun secara sistematis sesuai dengan komponen-komponen kurikulum yang seharusnya ada. Selama ini kurikulum di madrasah diniyah merujuk pada literatur klasik yang sering dikenal dengan kitab kuning, yang penyajian berdasarkan urutan bab pada kitab tersebut tanpa diorganisir materinya sesuai scope dan sequnce menurut azas-azas pengembangan kurikulum.

Buku ini mengangkat permasalahan tentang pembentukan model kurikulum pendidikan keagamaan (diniyah) berbasis standar pendidikan di lembaga pendidikan keagamaan (diniyah) tingkat wustha.