Sebanyak 23691 item atau buku ditemukan

Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar (Edisi ke-2)

Buku ini berisi Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar edisi ke-2, untuk memenuhi kebutuhan asupan intelektual bagi para guru dan calon guru SD, khususnya bagi mereka yang sedang menempuh studi di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Buku ini berisi Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar edisi ke-2, untuk memenuhi kebutuhan asupan intelektual bagi para guru dan calon guru SD, khususnya bagi mereka yang sedang menempuh studi di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah ...

MODEL PEMBELAJARAN GOLD (Guided, Organizing, Leaflet, Discovery)

Model pembelajaran GOLD merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran GOLD mampu menciptakan proses akomodasi kognitif yang berawal dari pengetahuan siswa menjadi suatu pengetahuan baru yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari agar siswa dapat menjadi mandiri dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Model pembelajaran GOLD memberikan fasilitas untuk mengakomodasi pengetahuan awal siswa sehingga menjadi pengetahuan baru yang dapat siswa manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran GOLD melatih siswa belajar dalam kelompok untuk menyelesaikan sebuah permasalahan dengan cepat. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan untuk mengikuti dan menyelesaikan tugas dalam setting kelompok adalah penting. Siswa yang berpartisipasi dalam pemecahan masalah (problem solving) akan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk berbagai mata pelajaran, melatih kepemimpinan dan tanggung jawab serta solidaritas dan toleransi.

Model pembelajaran GOLD merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

Model Pembelajaran Komeks

Bermuatan Nilai-nilai Pendidikan Karakter Aspek Membaca intensif di SD

Apakah Anda pernah mengajarkan membaca intensif pada anak-anak? Bagaimanakah caranya? Mungkin Anda akan menjawab mengajar membaca itu mudah. Siswa cukup diberi tugas membaca kemudian menjawab pertanyaan bacaan. Tetapi, tahukah Anda bahwa masih banyak siswa yang belum dapat membaca dengan cara yang benar? Anak-anak sudah bisa membaca, tetapi membaca yag baik dan benar belum banyak dikuasai anak-anak. Mengajar membaca memang mudah, tetapi membelajarkan anak untuk membaca dengan baik dan efektif memang tidaklah mudah. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang menarik minat dan perhatian siswa dalam hal bacaan guru perlu memaha-mi model-model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran membaca untuk kelas tinggi di SD (kelas IV-VI) ini adalah model pembelajaran komeks. Bagaimanakah model pembelajaran komeks itu? Silahkan Anda pahami beberapa uraian berikut dalam buku ini! [Penerbit Deepublish, Deepublish, Wahyuningsih Rahayu, S.Pd., M.Pd., Pembelajaran, Model Pembelajaran]

Salah satu model pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran membaca untuk kelas tinggi di SD (kelas IV-VI) ini adalah model pembelajaran komeks. Bagaimanakah model pembelajaran komeks itu?

Model-Model Pembelajaran Efektif

Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aspek dari proses pendidikan, karenanya harus di desain sedemikian rupa melalui perencanaan yang sistematik dan aplikatif. Berbicara pembelajaran, maka tidak bisa lepas dari peran dan fungsi guru, maka dalam upaya melahirkan peserta didik yang berkualitas dan mumpuni, guru dituntut bertindak profesional dalam menggeluti profesinya. Oleh karena itu kualitas sumber daya manusia menjadi hal yang utama untuk dibenahi. Tugas guru sebagai suatu profesi, menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik, meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan ketrampilan dan menerapakannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik. Guru juga mempunyai kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetensi profesional. Kompetensi profesional yang dimaksud tersebut adalah kemampuan guru untuk menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar.

Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aspek dari proses pendidikan, karenanya harus di desain sedemikian rupa melalui perencanaan yang sistematik dan aplikatif.

Model Pembelajaran Problem Posing & Solving : Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Paradigma pembelajaran di kelas saat ini masih menekankan pada pemahaman siswa tanpa melibatkan kemampuan berpikir, di mana siswa tidak diberi kesempatan menemukan jawaban ataupun cara yang berbeda dari yang telah diajarkan oleh guru. Guru tidak menginstruksikan siswa untuk mengonstruksi pendapat atau pemahamannya sendiri terhadap konsep materi pembelajaran. Hal ini berdampak pada aktivitas siswa yang hanya meniru penyelesaian masalah yang diperagakan oleh guru ketika membahas soal-soal. Jika hal ini terus berlanjut, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep-konsep untuk menyelesaikan permasalahan tidak rutin maupun permasalahan nyata berkaitan dengan konsep yang sudah dipelajari. Pada akhirnya akan berdampak pada rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah membutuhkan adanya inovasi dalam pembelajaran, salah satunya melalui pengembangan model pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang direncanakan sebagai upaya solusi alternatif dalam mengatasi kemampuan siswa dalam pemecahan masalah yaitu pengembangan model pembelajaran problem posing and solving (PPS). Model pembelajaran ini akan menstimulasi ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran, meningkatkan kemampuan dalam mengajukan masalah dan pemecahan masalah serta meningkatkan kemampuan belajar dengan baik. Dalam penerapannya, model pembelajaran ini akan melibatkan aktivitas problem posing dan problem solving dengan mengajak siswa untuk lebih aktif, sehingga informasi tidak hanya dari guru tetapi siswa juga dituntut untuk mengonstruksi sendiri pengetahuan baru mereka dengan informasi atau pengetahuan mereka sebelumnya. Penerapan model pembelajaran yang tepat akan membawa siswa dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan dan memudahkan siswa menyerap materi yang diajarkan, serta meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

Paradigma pembelajaran di kelas saat ini masih menekankan pada pemahaman siswa tanpa melibatkan kemampuan berpikir, di mana siswa tidak diberi kesempatan menemukan jawaban ataupun cara yang berbeda dari yang telah diajarkan oleh guru.

Model pembelajaran berbasis kearifan lokal

untuk meningkatkan karakter dan ketuntasan belajar

Buku dengan judul “Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal" disusun untuk membantu pendidik dan dosen atau calon pendidik dan mahasiswa pendidikan atau non-pendidikan, pakar pendidikan, dan praktisi pendidikan, yang hendak merencanakan dan mengelola pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran, aktivitas peserta didik berorientasi pada penyelidikan ilmiah (scientific inqury) yang dilakukan dengan mengintegrasikan budaya kearifan lokal suatu daerah. Salah satu kearifan lokal suatu daerah yang diintegrasikan dalam pembelajaran adalah ungkapan a’bulo sibatang dengan mengutamakan norma assamaturuseng, yang diperoleh dari kearifan lokal masyarakat Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat pada umumnya, serta masyarakat pulau Barrang Lompo pada khususnya.

Buku dengan judul “Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal" disusun untuk membantu pendidik dan dosen atau calon pendidik dan mahasiswa pendidikan atau non-pendidikan, pakar pendidikan, dan praktisi pendidikan, yang hendak merencanakan ...

MICROTEACHING

Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal

Buku dengan judul “Microteaching Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal" disusun untuk membantu pendidik dan dosen atau calon pendidik dan mahasiswa pendidikan atau non-pendidikan, pakar pendidikan, dan praktisi pendidikan, yang hendak merencanakan dan mengelola pembelajaran dalam bentuk kelas microteaching, khususnya dalam buku ini dicontohkan melalui mata pelajaran Fisika. Dalam pelaksanaan pembelajaran, aktivitas peserta didik berorientasi pada penyelidikan ilmiah (scientific inqury) yang dilakukan dengan mengintegrasikan budaya kearifan lokal suatu daerah. Salah satu kearifan lokal suatu daerah yang diintegrasikan dalam pembelajaran adalah ungkapan a’bulo sibatang dengan mengutamakan norma assamaturuseng, yang diperoleh dari kearifan lokal masyarakat Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat pada umumnya, serta masyarakat pulau Barrang Lompo pada khususnya. Hal lain yang menjadi penekanan dalam pembelajaran adalah kedekatan dengan lingkungan sekitar peserta didik yang dibingkai dalam suatu model pembelajaran yang berlansung di dalam kelas maupun di luar kelas dan dilaksanakan dalam bentuk microteaching.

Buku dengan judul “Microteaching Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal" disusun untuk membantu pendidik dan dosen atau calon pendidik dan mahasiswa pendidikan atau non-pendidikan, pakar pendidikan, dan praktisi pendidikan, yang ...

Cara Efektif Penerapan Metode dan Model Pembelajaran

Proses pembelajaran yang baik adalah suatu proses yang memungkinkan terjalinnya suatu potensi peserta didik dengan optimal. Kemampuan guru sebagai salah satu usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang secara langsung dan aktif bersinanggungan dengan peserta didik. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengajar dengan menerapkan metode dan model pembelajaran yang tepat, efektif dan efesien. Untuk melaksanakan proses pembelajaran, guru perlu memikirkan penggunaan metode maupun model pembelajaran yang tepat. Metode dan model pembelajaran yang digunakan haruslah bervariasi dan sesuai kondisi guna untuk menghindari kejenuhan pada siswa. Dimasa pandemi seperti saat ini, guru sangat diwajibkan memilih metode maupun model pembelajaran daring yang cocok dan sesuai dengan keadaan siswanya. Di buku ini menyajikan 6 metode dan 39 model pembelajaran yang sangat tepat digunakan sebagai panduan para guru. Dari beberapa metode maupun model pembelajaran tersebut dapat diterapkan pada pembelajaran daring.

Kemampuan guru sebagai salah satu usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang secara langsung dan aktif bersinanggungan dengan peserta didik.

Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Teori dan Penerapannya

Pembelajaran matematika adalah berpikir logika, analitis, kritis, kreatif dan kemampuan kerja sama. Pemecahan masalah merupakan fokus pembelajaran matematika yang artinya sebelum siswa belajar rumus-rumus harus melalui sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang masalahnya bersifat tertutup atau terbuka. Dalam setiap kesempatan pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi nyata atau yang dikenal siswa. Salah satu aktivitas pembelajaran yang membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan pemecahan masalah melalui pengajuan masalah autentik adalah pembelajaran berdasarkan masalah (PBL). Atas dasar filosofi itulah buku ini disusun, untuk menambah khazanah pengetahuan para pendidik dalam menggunakan pendekatan model pembelajaran berdasarkan masalah.

Pembelajaran matematika adalah berpikir logika, analitis, kritis, kreatif dan kemampuan kerja sama.

Model Pembelajaran Berbasis Metakognisi Untuk Peningkatan Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

Salah satu hambatan terbesar dalam pengajaran IPS di Indonesia pada tingkat lapangan adalah guru tidak pernah mengajarkan strategi belajar kepada siswa. Pada sisi lain terdapat materi yang terlalu banyak yang harus disajikan oleh guru, sementara itu alokasi waktu sangat terbatas. Sehubungan dengan materi IPS, telah banyak penelitian mengungkap bagaimana seharusnya guru IPS merencanakan pengajaran dan sekaligus bagaimana mengajar IPS agar menjadi mata pelajaran yang menarik bagi siswa.

B. Implikasi Hasil Penelitian Sebagaimana dikemukakan di depan bahwa persoalan utama dalam pengajaran IPS di tingkat lapangan adalah sedikitnya alokasi waktu untuk pelajaran IPS, namun materi yang harus disampaikan guru begitu banyak.