Sebanyak 636 item atau buku ditemukan

Pengantar Pendidikan Islam

Pendidikan Islam merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam. Secara aplikatif, proses penddidikan Islam dapat dilakukan melalui kegiatan bimbingan dan pengajaran guna mewujudkan keperibadian muslim yang beriman dan bertakwa pada Allah SWT, berahlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta memiliki bekal untuk melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi. Konsep Pendidikan Islam juga mengacu pada makna teologis dalam hubungannya dengan penguatan ajaran Islam. Terdapat tiga istilah yang umum digunakan dalam Pendidikan Islam yaitu al-Tarbiyah, al-Ta’lim dan al-Ta’dib. Konsep pendididikan Islam dilihat dari makna kata Tarbiyah dipahami sebagai proses bimbingan terhadap potensi manusia (jasmani, ruh dan akal) secara maksimal agar dapat menjadi bekal dalam menghadapi kehidupan dan masa depan. Pendidikan Islam ditinjau dari makna kata Ta’lim menekanakan pada penyajian metodologi pendidikan mesti diarahkan sesuai dengan bakat dan minat peserta didik. Sedangkan pendidikan Islam dari konsep makna kata Ta’dib yang mengacu pada pembentukan adab, etika dan perilaku seorang amanusia dalam proses pendidikan. Dengan demikian ketiga term pendidikan Islam ini sesungguhnya berorientasi pada pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan Islami sesuai dengan prinsip-prinsip dasar ajaran Islam. Buku ini relevan dengan kebutuhan referensi mahasiswa S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, para pendidik (guru, dosen), dan para pemerhati pendidikan Islam. Harapan penulis, dengan membaca buku ini dapat memberikan penguatan wawasan terkait posisi pendidikan Islam dalam mewujudkan SDM yang berkualitas. Kehadiran buku ini juga dapat menjadi referensi keilmuan para mahasiswa S1 seperti jurusan PAI, PBA, PGMI, dan PIAUD agar dapat mememahami ranah praksis pengembangan pendidikan Islam sebagai salah satu poros pendidikan dalam pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM).

Pendidikan Islam merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam.

Paradigma Pendidikan Islam

Upaya Penguatan Pendidikan Agama Islam Di Institusi Yang Bermutu Dan Berdaya Saing

Bismillah, segala puji bagi Allah, salam sejahtera tercurah kepada para nabi dan manusia pilihan-Nya. Buku yang berada di tangan anda ini adalah buku untuk memenuhi literatur mahasiswa—juga untuk khalayak, sebagai bahan bacaan dan semakin melengkapi khazanah keilmuan tentang Pendidikan Islam; baik sebagai mata pelajaran, sekaligus kelembagaan yang bisa diandalkan dari sisi mutu dan mampu bersaing di tengah kompleksitas perubahan—dalam bahasa Prof. Dr. Dedi Mulyasana disebutnya dengan fastabiq al-khairat—yang semakin kompetitif dan komparatif, baik secara internal di lembaga Islam juga dengan lembaga lain. Sebagai mata pelajaran, PAI di sekolah umum menghadapi persoalan yang tidak dianggap ringan. Beberapa persoalan klasik dalam pembelajaran Islam, antara lain dari aspek metodologis dan materi: Pertama, pendidikan agama lebih banyak terkonsentrasi pada persoalan-persoalan teoretis keagamaan yang bersifat kognitif semata serta amalan-amalan ibadah praktis; Kedua, pendidikan agama kurang concern terhadap persoalan bagaimana mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi “makna” dan “nilai” yang perlu diinternalisasikan dalam diri siswa lewat berbagai cara, media dan forum; Ketiga, isu kenakan remaja, perkelahian antar pelajar, tindak kekerasan, premanisme, white color crime, konsumsi minuman keras dan sebagainya, walaupun tidak secara langsung ada keterkaitan dengan pola metodologi pendidikan agama yang selama ini berjalan secara konvensional-tradisional; Keempat, metodologi pendidikan agama tidak kunjung berubah antara pra dan post era modernitas; Kelima, pendidikan agama lebih menitikberatkan pada aspek korespondensi-tekstual, yang lebih menekankan hafalan teks-teks keagamaan yang sudah ada; Keenam, sistem evaluasi, bentuk- bentuk soal ujian agama menunjukkan prioritas utama pada kognitif, dan jarang pertanyaan tersebut mempunyai bobot muatan “nilai” dan “makna” spiritual keagamaan yang fungsional dalam kehidupan sehari-hari—sehingga pada bagian awal, penulis paparkan terlebih dahulu pemikiran para tokoh Islam tentang pola pendidikan Islam untuk bahan pertimbangan dan perbandingan dalam membangun sistem pendidikan Islam yang lebih bermutu. Dari sisi kelembagaan dan ketenagaan misalnya, cukup mengagetkan kita semua—apalagi ummat Islam mayoritas di negeri ini—penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. A. Tafsir ketika menyusun tesis dan disertasinya di tahun 1988 tentang pendidikan Islam bahwa lebih banyak sekolah Katolik yang baik dibandingkan dengan sekolah Islam. Secara dramatis A. Tafsir mengungkapkannya dengan bahasa “sulit mencari sekolah Islam yang baik, sama sulitnya dengan mencari sekolah Katolik yang buruk”. Prof. Dr. Amin Rais—yang juga dikutip oleh Muhaimain—yang mengemukakan hasil penelitian dari world bank bahwa dari sekitar 45 bangsa di dunia, ternyata bangsa Indonesia tidak termasuk bangsa yang paling rajin. Tetapi dari bangsa yang malas, ternyata bangsa Indonesia menduduki rangking ketiga dari 45 bangsa itu. Hal ini merupakan salah satu indikasi akan lemahnya etos kerja bangsa Indonesia—termasuk ada kontribusi di dalamnya guru PAI—dalam pengertian lemahnya semangat dan cara kerja, serta semangat keilmuan guru PAI dalam pengembangan pendidikan agama di sekolah. Lembaga Islam juga banyak dikelola tidak secara profesional dan dipimpin oleh kepala sekolah yang bukan bidangnya, menurut Prof. Dr. A. Tafsir. Menarik ungkapan Direktur Ditpais Kementerian Agama RI, Dr. H. Amin Haidar, bahwa mata pelajaran PAI berdasarkan survei menempati urutan ke-20 dari sekian mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik. Survei juga membuktikan bahwa pilihan itu bukan terletak pada sulit dan tidaknya mata pelajaran tersebut, tetapi terletak pada siapa yang menyampaikannya. Pada konteks demikian, posisi guru—terutama GPAI—memiliki peran yang sangat urgent dalam memberikan semangat, ketertarikan dan kebermaknaan mata pelajaran kepada peserta didik—termasuk di dalamnya penguasaan terhadap materi pembelajaran. Apalagi disinyalir oleh Tolhah Hasan, penguasaan materi guru PAI juga masih sangat perlu ditingkatkan. Hal ini menjadi terasa sangat penting, karena menurut penelitian Sudjana bahwa 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kompetensi guru, dengan rincian: kompetensi guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60%. Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang belum lama dilakukan juga hasilnya tidak terlalu menggembirakan, banyak guru memperoleh hasil di bawah angka 60—walaupun konon banyak guru kesulitan di bidang pedagogik, bukan aspek akademik—tetapi tentu kalau acuannya UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, keduanya tidak bisa dipisahkan dari kompetensi yang harus dimiliki guru, di samping kompetensi kepribadian, sosial dan profesional. Hal ini yang membuat kekecewaan Menteri Anis Baswedan, dan harus disikapi bersama secara arif. Oleh karena itu, berangkat dari keprihatinan-keprihatinan tersebut, dalam buku ini diangkat bagaimana mewujudkan pendidikan Islam yang menarik dan menyenangkan dalam pembelajarannya, dan pada saat yang sama lembaga pendidikan Islam juga mampu menawarkan mutu dan bisa bersaing menjadi sebuah keniscayaan. Wal akhir, tidak lupa penulis ingin mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu diterbitkannya buku ini. Bapak H. Duryat (almarhum) dan ibu Hj. Jaetun—yang sudah memberikan jalan dengan ikhlas dan sabar mendidik kami, kakak dan adik, juga Dra. Hj. Nadiroh Nuryaman, M. Pd. I—istri tersayang, anak-anak kami tercinta—Ahmad Fikri Aziz M., dan Naufal Bahrul Ilmi M., Dr. Ilman Nafi’a, M. Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Cirebon yang telah berkenan memberikan pengantar di buku ini serta sahabat-sahabat yang setia berdiskusi—sharing—yang tidak bisa disebut satu persatu, baik di IAIN Cirebon, STIT/STKIP al-Amin Indramayu maupun SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur dan terima kasih juga saya sampaikan kepada penerbit..................................... Bandung yang telah berkenan menerbitkan buku ini. Hanya kepada Allah kita memohon taufik dan hidayah-Nya, semoga bermanfaat.

Dr. A. Tafsir. Menarik ungkapan Direktur Ditpais Kementerian Agama RI, Dr. H. Amin Haidar, bahwa mata pelajaran PAI berdasarkan survei menempati urutan ke-20 dari sekian mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik.

INOVASI PENDIDIKAN ISLAM: Strategi dan Metode Pembelajaran PAI di Sekolah Umum

Sebagai sebuah mata pelajaran, Pendidikan Agama Islam wajib disampaikan di sekolah atau madrasah hingga perguruan tinggi sebagaimana mata pelajaran lain. Keberadaannya menjadi salah satu indikator kelulusan yang harus dikuasai anak pada tiap jenjangnya. Anak harus diajarkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam berdasarkan cakupan materi yang telah ditentukan. Namun demikian, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi berbeda dengan mata pelajaran lain karena penyampaiannya tidak cukup hanya diberikan dengan metode umum sebagaimana yang digunakan pada mata pelajaran lain. Mata pelajaran PAI harus diajarkan dengan menggunakan strategi dan metode khusus sesuai watak pendidikan Islam itu sendiri yang lsafatnya digali dari Al- Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, menggunakan metode dan strategi yang tepat sangat diperlukan agar tujuan diajarkannya mata pelajaran PAI dapat dicapai dengan maksimal. Strategi dan metode khusus inilah yang menjadi titik tekan pada pembahasan buku ini, yang dibangun menjadi sebuah konsep inovasi pendidikan Islam yang utuh. Dengan inovasi yang ditawarkan, pendidikan Islam diharapkan bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam proses pembelajaran, sebagian orang membedakan istilah Pendidikan Islam dan Pendidikan Agama Islam. Menurut Hery Noer Aly Pendidikan Islam menunjuk pada muatan atau isi pendidikan yang harus disampaikan kepada peserta didik. Sedangkan Pendidikan Agama Islam adalah Pendidikan Islam yang diberikan kepada peserta didik dengan metode khusus pada tataran operasionalnya. Dengan kata lain, pendidikan Islam yang disampaikan di sekolah dengan metode khusus biasa disebut dengan Pendidikan Agama Islam. Dalam buku ini, penulis menggunakan istilah Pendidikan Islam sebagai bahan kajiannya. Hal ini penulis maksudkan agar cakupan materinya lebih luas, sehingga materi pendidikan Islam secara umum dapat terakomodasi seluruhnya. Namun dibeberapa tempat, penulis sengaja menggunakan istilah Pendidikan Agama Islam untuk menyesuaikan konteks pembahasan. Untuk mendukung konsep pendidikan Islam sebagai sebuah mata pelajaran, akan dijelaskan mengenai metode pengajaran PAI yang memiliki ciri khusus sesuai watak tersendiri, sebagaimana diterangkan diatas.

Sebagai sebuah mata pelajaran, Pendidikan Agama Islam wajib disampaikan di sekolah atau madrasah hingga perguruan tinggi sebagaimana mata pelajaran lain.

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM

Sumbangan Para Tokoh Pendidikan Islam Melalui Gagasan, Teori, dan Aplikasi

Sistem pendidikan Islam yang mengacu pada nilai-nilai Islam telah menciptakan perbedaan yang fundamental dari sistem pendidikan pada umumnya (modern), baik dari Timur maupun Barat. Perbedaan tersebut bukan hanya karena memang sumber utamanya yang khas (Al-Quran dan Haits), namun juga karena adanya upaya dari para pemikir pendidikan Islam sejak periode klasik, pertengahan, hingga modern dalam menjaga dan berupaya mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam dunia pendidikan, karena pendidikan Islam tidak hanya sebatas menjawab kebutuhan manusia di alam fana, tetapi juga berusaha menjawab kebutuhan manusia setelah kematian. Dengan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti, buku setebal 16 Bab ini hadir untuk mengupas pemikiran pendidikan Islam yang disodorkan oleh para tokoh pendidikan di zaman keemasan Islam, hingga para tokoh pendidikan Islam yang ada di Nusantara. Di dalamnya disajikan berbagai pemikiran pendidikan yang khas dan belum pernah atau bahkan tidak disodorkan oleh tokoh-tokoh pendidikan secara umum. Hadirnya buku ini, diharapkan dapat memudahkan para pembaca untuk mempelajari dan memahami hasil pemikiran pendidikan dari para tokoh terkemuka, meskipun tanpa membaca karang asli yang ditulis oleh tiap-tiap tokoh bersangkutan. Lebih spesifiknya, buku ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih atau bahkan pemantik bagi para praktisi pendidikan, dosen, mahasiswa, maupun pegiat literasi lainnya untuk terus memikirkan dan mengembangkan pendidikan Islam ke arah yang lebih gemilang, sehingga ia (baca: pendidikan Isam) tetap eksis dan mampu mewarnai kebudayaan manusia secara sempurna.

Dengan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti, buku setebal 16 Bab ini hadir untuk mengupas pemikiran pendidikan Islam yang disodorkan oleh para tokoh pendidikan di zaman keemasan Islam, hingga para tokoh pendidikan Islam yang ada di ...

PENDIDIKAN ISLAM

Mengupas Aspek-aspek Dalam Dunia Pendidikan Islam

Buku ini yang berjudul “Pendidikan Islam: Mengupas Aspek-aspek Dalam Dunia Pendidikan Islam”, lahir atas semangat penulis untuk memberikan sumbangsih terhadap kemajuan pendidikan Islam baik dari segi konsep, sistem, manajemen, tujuan, maupun pelaksanaan pendidikan di lingkup lembaga Islam. Mengingat, pendidikan Islam merupakan lambang dari Islam yang turut serta mencerdaskan, menguatkan, dan melahirkan para generasi penurus bangsa yang unggul. Di sini penulis mencoba mengupas sendi-sendi dari pendidikan Islam itu sendiri, untuk dijadikan evaluasi, bahan dan referensi dalam memperbaiki kualitas pendidikan Islam untuk menjadi lebih baik dan maju lagi, apalagi di era yang serba cepat ini. Sehingga, mau tidak mau pendidikan Islam harus senantiasa update untuk bisa tetap bertahan di atas segala perubahan zaman. Dalam buku ini, penulis mengupas segala aspek dalam dunia pendidikan Islam secara komprehensif dan detail, tujuannya untuk menggali hakikat dari pada aspek yang ada di dunia pendidikan Islam tersebut, sehingga akan membuka ‘kran’ pemikiran, paradigma dan pembaharuan yang lebih kompleks lagi demi mempertahankan esistensi pendidikan Islam di kancah global.

Mengingat, pendidikan Islam merupakan lambang dari Islam yang turut serta mencerdaskan, menguatkan, dan melahirkan para generasi penurus bangsa yang unggul.

Ilmu Pendidikan Islam

Ajaran Islam pada hakekatnya memiliki tiga pilar utama, yakni akidah, syariah dan akhlak. Misi utama Nabi Muhammad saw adalah menyempurnakan akhlak yang mulia (akhlaq al-karîmah). Pembinaan akhlak erat kaitannya dengan pendidikan Islam. Dengan demikian pendidikan Islam berorientasi bukan saja untuk peningkatan pengetahuan (kognisi), namun juga pembinaan dan peningkatan akhlak (sikap, afeksi) dan keterampilan hidup (psikomotorik) peserta didik. Pendidikan yang hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual akan melahirkan manusia-manusia yang memiliki kecerdasan secara akademik, namun dalam realitas mereka justru menjadi sumber problem kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kecerdasannya digunakan untuk melakukan berbagai tindak criminal yang sangat merugikan masyarakat, bangsa dan negara, seperti para koruptor, bandar narkoba, mafia migas, illegal fishing, yang mayoritas adalah orang- orang pintar secara intelektual. Namun afeksi (kecerdasan spiritual) mereka sangat rendah.

Namun afeksi (kecerdasan spiritual) mereka sangat rendah. Buku Ilmu Pendidikan Islam ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.

Antologi hasil penelitian manajemen kelembagaan dan pembelajaran dalam praksis pendidikan Islam

On Islamic education management in IAIN Mataram, Nusa Tenggara Barat Province, Indonesia; collection of research reports written by IAIN Mataram lectures.

DINAMIKA PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

Buku ini merupakan bagian – ringkasan - dari beberapa disertasi bidang Psikologi Pendidikan Islam (PPI) yang ditulis di Program Doktor UMY. Hingga April 2020, Program Doktor PPI UMY sudah melahirkan 91 Doktor bidang PPI. Sudah banyak tema riset disertasi yang ditulis oleh mahasiswa PPI, baik yang menempuh studi dengan biaya sendiri, maupun melalui pro-gram beasiswa Kemenag 5000 Doktor. Sungguh baik jika semua hasil disertasi tersebut dipublikasikan dalam bentuk jurnal dalam dan luar negeri. Terlebih lagi bila dipublikasikan dalam bentuk ringkasan disertasi seperti dalam buku ini. Ke depan akan lebih baik lagi jika semua disertasi diterbitkan dalam bentuk penulisan utuh disertasi berwujud buku. Sejauh ini, sudah banyak tema riset yang ditulis yang jika diklasifikasikan diantarnya sebagai berikut: Pertama, terkait tema psikologi dalam bentuk prilaku, diantaranya tentang topik: Model pendidikan pranikah pengan-tin remaja; Hubungan sexual pranikah mahasiswi anak TKI; Prilaku kenakalan remaja; Kecurangan akademik (academic fraud) dan Motivasi belajar santri. Kedua, tema tentang metode pengajaran, diantaranya tentang topik: Psikologi dan metodologi pengajaran bahasa Arab; Fun card sebagai media pembelajaran; Model quantum learning. Ketiga, terkait tentang studi teks, seperti: Konseling spiritual Tunjuk Ajar Melayu; Nilai pendidikan karakter Serat Sasana Sunu. Keempat, tentang tema pendidikan, kecerdasan dan karakter, diantaranya tentang topik: Multiple intelligence; Pen-didikan karakter di pesantren Pabelan, Boarding school, SLB dan SDIT; Pendidikan Keluarga muslim minoritas; Pendidikan di kalangan masyarakat miskin; Pola asuh orangtua anak vi berprestasi; Pendidikan karakter dalam AIK; Haji berulangkali dan kematangan emosi; Parenting, dan lain-lain. Keempat, tema yang terkait kepemimpinan dan komunitas yakni tentang: Kepemimpinan kepala sekolah dan profesio-nalitas guru; Muslimah karir; Psikologi PKL; Kecemasan aparatur negara (bureaucratic anxiety); Kohesivitas muslim Pangestu; EQ dan SQ dosen; Pendidikan anak dalam keluarga muslim kontemporer; Pola asuh kiyai dan kemandirian santri; Model pendidikan entrepreneurship; Psikologi pensiun; Model kepemimpinan Unggah-ungguh Basa dan Basa Semu. Masih ada beberapa topik disertasi lainnya yang belum dituliskan di pengantar ini. Kelima, penulisan disertasi secara konseptual dalam Quran maupun Hadis, seperti: Pendidikan karakter dalam Islam; Konsep ‘ibadurrahman dalam Quran; Konsep syukur; Konsep akal sehat; Ruhiologi; Pengendalian emosi. Mengakhiri pengantar ini, ke depan menarik pula untuk dijadikan topik disertasi tentang warisan psikologi pendidikan ulama klasik serta kontekstualisasinya di zaman kini. Demikian pula kajian epistemologis ranah psikologi pendidikan Islam klasik dan kontemporer, serta integrasinya dengan wilayah Islamic studies kontemporer, selain juga riset lanjutan aplikatif psikologi pendidikan Islam seperti yang tertera diatas. Semoga buku kedua PPI UMY ini akan disusul dengan terbitan yang ketiga dan seterusnya.

Risalah Syaikh Masyhur Hasan Salman, Ad-Dakwah ilaa Allah baina alwahy wa-
al-Fikr), dalam AdzDzakhiiroh al-Islamiyyah, Vol. 6 no 9, edisi 41, 1429. 17 Yazid
Bin Abdul Qadir Jawwaz, Syarah Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah Jakarta: ...

Kurikulum Pendidikan Islam Nonformal

(Aqidah, Ilmu al-Qur’an, Ilmu Hadits, Ushul Fiqih, Praktik Ushul Fiqih)

Kebanyakan majlis-majlis dalam pelaksanaannya hanya terfokus pada komponen isi atau materi pelajaran saja. Memang ada majlis atau studi club dalam proses pengembangan isi atau bahan materi dilakukan dengan prosedur dan proses penelitian, mudzakrah, kajian literatur klasik dan kontemporer, akan tetapi komponen tujuan, metode dan evaluasi juga sangat penting dirumuskan (dituliskan) karena antara tujuan, bahan materi, metode dan evaluasi adalah komponen dasar yang saling keterkatian. Oleh sebab itu, buku ini menawarkan 5 bidang pelajaran yang telah dikemas menjadi kurikulum yang sangat sistematis berdasarkan hasil penelitian yang panjang.

Kebanyakan majlis-majlis dalam pelaksanaannya hanya terfokus pada komponen isi atau materi pelajaran saja.

Etika Pendidikan Islam Perspektif Tafsir Manajemen Pendidikan

Islam Adalah agama yang syamil dan mutakammil. Ia tidak hanya berbicara tentang aspek yang berkaitan dengan ibadah dan akhlak, tapi juga berbicara tentang seluruh aspek yang ada dalam kehiduapn. Diantarnya adalah tentang pendidikan. Alquran sebagai Pedoman umat manusia sepanjang zaman hadir menjadi solusi atas segala permasalahan yang terjadi di tiap zaman tersebut. Sebagaimana Quran ini pula yang telah mengawal kebesaran islam disepanjang zaman. Diantara aspek yang disoroti di dalam Alquran dan menjadi tema penting yang hari ini membutuhkan solusi adalah pendidikan. Sebab dari aktivitas pendidikan, lahirlah manusia-manusia yang mana mereka adalah bahan baku baik/tidak nya suatu kaum. Pendidikan adalah asas bagi pembagunan peradaban, dan melalui pendidikan inilah, Nabi kita shalallahu ‘alaihi wasallam mulai melakukan perbaikan di bumi yang kala itu sedang dalam kondisi gelap gulita. Buku ini menyajikan sebuah perspektif tentang Etika pendidikan islam dari sudut pandang kajian Quran, dengan sebuah pengantar tentang bagaimana jenis-jenis tafsir kontemporer (tafsir ilmi, tematik dstny). Dengan pendekatan keilmuan para penulis di manajemen pendidikan islam, mudah-mudahan buku ini menjadi sebuah tambahan khazanah dalam dialektika perbaikan pendidikan islam khususunya di negeri kita tercinta.

Setelah membahas pengertian guru dalam perspektif Islam, kemudian akan dibahas mengenai profesionalisme itu sendiri. Profesionalisme berasal dari kata profesi. Kamus besar bahasa Indonesia menyebutkan bahwa profesi adalah bidang ...