Sebanyak 41482 item atau buku ditemukan

Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Di Perguruan Tinggi Islam/Umum

Alhamdulillah buku Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Di Perguruan Tinggi Islam/Umum ini hadir sebagai salah satu seri manajemen perguruan tinggi untuk meningkatkan pengelolaan dan kualitas proses belajar mengajar. Pembelajaran yang berkualitas memerlukan manajemen untuk mendukung hal itu, maka diperlukan literature buku tentang manajemen dalam lembaga pendidikan. Buku ini diharap dapat memberikan inspirasi pembaca untuk meninjauan kembali manajemen pendidikan yang melandasi penyelenggaraan pendidikan secara umum maupum pendidikan dalam Islam sekarang ini, agar penyelenggaran pendidikan lebih dinamis, dan tetap bersandar pada nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku. Mudah-mudahan kehadiran buku ini menjadi sebuah sumbangsih yang bermanfaat bagi yang peduli terhadap pendidikan anak bangsa dan para pemerhati pendidikan. Namun penulis menyadari masih banyak kekurangan buku ini, penyajian materi buku ini dari hasil penelitian di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, pada waktu kuliah pada program Doktor manajemen pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saefuddin Jambi. Oleh karena itu saran dan masukan, serta koreksi dari pembaca yang sangat membantu, penulis mengucapkan terima kasih

yang ilmiah dan amal ilmiah sebagai tenaga ahli yang bertanggung jawab di bidang ilmu agama Islam. Tujuan Institusional Pendidikan Tinggi Agama Islam adalah Pertama membentuk sarjana Muslim yang berakhlak mulia, berilmu cakap serta ...

DESAIN PENDIDIKAN ISLAM

Membaca Pemikiran K.H. Kahar Muzakkir

P endidikan adalah salah satu modal utama yang dimiliki manusia agar dapat mempersiapkan dirinya untuk meranang dan merealisir perubahan tersebut. Dimana diantara tokoh indonesia yang mempunyai desain atau konsep pendidikan diantarannya yaitu penguraian sketsa singkat KH. Abdul Kahar Muzakkir. Meskipun disisi lain kemerdekaan Indonesia yang telah berdiri sejak sampai dengan saat ini, tentunya tidak akan pernah lepas dari peran serta pahlawan nasional dalam memperebutkan kemerdekaan ini dari para tangan penjajah. Namun tidak semua tokoh yang berjasa dalam kemerdekaan ini diakui sebagai pahlawan nasional. Bahkan beberapa diantaranya jarang sekali didengar namanya dalam catatan sejarah manapun. Salah satunya yakni Prof. KH. Abdul Kahar Muzakkir merupakan ulama dan pejuang kemerdekaan yang jarang sekali kita dengar namanya di deretan para tokoh pejuang kemerdekaan. Padahal ia juga merupakan salah tokoh penggagas pendidikan. Oleh karena itu, buku yang hadir di tangan pembaca merupakan sebuah kajian kepustakaan terkait “pendidikan Islam perspektif KH. Abdul Kahar Muzakkir”, kemudian diuraikan secara spesifik-mendalam melalui tema "Desain Pendidikan Islam Ulasan Pemikiran KH. Abdul Kahar Muzakkir” Tersusunnya buku ini melalui berawal dari sebuah tesis, kemudian penulis dalami dan kembangkan secara komprehensif mendalam terkait pemikiran pendidikan islam KH. Abdul Kahar Muzakkir. Sehingga kehadiran buku ini diharapkan dapat menjadi potret pendidikan islam dan enigmatik (teka-teki) perjalanan pemikiran KH. Abdul Kahar Muzakkir dan gambaran perjuangannya pada bumi Indonesia. Buku ini terdiri empat bagian. Bagian pertama merupakan bagian pendahuluan dan problematika pendidikan Islam. Bagian kedua, merupakan bagian hakikat pendidikan Islam kontemporer Bagian ketiga, penguraian sketsa singkat KH. Abdul Kahar Muzakkir. Sedangkan bagian terakhir atau keempat merupakan bagian diamana penulis menemukan sebuah desain pendidikan islam perspektif penguraian sketsa singkat KH. Abdul Kahar Muzakkir. Dengan terbitnya buku ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sumbangan pemikiran sehingga terselesaikan tulisan ini. Secara khusus ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Hujair AH. Sanaky, M.S.I yang telah memberikan bimbingan dan arahan, sehingga terselesainya tulisan ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas semua bantuan yang diberikan kepada penulis.

Oleh karena itu, buku yang hadir di tangan pembaca merupakan sebuah kajian kepustakaan terkait “pendidikan Islam perspektif KH. Abdul Kahar Muzakkir”, kemudian diuraikan secara spesifik-mendalam melalui tema "Desain Pendidikan Islam ...

Model Pendidikan Islam bagi Pecandu Narkotika

Buku ini berisi tentang bagaimana penerapan program-program Pendidikan Islam terhadap Pasien Rehabilitasi yang di bina oleh PRSN Suci Hati Kota Padang sebagai salah satu lembaga Rehabilitasi Eks-Pecandu Narkotika

Konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai teknik. Layanan konseling adalah jantung hati layanan bimbingan secara keseluruhan (counseling is the hearth of guidance). Dan Ruth Strang menyatakan bahwa ...

Dimensi-Dimensi Manusia

: Perspektif Pendidikan Islam

Buku yang berada di tangan pembaca ini merupakan lanjutan dari pembahasan pada buku pertama yang berjudul Kenali Dirimu: Upaya Memahami Manusia dalam al-Qur’an, yang diterbitkan oleh Deepublish Yogyakarta. Pada buku yang pertama, penulis membahas manusia dalam berbagai perspektif, konsep manusia dalam Alquran, dan peranan hidup manusia baik dalam konteks ibadah maupun khalifah. Ketika buku selesai diterbitkan, dalam benak penulis terasa masih ada kekurangan untuk membedah komponen, struktur, dan dimensi-dimensi manusia. Oleh karena itu, buku ini akan membahas tentang berbagai komponen yang ada dalam diri manusia, walaupun masih dalam uraian yang sederhana. Buku Dimensi-Dimensi Manusia : Perspektif Pendidikan Islam ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.

Buku Dimensi-Dimensi Manusia : Perspektif Pendidikan Islam ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.

Nalar Pendidikan Islam Kritis Transformatif Abad 21

Buku ini hadir sebagai sebuah alternatif di tengah-tengah kondisi pendidikan yang semakin digerogoti oleh nalar pendidikan yang monoton dan misleading serta tidak memanusiakan manusia seutuhnya. Semangat yang membuat manusia sudah tidak lagi menjadi subjek, tetapi menjadi objek dari regulasi sistem pengetahuan dan sistem sosial yang telah tercipta sebelumnya. Buku ini sangat cocok dibaca oleh akademisi, pendidik dan orang tua sebagai tambahan pengetahuan dalam memandang hakikat manusia secara utuh.

Buku ini hadir sebagai sebuah alternatif di tengah-tengah kondisi pendidikan yang semakin digerogoti oleh nalar pendidikan yang monoton dan misleading serta tidak memanusiakan manusia seutuhnya.

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM (Sejarah, Ruang Lingkup, dan Peranannya)

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM (Sejarah, Ruang Lingkup, dan Peranannya) PENULIS: Ah. Birrul Walidain ISBN : 978-623-251-424-9 www.guepedia.com Sinopsis: Perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap dimensi kehidupan manusia baik dari segi ekonomi, sosial budaya, maupun dunia pendidikan. Didalam era globalisasai yang ditandai kemajuan- kemajuan penting dalam teknologi informasi dan komunikasi, mendorong terjadinya pula perubahan- perubahan dalam pembelajaran. Pendidikan agama harus dapat menumbuhkan sikap kritis, inovatif dan dinamis sehingga menjadi pendorong peserta didik untuk menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan demi pelaksanaan agama. Kita menyadari bahwa pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah- sekolah masih belum sesuai dengan kualitas seharusnya dan apa yang diharapkan oleh masyarakat, terutama dalam hal- hal yang berkenaan dengan profesionalisasi guru agama. Beberapa tujuan mengkaji filsafat pendidikan Islam yaitu :(a) membantu para Guru menjadi paham akan persoalan-persoalan mendasar pendidikan demi profesionalismenya, (b)memungkinkan untuk mengevaluasi secara lebih baik sebagai solusi bagi persoalan persoalan pendidikan (c) membekali mereka berpikir secara aktif tentang tujuan hidup dan pendidikan, (d) memberikan bimbingan dalam pengembangan suatu sudut pandang yang konsisten secara internal sesuai dengan tujuan pendidikan. Dari penjelasan tersebut maka penulis memilih beberapa materi diantaranya tentang : Pengertian, ruang lingkup dan peranan filsafat pendidikan Islam, Sejarah perkembangan filsafat pendidikan Islam, Hakikat pendidikan Islam, manusia sebagai peserta didik, Titik singgung unsur pendidikan dalam ajaran agama, Tujuan pendidikan Islam dan tujuan risalah, Unsur-unsur empiri dalam proses pendidikan Islam, Islam universal dan Islam lokal dalam proses pendidikan Islam, Interelasi filsafat pendidikan Islam, ilmu tauhid, ilmu fiqih dan akhlak, Tinjauan filosofis tentang metode, lingkungan, dan kurikulum pendidikan Islam, Ragam pemikiran filsafat pendidikan Islam para tokoh, serta Arah baru pendidikan Islam di Indonesia. www.guepedia.com Email : [email protected] WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM (Sejarah, Ruang Lingkup, dan Peranannya) PENULIS: Ah. Birrul Walidain ISBN : 978-623-251-424-9 www.guepedia.com Sinopsis: Perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap ...

Pengantar Pendidikan Islam

Pendidikan Islam merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam. Secara aplikatif, proses penddidikan Islam dapat dilakukan melalui kegiatan bimbingan dan pengajaran guna mewujudkan keperibadian muslim yang beriman dan bertakwa pada Allah SWT, berahlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta memiliki bekal untuk melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi. Konsep Pendidikan Islam juga mengacu pada makna teologis dalam hubungannya dengan penguatan ajaran Islam. Terdapat tiga istilah yang umum digunakan dalam Pendidikan Islam yaitu al-Tarbiyah, al-Ta’lim dan al-Ta’dib. Konsep pendididikan Islam dilihat dari makna kata Tarbiyah dipahami sebagai proses bimbingan terhadap potensi manusia (jasmani, ruh dan akal) secara maksimal agar dapat menjadi bekal dalam menghadapi kehidupan dan masa depan. Pendidikan Islam ditinjau dari makna kata Ta’lim menekanakan pada penyajian metodologi pendidikan mesti diarahkan sesuai dengan bakat dan minat peserta didik. Sedangkan pendidikan Islam dari konsep makna kata Ta’dib yang mengacu pada pembentukan adab, etika dan perilaku seorang amanusia dalam proses pendidikan. Dengan demikian ketiga term pendidikan Islam ini sesungguhnya berorientasi pada pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan Islami sesuai dengan prinsip-prinsip dasar ajaran Islam. Buku ini relevan dengan kebutuhan referensi mahasiswa S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, para pendidik (guru, dosen), dan para pemerhati pendidikan Islam. Harapan penulis, dengan membaca buku ini dapat memberikan penguatan wawasan terkait posisi pendidikan Islam dalam mewujudkan SDM yang berkualitas. Kehadiran buku ini juga dapat menjadi referensi keilmuan para mahasiswa S1 seperti jurusan PAI, PBA, PGMI, dan PIAUD agar dapat mememahami ranah praksis pengembangan pendidikan Islam sebagai salah satu poros pendidikan dalam pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM).

Pendidikan Islam merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam.

Paradigma Pendidikan Islam

Upaya Penguatan Pendidikan Agama Islam Di Institusi Yang Bermutu Dan Berdaya Saing

Bismillah, segala puji bagi Allah, salam sejahtera tercurah kepada para nabi dan manusia pilihan-Nya. Buku yang berada di tangan anda ini adalah buku untuk memenuhi literatur mahasiswa—juga untuk khalayak, sebagai bahan bacaan dan semakin melengkapi khazanah keilmuan tentang Pendidikan Islam; baik sebagai mata pelajaran, sekaligus kelembagaan yang bisa diandalkan dari sisi mutu dan mampu bersaing di tengah kompleksitas perubahan—dalam bahasa Prof. Dr. Dedi Mulyasana disebutnya dengan fastabiq al-khairat—yang semakin kompetitif dan komparatif, baik secara internal di lembaga Islam juga dengan lembaga lain. Sebagai mata pelajaran, PAI di sekolah umum menghadapi persoalan yang tidak dianggap ringan. Beberapa persoalan klasik dalam pembelajaran Islam, antara lain dari aspek metodologis dan materi: Pertama, pendidikan agama lebih banyak terkonsentrasi pada persoalan-persoalan teoretis keagamaan yang bersifat kognitif semata serta amalan-amalan ibadah praktis; Kedua, pendidikan agama kurang concern terhadap persoalan bagaimana mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi “makna” dan “nilai” yang perlu diinternalisasikan dalam diri siswa lewat berbagai cara, media dan forum; Ketiga, isu kenakan remaja, perkelahian antar pelajar, tindak kekerasan, premanisme, white color crime, konsumsi minuman keras dan sebagainya, walaupun tidak secara langsung ada keterkaitan dengan pola metodologi pendidikan agama yang selama ini berjalan secara konvensional-tradisional; Keempat, metodologi pendidikan agama tidak kunjung berubah antara pra dan post era modernitas; Kelima, pendidikan agama lebih menitikberatkan pada aspek korespondensi-tekstual, yang lebih menekankan hafalan teks-teks keagamaan yang sudah ada; Keenam, sistem evaluasi, bentuk- bentuk soal ujian agama menunjukkan prioritas utama pada kognitif, dan jarang pertanyaan tersebut mempunyai bobot muatan “nilai” dan “makna” spiritual keagamaan yang fungsional dalam kehidupan sehari-hari—sehingga pada bagian awal, penulis paparkan terlebih dahulu pemikiran para tokoh Islam tentang pola pendidikan Islam untuk bahan pertimbangan dan perbandingan dalam membangun sistem pendidikan Islam yang lebih bermutu. Dari sisi kelembagaan dan ketenagaan misalnya, cukup mengagetkan kita semua—apalagi ummat Islam mayoritas di negeri ini—penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. A. Tafsir ketika menyusun tesis dan disertasinya di tahun 1988 tentang pendidikan Islam bahwa lebih banyak sekolah Katolik yang baik dibandingkan dengan sekolah Islam. Secara dramatis A. Tafsir mengungkapkannya dengan bahasa “sulit mencari sekolah Islam yang baik, sama sulitnya dengan mencari sekolah Katolik yang buruk”. Prof. Dr. Amin Rais—yang juga dikutip oleh Muhaimain—yang mengemukakan hasil penelitian dari world bank bahwa dari sekitar 45 bangsa di dunia, ternyata bangsa Indonesia tidak termasuk bangsa yang paling rajin. Tetapi dari bangsa yang malas, ternyata bangsa Indonesia menduduki rangking ketiga dari 45 bangsa itu. Hal ini merupakan salah satu indikasi akan lemahnya etos kerja bangsa Indonesia—termasuk ada kontribusi di dalamnya guru PAI—dalam pengertian lemahnya semangat dan cara kerja, serta semangat keilmuan guru PAI dalam pengembangan pendidikan agama di sekolah. Lembaga Islam juga banyak dikelola tidak secara profesional dan dipimpin oleh kepala sekolah yang bukan bidangnya, menurut Prof. Dr. A. Tafsir. Menarik ungkapan Direktur Ditpais Kementerian Agama RI, Dr. H. Amin Haidar, bahwa mata pelajaran PAI berdasarkan survei menempati urutan ke-20 dari sekian mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik. Survei juga membuktikan bahwa pilihan itu bukan terletak pada sulit dan tidaknya mata pelajaran tersebut, tetapi terletak pada siapa yang menyampaikannya. Pada konteks demikian, posisi guru—terutama GPAI—memiliki peran yang sangat urgent dalam memberikan semangat, ketertarikan dan kebermaknaan mata pelajaran kepada peserta didik—termasuk di dalamnya penguasaan terhadap materi pembelajaran. Apalagi disinyalir oleh Tolhah Hasan, penguasaan materi guru PAI juga masih sangat perlu ditingkatkan. Hal ini menjadi terasa sangat penting, karena menurut penelitian Sudjana bahwa 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kompetensi guru, dengan rincian: kompetensi guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60%. Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang belum lama dilakukan juga hasilnya tidak terlalu menggembirakan, banyak guru memperoleh hasil di bawah angka 60—walaupun konon banyak guru kesulitan di bidang pedagogik, bukan aspek akademik—tetapi tentu kalau acuannya UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, keduanya tidak bisa dipisahkan dari kompetensi yang harus dimiliki guru, di samping kompetensi kepribadian, sosial dan profesional. Hal ini yang membuat kekecewaan Menteri Anis Baswedan, dan harus disikapi bersama secara arif. Oleh karena itu, berangkat dari keprihatinan-keprihatinan tersebut, dalam buku ini diangkat bagaimana mewujudkan pendidikan Islam yang menarik dan menyenangkan dalam pembelajarannya, dan pada saat yang sama lembaga pendidikan Islam juga mampu menawarkan mutu dan bisa bersaing menjadi sebuah keniscayaan. Wal akhir, tidak lupa penulis ingin mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu diterbitkannya buku ini. Bapak H. Duryat (almarhum) dan ibu Hj. Jaetun—yang sudah memberikan jalan dengan ikhlas dan sabar mendidik kami, kakak dan adik, juga Dra. Hj. Nadiroh Nuryaman, M. Pd. I—istri tersayang, anak-anak kami tercinta—Ahmad Fikri Aziz M., dan Naufal Bahrul Ilmi M., Dr. Ilman Nafi’a, M. Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Cirebon yang telah berkenan memberikan pengantar di buku ini serta sahabat-sahabat yang setia berdiskusi—sharing—yang tidak bisa disebut satu persatu, baik di IAIN Cirebon, STIT/STKIP al-Amin Indramayu maupun SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur dan terima kasih juga saya sampaikan kepada penerbit..................................... Bandung yang telah berkenan menerbitkan buku ini. Hanya kepada Allah kita memohon taufik dan hidayah-Nya, semoga bermanfaat.

Dr. A. Tafsir. Menarik ungkapan Direktur Ditpais Kementerian Agama RI, Dr. H. Amin Haidar, bahwa mata pelajaran PAI berdasarkan survei menempati urutan ke-20 dari sekian mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik.

INOVASI PENDIDIKAN ISLAM: Strategi dan Metode Pembelajaran PAI di Sekolah Umum

Sebagai sebuah mata pelajaran, Pendidikan Agama Islam wajib disampaikan di sekolah atau madrasah hingga perguruan tinggi sebagaimana mata pelajaran lain. Keberadaannya menjadi salah satu indikator kelulusan yang harus dikuasai anak pada tiap jenjangnya. Anak harus diajarkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam berdasarkan cakupan materi yang telah ditentukan. Namun demikian, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi berbeda dengan mata pelajaran lain karena penyampaiannya tidak cukup hanya diberikan dengan metode umum sebagaimana yang digunakan pada mata pelajaran lain. Mata pelajaran PAI harus diajarkan dengan menggunakan strategi dan metode khusus sesuai watak pendidikan Islam itu sendiri yang lsafatnya digali dari Al- Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, menggunakan metode dan strategi yang tepat sangat diperlukan agar tujuan diajarkannya mata pelajaran PAI dapat dicapai dengan maksimal. Strategi dan metode khusus inilah yang menjadi titik tekan pada pembahasan buku ini, yang dibangun menjadi sebuah konsep inovasi pendidikan Islam yang utuh. Dengan inovasi yang ditawarkan, pendidikan Islam diharapkan bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam proses pembelajaran, sebagian orang membedakan istilah Pendidikan Islam dan Pendidikan Agama Islam. Menurut Hery Noer Aly Pendidikan Islam menunjuk pada muatan atau isi pendidikan yang harus disampaikan kepada peserta didik. Sedangkan Pendidikan Agama Islam adalah Pendidikan Islam yang diberikan kepada peserta didik dengan metode khusus pada tataran operasionalnya. Dengan kata lain, pendidikan Islam yang disampaikan di sekolah dengan metode khusus biasa disebut dengan Pendidikan Agama Islam. Dalam buku ini, penulis menggunakan istilah Pendidikan Islam sebagai bahan kajiannya. Hal ini penulis maksudkan agar cakupan materinya lebih luas, sehingga materi pendidikan Islam secara umum dapat terakomodasi seluruhnya. Namun dibeberapa tempat, penulis sengaja menggunakan istilah Pendidikan Agama Islam untuk menyesuaikan konteks pembahasan. Untuk mendukung konsep pendidikan Islam sebagai sebuah mata pelajaran, akan dijelaskan mengenai metode pengajaran PAI yang memiliki ciri khusus sesuai watak tersendiri, sebagaimana diterangkan diatas.

Sebagai sebuah mata pelajaran, Pendidikan Agama Islam wajib disampaikan di sekolah atau madrasah hingga perguruan tinggi sebagaimana mata pelajaran lain.