Sebanyak 51 item atau buku ditemukan

Proceedings International Conference on Guidance and Counseling 2017 (ICGC‟17)

Multicultural Guidance & Counseling

Buku ini merupakan Buku Prosiding yang diselenggarakan oleh Jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak pada tahun 2017. Multicultural Guidance and Counseling merupakan salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dalam proses pemberian konseling baik di dunia pendidikan, sosial dan masyarakat. Pendekatan Multikultural ini memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia yang multi etnis, agama dan lain-lain yang homogen dari berbagai hal. Pentingnya penerapan konseling multikuktural ini, dapat untuk mengatasi ragam kehidupan yang ada. Hal ini menjadikan penerimaan terhadap keragaman yang menyangkat nilai-nilai, sistem, kebiasaan dan lain-lain. Permasalahan yang ada dapat diatasi dengan pendekatan konseling multikultural yang tepat. Sebagai Keynote Wraiters dalam buku ini adalah Ibu Dr. Salwa Mahalle (Institut Pendidikan Sultan Hasanal Balkiah, Brunai Darussalam), Bapak Md. Noor bin Saper (Universitas Pendidikan Sultan Idris, Malaysia), Ibu Dr. Hesti Nurrahmi, M.Pd (Institut Agama Islam Negeri Pontianak, Indonesia).

Sebagai Keynote Wraiters dalam buku ini adalah Ibu Dr. Salwa Mahalle (Institut Pendidikan Sultan Hasanal Balkiah, Brunai Darussalam), Bapak Md. Noor bin Saper (Universitas Pendidikan Sultan Idris, Malaysia), Ibu Dr. Hesti Nurrahmi, M.Pd ...

Pengantar Ilmu Falak Dalam Teori Praktek Panduan Lengkap Hisab Arah Kiblat, Hisab Waktu Solat, Hisab Awal Bulan Qomariyah Dan Hisab Gerhana

... ibadah yang mengandung ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam , dengan syarat - syarat tertentu17 Jika dalam suatu dalil terdapat anjuran untuk mengerjakan shalat , maka secara lahirnya ...

PEMAHAMAN HADIS DAN IMPLIKASINYA DALAM PRAKTEK KEAGAMAAN JAMAAH TABLIGH DI KOTA BENGKULU (KAJIAN LIVING HADIS)

Dalam kedudukannya sebagai sumber ajaran Islam, hadis Nabi saw. memiliki posisi yang sangat penting, Hadis termasuk sumber ajaran Islam yang kedua (al-Mas}dar al-S|a>ni) setelah al-Quran. Dalam hubungannya dengan al-Quran, hadis Nabi memiliki fungsinya yang paling utama sebagai penjelas (baya>n), maka menjadi niscaya ketika memposisikan Nabi Muhammad saw. sebagai uswatun hasanah, yang memiliki misi sebagai rahmatan li al-‘a>lami>n. Dalam Interpretasi dan pemahaman terhadap hadis ini, pada batas-batas tertentu dapat memunculkan berbagai pandangan yang berbeda. Perbedaan interpretasi dalam memahami hadis Nabi Muhammad Saw, dapat berimplikasi pada pengamalan praktek keagamaan dan ketetapan hukum yang ditimbulkan dan berlaku bagi umat Islam.

... ibadah yang lain ) . Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan . " 42 QS . Yunus ( 10 ) : 61 وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُوْا مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَّلَا تَعْمَلُوْنَ مِنْ عَمَل إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُوْنَ ...

Strategi Dakwah di Era Digital: Menakar Peluang, Tantangan dan Solusinya

Buku "Strategi Dakwah di Era Digital: Menakar Peluang, Tantangan dan Solusinya" membahas bagaimana pesan dakwah dapat disampaikan secara efektif di era digital yang terus berkembang. Buku ini mengulas peluang yang ditawarkan oleh teknologi digital dalam menyebarkan nilai-nilai agama, serta tantangan yang dihadapi dalam menghadapi berbagai platform dan konten yang bersaing. Dengan memberikan solusi praktis dan strategis, pembaca diajak untuk memahami cara mengoptimalkan dakwah di dunia digital agar tetap relevan dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Buku "Strategi Dakwah di Era Digital: Menakar Peluang, Tantangan dan Solusinya" membahas bagaimana pesan dakwah dapat disampaikan secara efektif di era digital yang terus berkembang.

MODUL MODERASI BERAGAMA PUSAT PENGEMBANGAN MODERASI BERAGAMA (PKMB) UIN RADEN INTAN LAMPUNG

Moderasi beragama adalah salah satu misi Kementerian Agama yang harus diwujudkan saat ini. Untuk mewujudkan misi tersebut, Kementerian Agama telah mendorong lembaga pendidikan untuk turut ambil bagian di dalamnya

Moderasi beragama adalah salah satu misi Kementerian Agama yang harus diwujudkan saat ini. Untuk mewujudkan misi tersebut, Kementerian Agama telah mendorong lembaga pendidikan untuk turut ambil bagian di dalamnya

Moderasi Beragama di Mata Milenial

Secara garis besar, buku ini terbagi menjadi dua bagian penting. Sebelum mengupas bagian pertama dan kedua, penulis memberi pengantar singkat yang pada pokoknya, bahwa moderat harus dibingkai dengan ilmu. Orang yang moderat adalah orang yang mempunyai berwawasan luas. Bagian pertama berisi empat judul pokok, yiatu keragaman itu Sunnatullah, cara pandang manusia beragama, cara orang Indonesia beragama, serta keberagaman anak muda. Pada bagian pertama, penulis memantulkan vi tulisan dari perspektif filosofis, renungan dari hasil dari pembelajaran di dalam di kelas. Sementara bagian kedua berisi empat bagian penting, berupa pengalaman empirik 45 anak muda, yang dibagi menjadi empat bab, yaitu moderat di mata santri desa, moderat di mata pemuda kota, moderat di mata santri kota dan moderat di mata santri desa.

Secara garis besar, buku ini terbagi menjadi dua bagian penting.

Dimensi Islam dan Moderasi Beragama: Mewujudkan Islam yang Damai, Toleran dan Inklusif

Naskah buku ini sebagian besar materinya berasal dari sejumlah referensi yang dikombinasikan dengan resultan kontemplasi penulis untuk menggapai wajah Islam yang damai, toleran, dan inklusif. Semangat moderasi beragama adalah untuk mencari titik temu dua kutub ekstrem dalam beragama. Di satu sisi, ada pemeluk agama yang ekstrem meyakini mutlak kebenaran satu tafsir teks agama, seraya menganggap sesat penafsir selainnya. Kelompok ini biasa disebut ultra-konservatif. Di sisi lain, ada juga umat beragama yang esktrem mendewakan akal hingga mengabaikan kesucian agama, atau mengorbankan kepercayaan dasar ajaran agamanya demi toleransi yang tidak pada tempatnya kepada pemeluk agama lain. Mereka biasa disebut ekstrem liberal. Keduanya perlu dimoderasi. Karenanya, untuk menjadikan moderasi beragama sebagai solusi, kita perlu memiliki pemahaman yang benar tentang makna kata tersebut, dan untuk keperluan itulah buku Islam dan moderasi beragama ini disusun. Moderasi telah lama menjadi aspek yang menonjol dalam sejarah peradaban dan tradisi semua agama di dunia. Masing-masing agama niscaya memiliki kecenderungan ajaran yang mengacu pada satu titik makna yang sama, yakni bahwa memilih jalan tengah di antara dua kutub ekstrem, dan tidak berlebih-lebihan, merupakan sikap beragama yang paling ideal.

Naskah buku ini sebagian besar materinya berasal dari sejumlah referensi yang dikombinasikan dengan resultan kontemplasi penulis untuk menggapai wajah Islam yang damai, toleran, dan inklusif.