Sebanyak 108 item atau buku ditemukan

Melatih Berpikir Tingkat Tinggi dengan Model Pembelajaran GO CAR

Model pembelajaran GO CAR (Guided Orientation Challenge Analysis Review) sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Model pembelajaran GO CAR diharapkan mampu meningkatkan imajinasi berpikir serta meningkatkan daya ingat siswa yang bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Imajinasi berpikir dan daya ingat dapat dibentuk dengan cara menghubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, sehingga tidak mudah dilupakan. Selain itu melalui aktivitas belajar siswa dengan bertukar pikiran, menjawab pertanyaan serta berani tampil menyatakan ide-ide dan pendapatnya.

Model pembelajaran GO CAR (Guided Orientation Challenge Analysis Review) sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

Model Pembelajaran Berbasis Permainan Tradisional Bugis Makassar “Ma’boy”

“Model pembelajaran berbasis Permainan Tradisional Bugis Makassar “Ma’boy” adalah salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan siswa dalam mendeskripsikan suatu masalah serta memberikan suatu alasan berdasarkan bukti-bukti yang nyata sesuai dengan pemahaman siswa dengan menggunakan turnamen akademik yang didesain seperti permainan tradisional Ma’boy (Bugis Makassar)”

“Model pembelajaran berbasis Permainan Tradisional Bugis Makassar “Ma’boy” adalah salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan siswa dalam mendeskripsikan suatu masalah serta memberikan suatu alasan ...

MODEL PEMBELAJARAN GOLD (Guided, Organizing, Leaflet, Discovery)

Model pembelajaran GOLD merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran GOLD mampu menciptakan proses akomodasi kognitif yang berawal dari pengetahuan siswa menjadi suatu pengetahuan baru yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari agar siswa dapat menjadi mandiri dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Model pembelajaran GOLD memberikan fasilitas untuk mengakomodasi pengetahuan awal siswa sehingga menjadi pengetahuan baru yang dapat siswa manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran GOLD melatih siswa belajar dalam kelompok untuk menyelesaikan sebuah permasalahan dengan cepat. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan untuk mengikuti dan menyelesaikan tugas dalam setting kelompok adalah penting. Siswa yang berpartisipasi dalam pemecahan masalah (problem solving) akan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk berbagai mata pelajaran, melatih kepemimpinan dan tanggung jawab serta solidaritas dan toleransi.

Model pembelajaran GOLD merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

Model Pembelajaran Problem Posing & Solving : Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Paradigma pembelajaran di kelas saat ini masih menekankan pada pemahaman siswa tanpa melibatkan kemampuan berpikir, di mana siswa tidak diberi kesempatan menemukan jawaban ataupun cara yang berbeda dari yang telah diajarkan oleh guru. Guru tidak menginstruksikan siswa untuk mengonstruksi pendapat atau pemahamannya sendiri terhadap konsep materi pembelajaran. Hal ini berdampak pada aktivitas siswa yang hanya meniru penyelesaian masalah yang diperagakan oleh guru ketika membahas soal-soal. Jika hal ini terus berlanjut, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep-konsep untuk menyelesaikan permasalahan tidak rutin maupun permasalahan nyata berkaitan dengan konsep yang sudah dipelajari. Pada akhirnya akan berdampak pada rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah membutuhkan adanya inovasi dalam pembelajaran, salah satunya melalui pengembangan model pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang direncanakan sebagai upaya solusi alternatif dalam mengatasi kemampuan siswa dalam pemecahan masalah yaitu pengembangan model pembelajaran problem posing and solving (PPS). Model pembelajaran ini akan menstimulasi ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran, meningkatkan kemampuan dalam mengajukan masalah dan pemecahan masalah serta meningkatkan kemampuan belajar dengan baik. Dalam penerapannya, model pembelajaran ini akan melibatkan aktivitas problem posing dan problem solving dengan mengajak siswa untuk lebih aktif, sehingga informasi tidak hanya dari guru tetapi siswa juga dituntut untuk mengonstruksi sendiri pengetahuan baru mereka dengan informasi atau pengetahuan mereka sebelumnya. Penerapan model pembelajaran yang tepat akan membawa siswa dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan dan memudahkan siswa menyerap materi yang diajarkan, serta meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

Paradigma pembelajaran di kelas saat ini masih menekankan pada pemahaman siswa tanpa melibatkan kemampuan berpikir, di mana siswa tidak diberi kesempatan menemukan jawaban ataupun cara yang berbeda dari yang telah diajarkan oleh guru.

Dinamika penerapan hukum agama dan adat dalam konteks pembangunan hukum nasional

studi dinamika perilaku kehidupan masyarakat dalam penerapan hukum ekonomi syariah

Implementation of Islamic law on banking industry in Kalimantan Selatan and Sulawesi Selatan Provinces.

Jakarta dikenal sebagai Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya ( DKI Jaya ) , yang
dikepalai oleh seorang gubernur dengan ... seperti , gedung untuk Pemerintahan
, Perusahaan , Perguruan Tinggi , Bank , Hotel , Pusat Perbelanjaan , Bandara ...

Analisis Kebijakan Pendidikan

Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

Problematika pendidikan Indonesia semakin rumit dihadapkan dengan Era Revolusi Industri 4.0. Sejak dulu, beberapa masalah yang menjadi momok tak kunjung tuntas dicari solusinya. Bongkar pasang kurikulum, perumusan standar pendidikan, peningkatan kompetensi guru, serta banyak masalah kebijakan pendidikan yang belum terlihat garis finish-nya. Masalah ini terus dibicarakan, didiskusikan, diperdebatkan, bahkan diimplementasikan dengan banyak ragam. Kadang, implementasinya tergantung kepada siapa pemegang kekuasaan pendidikan. Belum tuntas masalah pendidikan yang begitu runyam ini, sekarang kita dihadapkan pada pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0. Era ini bukan saja melanjutkan kehebatan era dahulu yang belum sempat terkejar oleh pendidikan kita, namun era yang memiliki ekosistem yang berbeda dengan sistem sebelumnya. Ada banyak disrupsi (kekacauan) dalam banyak faktor. Misalnya saja, perubahan aktivitas sekolah yang sangat masif. Peran guru yang selama ini sebagai satu-satunya penyedia ilmu pengetahuan sedikit banyak bergeser menjauh darinya. Aktivitas belajar mengajar tidak lagi dilakukan di ruang kelas, dan tanpa interaksi tatap muka antara guru dan siswa. Pendidikan kita semakin memiliki beban yang sangat berat. Buku ini ditujukan agar dapat dibaca oleh berbagai kalangan, karenanya penulis menyusun isu-isu pendidikan yang berkaitan dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan di Indonesia. Bagi mahasiswa dan dosen Prodi Manajemen Pendidikan dan Fakultas Pendidikan akan mendapatkan gambaran bagaimana kebijakan pendidikan pemerintah yang diselenggarakan oleh Kemendikbud, Kemenristekdikti, dan Kemenag. Bagi pengawas, kepala sekolah, dan guru akan memperoleh informasi bagaimana konsep dan praktik pendidikan yang terjadi dan belum terjadi (ide) di Indonesia. Di samping itu, buku ini dapat dijadikan bahan diskusi bagi mahasiswa, dosen, pengawas, kepala sekolah, dan guru tentang kebijakan, konsep, dan praktik pendidikan dasar, menengah, dan tinggi Indonesia. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

Problematika pendidikan Indonesia semakin rumit dihadapkan dengan Era Revolusi Industri 4.0.

Analisis Kebijakan Pendidikan Mengurai Krisis Karakter Bangsa

Buku berjudul Analisis Kebijakan Pendidikan: Mengurai Krisis Karakter Bangsa ini, merupakan buku kedua dari kumpul- an opini yang pernah ditulis oleh penulis yang sama, tentunya dengan judul berbeda. Selain judul yang berbeda, dalam buku ini juga terdapat tambahan materi tentang pandangan pandangan penulis sebagai narasumber di beberapa koran-koran nasional. Seperti: Republika, Jawa Pos, dan Harian Nasional. Buku kumpulan opini kebijakan pendidikan ini dapat dijadikan referensi bagi, 1) dosen dan mahasiswa S-1, S-2, dan S-3 pada matakuliah analisis kebijakan pendidikan di program studi manajemen pendidikan; 2) mahasiswa S-1, S-2, dan S-3 pada umumnya; 3) penyelenggara dan pimpinan pendidikan di level dasar, menengah, dan tinggi; 4) peneliti bidang kebijakan dan praksis pendidikan; dan 5) pejabat pemerintah bidang pendidikan untuk bahan pengambilan kebijakan Buku Persembahan Penerbit PrenadaMediaGroup

Buku berjudul Analisis Kebijakan Pendidikan: Mengurai Krisis Karakter Bangsa ini, merupakan buku kedua dari kumpul- an opini yang pernah ditulis oleh penulis yang sama, tentunya dengan judul berbeda.

Analisis Kebijakan Pendidikan

Buku ini merupakan kumpulan opini pendidikan yang terbit di media massa sepanjang tahun 2015, yaitu di Republika, SINDO, Media lndonesia, Radar Bogor, Go Cakrawala, dan Amanah. Opini pendidikan ditulis terkait kebijakan dan peristiwa seputar pendidikan, dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga pendidikan tinggi. Buku persembahan penerbit PrenadaMedia

Buku ini merupakan kumpulan opini pendidikan yang terbit di media massa sepanjang tahun 2015, yaitu di Republika, SINDO, Media lndonesia, Radar Bogor, Go Cakrawala, dan Amanah.

In Search of the Original Koran

The True History of the Revealed Text

Orthodox Muslims venerate the Koran as the sacred word of God, which they believe was literally revealed by dictation from the angel Gabriel to the prophet Muhammad. This fundamentalist attitude toward the Muslim holy book denies the possibility of error in the Koran - even though there are some fairly obvious self-contradictions, inconsistencies, and incoherent passages in the text. To justify the claim that the Koran is inerrant, the orthodox have simply pointed to centuries of hidebound tradition and the consensus view of conservative leaders who back up this interpretation. But does the very beginning of the Muslim tradition lend support to the orthodox view?In this fascinating study of the origins of Islam, historian Mondher Sfar reveals that there is no historical, or even theological, basis for the orthodox view that Muhammad or his earliest followers intended the Koran to be treated as the inviolable word of God. With great erudition and painstaking historical research, Sfar demonstrates that the Koran itself does not support the literalist claims of Muslim orthodoxy. Indeed, as he carefully points out, passages from Islam's sacred book clearly indicate that the revealed text should not be equated with the perfect text of the original celestial Koran, which was believed to exist only in heaven and to be fully known only by God.This early belief helps to explain why there were many variant texts of the Koran during Muhammad's lifetime and immediately thereafter, and also why this lack of consistency and the occasional revisions of earlier revelations seemed not to disturb his first disciples. They viewed the Koran as only an imperfect copy of the real heavenly original, a copy subject to the happenstances of Muhammad's life and to the human risks of its transmission. Only later, for reasons of social order and political power, did the first caliphs establish an orthodox policy, which turned Muhammad's revelations into the inerrant word of God, from which no deviation or dissent was permissible.This original historical exploration into the origins of Islam is also an important contribution to the growing movement for reform of Islam initiated by courageous Muslim thinkers convinced of the necessity of bringing Islam into the modern world.Mondher Sfar (Paris, France), a researcher in history and anthropology and the author of The Koran, the Bible, and the Ancient Near East, is also the founder and director of Sfar Editions publishing company.

This fundamentalist attitude toward the Muslim holy book denies the possibility of error in the Koran - even though there are some fairly obvious self-contradictions, inconsistencies, and incoherent passages in the text.