Sebanyak 1097 item atau buku ditemukan

Tafsir al-Azhar

diperkaya dengan pendekatan sejarah, sosiologi, tasawuf, ilmu kalam, sastra, dan psikologi, juz 1, 2, 3 : 1

Analisis Isi

Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-ilmu Sosial Lainnya

Metode "analisis isi" yang menjadi kajian utama buku ini adalah "analisis isi kuantitatif" (quantitative content analysis), dipakai untuk mengukur aspek atau dimensi dari isi (dokumen) yang dilakukan secara kuantitatif. Metode analisis isi kuantitatif berupaya meminimalisasi bias subjektivitas penelitian dengan reliabilitas tinggi, dan mengutamakan ketepatan mengidentifikasi isi pernyataan, seperti penghitungan, penyebutan yang berulang dari kata atau kalimat tertentu. Buku persembahan penerbit PrenadaMedia

Metode "analisis isi" yang menjadi kajian utama buku ini adalah "analisis isi kuantitatif" (quantitative content analysis), dipakai untuk mengukur aspek atau dimensi dari isi (dokumen) yang dilakukan secara kuantitatif.

It Goes Without Saying

Pengalaman Membangun Risiko Melekat di BUMN

Buku ini merupakan himpunan catatan dan pemikiran Dr. Prasetio, penulis buku ini, pada saat menjadi bagian dari upaya besar membangun budaya sadar risiko di sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tempatnya bekerja sebagai pengambil keputusan. Catatan dan pemikiran tersebut, yang diperoleh langsung dari pengalaman sendiri dan dituangkan sebagai catatan tertulis pada saat masih in charge bergelut sebagai eksekutif, merupakan nilai tambah yang patut dicatat dari buku ini, apalagi bila mempertimbangkan bahwa sebagian besar buku-buku manajemen risiko di pasar adalah buku-buku teks yang banyak menyandarkan diri pada praktik manajemen risiko di negara maju. Guna memperkuat pemikiran dan pengalamannya, dibuku ini ditambahkan sejumlah pemikiran, pengalaman dan pengetahuan dari beberapa narasumber yang menjadi mitra kerja penulis buku ini. Dibuku ini Dr. Prasetio mengisahkan bagaimana Ia membangun sedari “nol” manajemen risiko di Telkom, dari yang sebelumnya hanya “level” Executive Vice President Risk Management and Legal Compliance, setahun kemudian unit tersebut ditingkatkan menjadi Direktorat Manajemen Risiko dan Kepatuhan di bawah tanggung jawab Direktur Utama. Disamping kisah di Telkom, pengalaman sebelumnya di PT Merpati Nusantara Airline (MNA), dan sejak 2012 di Perum Percetakan Uang RI (Peruri) juga disajikan dalam buku ini. Di Indonesia, manajemen risiko diakui sangat penting dalam praktik bisnis. Namun, faktanya ia belum dipandang sebagai kebutuhan mendasar. Survei yang dilakukan AON Global Enterprise Risk Management pada 2010 menunjukkan level penerapan manajemen risiko oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia masih terbilang rendah dibanding negara lain. Dari lima tingkat level manajemen risiko, Indonesia rata-rata masih pada level 1 dan 2. Penulis buku ini pertama kali (2006) diterjunkan untuk merintis dan membangun unit manajemen risiko (risk management unit) di salah satu BUMN terbesar di Tanah Air. Sebagai bankir profesional yang sudah lebih dari 20 tahun memfokuskan karier di sektor perbankan, Ia memiliki kesan lingkungan yang berbeda. Di dunia perbankan, budaya sadar risiko atau risk culture sudah lama merupakan sesuatu yang melekat dalam setiap proses pengambilan keputusan. Di sisi lain, di badan usaha yang bergerak di sektor riil, termasuk BUMN, ada kesan yang umum bahwa hal itu belum dirasakan sebagai kebutuhan strategis. Terungkapnya apa yang dikenal sebagai Skandal Enron di Amerika Serikat (2001) merupakan salah satu momentum yang mengubah pandangan dunia bisnis terhadap pentingnya manajemen risiko. Skandal Enron yang menyebabkan bangkrutnya Enron Corporation, sebuah perusahaan energi berskala raksasa berbasis di Houston, yang diikuti oleh berhentinya operasi Arthur Andersen, yang merupakan satu dari lima auditor dan akuntan terbesar dunia, memberi kesadaran baru tentang penting dan mendesaknya manajemen risiko pelaporan keuangan. Kesadaran itu meluas tak hanya di Negara Paman Sam, tetapi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Apalagi, Telkom sebagai BUMN, menjadikan Pemerintah sebagai pemegang sahamnya melihat Telkom yang multilisting, yaitu di Bursa Efek Indonesia (BEI), Bursa Saham New York (New York Stock Exchange), dan London Stock Exchange, memerlukan kultur risiko untuk menjaga dan memastikan tata kelola (governance) berjalan baik. Ini bukan hanya untuk mencegah terulangnya pengalaman Enron di perusahaan milik negara, melainkan juga sebagai bagian dari langkah Telkom menjadi perusahaan kelas dunia (world class company). Pada saat itulah penulis buku ini berada pada ‘kawah panas’ membangun kesadaran manajemen risiko di sebuah BUMN, yang kala itu mengalami tekanan incompliance yang intens. Kasus-kasus hukum yang menunggu untuk diselesaikan cukup banyak, yang merupakan pertanda awal dari governance yang tidak maksimal dan tata kelola perusahaan yang tidak sepenuhnya terkendali. Buku ini dengan gamblang dan populer mengetengahkan bagaimana proses transformasi bisnis berlangsung untuk membangun kesadaran akan risiko, yang membutuhkan energi ‘pelari marathon’ namun dengan kecepatan pelari sprint. Dalam berbagai proses, menurut penulis buku ini, proses transformasi itu seolah melakukan rekayasa ulang, reengineering berbagai proses bisnis, seperti menulis di kertas putih yang kosong untuk memulai segala sesuatunya dari awal. Dari pengalamannya selama lebih dari 20 tahun berkecimpung dalam bidang manajemen risiko, penulis menunjukkan bahwa kunci manajemen risiko adalah taat dan disiplin pada proses. Ketaatan pada proses itu, pada gilirannya, akan memastikan kelanggengan keberhasilan sebuah perusahaan. Dalam hemat penulis buku ini, budaya sadar risiko yang berlandaskan manajemen risiko yang baik tidak perlu dipertentangkan dengan kebutuhan akan pengambilan keputusan yang cepat dan proses bisnis yang efektif. Keduanya dapat berjalan dengan seimbang. Penulis buku ini secara sederhana dengan bahasa yang enak dibaca dan dimengerti mengemukakan bahwa dalam membangun budaya sadar risiko harus dihindari gaya sosialisasi yang agresif. Membangun budaya sadar risiko harus dijalankan dengan persuasi yang efektif sehingga budaya ini tidak dipandang sebagai ancaman bagi individu, kelompok, ataupun organisasi perusahaan. Penulis buku ini meyakini bahwa apabila budaya sadar risiko dapat bertumbuh dengan baik dan sehat di lingkungan BUMN serta lingkungan institusi pemerintahan, maka pengelolaan risiko menjadi terbangun melalui sistem. Pada gilirannya, budaya sadar risiko itu tidak perlu lagi memerlukan intervensi kebijakan, tetapi diharapkan dapat berjalan sendiri. It Goes Without Saying.

Pada gilirannya, budaya sadar risiko itu tidak perlu lagi memerlukan intervensi kebijakan, tetapi diharapkan dapat berjalan sendiri. It Goes Without Saying.

Ekonomi Makro

Pengantar Ilmu Ekonomi Makro

Dalam buku ini dijelaskan secara sederhana tentang konsep dan konteks ekonomi makro dan ilmunya. pada bagian akhir di sampaikan sedikit ide untuk melakukan riset tentang Pertumbuhan ekonomi, Inflasi dan Pengangguran secara NonRecursive. Selamat Membaca

Dalam buku ini dijelaskan secara sederhana tentang konsep dan konteks ekonomi makro dan ilmunya. pada bagian akhir di sampaikan sedikit ide untuk melakukan riset tentang Pertumbuhan ekonomi, Inflasi dan Pengangguran secara NonRecursive.

Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah proses pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang secara langsung maupun tidak langsung jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi pada proses pendidikan secara optimal. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, penghapusan, penggunaan/pemanfaatan dan tanggung jawab. Dalam pengadaan dan menggunakan sarana dan prasarana di sekolah dibutuhkan suatu proses, yaitu mulai dari perencanaan, pengadaan, pengaturan, penggunaan, dan penghapusan. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses perancangan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rekondisi/rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan pelengkapan yang sesuai dengan kebutuhan. Proses ini sebaiknya melibatkan unsur-unsur penting sekolah, seperti kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, guru, tata usaha, bendahara, serta komite sekolah.

Buku Pengantar manajemen sarana dan prasarana sekolah ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.

Blended Learning That Works

Well-designed and well-executed blended learning gives employees access to training in a usable format when they need it, often from wherever they are able to access it. However, as with many other things, the devil is in the details. Just how does one go about designing and implementing blended learning that works? In this TD at Work, you will learn: • when blended learning is an effective choice • how blended learning is delivered • which blended learning modality to use for different types of learning • key information for making blended learning design decisions • potential blended learning benefits and constraints.

In this TD at Work, you will learn: • when blended learning is an effective choice • how blended learning is delivered • which blended learning modality to use for different types of learning • key information for making blended ...

Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar (Edisi ke-2)

Buku ini berisi Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar edisi ke-2, untuk memenuhi kebutuhan asupan intelektual bagi para guru dan calon guru SD, khususnya bagi mereka yang sedang menempuh studi di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Buku ini berisi Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar edisi ke-2, untuk memenuhi kebutuhan asupan intelektual bagi para guru dan calon guru SD, khususnya bagi mereka yang sedang menempuh studi di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah ...

Model Pembelajaran Komeks

Bermuatan Nilai-nilai Pendidikan Karakter Aspek Membaca intensif di SD

Apakah Anda pernah mengajarkan membaca intensif pada anak-anak? Bagaimanakah caranya? Mungkin Anda akan menjawab mengajar membaca itu mudah. Siswa cukup diberi tugas membaca kemudian menjawab pertanyaan bacaan. Tetapi, tahukah Anda bahwa masih banyak siswa yang belum dapat membaca dengan cara yang benar? Anak-anak sudah bisa membaca, tetapi membaca yag baik dan benar belum banyak dikuasai anak-anak. Mengajar membaca memang mudah, tetapi membelajarkan anak untuk membaca dengan baik dan efektif memang tidaklah mudah. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang menarik minat dan perhatian siswa dalam hal bacaan guru perlu memaha-mi model-model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran membaca untuk kelas tinggi di SD (kelas IV-VI) ini adalah model pembelajaran komeks. Bagaimanakah model pembelajaran komeks itu? Silahkan Anda pahami beberapa uraian berikut dalam buku ini! [Penerbit Deepublish, Deepublish, Wahyuningsih Rahayu, S.Pd., M.Pd., Pembelajaran, Model Pembelajaran]

Salah satu model pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran membaca untuk kelas tinggi di SD (kelas IV-VI) ini adalah model pembelajaran komeks. Bagaimanakah model pembelajaran komeks itu?

Model Pembelajaran Berbasis Metakognisi Untuk Peningkatan Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

Salah satu hambatan terbesar dalam pengajaran IPS di Indonesia pada tingkat lapangan adalah guru tidak pernah mengajarkan strategi belajar kepada siswa. Pada sisi lain terdapat materi yang terlalu banyak yang harus disajikan oleh guru, sementara itu alokasi waktu sangat terbatas. Sehubungan dengan materi IPS, telah banyak penelitian mengungkap bagaimana seharusnya guru IPS merencanakan pengajaran dan sekaligus bagaimana mengajar IPS agar menjadi mata pelajaran yang menarik bagi siswa.

B. Implikasi Hasil Penelitian Sebagaimana dikemukakan di depan bahwa persoalan utama dalam pengajaran IPS di tingkat lapangan adalah sedikitnya alokasi waktu untuk pelajaran IPS, namun materi yang harus disampaikan guru begitu banyak.

"Pengembangan Model Pembelajaran Membaca Dengan Pelabelan Objek Sekitar (POS) Untuk Murid Taman Kanak-Kanak "

Sementara itu, menurut Mills (dalam Achmad Sudrajad, 2011:11), model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba berdasarkan model itu. Berdasarkan strukturnya, model juga memiliki tiga tipe, yaitu: (1) tipe ikonik yang berupaya mendeskripsikan ciri fisik yang digambarkan. (2) tipe analog, yaitu tipe model yang berupaya memberikan perbandingan yang menyerupai benda yang dibandingkan. (3) tipe simbolik berupaya menggambarkan fakta faktual melalui sistem simbol (Hourton, 1993: 91-95). Lebih lanjut Hourton juga membedakan model atas tipe statik dan tipe dinamik. Model statik adalah tipe model yang mengabaikan pengaruh variabel waktu, sedangkan model dinamis adalah tipe model yang mempertimbangkan pengaruh variabel waktu (Hourton, 1993:105).

58 Tahun 2009 tentang standar Pendidikan Anak Usia Dini yang mulai diterapkan tahun 2010. ... Gambar-gambar tematik yang berasal dari sekitar anak dimaksudkan untuk menarik minat anak, dibuat dalam bentuk dan warna yang sesuai aslinya ...