Sebanyak 578 item atau buku ditemukan

Asesmen Autentik dalam Pembelajaran Bahasa

Tujuan pendidikan bukan sekadar memastikan bahwa peserta didik menguasai pengetahuan yang diberikan di ruang kelas namun juga memastikan bagaimana mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut. Untuk mengetahui kemampuan peserta didik sejauh mana ia dapat mengimplementasikan pengetahuan yang telah diperoleh, maka dibutuhkan sebuah penilaian atau asesmen. Adapun asesmen autentik adalah asesmen yang bertujuan untuk itu. Buku ini membahas megenai asesmen autentik. Cakupan utama pembahasan di buku ini meliputi kajian bentuk-bentuk utama dari asesmen autentik yaitu asesmen portofolio, asesmen kinerja, asesmen projek, dan asesmen diri. Menggunakan seting dan contoh-contoh asesmen dalam pembelajaran Bahasa Inggris, buku ini menawarkan pengembangan dan pendalaman wawasan asesmen autentik beserta implementasinya dengan mengambil bentuk-bentuk asesmen non-tes dengan menggunakan rubrik, lembar observasi, ceklis, dan deskripsi. Berbagai instrumen yang ada dalam buku ini sangat fleksibel untuk diadaptasi k edalam bidang studi selain Bahasa Inggris. Jadi, melalui buku ini, pembaca dapat mengetahui mulai dari pengertian, tujuan, jenis, kelebihan hingga bagaimana melakukan asesmen autentik. Buku ini dapat dibaca oleh para mahasiswa-mahasiswi utamanya dari Fakultas Ilmu Pendidikan. Di samping itu, dapat dibaca pula oleh para pengajar Fakultas Ilmu Pendidikan atau para guru dan calon guru atau mereka yang berminat mengetahui tentang asesmen autentik.

Tujuan pendidikan bukan sekadar memastikan bahwa peserta didik menguasai pengetahuan yang diberikan di ruang kelas namun juga memastikan bagaimana mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut.

Soft Power untuk Aceh

"""Sejarah Aceh telah banyak diwarnai oleh kekerasan! Sejak pemberontakan Daud Beureueh 1953 hingga Hasan Tiro 1976, tak sedikit korban nyawa terbilang, tak kurang harta melayang. Sementara itu, tak kurang pula upaya yang dijalankan pemerintah untuk menyelesaikan konflik itu, mulai dari era Soekarno, Soeharto, Habbibie, Gus Dur, Megawati hingga SBY-JK. Serangkaian kebijakan desentralisasi, berupa pemberian keistimewaan dalam bidang ekonomi dan sosial budaya, tak kunjung mampu menyelesaikan konflik Aceh. Operasi militer penuh kekerasan pun tidak dapat meredam pemberontakan di Aceh. Tetapi sejarah mencatat bahwa konflik Aceh pada akhirnya dapat diselesaikan melalui dialog dan perundingan. Pada 15 Agustus 2005, Pemerintah Indonesia dan GAM akhirnya mengukir sejarah baru dengan ditandatanganinya MOU di Helsinki, Finlandia. Melalui penelitian ilmiah yang mendalam, buku ini secara khusus menitikberatkan bahasannya pada tiga fokus amatan, yaitu (1) peran kebijakan desentralisasi dalam penyelesaian konflik Aceh, (2) peran soft power dalam upaya penyelesaian konflik tersebut, dan (3) kesinambungan perdamaian di Aceh pasca-MOU Helsinki. ""Kami ingin menggarisbawahi salah satu hasil temuan utama penelitian ini, bahwa konflik ternyata dapat diselesaikan dengan soft power melalui dialog dan perundingan."" -Dr. R.M. Marty M. Natalegawa; Menteri Luar Negeri RI ""Dengan terbitnya buku ini diharapkan publik dapat memahami bagaimana konflik Pusat dan Daerah tidak mesti diselesaikan dengan kekerasan. Ada opsi lain untuk menyelesaikan konflik, yaitu soft power yang lebih mengutamakan dialog dan perundingan. Jika Indonesia menyatakan diri sebagai negara demokrasi, penyelesaian konflik dengan soft power mesti dikedepankan dalam menangani konflik Pusat-Daerah di tempat lain."" -Dr. Zaini Abdullah; Gubernur Aceh"""

Jika Indonesia menyatakan diri sebagai negara demokrasi, penyelesaian konflik dengan soft power mesti dikedepankan dalam menangani konflik Pusat-Daerah di tempat lain."" -Dr. Zaini Abdullah; Gubernur Aceh"""

Semerbak Dupa di Pulau Seribu Masjid

Kontestasi, Integrasi, dan Resolusi Konflik Hindu-Muslim

Interaksi antarkomunitas yang berbeda etnis dan agama di Indonesia berlangsung secara dinamis. Interaksi sosial terkadang berjalan penuh harmoni yang mempercepat proses integrasi, namun tak jarang berlangsung penuh ketegangan dan konflik. Konflik yang tidak dikelola secara proporsional kerap berubah menjadi kerusuhan komunal. Konflik komunal yang terjadi disebabkan mulai pudarnya kearifan lokal (local wisdom) dan minimnya ruang publik (public sphere); dua hal yang memperlemah ikatan antarwarga. Melemahnya ikatan antarwarga yang berkelindan dengan faktor lain seperti sejarah, politik, ekonomi, dan budaya, menyebabkan berbagai pertentangan antarwarga gampang bergeser dari ketegangan personal menjadi konflik komunal; dan menjurus konflik etnis dan agama. Integrasi sosial akan terawat dengan baik apabila semua kelompok memiliki sikap keberagamaan yang inklusif. Sikap inklusif dalam beragama (religious literacy) menunjang harmoni sosial antar-umat beragama, karena faktor agama berperan penting untuk resolusi konflik terutama pada tahap de-eskalasi konflik. Teologi kerukunan dan nilai-nilai adat merupakan modal sosial terpenting dalam merawat harmoni sosial, sekaligus unsur potensial bagi upaya bina damai. Buku persembahan penerbit PrenadaMedIaGroup

Interaksi antarkomunitas yang berbeda etnis dan agama di Indonesia berlangsung secara dinamis.

SEJARAH PESANTREN

Jejak, Penyebaran, dan Jaringannya di Wilayah Priangan (1800-1945)

Jaringan pesantren dan proses islamisasi di Jawa Barat merupakan hal yang sangat menarik untuk dikaji; dan, buku yang merupakan karya monumental seorang sejarawah ini, berhasil menampilkan gambaran dokumen dan sumber sejarah pesantren. Buku ini layak dibaca dan dijadikan bahan rujukan bagi pengembangan khazanah keilmuan khususnya sejarah Islam. Dr. H. Sulasman, M.Hum

Jaringan pesantren dan proses islamisasi di Jawa Barat merupakan hal yang sangat menarik untuk dikaji; dan, buku yang merupakan karya monumental seorang sejarawah ini, berhasil menampilkan gambaran dokumen dan sumber sejarah pesantren.

Historiografi Ibnu Khaldun

Analisis Atas Tiga Karya Sejarah Pendidikan Islam

Bagaimana sejarah itu ditulis?Ibnu Khaldun (1332-1406 M) sebagai Bapak Historiografi menawarkan model penulisan sejarah kritis. Historiografi atau fann al-tārīkh merupakan proses rekonstruksi masa lampau, yang tidak hanya melandaskan pada sisi luarnya an sich, tapi lebih penting dari itu adalah memperhatikan sisi dalamnya. Untuk itu, diperlukan metode dirāyah (metode kritik), yang menekankan kepada kesaksian langsung sebagai sumber sejarah, di samping juga menekankan perlunya interpretasi bagi setiap peristiwa sejarah.Metode ini melandaskan dirinya pada segi rasionalitas, yaitu dengan menggunakan bantuan analisis ilm al-‘umrān sehingga sejarah menjadi berdimensi sosial. Bagi Ibnu Khaldun, metodologi penulisan sejarah seperti ini berguna untuk mengetahui masa lampau dalam rangka menatap masa depan peradaban manusia. Historiografi ala Khaldunian di atas menjadi penting untuk melihat karya sejarah pendidikan Islam saat ini, yang umumnya ditulis dengan penulisan sejarah non-kritis.Sejarah pendidikan Islam bagaimanapun juga adalah sejarah, yang dituntut untut mampu menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa pendidikan terjadi. Bantuan analisis ilmu sosial dan kultur, karenanya, menjadi keniscayaan, sehingga melahirkan karya sejarah pendidikan Islam, yang selain sarat akan fakta-fakta historis, tapi juga berkontribusi ilmiah bagi pengembangan pendidikan Islam. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

Bagaimana sejarah itu ditulis?Ibnu Khaldun (1332-1406 M) sebagai Bapak Historiografi menawarkan model penulisan sejarah kritis.

FILSAFAT ISLAM

Pendekatan Tema dan Konteks

Perkembangan budaya global yang begitu cepat meniscayakan adanya perubahan di segala segi kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat sosiologis-praktis dan pragmatis, namun juga menyangkut hal-hal yang bersifat ideologis-paradigmatik dan epistemik. Bahkan tata nilai, norma dan pandangan hidup serta agama harus menghadapi perubahan, atau mungkin pergantian. Pengaruh yang sangat besar akibat perubahan global dewasa ini adalah gaya hidup masyarakat yang materialis-hedonis dan kecenderungan pada hal-hal praktis atau instan. Hal ini menyebabkan fenomena masyarakat yang malas berpikir tentang hal-hal yang lebih mendasar, subtansial dan fundamental dari setiap masalah kehidupan. Akibat lebih jauh adalah kecenderungan menyelesaikan masalah secara parsial, dangkal, dan tidak mendasarkan pada pertimbangan yang cerdas, komprehensif, solutif-integratif dan ilmiah-religius. Di sinilah Filsafat Islam akan memainkan perannya sebagai suatu disiplin ilmu keislaman yang menuntun cara berfikir yang fundamental-subtansial, holistik, kritis, sistemik, kreatif, bebas dan islami, menyelamatkan, berpegang pada asas Islam dan Iman (landasan al-Qur’an dan al-Hadis) serta berparadigma profetis. Dengan Fisafat Islam, akan membangun manusia landasan dan pola berpikir yang logis, subtantif, komprehensif, kokoh, konsisten dan bertanggungjawab, sehingga mempunyai kemampuan untuk melibatkan diri dalam proses transformasi pembebasan (liberation), penegakan kemanusiaan (humanisation) dan peneguhan keimanan (trancendention) dalam mencapai keselamatan, kedamaian di segala bidang dan dimensi kehidupan.

Di sinilah Filsafat Islam akan memainkan perannya sebagai suatu disiplin ilmu keislaman yang menuntun cara berfikir yang fundamental-subtansial, holistik, kritis, sistemik, kreatif, bebas dan islami, menyelamatkan, berpegang pada asas Islam ...

Filsafat Pendidikan Islam

Filsafat Pendidikan Islam, kalau dipisah urutan kata per kata, maka masing-masing memiliki pengertian yang berbeda-beda. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan jawaban atau pemecahan terhadapnya telah menimbulkan teori-teori dan sistem pemikiran (isme), oleh karena itu filsafat dimulai oleh rasa heran, bertanya dan memikirkan tentang asumsi-asumsi kita yang fundamental (mendasar). Adapun pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan. Sedangkan Islam adalah sebuah agama samawi yang Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan kepada menusia dengan pengutusan Nabi Muhammad Shalallohu ‘alaihi wa Salam untuk kebahagian umat manusia di dunia dan akhereta. Sehingga Islam sebagai agama adalah jalan hidup, pandangan hidup, dan nilai-nilai yang dipegang oleh umatnya. Menurut Islam pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita, dan berlangsung seumur hidup, semenjak dari buaian hingga ajal datang. Tetapi, kalau lah disatukan ke tiga kata tersebut, Filsafat Pendidikan Islam, maka ia menjadi sebuah objek pembahasan ilmu dan pengetahuan, yang memiliki definisi tersendiri. Yaitu, sesuatu disiplin ilmu yang mengkajian secara filosofis mengenai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al Qur’an dan al Hadist sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof Muslim, sebagai sumber sekunder.

Filsafat Pendidikan Islam, kalau dipisah urutan kata per kata, maka masing-masing memiliki pengertian yang berbeda-beda.

STATISTIKA PENDIDIKAN EDISI KEDUA (DENGAN STATISTIKA AL-QUR'AN)

Buku ini memiliki beberapa perbedaan dibanding buku statistika lainnya yang berbahasa Indonesia. Pertama, buku ini memiliki ruang lingkup dari konsep statistika hingga macam-macam data dan probabilitas yang terbagi menjadi dua belas bab. Bab tersebut dimulai dari statistika deskriptif, konsep dan macam-macam data, dan probabilitas. Kedua, penyajian dalam buku ini ringkas dan jelas. Dibandingkan dengan lingkup materinya, buku ini tergolong tipis, jelas dan lugas. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal penting dalam buku ini, seperti teori dasar statistika dan penggunaannya. Teori tersebut diharapkan cukup membekali pembaca khususnya pemula untuk memahami dan menyelesaikan persoalan-persoalan statistika dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. Ketiga, dalam bab terakhir dalam buku ini adalah hal yang paling membedakan dari semua buku statistika yang berbahasa Indonesia, yaitu adalah materi tentang Statistika Al-Qur’an.

Buku ini memiliki beberapa perbedaan dibanding buku statistika lainnya yang berbahasa Indonesia.

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Adapun pembelajaran/instruction adalah sebagai proses pembelajaran yakni proses belajar sesuai dengan rancangan. Unsur kesengajaan dari pihak di luar individu yang melakukan proses belajar merupakan ciri utama dari konsep instruction. Proses pengajaran ini berpusat pada tujuan atau goal directed teaching process yang dalam banyak hal dapat direncanakan sebelumnya (pre-planned). Karena sifat dari proses tersebut, maka proses belajar yang terjadi adalah proses perubahan perilaku dalam konteks pengalaman yang memang sebagian besar telah dirancang. Buku ini membahas atau menguraikan tujuh topik, yaitu; Konsep Belajar dan Hakikat Belajar, Pemikiran Teori Belajar Humanistik dalam Pembelajaran, Memahami Teori Belajar Kognitivisik, Memahami Teori Belajar Konstruktivistik Dan Teori Belajar Revolusi Sosio-Kultural, Hakikat Multiple Intellegences, Hakikat Kesulitan Belajar, dan terakhir Hakikat Pembelajaran.

Buku ini membahas atau menguraikan tujuh topik, yaitu; Konsep Belajar dan Hakikat Belajar, Pemikiran Teori Belajar Humanistik dalam Pembelajaran, Memahami Teori Belajar Kognitivisik, Memahami Teori Belajar Konstruktivistik Dan Teori Belajar ...