Sebanyak 4916 item atau buku ditemukan

MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS ANALISIS CITRA PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM

Kehadiran buku manajemen public relations analisis citra perguruan tinggi keagamaan Islam, merupakan sebuah jawaban bagi pengelola pendidikan khususnya perguruan tinggi keagamaan Islam. Kemudian buku ini merupakan sebuah kajian penelitian yang dilakukan pada tiga perguruan tinggi keagamaan Islam swasta di lingkungan kopertais Wilayah XIII Jambi.

Prodi Manajemen Keuangan Syariah; 5). Prodi Manajemen Pendidikan Islam; 6). Prodi Pendidikan Agama Islam. Melihat dari hasil grand tour di tiga perguruan ...

Bunga Rampai Manajemen

Buku Yang berjudul " Bunga Rampai Manajemen" ini disusun untuk memudahkan para mahasiswa maupun dosen Manajemen dalam memahami bagaimana metode kualitatif yang kesannya cukup rumit sehingga menjadi lebih mudah.

Buku Yang berjudul " Bunga Rampai Manajemen" ini disusun untuk memudahkan para mahasiswa maupun dosen Manajemen dalam memahami bagaimana metode kualitatif yang kesannya cukup rumit sehingga menjadi lebih mudah.

Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Di Perguruan Tinggi Islam/Umum

Alhamdulillah buku Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Di Perguruan Tinggi Islam/Umum ini hadir sebagai salah satu seri manajemen perguruan tinggi untuk meningkatkan pengelolaan dan kualitas proses belajar mengajar. Pembelajaran yang berkualitas memerlukan manajemen untuk mendukung hal itu, maka diperlukan literature buku tentang manajemen dalam lembaga pendidikan. Buku ini diharap dapat memberikan inspirasi pembaca untuk meninjauan kembali manajemen pendidikan yang melandasi penyelenggaraan pendidikan secara umum maupum pendidikan dalam Islam sekarang ini, agar penyelenggaran pendidikan lebih dinamis, dan tetap bersandar pada nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku. Mudah-mudahan kehadiran buku ini menjadi sebuah sumbangsih yang bermanfaat bagi yang peduli terhadap pendidikan anak bangsa dan para pemerhati pendidikan. Namun penulis menyadari masih banyak kekurangan buku ini, penyajian materi buku ini dari hasil penelitian di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, pada waktu kuliah pada program Doktor manajemen pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saefuddin Jambi. Oleh karena itu saran dan masukan, serta koreksi dari pembaca yang sangat membantu, penulis mengucapkan terima kasih

yang ilmiah dan amal ilmiah sebagai tenaga ahli yang bertanggung jawab di bidang ilmu agama Islam. Tujuan Institusional Pendidikan Tinggi Agama Islam adalah Pertama membentuk sarjana Muslim yang berakhlak mulia, berilmu cakap serta ...

DESAIN PENDIDIKAN ISLAM

Membaca Pemikiran K.H. Kahar Muzakkir

P endidikan adalah salah satu modal utama yang dimiliki manusia agar dapat mempersiapkan dirinya untuk meranang dan merealisir perubahan tersebut. Dimana diantara tokoh indonesia yang mempunyai desain atau konsep pendidikan diantarannya yaitu penguraian sketsa singkat KH. Abdul Kahar Muzakkir. Meskipun disisi lain kemerdekaan Indonesia yang telah berdiri sejak sampai dengan saat ini, tentunya tidak akan pernah lepas dari peran serta pahlawan nasional dalam memperebutkan kemerdekaan ini dari para tangan penjajah. Namun tidak semua tokoh yang berjasa dalam kemerdekaan ini diakui sebagai pahlawan nasional. Bahkan beberapa diantaranya jarang sekali didengar namanya dalam catatan sejarah manapun. Salah satunya yakni Prof. KH. Abdul Kahar Muzakkir merupakan ulama dan pejuang kemerdekaan yang jarang sekali kita dengar namanya di deretan para tokoh pejuang kemerdekaan. Padahal ia juga merupakan salah tokoh penggagas pendidikan. Oleh karena itu, buku yang hadir di tangan pembaca merupakan sebuah kajian kepustakaan terkait “pendidikan Islam perspektif KH. Abdul Kahar Muzakkir”, kemudian diuraikan secara spesifik-mendalam melalui tema "Desain Pendidikan Islam Ulasan Pemikiran KH. Abdul Kahar Muzakkir” Tersusunnya buku ini melalui berawal dari sebuah tesis, kemudian penulis dalami dan kembangkan secara komprehensif mendalam terkait pemikiran pendidikan islam KH. Abdul Kahar Muzakkir. Sehingga kehadiran buku ini diharapkan dapat menjadi potret pendidikan islam dan enigmatik (teka-teki) perjalanan pemikiran KH. Abdul Kahar Muzakkir dan gambaran perjuangannya pada bumi Indonesia. Buku ini terdiri empat bagian. Bagian pertama merupakan bagian pendahuluan dan problematika pendidikan Islam. Bagian kedua, merupakan bagian hakikat pendidikan Islam kontemporer Bagian ketiga, penguraian sketsa singkat KH. Abdul Kahar Muzakkir. Sedangkan bagian terakhir atau keempat merupakan bagian diamana penulis menemukan sebuah desain pendidikan islam perspektif penguraian sketsa singkat KH. Abdul Kahar Muzakkir. Dengan terbitnya buku ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sumbangan pemikiran sehingga terselesaikan tulisan ini. Secara khusus ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Hujair AH. Sanaky, M.S.I yang telah memberikan bimbingan dan arahan, sehingga terselesainya tulisan ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas semua bantuan yang diberikan kepada penulis.

Oleh karena itu, buku yang hadir di tangan pembaca merupakan sebuah kajian kepustakaan terkait “pendidikan Islam perspektif KH. Abdul Kahar Muzakkir”, kemudian diuraikan secara spesifik-mendalam melalui tema "Desain Pendidikan Islam ...

Paradigma Pendidikan Islam

Upaya Penguatan Pendidikan Agama Islam Di Institusi Yang Bermutu Dan Berdaya Saing

Bismillah, segala puji bagi Allah, salam sejahtera tercurah kepada para nabi dan manusia pilihan-Nya. Buku yang berada di tangan anda ini adalah buku untuk memenuhi literatur mahasiswa—juga untuk khalayak, sebagai bahan bacaan dan semakin melengkapi khazanah keilmuan tentang Pendidikan Islam; baik sebagai mata pelajaran, sekaligus kelembagaan yang bisa diandalkan dari sisi mutu dan mampu bersaing di tengah kompleksitas perubahan—dalam bahasa Prof. Dr. Dedi Mulyasana disebutnya dengan fastabiq al-khairat—yang semakin kompetitif dan komparatif, baik secara internal di lembaga Islam juga dengan lembaga lain. Sebagai mata pelajaran, PAI di sekolah umum menghadapi persoalan yang tidak dianggap ringan. Beberapa persoalan klasik dalam pembelajaran Islam, antara lain dari aspek metodologis dan materi: Pertama, pendidikan agama lebih banyak terkonsentrasi pada persoalan-persoalan teoretis keagamaan yang bersifat kognitif semata serta amalan-amalan ibadah praktis; Kedua, pendidikan agama kurang concern terhadap persoalan bagaimana mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi “makna” dan “nilai” yang perlu diinternalisasikan dalam diri siswa lewat berbagai cara, media dan forum; Ketiga, isu kenakan remaja, perkelahian antar pelajar, tindak kekerasan, premanisme, white color crime, konsumsi minuman keras dan sebagainya, walaupun tidak secara langsung ada keterkaitan dengan pola metodologi pendidikan agama yang selama ini berjalan secara konvensional-tradisional; Keempat, metodologi pendidikan agama tidak kunjung berubah antara pra dan post era modernitas; Kelima, pendidikan agama lebih menitikberatkan pada aspek korespondensi-tekstual, yang lebih menekankan hafalan teks-teks keagamaan yang sudah ada; Keenam, sistem evaluasi, bentuk- bentuk soal ujian agama menunjukkan prioritas utama pada kognitif, dan jarang pertanyaan tersebut mempunyai bobot muatan “nilai” dan “makna” spiritual keagamaan yang fungsional dalam kehidupan sehari-hari—sehingga pada bagian awal, penulis paparkan terlebih dahulu pemikiran para tokoh Islam tentang pola pendidikan Islam untuk bahan pertimbangan dan perbandingan dalam membangun sistem pendidikan Islam yang lebih bermutu. Dari sisi kelembagaan dan ketenagaan misalnya, cukup mengagetkan kita semua—apalagi ummat Islam mayoritas di negeri ini—penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. A. Tafsir ketika menyusun tesis dan disertasinya di tahun 1988 tentang pendidikan Islam bahwa lebih banyak sekolah Katolik yang baik dibandingkan dengan sekolah Islam. Secara dramatis A. Tafsir mengungkapkannya dengan bahasa “sulit mencari sekolah Islam yang baik, sama sulitnya dengan mencari sekolah Katolik yang buruk”. Prof. Dr. Amin Rais—yang juga dikutip oleh Muhaimain—yang mengemukakan hasil penelitian dari world bank bahwa dari sekitar 45 bangsa di dunia, ternyata bangsa Indonesia tidak termasuk bangsa yang paling rajin. Tetapi dari bangsa yang malas, ternyata bangsa Indonesia menduduki rangking ketiga dari 45 bangsa itu. Hal ini merupakan salah satu indikasi akan lemahnya etos kerja bangsa Indonesia—termasuk ada kontribusi di dalamnya guru PAI—dalam pengertian lemahnya semangat dan cara kerja, serta semangat keilmuan guru PAI dalam pengembangan pendidikan agama di sekolah. Lembaga Islam juga banyak dikelola tidak secara profesional dan dipimpin oleh kepala sekolah yang bukan bidangnya, menurut Prof. Dr. A. Tafsir. Menarik ungkapan Direktur Ditpais Kementerian Agama RI, Dr. H. Amin Haidar, bahwa mata pelajaran PAI berdasarkan survei menempati urutan ke-20 dari sekian mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik. Survei juga membuktikan bahwa pilihan itu bukan terletak pada sulit dan tidaknya mata pelajaran tersebut, tetapi terletak pada siapa yang menyampaikannya. Pada konteks demikian, posisi guru—terutama GPAI—memiliki peran yang sangat urgent dalam memberikan semangat, ketertarikan dan kebermaknaan mata pelajaran kepada peserta didik—termasuk di dalamnya penguasaan terhadap materi pembelajaran. Apalagi disinyalir oleh Tolhah Hasan, penguasaan materi guru PAI juga masih sangat perlu ditingkatkan. Hal ini menjadi terasa sangat penting, karena menurut penelitian Sudjana bahwa 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kompetensi guru, dengan rincian: kompetensi guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60%. Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang belum lama dilakukan juga hasilnya tidak terlalu menggembirakan, banyak guru memperoleh hasil di bawah angka 60—walaupun konon banyak guru kesulitan di bidang pedagogik, bukan aspek akademik—tetapi tentu kalau acuannya UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, keduanya tidak bisa dipisahkan dari kompetensi yang harus dimiliki guru, di samping kompetensi kepribadian, sosial dan profesional. Hal ini yang membuat kekecewaan Menteri Anis Baswedan, dan harus disikapi bersama secara arif. Oleh karena itu, berangkat dari keprihatinan-keprihatinan tersebut, dalam buku ini diangkat bagaimana mewujudkan pendidikan Islam yang menarik dan menyenangkan dalam pembelajarannya, dan pada saat yang sama lembaga pendidikan Islam juga mampu menawarkan mutu dan bisa bersaing menjadi sebuah keniscayaan. Wal akhir, tidak lupa penulis ingin mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu diterbitkannya buku ini. Bapak H. Duryat (almarhum) dan ibu Hj. Jaetun—yang sudah memberikan jalan dengan ikhlas dan sabar mendidik kami, kakak dan adik, juga Dra. Hj. Nadiroh Nuryaman, M. Pd. I—istri tersayang, anak-anak kami tercinta—Ahmad Fikri Aziz M., dan Naufal Bahrul Ilmi M., Dr. Ilman Nafi’a, M. Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Cirebon yang telah berkenan memberikan pengantar di buku ini serta sahabat-sahabat yang setia berdiskusi—sharing—yang tidak bisa disebut satu persatu, baik di IAIN Cirebon, STIT/STKIP al-Amin Indramayu maupun SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur dan terima kasih juga saya sampaikan kepada penerbit..................................... Bandung yang telah berkenan menerbitkan buku ini. Hanya kepada Allah kita memohon taufik dan hidayah-Nya, semoga bermanfaat.

Dr. A. Tafsir. Menarik ungkapan Direktur Ditpais Kementerian Agama RI, Dr. H. Amin Haidar, bahwa mata pelajaran PAI berdasarkan survei menempati urutan ke-20 dari sekian mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik.

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM

Sumbangan Para Tokoh Pendidikan Islam Melalui Gagasan, Teori, dan Aplikasi

Sistem pendidikan Islam yang mengacu pada nilai-nilai Islam telah menciptakan perbedaan yang fundamental dari sistem pendidikan pada umumnya (modern), baik dari Timur maupun Barat. Perbedaan tersebut bukan hanya karena memang sumber utamanya yang khas (Al-Quran dan Haits), namun juga karena adanya upaya dari para pemikir pendidikan Islam sejak periode klasik, pertengahan, hingga modern dalam menjaga dan berupaya mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam dunia pendidikan, karena pendidikan Islam tidak hanya sebatas menjawab kebutuhan manusia di alam fana, tetapi juga berusaha menjawab kebutuhan manusia setelah kematian. Dengan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti, buku setebal 16 Bab ini hadir untuk mengupas pemikiran pendidikan Islam yang disodorkan oleh para tokoh pendidikan di zaman keemasan Islam, hingga para tokoh pendidikan Islam yang ada di Nusantara. Di dalamnya disajikan berbagai pemikiran pendidikan yang khas dan belum pernah atau bahkan tidak disodorkan oleh tokoh-tokoh pendidikan secara umum. Hadirnya buku ini, diharapkan dapat memudahkan para pembaca untuk mempelajari dan memahami hasil pemikiran pendidikan dari para tokoh terkemuka, meskipun tanpa membaca karang asli yang ditulis oleh tiap-tiap tokoh bersangkutan. Lebih spesifiknya, buku ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih atau bahkan pemantik bagi para praktisi pendidikan, dosen, mahasiswa, maupun pegiat literasi lainnya untuk terus memikirkan dan mengembangkan pendidikan Islam ke arah yang lebih gemilang, sehingga ia (baca: pendidikan Isam) tetap eksis dan mampu mewarnai kebudayaan manusia secara sempurna.

Dengan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti, buku setebal 16 Bab ini hadir untuk mengupas pemikiran pendidikan Islam yang disodorkan oleh para tokoh pendidikan di zaman keemasan Islam, hingga para tokoh pendidikan Islam yang ada di ...

REFERENSI: SISTEM PERADILAN DANA ASURANSI SEBAGAI OBJEK WARIS

Peningkatan perusahaan asuransi memberikan kemungkinan untuk menggugat klaim dana asuransi di hadapan Pengadilan. Peradilan Umum memiliki kewenangan untuk menyelesaikan perselisihan tentang klaim dana asuransi, serta Peradilan Agama memiliki wewenang untuk menyelesaikan perselisihan tentang klaim dari dana asuransi syariah dan klaim dari dana asuransi konvensional ketika hal itu terkait dengan harta okum atau harta waris.

Peningkatan perusahaan asuransi memberikan kemungkinan untuk menggugat klaim dana asuransi di hadapan Pengadilan.