Sebanyak 81 item atau buku ditemukan

Metode dan model pembelajaran untuk merdeka belajar

Buku ini membahas tentang: 1. Pengertian Merdeka Belajar 2. Jenis Belajar Anak 3. Metode Active Learning Model Think Pair Share 4. Metode Active Learning Model Jigsaw 5. Metode Active Learning Model Problem Based Learning 6. Model Pembelajaran Flipped Classroom 7. Blended Learning 8. Project Based Learning

Buku ini membahas tentang: 1.

Tasawuf Al-Ghazali Perspektif Pendidikan Islam

Tasawuf Al-Ghazali Perspektif Pendidikan Islam Penulis : Subhan Hi Ali Dodego ISBN : 978-623-6429-02-0 Terbit : Juli 2021 Sinopsis : Imam al-Ghazali adalah tokoh intelektual muslim yang sangat berpengaruh di dunia. Wawasan keilmuan dan keislamannya melampaui zaman. Hal ini terlihat dari pengembaraannya selama hidup mulai dari melintasi samudra ilmu fiqih, ushul fiqih, ilmu filsafat, ilmu kalam, ilmu kebatinan, dan puncaknya menetap pada ilmu tasawuf dan menyepi menjadi sufi. Dari kemasyhuran dalam multi keilmuannya, beliau lebih dikenal sebagai tokoh tasawuf. Al-Ghazali merupakan satu-satunya ilmuan muslim yang mampu mengintegrasikan antara tasawuf dan syari’ah. Oleh karenanya, di tangannyalah tasawuf mudah dipahami dan diterima di tengah-tengah umat Islam. Karena ia adalah seorang pemikir besar Islam sehingga dia dianugerahi gelar hujatul Islam (bukti kebenaran agama) dan zayn ad-din (perhiasan agama). Di sisi yang lain, tokoh sehebat al-Ghazali seringkali mengundang kontroversi dan polemik oleh para lawannya. Ini berangkat dari melihat banyak orang menulis dan memuji pemikiran al-Ghazali dan tidak sedikit juga orang menulis dan mengkritik serta menghujat karya-karyanya karena dianggap bertentangan dengan sunah. Happy shopping & reading Enjoy your day, guys

Tasawuf Al-Ghazali Perspektif Pendidikan Islam Penulis : Subhan Hi Ali Dodego ISBN : 978-623-6429-02-0 Terbit : Juli 2021 Sinopsis : Imam al-Ghazali adalah tokoh intelektual muslim yang sangat berpengaruh di dunia.

Kebijakan Sistem Pengeluaran Kas Negara pada Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara

Sejak tahun 2007, penunjukan Bank Operasional I (BO I) dilakukan melalui lelang terbuka di antara bank pemerintah dan bank pembangunan daerah yang berminat menjadi BO I KPPN. Bank pemenang lelang akan menjadi BO I suatu KPPN selama periode tiga tahun yang dituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama. Rekening BO I yang bersaldo nihil merupakan perwujudan konsep Treasury Single Account (TSA) pada sisi pengeluaran negara. Untuk periode kedua, sejak tahun 2010, terpilih delapan bank umum yang menjadi mitra KPPN, yang terdiri atas tiga bank pemerintah dan lima bank pembangunan daerah. Seiring dengan akan berakhirnya periode kedua pada Desember 2011, maka diperlukan langkah-langkah persiapan pengadaan bank yang akan menjadi penyalur pembayaran dari pemerintah untuk tahun 2013. Sementara itu, di tahun yang sama Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) akan diimplementasikan secara penuh. Salah satu konsep yang dikembangkan pada SPAN adalah electronic fund transfer (EFT) di mana transaksi pemerintah, khususnya pembayaran, akan dilakukan melalui sarana elektronik secara tersentralisasi. Kedua hal tersebut menjadi latar belakang perlunya penyusunan kebijakan baru bank operasional untuk periode yang akan dimulai sejak tahun 2013.

Sejak tahun 2007, penunjukan Bank Operasional I (BO I) dilakukan melalui lelang terbuka di antara bank pemerintah dan bank pembangunan daerah yang berminat menjadi BO I KPPN.

Konflik Sosial dan Resolusi Konflik di Perguruan Tinggi

Konflik merupakan sunnatullah yang berarti sesuatu yang berjalan sesuai aturan alam atau sesuatu yang pasti akan terjadi, maka dari itu konflik dan manusia pada dasarnya merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Karena konflik merupakan bagian dari keniscayaan dalam kehidupan manusia (min lawazim al-hayat). Berarti, tidak berlebihan kalau kebanyakan pakar mengatakan bahwa sejarah manusia adalah sejarah konflik. Konflik dapat didefinisikan sebagai pertikaian, pertentangan atau perselisihan antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok dimana masing – masing dari salah satu pihak berupaya untuk menundukkan, menghancurkan dan menyingkirkan pihak lain dengan menggunakan kekerasan atau dengan cara yang lain. Walgito (2010) mengemukakan bahwa konflik adalah situasi di mana dua orang atau lebih tidak setuju terhadap hal -hal yang berkaitan dengan keadaan atau aktivitas yang tidak memiliki kecocokan. Keragaman sosialkultural didalam sebuah bangsa atau negara memiliki intensitas konflik lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa atau negara yang struktur sosialnya bersifat homogen.

Konflik merupakan sunnatullah yang berarti sesuatu yang berjalan sesuai aturan alam atau sesuatu yang pasti akan terjadi, maka dari itu konflik dan manusia pada dasarnya merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan.

REKONSEPSI PENDIDIKAN KARAKTER ERA KONTEMPORER

Konstruk Epistemologis Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di Indonesia Melalui Evaluasi Model CIPP

Konsep pendidikan karakter yang diperbincangkan saat ini, sebenarnya telah mengemuka jauh sebelum negara ini terbentuk. Namun diakui atau tidak, keberadaan pendidikan karakter kita masih berjalan selimpangan. Kenyataan di lapangan terlihat jelas dimana penguatan intelektual “berlari kencang” meninggalkan jauh aspek emosional dan spiritual sebagai rona karakter luhur anak bangsa. Kondisi ini memantik lahirnya program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), sebuah gerakan di bawah naungan satuan pendidikan khusus, yang terfokus dalam bidang pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik, melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga. Untuk mengawal program tersebut, perlu diterapkan suatu model evaluasi yang bersifat holistik. Evaluasi model CIPP (Context, Input, Process, Product) yang dikembangkan oleh Stufflebeam merupakan salah satu alternatif untuk mengukur efektivitas pelaksanaan program penguatan pendidikan, karena model tersebut tersebut terbilang bersifat holistik. Buku ini sengaja dihadirkan dalam konsep yang sempurna. Sempurna dalam artian memadukan antara teori dengan implementasi di lapangan. Penulis bukan hanya menelaah berbagai literatur nasional dan internasional, tapi juga melakukan penelitian di lapangan sebagai tanggung jawab akademis. Tujuannya tentu saja untuk memberikan tawaran konsepsi sekaligus bahan evaluasi dalam pengembangan karakter peserta didik, sehingga menjadi generasi cerdas dan berbudi luhur.

Konsep pendidikan karakter yang diperbincangkan saat ini, sebenarnya telah mengemuka jauh sebelum negara ini terbentuk.