
PERUNDANG-UNDANGAN DAN YURISPRUNDENSI
- Judul : PERUNDANG-UNDANGAN DAN YURISPRUNDENSI
- Pengarang :
- Penerbit : PT Citra Aditya Bakti
- Bahasa : Indonesia
- Tahun : 1993
- Halaman : 68
-
Ketersediaan :
011868 Tersedia di Library of UI BBC
011868 |
Tersedia di Library of UI BBC
|
010554 |
Tersedia di Library of UI BBC
|
010364 |
Tersedia di Library of UI BBC
|
010147 |
Tersedia di Library of UI BBC
|
009319 |
Tersedia di Library of UI BBC
|
Kebutuhan mahasiswa akan materi ajar dalam proses perkuliahan terkadang tidak sepenuhnya dapat mereka lengkapi walaupun dengan berlimpahnya informasi yang dapat diperoleh di dunia maya, seperti internet. Hal ini disebabkan oleh banyaknya mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, sehingga sangat minim kesempatan mereka untuk mengakses informasi di sela-sela waktu istirahatnya. Hal ini juga diperparah dengan mahasiswa yang sudah berkeluarga dan hidup dalam tatanan sosial kemasyarakatan yang juga banyak menuntut waktu mereka. Dengan demikian buku ini dihadirkan untuk melengkapi khazanah pengetahuan dan kepustakaan maha-siswa dalam melaksanakan perkuliahan khususnya mahasiswa yang tergolong punya banyak kesibukan.
Kebutuhan mahasiswa akan materi ajar dalam proses perkuliahan terkadang tidak sepenuhnya dapat mereka lengkapi walaupun dengan berlimpahnya informasi yang dapat diperoleh di dunia maya, seperti internet.
Multikulturalisme dipandang sebagai isu strategis terkini, yang merupakan tuntutan yang tidak dapat ditawar-tawar di dalam membangun Indonesia baru. Bangsa Indonesia lahir sebagai bangsa yang multikultur, yang melihat budaya yang beragam bukan hanya sebagai kekayaan, tetapi juga berkenaan dengan kelangsungan hidup bersama sebagai warga bangsa. Dalam konteks keindonesiaan pendidikan multikultural adalah sebuah keharusan, dan bukan pilihan. Sebuah keharusan mengenai bagaimana mengelola keanegaragaman dengan segala potensinya sehingga pluralitas budaya bukan sebagai masalah, tetapi sebagai modal untuk meraih kemajuan, dan mendukung kepada pengembangan kompetensi global bangsa Indonesia. Masalahnya, hingga kini belum ada satu model pendidikan multikultural yang cocok untuk bangsa Indonesia
Multikulturalisme dipandang sebagai isu strategis terkini, yang merupakan tuntutan yang tidak dapat ditawar-tawar di dalam membangun Indonesia baru.
009218 |
Tersedia di Library of UI BBC
|
Iklim kewirausahaan sudah berubah. Banyak pebisnis konvensional ditantang untuk menata dan merekonstruksi kembali model usahanya. Salah satu gambaran yangmenonjol untuk tantangan itu, menurut Ambara Purusottama di rubrik Kinerja edisi ini, terungkap dalam fenomena tren bisnis transportasi berbasis aplikasi di Indonesia, khususnya di ibu kota. Beberapa pemain baru di bisnis ini belakangan benar-benar menjadi Pengusik Kemapanan yang tak boleh dihiraukan kehadirannya.Maka, jawaban pertama atas tantangan itu tentu saja harus dimulai dengan manusianya. Demikian, Andreas Budihardjo di artikel Strategi menggaris bawahi pentingnya Sumber Insani Wirausaha dipetakan karakteristik dan kompetensinya, agar sebuah bisnis dapat sukses. Pemimpin yang Menggerakkan Semua misalnya, menjadi salah satu modal manusia yang dibutuhkan untuk sebuah kewirausahaan inovatif,demikian Ade Febransyah memaparkan di rubrik Horizon. Data-data menarik yang dipaparkan Shellyana Junaedi dalam rubrik Diskursus,akan keberadaaan “creativepreneur”yang seringkali justru Menggali Peluang dalam Cibiran menjadi bukti menarik akan besarnya peran ide dari si pelaku usaha sebelumsebuah bisnis diwujudkan. Ide-ide kreatif yang kadang justru menjadi olok-olok ketikadiperkenalkan, justru seringkali menjadi besar dan batu loncatan gagasan bagi lahirnya bisnis-bisnis yang sukses. Olok-olok seperti itu agaknya tercipta dari pola didik masyarakat Indonesia umumnya, yang menurut Yodhia Antariksa pada artikel Strategi kali ini, banyak terdoktrinasi dari anggapan bahwa kemampuan akademis lebih besar artinya dari pada pengalaman hidup yang kreatif. Kecenderungan doktrinasi ini tidak akan banyak membantu negeri kita menciptakan lebih banyak jumlah wirausaha, yang menurut datamasih sangat kurang. Oleh karena itu, Meningkatkan Life Skills, daripada Academic Skillitu jelas mendesak. Menjawab tantangan digitalisasi media yang terus berlari, seluruh artikel majalahFM mulai edisi ini dan seterusnya terbit dalam format digital dan tersebar di beberapa distributor digital mitra kita. Semoga semakin menambah nuansa ketertarikan pembacapada dunia manajemen yang terus berubah. Selamat Membaca! -Prasetiya Mulya-
Semoga semakin menambah nuansa ketertarikan pembacapada dunia manajemen yang terus berubah. Selamat Membaca! -Prasetiya Mulya-