Sebanyak 23616 item atau buku ditemukan

Soft Power untuk Aceh

"""Sejarah Aceh telah banyak diwarnai oleh kekerasan! Sejak pemberontakan Daud Beureueh 1953 hingga Hasan Tiro 1976, tak sedikit korban nyawa terbilang, tak kurang harta melayang. Sementara itu, tak kurang pula upaya yang dijalankan pemerintah untuk menyelesaikan konflik itu, mulai dari era Soekarno, Soeharto, Habbibie, Gus Dur, Megawati hingga SBY-JK. Serangkaian kebijakan desentralisasi, berupa pemberian keistimewaan dalam bidang ekonomi dan sosial budaya, tak kunjung mampu menyelesaikan konflik Aceh. Operasi militer penuh kekerasan pun tidak dapat meredam pemberontakan di Aceh. Tetapi sejarah mencatat bahwa konflik Aceh pada akhirnya dapat diselesaikan melalui dialog dan perundingan. Pada 15 Agustus 2005, Pemerintah Indonesia dan GAM akhirnya mengukir sejarah baru dengan ditandatanganinya MOU di Helsinki, Finlandia. Melalui penelitian ilmiah yang mendalam, buku ini secara khusus menitikberatkan bahasannya pada tiga fokus amatan, yaitu (1) peran kebijakan desentralisasi dalam penyelesaian konflik Aceh, (2) peran soft power dalam upaya penyelesaian konflik tersebut, dan (3) kesinambungan perdamaian di Aceh pasca-MOU Helsinki. ""Kami ingin menggarisbawahi salah satu hasil temuan utama penelitian ini, bahwa konflik ternyata dapat diselesaikan dengan soft power melalui dialog dan perundingan."" -Dr. R.M. Marty M. Natalegawa; Menteri Luar Negeri RI ""Dengan terbitnya buku ini diharapkan publik dapat memahami bagaimana konflik Pusat dan Daerah tidak mesti diselesaikan dengan kekerasan. Ada opsi lain untuk menyelesaikan konflik, yaitu soft power yang lebih mengutamakan dialog dan perundingan. Jika Indonesia menyatakan diri sebagai negara demokrasi, penyelesaian konflik dengan soft power mesti dikedepankan dalam menangani konflik Pusat-Daerah di tempat lain."" -Dr. Zaini Abdullah; Gubernur Aceh"""

Jika Indonesia menyatakan diri sebagai negara demokrasi, penyelesaian konflik dengan soft power mesti dikedepankan dalam menangani konflik Pusat-Daerah di tempat lain."" -Dr. Zaini Abdullah; Gubernur Aceh"""

Semerbak Dupa di Pulau Seribu Masjid

Kontestasi, Integrasi, dan Resolusi Konflik Hindu-Muslim

Interaksi antarkomunitas yang berbeda etnis dan agama di Indonesia berlangsung secara dinamis. Interaksi sosial terkadang berjalan penuh harmoni yang mempercepat proses integrasi, namun tak jarang berlangsung penuh ketegangan dan konflik. Konflik yang tidak dikelola secara proporsional kerap berubah menjadi kerusuhan komunal. Konflik komunal yang terjadi disebabkan mulai pudarnya kearifan lokal (local wisdom) dan minimnya ruang publik (public sphere); dua hal yang memperlemah ikatan antarwarga. Melemahnya ikatan antarwarga yang berkelindan dengan faktor lain seperti sejarah, politik, ekonomi, dan budaya, menyebabkan berbagai pertentangan antarwarga gampang bergeser dari ketegangan personal menjadi konflik komunal; dan menjurus konflik etnis dan agama. Integrasi sosial akan terawat dengan baik apabila semua kelompok memiliki sikap keberagamaan yang inklusif. Sikap inklusif dalam beragama (religious literacy) menunjang harmoni sosial antar-umat beragama, karena faktor agama berperan penting untuk resolusi konflik terutama pada tahap de-eskalasi konflik. Teologi kerukunan dan nilai-nilai adat merupakan modal sosial terpenting dalam merawat harmoni sosial, sekaligus unsur potensial bagi upaya bina damai. Buku persembahan penerbit PrenadaMedIaGroup

Interaksi antarkomunitas yang berbeda etnis dan agama di Indonesia berlangsung secara dinamis.

Kekerasan komunal

anatomi dan resolusi konflik di Indonesia

Analysis of conlicts and their resolutions in several regions in Indonesia after the fall of the New Order.

Analysis of conlicts and their resolutions in several regions in Indonesia after the fall of the New Order.

KONFLIK DALAM DINAMIKA POLITIK PEDESAAN Konflik PILKADES & Resolusi Konflik Berbasis Local Wisdom

Desa atau pedesaan merupakan suatu wilayah yang masih kental dengan adat dan budaya leluhur, sehingga pada wilayah pedesaan kita dapat menyaksikan bagaimana kehidupan yang masih belum banyak terkontaminasi oleh budaya-budaya luar. Adapun beberapa ilmuan mencoba mendefinisikan pedesaan atau desa itu sendiri, salah satunya Sutardjo Kartohadi Kusuma mengemukakan bahwa Desa atau pedesaan merupakan suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.

Desa atau pedesaan merupakan suatu wilayah yang masih kental dengan adat dan budaya leluhur, sehingga pada wilayah pedesaan kita dapat menyaksikan bagaimana kehidupan yang masih belum banyak terkontaminasi oleh budaya-budaya luar.

Masyarakat membangun harmoni

resolusi konflik dan bina damai etnorelijius di Indonesia

On interreligious harmony and interethnic relations through peace building in Indonesia.

On interreligious harmony and interethnic relations through peace building in Indonesia.

Titik tengkar pesantren

resolusi konflik masyarakat pesantren

Conflict among the community of Islamic religious training centers in Indonesia.

Conflict among the community of Islamic religious training centers in Indonesia.

LSM dan pengelolaan konflik SDA

peran kelompok ornop dalam pengelolaan (resolusi) konflik sumberdaya alam di tingkat masyarakat adat Kalimantan