Era globalisasi informasi memungkinkan semakin banyaknya kebutuhan terhadap akses informasi, Perpustakaan sebagai penyedia informasi sangat perlu untuk meningkatkan layanannya berbasis teknologi informasi dan komunikasi. (ICT) sesuai dengan tuntutan pengguna untuk mendapatkan informasi secara cepat dan tepat. Perubahan dari informasi manual ke digital memerlukan proses perubahan perilaku penyedia maupun pengguna informasi. Pengalihan media dari informasi tercetak ke digital maupun elektronik merupakan hal yang dapat memudahkan penemuan kembali informasi (retrieval information). Layanan mobile data melalui telepon seluler dengan berbasis WEB dapat memberikan umpan balik secara tepat waktu terhadap pemahaman konsep, belajar maupun menguasai ketrampilan tanpa memerlukan waktu lama. Pengembangan layanan perpustakaan dengan menggunakan layanan mobile data melalui telepon seluler ini diharapkan dapat membantu pekerjaan pustakawan atau pengelola perpustakaan serta dapat mendukung proses belajar mengajar di lingkungan akademik. Buku ini menggunakan pendekatan perilaku yaitu Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Perceived Enjoyment, Attitude, Social Influence, Media Influence, Perceived Mobility dan Perceived Monetary Value yang bertujuan untuk mengetahui dan mengukur pengaruh dari variabel-variabel tersebut terhadap intention to continue of mobile data services.
Era globalisasi informasi memungkinkan semakin banyaknya kebutuhan terhadap akses informasi, Perpustakaan sebagai penyedia informasi sangat perlu untuk meningkatkan layanannya berbasis teknologi informasi dan komunikasi. (ICT) sesuai dengan ...
Sejak awal revolusi industri, inovasi merupakan kunci utama dari keunggulan bersaing. Berbagai permasalahan berkaitan dengan cara pengelolaannya menjadikan inovasi sebagai faktor yang sangat penting bagi perusahaan. Beberapa hasil penelitian telah mengidentifikasi keuntungan inovasi bagi perusahaan setelah memanfaatkan strategi inovasi untuk merealisasikan keuntungan dan pangsa pasar yang besar (Calantone et al., 1995; Griffin, 1997; Han et al., 1998). Lebih lanjut Roberts and Amit (2003) menyatakan bahwa keberhasilan dalam inovasi dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan dan kontekstual yang berada disekitar organisasi. Inovasi pada suatu perusahaan dapat dilakukan dengan aktivitas berbagi pengetahuan secara kolektif, khususnya pengetahuan yang bersifat tacit (Nonaka et al., 2000; Howells, 1996). Rekombinasi dan inovasi dapat dilandasi dengan melakukan berbagai dialog atau interaksi antar individu, antar kelompok atau antar perusahaan. Gold et al. (2001) mengungkapkan bahwa interaksi, hubungan dan perspektif untuk berbagi (pengetahuan) antar karyawan, menciptakan suasana kooperatif yang mendukung untuk mentransfer pengetahuan yang bersifat tacit. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen pengetahuan merupakan hal yang penting dilihat dari sisi manajerial, sehingga dapat meningkatkan penciptaan dan proses berbagi pengetahuan dan penting dalam pelaksanaan inovasi. Pendekatan teoritis, seperti strategi implementasi manajemen pengetahuan, memusatkan perhatiannya pada penerapan teknologi informasi yang sesuai (Swan et al., 1999; Nonaka et al., 2000, dan Alavi and Leidner, 2001). Aktivitas berbagi pengetahuan tidak hanya ditentukan oleh sarana dan prasarana dibidang teknologi informasi. Manajemen pengetahuan juga merupakan alat organisasi yang menjadi tools untuk pemecahan masalah sehingga dapat meningkatkan eksplorasi pengetahuan dan penyerapan pengetahuan dalam mencapai kesuksesan perusahaan (Swan et al., 1999).