Sebanyak 183 item atau buku ditemukan

Zikir Penyejuk Jiwa: Panduan untuk Membersihkan Hati dan Membangun Akhlak Mulia

Zikir adalah elemen penting, bahkan menjadi ruh dalam ajaran dan praktik tasawuf (tarekat). Al-Quran dan hadis sendiri banyak menyebut zikir, dorongan untuk melakukannya, dan keutamaan serta manfaat yang terkandung di dalamnya. Tak ayal tokoh-tokoh sufi dan tarekat memiliki zikir-zikir tertentu yang di-dawam-kan dan menjadi pedoman para murid dan salik sekaligus menjadi ciri khasnya. Buku ini secara lugas memaparkan zikir menurut tasawuf merujuk pada para tokoh besar sufi, seperti al-Muhasibi, Hakim at-Tirmidzi, ath-Thusi, al-Kalabadzi, al-Makki, al-Qusyairi, al-Jilani, as-Suhrawardi, Ibnu ‘Athaillah, al-Ghazali, Syaikh ‘Ajibah, Ibnu Qayyim, Ibnu Rajab, hingga Abu al-A’la. Selain mengungkap rahasia dan hakikat zikir dalam pandangan mereka, buku ini juga mengungkap tingkatan dan fungsi zikir sebagai pembentuk akhlak mulia. Dilengkapi dengan doa-doa khusus sejumlah tokoh besar sufi, buku ini menegaskan bahwa zikir tak semata-mata aktivitas mengingat Allah yang menenteramkan hati, tetapi juga sarana untuk mengubah perilaku kita menjadi pribadi yang berakhlak mulia, berkualitas secara spiritual dan sosial.

Zikir adalah elemen penting, bahkan menjadi ruh dalam ajaran dan praktik tasawuf (tarekat).

Dhikir Dalam Dunia Tarekat

Sebuah Metode Pendidikan Akhlak Bagi Generasi Milenial Di Arus Perkembangan Digitalisasi

Zikir merupakan sebuah rangkaian amaliah yang tidak mensyaratkan suatu rukun dan syarat tertentu dalam pelaksanannya. Ia bentuk ibadah yang paling fleksibel yang bisa dilaksanakan kapan saja, di mana saja dan dalam setiap keadaan. Zikir tidak hanya dimaknai sebagai pelafalan kalimah-kalimah thayyibah seperti tasbih, tahmid, tahlil, takbir, hauqalah, isighfar, asma’ul husna dan lain sebagainya, namun lebih kepada perasaan ingat, sadar akan adanya (hadir)nya Allah di setiap langkah kehidupan kita. Sehingga, menjadikan kita sebagai pribadi yang yang selalu merasa bersama Allah yang berdampak pada hubungan dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya. Relasi yang kontinu inilah yang akan mengantarkan seseorang pada suasana damai, tenang, dan bahagia meskipun secara fisik ia sedang dilanda derita.

Zikir merupakan sebuah rangkaian amaliah yang tidak mensyaratkan suatu rukun dan syarat tertentu dalam pelaksanannya.

Akhlak Tasawuf

Ilmu akhlak berperan sebagai media atau lebih tepat sebagai katalisator yang memberi kesempatan seseorang memiliki ruang untuk menjadikan tingkalakunya lebih baik, sekalipun tidak memberikan jaminan kepada orang yang mempelajarinya akan menjadi orang yang berakhlak baik. Mungkin saja ilmu akhlak tidak menjamin orang yang mempelajarinya secara otomatis akan berakhlak baik, tetapi setidaknya ilmu akhlak memberikan pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk. Ilmu akhlak juga menunjukkan kepada orang yang mempelajarinya bukan hanya tahu apa yang baik dan apa yang buruk, tetapi juga menunjukkan apa akibat dari kebaikan dan keburukan bagi yang menjalankan atau meninggalkannya. Ilmu akhlak pun bukan hanya sekedar menjadikan seseorang memiliki pengetahuan tentang yang baik dan buruk, tetapi juga menyadarkan seseorang akan apa yang harus dilakukan dan apa yang mesti ditinggalkan untuk keselamatan hidupnya, dan juga agar dapat mencapai tujuan hidup yang hendak dicapai. Selain itu, ilmu akhlak juga dapat menjadi stimulus bagi jiwa untuk melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri, dan sekaligus menjadi pendorong bagi jiwa-jiwa yang memiliki kemauan untuk membenahi dan memperbaiki kebeningan dan kejernihannya. Ibarat matahari di siang hari, ilmu akhlak dapat menunjukkan manusia segala sesuatu yang ada di sekelilingnya terlihat secara jelas, baik itu yang baik maupun yang buruk, sehingga mudah bagi manusia untuk memilah dan memilih yang baik dan yang buruk, atau seperti bulan dan bintang di malam hari, ilmu akhlak menjadi petunjuk arah, sehingga manusia dapat mengetahui kemana arah Timur, Barat, Utara dan Selatan, sehingga manusia tidak tersesat dalam perjalanannya.

Ilmu akhlak berperan sebagai media atau lebih tepat sebagai katalisator yang memberi kesempatan seseorang memiliki ruang untuk menjadikan tingkalakunya lebih baik, sekalipun tidak memberikan jaminan kepada orang yang mempelajarinya akan ...

STRATEGI DAN METODE KAUM SUFI DALAM MENDIDIK JIWA

Sebuah Proses untuk Menata dan Mensucikan Ruhani agar Mendapatkan Pancaran Nur Illahi

Kaum sufi erat kaitannya dengan istilah tasawuf. Di mana Ilmu Tasawuf sendiri merupakan mata kuliah yang banyak diajarkan di Perguruan Tinggi Islam baik Negeri maupun Swasta. Namun, tasawuf juga bisa dipelajari bagi semua eleman masyarakat, mengingat tasawuf sebagai ilmu untuk ‘menata’ aspek ruhani manusia menjadi bersih dan lebih baik dengan menyandang gelar muhsinin wal muttaqin. Untuk itu, dalam dunia tasawuf terdapat beberapa strategi dan metode yang bisa digunakan untuk mendidik jiwa dalam rangka menata dan mensucikannya agar ia bisa berada sedekat mungkin dengan Allah Swt, dan akhirnya ia bisa mendapatkan secercah cahaya Ilahi. Strategi dan metode yang diajarkan dalam dunia tasawuf dan dipraktikkan oleh para kaum sufi, menjadi landasan bahwa seseorang memerlukan sebuah cara dan alat untuk bisa dekat dengan Allah, untuk bisa kenal dengan-Nya dan untuk bisa mendapatkan cinta-Nya. Mana mungkin bisa dekat, kenal, dan mendapat cinta-Nya, jika manusia tidak mengerti cara dan alat untuk menggapai hal tersebut. Sama seperti, ketika manusia ingin pergi ke suatu tempat, di mana ia tidak mempunyai peta, kompas, dan arah penunjuk jalan. Ia dengan percaya diri terus berjalan menuju tempat yang ia kehendaki. Akibatnya, ia akan tersesat. Sekalipun kepercayaannya itu benar, maka ia akan membutuhkan waktu sangat lama untuk bisa sampai ke tempat tersebut. Oleh karenanya, manusia dalam menata dan mensucikan jiwanya (ruhani) diperlukan sebuah strategi dan metode yang bersifat spiritual, mengingat aspek yang dikaji adalah aspek ruhani (batin). Sehingga, akan berhasil dalam melewati proses tersebut. Akhirnya, jiwanya ‘layak’ mendapatkan pancaran cahaya Ilahi disebabkan kesuciannya, yang dalam al Qur'an diabadikan dengan predikat 'an Nafsu al Muthmainnah’ dan ‘Qalbun Salim’. Untuk itu, karya ini: "Strategi dan Metode Kaum Sufi dalam Mendidik Jiwa: Sebuah Proses untuk Menata dan Mensucikan Ruhani agar Mendapatkan Pancaran Nur Ilahi” disuguhkan sebagai referensi bagi para mahasiswa, kaum millenial, dan masyarakat post modern pada umumnya untuk lebih mengetahui cara menata dan mensucikan ruhani sebagaimana yang dicontohkan oleh para kaum sufi. Ketika ruhani sudah tertata dengan baik, bersih dan suci inilah manusia akan mengalami suatu keadaan berupa ketenangan, kedamaian, dan kekusyukan dalam beribadah kepada Allah Swt, akhirnya cahaya Allah diturunkan kepadanya. Yang mana hal tersebut menjadi suatu yang sangat penting bagi masyarakat modern dalam menghadapi pengaruh zaman global abad ini. Selamat membaca.

Untuk itu, karya ini: "Strategi dan Metode Kaum Sufi dalam Mendidik Jiwa: Sebuah Proses untuk Menata dan Mensucikan Ruhani agar Mendapatkan Pancaran Nur Ilahi” disuguhkan sebagai referensi bagi para mahasiswa, kaum millenial, dan ...

Berkah Islam Indonesia

ISLAM adalah agama dakwah. Agama yang menuntun umatnya (muslim) untuk bisa mengajak kebaikan kepada segenap umat manusia di semesta alam. Begitulah tugas Muhammad pasca 'dilantik' oleh Allah menjadi utusan-Nya (Rasulullah). Sebagai Rasul, Muhammad saw., diberi wahyu bukan hanya untuk dirinya, melainkan juga untuk orang lain, umatnya di dunia. Jalan dakwah rahmatan lil’âlamîn adalah jalan dakwah yang dipilih Muhammad saw., yakni jalan dakwah yang merahmati (mengasihi) alam semesta. Begitu juga dengan para ulama (wali songo, kiai, ustaz, dan pemuka agama lainnya) di Indonesia, mereka memilih jalan dakwah yang damai, sekaligus bisa memadukan antara dimensi keislaman dan keindonesiaan. Dakwah Islam Indonesia pun dilanjutkan Gus Dur (Alm. KH. Abdurrahman Wahid), Cak Nur (Alm. Prof. Dr. Nurcholish Madjid), Prof. Dr. Ahmad Syafi'i Ma'arif, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Dr. KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), Emha Ainun Najib (Cak Nun), dan termasuk oleh Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A., bersama Mamang Muhamad Haerudin melalui buku ini, “Berkah Islam Indonesia: Jalan Dakwah Rahmatan Lil-'âlamîn.” Buku ini akan menunjukkan jalan Islam yang merangkul, bukan Islam yang memukul. Islam yang mengasihi, bukan Islam yang membenci. Islam yang mengapresiasi, bukan Islam yang mendiskriminasi. Islam yang pluralis, bukan Islam yang rasis. Selamat membaca!

Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A., bersama Mamang Muhamad Haerudin melalui buku ini, _Berkah Islam Indonesia: Jalan Dakwah Rahmatan Lil-'âlamîn._ Buku ini akan menunjukkan jalan Islam yang merangkul, bukan Islam yang memukul.

Manajemen Talenta ASN (Kementerian Hukum dan HAM)

PRAKATA Profesionalisme Aparatur Sipil Negara (ASN), hingga saat ini masih sering dipertanyakan dan bahkan kerap diragukan. Masyarakat masih beranggapan bahwa ASN identik dengan sikap “suka-suka”, tidak kompeten, arogan, kurang melayani, dan sederet stigma negatif lainnya. Jika kita mencermati, sistem manajemen kinerja ASN yang diterapkan di beberapa instansi, ternyata juga masih belum maksimal. Alokasi anggaran untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di instansi pemerintahan, faktanya masih tergolong minimalis. Lantas, apa yang bisa kita lakukan bersama? Apakah ASN yang smart dan profesional hanya akan menjadi impian belaka? Tentu tidak! Karena perbaikan tidak harus selalu dimulai dari atas ke bawah, tidak pula harus menunggu sistem manajemen sumber daya ASN terbangun dengan baik. Perbaikan nyatanya dapat dimulai dari suatu langkah kecil yang dilakukan secara bersama-sama. Oleh insan progresif yang identik dengan idealisme dan energinya yang menggelora, ialah para ASN Muda. Tulisan dalam buku ini dapatlah dikatakan sebagai sebuah ikhtiar, untuk memenuhi panggilan perubahan. Meski, mungkin masih jauh dari kesempurnaan, buah pemikiran yang tertuang dalam untaian tulisan, diharapkan mampu menjadi kristal keabadian. Bukti bahwa ASN Muda memiliki kesamaan semangat untuk berjuang. Manajemen talenta terasa sangat pas untuk menjadi tema. Inovasi yang telah terwujud dalam suatu produk hukum ini, telah sering mewarnai ruang-ruang diskusi. Namun, tak lengkap rasanya jika belum diwujudkan dalam kajian aktivitas literasi. Tentu kami menyadari, bahwa karya ini masih perlu untuk dikiritisi. Dengan penuh kerendahan hati, kami sampaikan selamat menikmati. Salam Tim Kemenkumham Muda

Namun, tak lengkap rasanya jika belum diwujudkan dalam kajian aktivitas literasi. Tentu kami menyadari, bahwa karya ini masih perlu untuk dikiritisi. Dengan penuh kerendahan hati, kami sampaikan selamat menikmati. Salam Tim Kemenkumham Muda

TRANSFORMASI KEILMUAN DAN PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI

Upaya Membangun Interkoneksi antar Disiplin Ilmu Pengetahuan

Dinamika zaman memeang berdampak pada sektor pendidikan selain sektor lainnya. Oleh karenannya, pendidikan harus melaju secara cepat menyesuaikan dirinya dengan perkembangan zaman yang kian hari kian canggih. Eksistensi perguruan tinggi harus tetap dijaga dengan melakukan berbagai upaya baik dari sisi keilmuan, pembelajaran, model pendidikan, sistem maupun sisi organisasi; kelembagaanya agar bisa terus meenjawab kebutuhan masyarakat global. Mudah - mudahan lahirnya karya bersama ini bisa mencerahkan dunia akademik di perguruan tinggi Indonesia.

Dinamika zaman memeang berdampak pada sektor pendidikan selain sektor lainnya.

Islam Liberal Indonesia: Pengaruh Pemikiran Nurcholish Madjid Nyata atau Muspra

Penulis memandang bahwa penilaian tentang warna atau corak pemikiran orang, baik itu dikatagorikan liberal, tradisionalis, konservatif, radikal dan sebagainya, bila hanya disandarkan kepada salah satu atau beberapa pemikiran, bukan pemikiran secara utuh orang yang bersangkutan terkesan tidak adil dan objektif, sehingga sulit dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan akademis. Karena menurut hamat penulis bahwa setiap pemikiran yang lahir dan tercetus dari diri seseorang itu tidak harus sewarna dalam segala hal atau permasalahan yang disikapi dan dipikirkannya, karena boleh jadi dalam satu hal seseorang berwarna liberal tetapi dalam hal lain bercorak tradisionalis, sehingga tidak bisa juga kemudian digeneralisasi seseorang itu pemikirannya berwarna liberal atau tradisionalis saja. Dan karena itu, maka tidak bisa juga kemudian kita menghubungkan pemikiran seseorang itu hanya kepada bentuk pemikiran tertentu, misalnya liberal. Sebab, bila seseorang itu pemikirannya secara keseluruhan mengandung katakan dua warna, liberal dan tradisionalis sekaligus, maka pemikirannya itu dapat mempengaruhi pemikiran orang ke dalam dua warna pemikiran pula, yaitu liberal dan tradisionalis, bukan hanya liberal. Malah, sekalipun pemikiran seseorang itu hanya memiliki warna tradisionalis saja misalnya, maka tidak kemudian secara otomatis akan mempengaruhi pemikiran orang lain menjadi tradisionalis juga. Sebab, pemikiran yang berwarna tradisionalis itu bisa dipahami dan ditafsirkan secara berbeda oleh orang yang berbeda, sehingga pemikiran yang berwarna tradisionalis akan membawa seseorang berpikiran liberal jika dipahami sesuai dengan semangat dan kecenderungan liberal, begitupun juga sebaliknya pemikiran yang liberal dapat membawa seseorang berpikiran tradisionalis jika dipahami sesuai dengan semangat dan kecenderungan tradisionalis. Sebagai contoh misalnya, orang menyebut Ibnu Taymiyah sebagai tokoh tradisionalis, tetapi kemudian seorang Nurcholish memahami pandangan Ibnu Taymiyah tentang makna kata islam dengan semangat yang berbeda, sehingga, berdasarkan pada pandangan islam Ibnu Taymiyah inilah justru Nurcholish menggagas pandangan inklusif-pluralisnya yang dinilai bersifat liberal. Berbeda dengan Nurcholish, bagi seorang Adian Husaini makna kata Islam Ibnu Taymiyah justru mengantarkannya kepada pandangan Islam tradisionalis. Dalam pandangan Adian Husaini seorang Muslim seharusnya memiliki sikap yang pasrah dan tunduk kepada Tuhan (Allah) dan terikat dengan hukum-hukum yang dibawa Nabi Muhammad saw, sesuai dengan makna “Islam” secara lughawi “pasrah”.

Penulis memandang bahwa penilaian tentang warna atau corak pemikiran orang, baik itu dikatagorikan liberal, tradisionalis, konservatif, radikal dan sebagainya, bila hanya disandarkan kepada salah satu atau beberapa pemikiran, bukan ...

Statistika Inferensial untuk Ilmu Sosial dan Pendidikan

Buku ini berisikan pengertian dasar-dasar statistika, uji Perbandingan, hubungan, dan analisis regresi. Uji perbandingan meliputi uji 2 sampel berkorelasi, uji 2 sampel tidak berkorelasi dan analisis ragam serta uji asumsi normalitas dan homogenitas. Alat perhitungan yang digunakan Microsoft Excel dan SPSS. Selain itu buku ini juga dilengkapi tabel-tabel yang dibutuhkan dalam perhitungan. BELANJA

Buku ini berisikan pengertian dasar-dasar statistika, uji Perbandingan, hubungan, dan analisis regresi.

Etika dan Filsafat Komunikasi

Disusun sebagai upaya mengisi kelangkaan literatur studi ini, maka fakus utama buku ini adalah kajian etis dengan pendekatan filsafat terhadap studi komunikasi, baik sebagai ilmu (tingkat teoretis konseptual) sebagaimana yang tampak dalam bebrbagai teori, pemikiran, asumsi, dan pandangan tentang komunikasi, maupun sebagai aplikasi sebagaimana yang mewujud dalam perilaku dan tindakan berkomunikasi, khususnya yang menggunakan media. Buku Persembahan Penerbit PrenadaMedia -Kencana-

Stereotip lainnya adalah penggambaran orang Islam sebagai teroris. Hal ini terkait terutama setelah peristiwa 9/11. Beberapa kalangan berpendapat bahwa sekarang ini sangat mendesak untuk menghentikan penodaan terhadap dunia muslim ...