Sebanyak 29 item atau buku ditemukan

Dakwah Digital Di Era Milenial

Dakwah Digital Di Era Milenial Penulis : Edy Sutrisno Ukuran : 14 x 21 cm No. QRCBN : 62-39-9892-1 Terbit : November 2021 www.guepedia.com Sinopsis : Usaha melakukan dakwah kepada masyarakat perlu bertransformasi. Menyebarkan seruan agama sebaiknya tidak sekadar melalui ruang dakwah secara offline, tetapi juga perlu masuk ke ruang digital. Dengan demikian, esensi dakwah bisa menjangkau masyarakat lebih luas khususnya generasi milenial. Ruang medsos dan ruang publik digital lainnya itu harus diisi karena itu merupakan ruang kontestasi, agar membuat ruang keagamaan yang mengedepankan adab (civilized). Berbagai penyesuaian perlu dilakukan dalam menyebarkan dakwah yang universal. Isi dakwah sebaiknya juga disebarkan melalui kanal-kanal digital baik itu media sosial maupun website. Konten digital juga perlu dikemas secara atraktif guna menjaring audiens muda yakni generasi milenial. www.guepedia.com Email : [email protected] WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys

Dakwah Digital Di Era Milenial Penulis : Edy Sutrisno Ukuran : 14 x 21 cm No. QRCBN : 62-39-9892-1 Terbit : November 2021 www.guepedia.com Sinopsis : Usaha melakukan dakwah kepada masyarakat perlu bertransformasi.

Pendidikan Kewarganegaraan

Mendidik Generasi Milenial Yang Berwawasan Kebangsaan

Pendidikan Kewarganegaraan pada hakikatnya adalah suatu proses INDONESIANISASI, proses meng-indonesia-kan orang-orang Indonesia, dalam hal ini para ‘mahasiswa’, agar sungguh menjadi Indonesia. Maka keseluruhan materi kuliah ini dirancang untuk mengantar para mahasiswa pada suatu ‘penemuan-diri dan penegasan-diri’ sebagai orang Indonesia: AKU INDONESIA – AKU PANCASILA. Seluruh materi dalam perkuliahan ini terdiri dari 11 bab yang secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan berisi suatu pengantar umum ke dalam materi kuliah Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu proses INDONESIANISASI, proses meng-indonesia-kan orang-orang Indonesia, dalam hal ini mahasiswa agar mereka sungguh menjadi “Orang Indonesia”. Terkandung maksud “pembentukan karakter keindonesiaan” para mahasiswa sebagai generasi muda pemimpin masa depan bangsa dan negara. Pendidikan Kewarganegaraan dipandang sebagai sarana yang sangat strategis untuk menanamkan nilai-nilai kerakyatan, kebangsaan, dan kenegaraan pada generasi muda. Penanaman nilai-nilai ini melibatkan seluruh aspek kepribadian, dalam arti: harus diketahui dan dipahami ‘akal-budi’ (koqnitif), diresapkan dalam hati, dihayati dan dicintai (afeksi), dan diwujudkan dalam perbuatan nyata (psikomotorik). Hasilnya ialah kita memperoleh sosok-sosok warga negara yang berkualitas unggul: unggul akal budinya, unggul nuraninya dan unggul keterampilan kewarganegaraannya. Bab 2 hingga Bab 7 menyajikan materi-materi terkait Indonesia sebagai bangsa yang menegara. Di dalamnya dikemukakan segala hal ihwal kerakyatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia, mulai dari : (1) negara dan konstitusi, (2) hak dan kewajiban warga negara dan negara, (3) identitas nasional dan integrasi nasional, (4) ciri Indonesia sebagai sebuah negara hukum yang bersifat demokratis, dan (5) otonomi daerah sebagai suatu kebijakan politik ketatanegaraan orde reformasi, yang menerapkan asas desentralisasi dalam politik administrasi pemerintahan. Tujuan bab-bab kebangsaan dan kenegaraan ini dimaksudkan untuk membekali para mahasiswa dengan materi-materi seputar Negara Indonesia, agar Character Building yang diupayakan melalui Pendidikan Kewarganegaraan ini mempunyai dasar ke-ilmu-an yang kokoh secara ontologis, epistemologis dan axiologis. Berbekalkan materi-materi kebangsaan dan kenegaraan dalam Bab 2 hingga Bab 7, buku ini membawa mahasiswa memasuki 3 bab puncak, yaitu: Bab 8 tentang Geopolitik Indonesia, yang lazim disebut Wawasan Nusantara; Bab 9 tentang Geostrategi Indonesia, yang lazim disebut Ketahanan Nasional, dan Bab 10 tentang Bela Negara. Ketiga bab ini disebut “puncak-puncak” mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, karena sebagai suatu proses Indonesianisasi, Pendidikan Kewarganegaran pada akhirnya harus menyadarkan mahasiswa bahwa watak kepribadian Indonesia yang telah terbentuk dalam diri mereka masing-masing harus berpuncak pada suatu “komitmen dan bakti” pada Nusa dan Bangsa Indonesia yang sedang membangun, dengan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional sesuai profesi masing masing berdasarkan ‘wawasan Nusantara’ sebagai geopolitik nasional Indonesia. Komitmen dan bakti terhadap Nusa dan Bangsa ini, selain mencerminkan semangat nasionalisme dan patriotisme, juga sekaligus berfungsi membangun suatu postur ‘ketahanan nasional’ yang tangguh, tahan uji, dan tahan banting di tengah rongrongan aneka ragam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, langsung maupun tidak langsung, nyata maupun tidak/belum nyata, bersifat militeristik maupun nir-militeristik. Itulah semangat BELA NEGARA. Dari antara aneka ragam masalah nyata yang merongrong tubuh bangsa dan negara ini, salah satu yang sangat potensial menghancurkan Indonesia dari dalam adalah KORUPSI, KOLUSI dan NEPOTISME. Maka seluruh materi ditutup dengan Bab 11 tentang MEMBANGUN BUDAYA ANTIKORUPSI. Budaya antikorupsi harus dikembangkan di kalangan generasi muda, agar pada saatnya mereka memimpin bangsa dan negara ini, mereka setidak-tidaknya telah memiliki suatu ‘kebiasaan yang jauh dari perilaku koruptif. Demikian SINOPSIS materi perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan di Unika Atma Jaya Jakarta. Semoga berkat Tuhan Yang Mahakuasa menyertai pelaksanaan perkuliahan ini demi Indonesia Maju.

Pendidikan Kewarganegaraan pada hakikatnya adalah suatu proses INDONESIANISASI, proses meng-indonesia-kan orang-orang Indonesia, dalam hal ini para ‘mahasiswa’, agar sungguh menjadi Indonesia.

Prosiding Focus Group Discussion Pakar I

Kajian Ilmiah Masalah Perbedaan Pendapat 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI dewasa ini telah mendapat perhatian banyak pihak. Masyarakat, pendidik, ilmuwan, praktisi dan hampir setiap elemen masyarakat diingatkan kembali bahwa kita mempunyai dasar negara yang mulai dilupakan semenjak terjadinya reformasi 1998. Pasca reformasi hampir tidak ada lembaga negara yang bersuara tentang ini. Terlebih bicara tentang Pancasila. Semua tiarap dan sembunyi dalam kehidupannya sendiri-sendiri. Pancasila tidak pernah dibicarakan. Situasi tersebut tidak lepas dari pengalaman pahit kehidupan bernegara saat itu, dimana rezim Orde Baru memanfaatkan Pancasila sebagai alat politik untuk melanggengkan kekuasaannya. Bahkan yang lebih parah disaat rezim mempunyai otoritas penuh sebagai penafsir tunggal Pancasila. Barang siapa yang tidak mengikuti penafsiran rezim, bisa dicap tidak Pancasilais. Keadaan itulah yang menyebabkan Pancasila menjadi kering karena lembaga negara dan masyarakat takut dilabeli sebagai antek Orba. Puji syukur setelah melewati 2 kali pemilu paska reformasi, pada pemilu ke-3 di periode 2009-2014 ada lembaga negara, MPR, yang mempunyai keprihatinan terkait memupusnya diskusi dan pembicaraan tentang Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Keprihatinan MPR ini tidak terlepas dari melihat situasi sosial, ekonomi, politik hukum dan keamanan baik dari dalam maupun dari luar negeri. Ancaman persatuan, konflik sosial, disintegrasi dan ancaman menguatnya ideologi liberalisme, kapitalisme dan gerakan fundamentalisme agama telah mengingatkan kita sebagai bangsa dan negara bahwa kita sebenarnya sudah mempunyai dasar dan tameng yang kuat dalam menghadapi itu yaitu ideologi dan dasar negara Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan bentuk NKRI. MPR kemudian membuat program tahunan untuk memasyarakatkan kembali UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Program sosialisasi berjalan secara massif diseluruh pelosok negeri, di kampus-kampus, sekolah, dan masyarakat. Bahkan lembaga eksekutif pun juga ikut mensosialisasikan program ini. Programnya pun beragam, ada seminar, lokakarya, lomba debat, 4 pilar goes to campus, outbond dan dialog di media elektronik. Materi yang disampaikan adalah 4 hal tersebut yaitu UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI dewasa ini telah mendapat perhatian banyak pihak.

MATEMATIKA EKONOMI & BISNIS : Teori & Model Penerapan

Buku "Matematika Ekonomi & Bisnis: Teori & Model Penerapan" adalah panduan komprehensif yang memperkenalkan pembaca pada hubungan yang kompleks antara matematika, ekonomi, dan bisnis. Dalam dunia yang semakin tergantung pada analisis data dan pemodelan matematis, pemahaman yang kuat tentang aspek matematika dalam konteks ekonomi dan bisnis menjadi sangat penting. Buku ini ditujukan untuk mahasiswa, profesional, dan praktisi di bidang ekonomi dan bisnis yang ingin mengembangkan pemahaman mendalam tentang matematika dan penerapannya dalam konteks tersebut. Dalam buku ini, pembaca akan dibawa melalui konsep matematika dasar dan kemudian diperkenalkan pada teori dan model matematis yang relevan dengan ekonomi dan bisnis. Secara keseluruhan, buku ini memberikan dasar-dasar matematika yang dibutuhkan dan memberikan wawasan yang berguna bagi pembaca untuk memahami peran matematika dalam mengoptimalkan dan mengelola bisnis.

Buku "Matematika Ekonomi & Bisnis: Teori & Model Penerapan" adalah panduan komprehensif yang memperkenalkan pembaca pada hubungan yang kompleks antara matematika, ekonomi, dan bisnis.

Penyuluh Agama Sebagai Agen Perubahan dalam Praktik Moderasi Beragama

Penyuluh Agama Sebagai Agen Perubahan dalam Praktik Moderasi Beragama Penulis : Marsidi, Edy Sutrisno, Lies Nur Wachidah W, Nurul Allamah, Yeni Kartikaningsih Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-5728-18-6 Terbit : November 2021 Sinopsis : Sebagai penyuluh agama harus penyampaikan pesan yang damai karena Islam adalah agama yang damai, aman, dan moderat. Al-Qur’an sebagai petunjuk telah menjelaskan hal tersebut secara jelas. Konsep dan perilaku ekstrem sangat bertentangan dengan pesan damai yang dibawa Islam. Sikap radikal, ekstrem, dan liberal bertentangan dengan spirit tawasuth. Sikap seimbang (tawazun) dijunjung tinggi dalam Islam. Tidak ekstrem kiri (liberal) maupun ekstrem kanan (radikal). Agen perubahan memiliki tugas untuk menciptakan perubahan kearah kemandirian terutama bagai penyuluh agama Islam. Moderasi adalah paham keagamaan yang mengejewantahkan ajaran agama yang sangat esensial. Ajaran yang tidak hanya mementingkan hubungan baik kepada Allah, tapi juga yang tak kalah penting adalah hubungan baik kepada seluruh manusia. Selain itu, moderasi beragama tercerminkan dalam sikap yang tidak mudah untuk menyalahkan apalagi sampai pada pengkafiran terhadap orang atau kelompok yang berbeda pandangan. Lebih pada itu, Moderasi lebih mengedepankan persaudaraan yang berlandaskan pada asas kemanusiaan, bukan hanya pada asas keimanan atau kebangsaan. Happy shopping & reading Enjoy your day, guys

Penyuluh Agama Sebagai Agen Perubahan dalam Praktik Moderasi Beragama Penulis : Marsidi, Edy Sutrisno, Lies Nur Wachidah W, Nurul Allamah, Yeni Kartikaningsih Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-5728-18-6 Terbit : November 2021 Sinopsis : ...

Manajemen Kesehatan Bank

Buku Manajemen Kesehatan Bank dalam rangka menambah khazanah dan ilmu pengetahuan para pembaca terutama dikalangan mahasiswa tentang dunia perbankan yang lebih fokus kepada kinerja dari perbankan itu sendiri. Trend Kinerja perbankan positif mencerminkan kesehatan bank itu dalam kategori sehat atau bahkan sangat sehat. Penyusunan buku ini didasarkan pada kajian teori-teori perbankan, penelitian dan pengalaman salah satu penulis selama bekerja kurang lebih 4 tahun di industri perbankan. Materi isi buku ini diambil dari beberapa buku perbankan serta aturan-aturan terkait dengan perbankan, baik yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK) maupun Bank Indonesia (BI). Metode penulisan dan gaya bahasa yang penulis sajikan dalam buku ini merupakan metode gaya bahasa yang mudah dipahami. Diharapkan dengan hadirnya buku ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan bagi para mahasiswa atau siapa saja yang berminat mengetahui manajemen kesehatan bank yang disertai dengan contoh dan proses perhitungan.

Buku Manajemen Kesehatan Bank dalam rangka menambah khazanah dan ilmu pengetahuan para pembaca terutama dikalangan mahasiswa tentang dunia perbankan yang lebih fokus kepada kinerja dari perbankan itu sendiri.

Ketika Kehidupan Berkata-Kata

Buku ini adalah pengingat saya sebagai hamba Allah dalam menjalani kehidupan yang tertuang dalam puisi dalam bentuk rangkaian kata-kata. Banyak kisah atau liris yang bisa menginspirasi pembaca untuk dapat mempraktekkan langsung pada kesehariannya. Dan tak lupa pula untuk seluruh teman-teman guru SDN 013 Babulu. Anak-anakku tercinta Rifki Amir Wijaya, ST yang telah bersedia menginspirasi membuatkan caver. Firman Sidiq, ST, Abinda Muchlas Barru serta Zalfa Syifaul Qolbina, karena kalian selalu menginspirasi saya untuk menulis apa saja, melalui cerita-cerita kalian menghadapi kehidupan dunia. Pak Muhammad Yahya, M.Kom dan Bu Dayang Suryani, M.Pd yang sudah banyak memberikan inspirasi. Serta Penerbit Deepublish yang luar biasa yang telah menerbitkan buku saya yang ke sekian kalinya.

Serta Penerbit Deepublish yang luar biasa yang telah menerbitkan buku saya yang ke sekian kalinya. Buku Ketika Kehidupan Berkata-Kata ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.

Model Pengembangan Kurikulum Pesantren di Era Digital

Model Pengembangan Kurikulum Pesantren di Era Digital Penulis : Edy Sutrisno Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-5728-30-8 Terbit : November 2021 Sinopsis : Menarik untuk dikaji pola perkembangan pesantren di Indonesia, selain merupakan lembaga pendidikan tertua, pondok pesantren banyak melahirkan berbagai pakar pendidikan yang ada diperguruan tinggi lembaga pemerintahan, pengusaha sukses maupun di lembaga lainnya. Meskipun pola perkembangan pondok pesantren masih berciri khas salafi (tradisional). Namun dalam perkembangannya, banyak pula pondok pesantren yang menerapkan pola modern. Hingga saat ini pola dan pengembangan pesantren dapat menjadi rujukan dalam membentuk karakter bangsa, baik dalam berperilaku dan tata nilai budi pekerti. Happy shopping & reading Enjoy your day, guys

Model Pengembangan Kurikulum Pesantren di Era Digital Penulis : Edy Sutrisno Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-5728-30-8 Terbit : November 2021 Sinopsis : Menarik untuk dikaji pola perkembangan pesantren di Indonesia, selain merupakan ...

Pemajuan Kepentingan Negara-negara Berkembang dalam Sistem WTO

Effectiveness of special and differential treatment provisions for developing countries in the World Trade Organisation with references to Indonesia.

payung Tatanan Ekonomi Internasional Baru (New International Economic Order atau NIEO), negara-negara berkembang berupaya ... secara bersamadan cenderung sosialis.65 Pendirian NIEO dipercaya dapat mengobati ketimpangan dalam persoalan.