Sebanyak 53 item atau buku ditemukan

KARDUS BEST PRACTICE STADIUM PEMBELAJARAN HUMAS BERINTERELASI KEBUDAYAAN BANGKA

Kearifan lokal di Pulau Bangka telah melahirkan sebuah kebudayaan dengan latar belakang personal karakteristik sosio-demografis yang bercirikan atas penggambaran perbedaan masyarakat dari usia, jenis kelamin, sejarah, suku bangsa, pendidikan, agama, pekerjaan, tradisi, status pernikahan, pekerjaan hingga pada sebuah bahasa, yang membentuk sebuah komunikasi bersifat sistemik.

Kearifan lokal di Pulau Bangka telah melahirkan sebuah kebudayaan dengan latar belakang personal karakteristik sosio-demografis yang bercirikan atas penggambaran perbedaan masyarakat dari usia, jenis kelamin, sejarah, suku bangsa, ...

Penulisan Naskah Kehumasan

Menulis terkadang bukanlah hal yang mudah. Untuk mempermudah menulis harus dimulai dari banyak membaca. Mahasiswa yang ingin mempelajari Naskah Kehumasan juga perlu banyak membaca sebelum menulis naskah kehumasan. Dari mulai menulis press release, perlu banyak membaca mengenai materi yang akan disampaikan oleh para pimpinan organisasi. Begitu juga menulis advertorial, sebelum menulis harus membaca detail dan spesikasi dari produk yang akan ditulis. Terlebih lagi bila ingin menulis karya ilmiah, harus membaca jurnal dari penelitian sebelumnya yang terkait dengan riset yang akan dituliskan. Buku ajar ini hadir untuk memberikan referensi pada mahasiswa ilmu komunnikasi yang ingin membaca lebih jauh mengenai materi Penulisan Naskah Kehumasan yang telah diajarkan pada prodi S-1 Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Jakarta. Buku persembahan penerbit prenadaMedia #PrenadaMedia

Feature merupakan cara menulis berita yang mengemas informasi dengan lebih menarik, menghibur, dan dapat menginterpretasi berita sehingga menambah kedalaman suatu berita, serta memberikan sentuhan nuansa perasaan.

Best Practice Humas (Public Relations) Bisnis Dan Pemerintah

Manajemen Humas, Teknik Produksi Media Publisitas dan Public Relations Writing

Sekarang ini, setiap orang harus mengomunikasikan dirinya agar eksistensi dan prestasinya dikenal orang lain. We should communicate ourself. Without communicate ourselves no one know us. If no one know us, we are nothing. Dunia pencitraan adalah keniscayaan dalam kehidupan sosial. Pencitraan adalah upaya mengenalkan diri kita termasuk karya-karya kita agar ter-sounding kepada dunia luar. Media pencitraan pun bermacam-macam, termasuk distimuli oleh perkembangan teknologi komunikasi yang mengenalkan berbagai macam fitur-fitur berkomunikasi. Mengomunikasikan diri sendiri ini juga berlaku bagi organisasi, baik pemerintah maupun bisnis. Baik individu maupun organisasi menghadapi tantangan yang sama, yakni harus eksis dan survive di tengah persaingan ketat sekarang ini. Public relations (humas) merupakan fungsi komunikasi membangun pemahaman bersama dan menjalin relasi positif dengan orang atau publik, yang mendorong munculnya hubungan dan kerja sama harmonis. Dunia sekarang adalah dunia public relations (humas). Relasi dan kerja sama adalah pintu gerbang menjaga reputasi. Reputasi adalah pilar keuntungan (profit). Berbagai riset menunjukkan bahwa konsumen memutuskan membeli produk bukan hanya karena kualitas produk, tetapi, karena produsen beranggapan di pikiran konsumen atau publik ini adalah tugas public relations. Buku ini disusun untuk menjadi referensi praktis bagi praktik public relations (humas) di Indonesia, baik untuk lembaga swasta maupun pemerintah. Penjelasan materi dalam buku ini dilengkapi dengan contoh-contoh praktis dari aktivitas praktik humas yang kontemporer. Tentu tetap bersendi teori-teori karena praktik humas adalah selain sebagai seni (arts) juga merupakan kajian sosial terapan yang ilmiah. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup #Kencana

Sekarang ini, setiap orang harus mengomunikasikan dirinya agar eksistensi dan prestasinya dikenal orang lain.

HUMAS & KEPROTOKOLAN

Fungsi humas dan keprotokolan bagi organisasi menjadi penting. Baik organisasi bisnis—laba, maupun organisasi pemerintahan—nonlaba memerlukan hubungan kemasayarataan yang menjembatani komunikasi organisasi kepada para pemangku kepentingan (stakeholder). Agar fungsi ini bisa berjalan baik, maka diperlukan pemahaman dan kompetensi bagi mahasiswa yang kelak menjadi bekal mereka dalam bekerja di bidang kehumasan dan keprotokolan. Dengan adanya buku ajar ini, mahasiswa diharapkan mampu memiliki pemahaman, dan kompetensi terkait humas dan keprotokolan. Buku ini berisi tigabelas bagian yang dapat dipelajari oleh mahasiswa komunikasi yang mengambil mata kuliah kehumasan.

Fungsi humas dan keprotokolan bagi organisasi menjadi penting.

UPAYA HUMAS DALAM MENINGKATKAN BRAND IMAGE PT

PT. MEP (Muba Electric Power) merupakan sebuah perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang dikelola oleh BUMD (Badan Usaha Milik Daerah). Perusahaan ini mengelola tentang tenaga listrik di Kabupaten Musi Banyuasin, dengan sistem curah dari PLN kemudian disalurkan kebeberapa pelosok Desa. Dalam pencapaian peningkatan citra perusahaan humas memiliki peran penting dalam setiap lembaga, karena humas merupakan komunikasi dua arah antara perusahaan dengan publiknya, yang bertujuan untuk saling pengertian, saling percaya, saling membentuk/ kerjasama dan juga harus memeiliki pengetahuan yang luas. Penelitian ini menyajikan permasalahan yaitu bagaimana upaya humas dalam meningkatkan brand image PT.MEP di Musi Banyuasin. Penelitian ini bertujuan bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya humas dalam meningkatkan brand image PT.MEP di Musi Banyuasin. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu TIR (Teori Image Restorasi). Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian ini di ambil dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan humas PT.MEP. Data kemudian dianalisis mengunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya humas dalam meningkatkan brand image atau citra perusahaan dengan menggunakan dua faktor yaitu faktor Internal dan Eksternal. Faktor Internal menciptakan suasana nyaman didalam perusahaan dan meningkatkan pelayanan terhadap publik atau pelanggan, sedangkan secara Eksternal melalui media langsung seperti Kegiatan Gelar Oprasi Simpatik dan media komunikasi tidak langsung melalui media Massa seperti Call Center, media Online seperti Instagram, Facebook, dan portal berita.

Penelitian ini menyajikan permasalahan yaitu bagaimana upaya humas dalam meningkatkan brand image PT.MEP di Musi Banyuasin.

Manajemen Public Relations (Teori dan Implementasi Humas Perguruan Tinggi)

Humas perguruan tinggi tidak hanya sebagai fungsi administratif, tetapi lebih kepada fungsi manajerial untuk membantu pimpinan perguruan tinggi merangkul dan mendapatkan dukungan publik baik internal maupun eksternal, dengan cara membentuk dan mempertahankan citra positif, goodwill, pesan persuasi, penyertaan informasi dan saluran komunikasi yang baik kepada publik, sehingga tujuan luhur penyelenggaraan pendidikan tinggi dapat terwujud melalui hubungan publik yang berkesinambungan dan saling menguntungkan. Meskipun demikian, masih banyak ditemukan di mana peran Humas perguruan tinggi masih belum difungsikan sebagaimana mestinya. Perannya sering diartikan hanya sebatas pengumpul dan “pengkliping” berita, juru foto, mendokumentasikan acara, menyusun naskah pidato sambutan pimpinan, menerima tamu, dan lain sebagainya. Hal tersebut menjadikan fungsinya dianggap tidak penting, sehingga cenderung diabaikan dan bahkan hanya sebagai pelengkap struktur organisasi. Buku ini menawarkan perspektif profesional Manajemen Kehumasan (Public Relations Management) yang dituangkan ke dalam organisasi pendidikan Perguruan Tinggi. Sebagaimana bagian dari judul buku ini, “Teori dan Implementasi Humas Perguruan Tinggi”, maka keistimewaan materi yang disajikan dalam buku ini juga tidak melulu hanya menjabarkan teori kontekstual Humas yang ideal, namun juga implementasi riil yang terjadi di lapangan, baik dari permasalahan yang dihadapi, penyusunan strategi, hingga eksekusi yang diambil oleh profesional dan praktisi Humas pendidikan tinggi. Berbagai materi komprehensif tersebut disajikan ke dalam 9 bab yang meliputi: Bab 1 – Public Relations dalam Perspektif Perguruan Tinggi Bab 2 – Konsep Manajemen Public Relations Perguruan Tinggi Bab 3 – Posisi Public Relations dalam Struktur Organisasi Perguruan Tinggi Bab 4 – Kualifikasi dan Kompetensi Profesional Public Relations Perguruan Tinggi Bab 5 – Strategi Membangun Opini dan Pembentukan Citra Perguruan Tinggi Bab 6 – Manajemen Reputasi, Komunikasi, dan Informasi Bab 7 – Strategi Pengelolaam Konflik, Isu, dan Penanganan Krisis Bab 8 – Program Kerja dan Aktivitas Public Relations Perguruan Tinggi Bab 9 – Contoh Feature, Advertorial, dan Press Release Humas Perguruan Tinggi di Media Cetak dan Portal Media Online Buku ini sangat direkomendasikan untuk dapat digunakan oleh para akademisi perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa) sebagai bahan referensi mata kuliah pada Jurusan Manajemen, Manajemen Pendidikan, dan Ilmu Komunikasi. Selain itu, materi dalam buku ini juga dapat menjadi referensi bacaan bagi pimpinan perguruan tinggi, praktisi Humas (PR), dan masyarakat umum yang ingin meningkatkan pengetahuannya di bidang Manajemen Kehumasan (Public Relations Management).

Humas perguruan tinggi tidak hanya sebagai fungsi administratif, tetapi lebih kepada fungsi manajerial untuk membantu pimpinan perguruan tinggi merangkul dan mendapatkan dukungan publik baik internal maupun eksternal, dengan cara membentuk ...

SIAPA HUMAS? Mengenal Ujung Tombak Komunikasi

Anda tahu humas atau Public Relation (PR)? Ingin mengenal humas? Profesi humas merupakan ujung tombak dalam pelayanan komunikasi dan penyampaian informasi kepada masyarakat. Didasari pada kesehariannya sebagai humas selama setengah dekade, penulis mengajak pembaca untuk mengenal humas. Dalam buku Siapa Humas? Mengenal Ujung Tombak Komunikasi, penulis menjelaskan ke dalam lima bagian yaitu Siapakah Humas, Humas Digital, Gaya Kerja Humas, Tantangan Humas ke Depan, dan Peluang Humas Via Gerakan Sosial. Penulis mengajak pembaca untuk mengetahui keseharaian humas, baik itu humas di lembaga atau instansi pemerintah maupun humas secara umum. Buku ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan, khususnya literasi dalam bidang kehumasan. Buku yang sangat cocok dibaca oleh semua kalangan, seperti dosen, mahasiswa, peneliti, pegawai, pejabat di instansi pemerintah, korporasi, media, dan para pecinta buku yang ingin mengenal dunia humas.

Anda tahu humas atau Public Relation (PR)?

Kontribusi Landasan Pendidikan dalam Aspek Humas Pendidikan

RINGKASAN Fungsi manajemen humas pendidikan sudah selayaknya di rekonstruksi untuk dapat beradaptasi di era Society 5.0. Di satu sisi untuk merespon persaingan antar lembaga pendidikan sedangkan di sisi lain untuk mempercepat akses teknologi dan informasi dalam menjalankan fungsi strategisnya. Fungsi manajemen humas pendidikan dalam memberikan pelayanan terbaik merupakan wujud perhatian serta responsif terhadap persaingan antar lembaga di era Society 5.0. Fungsi manajemen humas pendidikan tidak optimal apabila informasi melalui teknologi belum tepat sasaran. Sasaran yang dimaksud adalah masyarakat selaku stake holder. Selanjutnya, dukungan pihak eksternal lembaga terhadap program humas pendidikan dapat terjadi apabila informasi yang disampaikan komprehensif berkaitan dengan kemajuan dan prestasi peserta didiknya, baik terkait dengan kurikulum maupun proses pembelajaran. Di sisi lain, fungsi manajemen humas pendidikan memiliki peran penting untuk lembaga pendidikan. Manajemen humas pendidikan hendaknya dapat berkolaborasi dalam membangun hubungan yang harmonis antara lembaga dengan masyarakat. Fungsi manajemen humas pendidikan dalam lembaga adalah untuk mendukung upaya pembinaan hubungan yang selaras dan timbal balik agar diperoleh pemahaman dan penerimaan yang memadai baik lembaga maupun masyarakat. Sudah selayaknya manajemen humas pendidikan tidak dipandang sebagai fungsi teknis dan media hubung melainkan pada fungsi strategis. Teknologi dan informasi yang dikelola humas pendidikan merupakan hal mendasar sejajar dengan manajemen lembaga. Meskipun praktiknya masih ditemukan beragam fungsi humas, yakni government relations, community relations, media relations. Lembaga pendidikan dengan menempatkan fungsi manajemen humasnya sebagai fungsi strategis selanjutnya dapat beradaptasi dan responsif terhadap kebutuhan zaman. Ditengah pesatnya gempuran teknologi dan informasi melahirkan masyarakat baru yakni masyarakat teknologi dan masyarakat informasi. Masyarakat ini dikelompokkan sebagai masyarakat yang kritis terhadap terpaan informasi melalui teknologi yang mudah diakses. Masyarakat ini bukan lagi masyarakat pasif yang mudah dipengaruhi oleh informasi yang tidak berdasarkan data. Perubahan masyarakat ini sudah seharusnya direspon cepat oleh lembaga dalam menempatkan fungsi manajemen humasnya sebagai fungsi strategis. Oleh karena itu, fungsi manajemen humas pendidikan dapat optimal dalam menjalankan perannya di lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai agen perubahan dalam mencetak generasi bangsa memiliki posisi sentral dalam pengembangan kualitas generasi muda. Lembaga pendidikan yang terhubung langsung kepada masyarakat baik internal maupun eksternal merupakan jembatan penghubung antara lembaga pendidikan dengan masyarakatnya. Humas pendidikan merupakan garda depan dalam menjaga reputasi sebuah lembaga pendidikan. Optimalisasi humas pendidikan dalam peran strategisnya akan memberikan dampak signifikan terhadap capaian tujuan. Tentunya tujuan ini dapat terwujud melalui dukungan dari manajemen pendidikan dalam memberikan kesempatan dan wewenang penuh kepada humas pendidikan dalam menjalankan langkah strategisnya. Penempatan humas pendidikan dalam struktur manajemen memberikan deskripsi objektif tentang urgensi dari keberadaan fungsi ini. Penempatan posisi ini juga menentukan keefektifan dalam menerapkan program kerja humas pendidikan ke ranah strategis. Tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat teknologi dan informasi menjadi keniscayaan humas pendidikan untuk dapat beradaptasi dengan cepat. Fungsi manajemen humas tidak dapat berjalan secara optimal diantaranya karena fungsi dan perannya tidak terintegratif ke tingkat pimpinan manajemen puncak atau top management sebagai pengambil keputusan secara strategis. Beberapa fungsi manajemen humas pendidikan telah diuraikan. Pertama, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi manajemen dalam menentukan kebutuhan dan sikap masyarakat, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi harmonisasi lembaga pendidikan dengan masyarakat, dan fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi merencanakan serta melaksanakan program kerja untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat. Kedua, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi teknisi komunikasi, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi expert prescriber dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi fasilitator komunikasi untuk memastikan berjalannya komunikasi dua arah antara lembaga pendidikan dengan masyarakat, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi fasilitator proses pemecah masalah dengan berkoordinasi dengan manajamen lembaga pendidikan secara strategis. Ketiga, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi internal dalam membangun dan mempertahankan hubungan kondusif antara manajer pendidikan dan masyarakat lembaga pendidikan, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi publisitas yakni ketersediaan informasi humas pendidikan untuk diinformasikan melalui media internal maupun eksternal, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi advertising yakni untuk menjangkau masyarakat luas, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai opini postif, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi public affairs yakni membangun dan mempertahankan hubungan dalam hal kebijakan publik, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi lobbying yakni menjalin dan memelihara hubungan dalam hal undang-undang dan regulasi yang sudah ditetapkan, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi manajemen isu yakni proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan publik, dan fungsi humas pendidikan sebagai fungsi hubungan investor yakni membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dengan stake holeder dalam hal optimalisasi minat masyarakat. Rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan perlu dilakukan terutama dalam merespon era Society 5.0. Konteks rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan, adaptasi serta akulturasi yang terdapat pada konsepsi Society 5.0. Adapun beberapa definisi tentang Society 5.0 telah diuraikan. Pertama, Society 5.0 menempatkan manusia sebagai pusat inovasi dan pengintegrasian teknologi dalam meningkatkan kualitas hidup, tanggung jawab sosial yang berkelanjutan. Kedua, Society 5.0 merespon evolusi teknologi, informasi dan komunikasi yang membawa perubahan secara drastis dalam menciptakan nilai-nilai baru dan menjadi pilar kebijakan industry di berbagai Negara. Setidaknya ada lima hal yang ditawarkan dalam konsepsi Society 5.0, yakni (a) transformasi digital, (b) tantangan yang dihadapi, (c) masyarakat 5.0, (d) peningkatan masyarakat 5.0, dan (e) inisiatif industri. Tujuan ditawarkan lima konsepsi dalam Society 5.0 di atas adalah untuk mewujudkan masyarakat yang menikmati hidup sepenuhnya. Fokus utama Society 5.0 yakni kepada masyarakat dalam menggunakan teknologi untuk pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi. Ketiga, Society 5.0 menempatkan masyarakat sebagai pusat keseimbangan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan sistem integrasi dunia maya dan dunia nyata. Tujuan dari Society 5.0 adalah mewujudkan masyarakat dimana manusia benar-benar menikmati hidup dan merasa nyaman. Keempat, Society 5.0 menempatkan masyarakat sebagai fokus kepentingan dan kenyamanan dalam menggunakan teknologi canggih, IoT (Internet of Things), robot, dan kecerdasan buatan (AI), Augmented Reality (AR) secara aktif dalam kehidupan, industry, perawatan kesehatan dan bidang lain. Kelima, Society 5.0 merupakan pengembangan dari konsep 4.0 dengan memerhatikan aspek sosial yang relevan beserta tantangannya dengan fokus kepada masyarakat untuk berinovasi dalam merespon transformasi teknologi berdasarkan kaidah-kaidah kemanusiaan. Uraian definisi Society 5.0 di atas mengarah pada pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan sosial yang dapat dirasakan oleh manusia dan mewujudkan menusia lebih bahagia. Rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan di era Society 5.0 lebih pada merespon persaingan antar lembaga pendidikan dan untuk mempercepat akses teknologi dan informasi dalam menjalankan fungsi strategisnya. Artikel ini yang kemudian menjadi landas pacu untuk menjelaskan tujuan bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan dalam rekonstruksi fungsi humas pendidikan di era Society 5.0.

RINGKASAN Fungsi manajemen humas pendidikan sudah selayaknya di rekonstruksi untuk dapat beradaptasi di era Society 5.0.