Sebanyak 29 item atau buku ditemukan

Akhlak Tasawuf

Ilmu akhlak berperan sebagai media atau lebih tepat sebagai katalisator yang memberi kesempatan seseorang memiliki ruang untuk menjadikan tingkalakunya lebih baik, sekalipun tidak memberikan jaminan kepada orang yang mempelajarinya akan menjadi orang yang berakhlak baik. Mungkin saja ilmu akhlak tidak menjamin orang yang mempelajarinya secara otomatis akan berakhlak baik, tetapi setidaknya ilmu akhlak memberikan pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk. Ilmu akhlak juga menunjukkan kepada orang yang mempelajarinya bukan hanya tahu apa yang baik dan apa yang buruk, tetapi juga menunjukkan apa akibat dari kebaikan dan keburukan bagi yang menjalankan atau meninggalkannya. Ilmu akhlak pun bukan hanya sekedar menjadikan seseorang memiliki pengetahuan tentang yang baik dan buruk, tetapi juga menyadarkan seseorang akan apa yang harus dilakukan dan apa yang mesti ditinggalkan untuk keselamatan hidupnya, dan juga agar dapat mencapai tujuan hidup yang hendak dicapai. Selain itu, ilmu akhlak juga dapat menjadi stimulus bagi jiwa untuk melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri, dan sekaligus menjadi pendorong bagi jiwa-jiwa yang memiliki kemauan untuk membenahi dan memperbaiki kebeningan dan kejernihannya. Ibarat matahari di siang hari, ilmu akhlak dapat menunjukkan manusia segala sesuatu yang ada di sekelilingnya terlihat secara jelas, baik itu yang baik maupun yang buruk, sehingga mudah bagi manusia untuk memilah dan memilih yang baik dan yang buruk, atau seperti bulan dan bintang di malam hari, ilmu akhlak menjadi petunjuk arah, sehingga manusia dapat mengetahui kemana arah Timur, Barat, Utara dan Selatan, sehingga manusia tidak tersesat dalam perjalanannya.

Ilmu akhlak berperan sebagai media atau lebih tepat sebagai katalisator yang memberi kesempatan seseorang memiliki ruang untuk menjadikan tingkalakunya lebih baik, sekalipun tidak memberikan jaminan kepada orang yang mempelajarinya akan ...

Mutiara Akhlak Tasawuf - Rajawali Pers

Syari’ah adalah aspek eksoterik islam secara formal dalam pelaksanaan beribadah kepada Allah yang dirujuk al-Qur’an sebagai tujuan utama penciptaan, sedangkan tasawuf merupakan aspek esoterik islam sebagaimana diisyaratkan dalam konsep ihsan: Beribadahlah engkau seakan-akan melihat Tuhan, dan seandainya engkau tidak melihat-Nya, niscaya Dia melihatmu. Oleh karenanya, Sepantasnyalah kedua aspek penting ini tidak dipahami secara parsial, namun dapat diintegrasikan sebagai dua hal yang saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya. Pemaduan yang seimbang terhadap kedua aspek itu, baik aspek lahir maupun aspek batin, maka akan mampu mengapresiasi dimensi spiritual dari ibadah formal dan non formal yang bersimbiosis ekspresi keimanan yang subur. Tasawuf adalah pemurnian hati dengan takhallinya dari selain Allah kemurnian hati dapat diraih melalui proses musyahadat, berpegang teguh pada sunnah dalam segala kondisi, zuhud terhadap keduniaan, dan menundukan nafsu diri dari kecenderugan menuruti syahwat-syahwat hedonisme yang bertentagan dengang syara`. Tasawuf dan mistisisme sangat erat terkait dengan Imam Ghazali, yaitu ihya` ‘ulum al-din, bidayah al-hidayah, kimiya’ al-sa’adah al-arbain fi ushul al-din. Mistisisme adalah ikatan spiritual transendental yang mempertautkan seorang sufi dengan Sang Khaliq, yang terwujud dalam peningkatan ibadah dan ketaatan terhadap-Nya serta teraktualisasi dalam perilaku kehidupannya melalui akhlak mulia. Karena misi propetik Rasulullah diutus ke muka bumi, untuk menyempurnakan akhlak mulia. Prinsip dasar tasawuf adalah zuhud terhadap keduniaan, menapak naik ke jenjang maqamat dan ahwal, hingga mencapai fana` dari segala sesuatu selain Allah swt. Adapun tujuan idealistiknya adalah memperoleh makrifat sempurna dari Allah melalui jalan kasyf dan ilham dari-Nya. Buku Mutiara Akhlak Tasawuf ini merupakan referensi utama mahasiswa dalam mata kuliah Akhlak Tasawuf di berbagai perguruan tinggi agama islam di UIN, IAIN, STAIN serta PTKAI khususnya di Fakultas-fakultas Tarbiyah, Dakwah, Syari’ah, Ushuluddin, dan Adab. Selain itu, juga dapat dikonsumsi siapa saja yang ingin memperdalam tasawuf secara komprehensif untuk meningkatkan kesalehan dalam beribadah dan bermu’amalah.

Syari’ah adalah aspek eksoterik islam secara formal dalam pelaksanaan beribadah kepada Allah yang dirujuk al-Qur’an sebagai tujuan utama penciptaan, sedangkan tasawuf merupakan aspek esoterik islam sebagaimana diisyaratkan dalam konsep ...

BUKU AJAR ILMU AKHLAK TASAWUF

buku ini dapat membantu mahasiswa dalam menempuh mata kuliah Ilmu Akhlak Tasawuf

buku ini dapat membantu mahasiswa dalam menempuh mata kuliah Ilmu Akhlak Tasawuf

BUKU AJAR AKHLAK TASAWUF

Buku yang berjudul Buku Ajar Akhlak Tasawuf ini dibuat untuk bahan ajar mahasiswa yang disesuaikan berdasarkan Kurikulum KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan RPS (Rencana Pembelajaran Semester). Dengan diterbitkannya buku ini diharapkan para mahasiswa dapat memahami secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dikaji dalam Akhlak Tasawuf, di antaranya agar mahasiswa dapat memahami persoalan-persoalan pokok di sekitar nilai-nilai baik buruknya, tingkah laku manusia dan memahami esensi, upaya pakar, dan ide suatu praktik yang berkembang dalam tasawuf.

Buku yang berjudul Buku Ajar Akhlak Tasawuf ini dibuat untuk bahan ajar mahasiswa yang disesuaikan berdasarkan Kurikulum KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan RPS (Rencana Pembelajaran Semester).

Akhlak Tasawuf: Menyelami Kesucian Diri

Akhlak dan tasawuf merupakan entitas yang menyatu (integral) tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sebagaimana dikatakan, “Al-Akhlāqu bidāyatu at-tashawufi wa at-tashawufu nihāyatu al-akhlāqi” (akhlak adalah pangkal permulaan tasawuf, sedangkan tasawuf tujuan/batas akhir dari akhlak). Perilaku akhlak dalam Islam terkait dengan unsur Ilahiyah (nilai-nilai Ketuhanan) yang dianugrahkan Allah secara implisit ke dalam diri manusia sebelum lahir melalui tiupan ruh-Nya sehingga manusia dituntut tunduk kepada-Nya. Hidupnya manusia dari tiupan ruh-Nya meniscayakan manusia memiliki akhlak potensial (fitrah), selanjutnya ditampilkannya perilaku nyata malalui usaha manusia dalam upaya terus menerus akan menumbuhkan akhlak aktual. Dari sisi perilaku akhlak aktual, diimplementasikan sifat-sifat Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari manusia seperti pengasih, penyayang, pemurah, penyabar, pemaaf, mencintai, mengayomi, lembut, damai, harmonis, ketenangan dan sifat Ilahiyah lainnya. Sifat-sifat tersebut merupakan keinginan dasar setiap manusia untuk diaktualisasikan dalam kehidupan. Berakar dari manusia seperti inilah meniscayakan kemunculan beragam upaya untuk melahirkan kepuasan, kedamain, dan kebahagiaan yang tiada bandingnya. Maka, Allah SWT sebagai sumber segala yang ada termasuk kedamaian, ketenangan, kepuasan, dan kebahagiaan tentunya akan menjadikan Allah SWT sebagai orientasi dan tujuannya sehingga terpenuhi tuntuan dasar yang hakiki. Seiring dengan itulah, diperlukannya jalan atau metode yang mesti dilalui sehingga mencapai hasil. Jalan atau metode tersampainya kedekatan manusia kepada Allah SWT yang menjadi sumber kebahagiaan dan kepuasan ini disebuat dengan tasawuf. Melalui penelusuran jalan, penerapan prosedural dan metodes ini akan melahirkan perilaku-perilaku yang diridhoi oleh Allah SWT. Ini berarti, bahwa upaya apapun yang akan dilakukan untuk meraih kedekatan manusia dengan Tuhannya tidak lain menuntut perilaku-perilaku yang diridhai-Nya. Dalam konteks ini dikatakan, bahwa akhlak tasawuf merupakan perilaku syarat yang mesti diusuahakan dalam setiap tarikan napas keberadaan manusia dalam perjalanan hidupnya. Buku ini penulis beri judul “AKHLAK TASAWUF Menyelami Kesucian Diri”, semata-mata menjadi identitas buku ini sendiri bahwa didalamnya memuat tentang akhlak tasawuf yang berorintasi kepada fitrah (kesucian) manusia, karena orientasi hidup ini adalah bagaimana manusia senantiasa selalu dalam kesucian lahir dan batin. Dengan memahami secara benar dan mengenal secara mendalam akan diri sendiri sehingga menuntut manusia mendekati Tuhan dan kembali kepada Ilahi. Melalui buku akhlak taswuf ini, menghendaki manusia berperilaku sesuai yang diridhai Allah SWT serta upaya-upaya yang prosedural dan metodes dapat meraih kedamain, ketenangan dan kebahagiaan.

Akhlak dan tasawuf merupakan entitas yang menyatu (integral) tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Akhlak tasawuf