Sebanyak 6 item atau buku ditemukan

Kuliah Al-Qur’an : kajian Al-Qur’an dalam teks dan konteks

Konsekuensi konversi IAIN Mataram menjadi UIN Mataram -sesuai dengan namanya universitas dari kata univers yang berarti jagad raya, artinya, UIN Mataram- dituntut menjadi miniatur alam semesta (horizon) yang di dalamnya membicarakan segala aspek alam dan kehidupannya secara holistic. Berupaya menyelaraskan landasan filososfis bagi fakultas dan program studi yang berada didalamnya, tadinya hanya berfokus pada tekstual agama pada ulūmu al-dīn (usuluddin, syari’ah, tarbiyah, adab dan da’wah) kemudian dituntut memiliki fakultas umum yang identik kontektekstual seminsal Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Psikologi, Fakultas Pertanian dan Peternakan dan fakultas umum lainnya. Merespon dinamika tersebut UIN Mataram harus mampu mengawal perkembangan keilmuan dengan identitas Keislamannya agar tidak terlepas dari sumber pokok yaitu Al-Qur’an yaitu menetapkan Al-Qur’an sebagai mata kuliah Universitas yang menyebar disemua jurusan baik keagamaan mauapun non-keagamaan. Mata Kuliah Al-Qur’an diharapkan menjadi paradigma “Wahyu Memandu Ilmu”. Disini posisi Al-Qur’an tidak saja terkait dengan nilai kesucian (sakralitas-teks), tetapi juga nilai keduniawian (profanitas-konteks). Kajian Al-Qur’an sejatinya menyeimbangkan di antara kedua hal tersebut agar lebih kritis dan objektif sebagai upaya totalitas integrasi yang merubah paradigma dari teosentris menuju teo-antroposentris yang mengimplementasi semangat rahmatan lil’alamin. Dengan paradigma ini Al-Qur’an menjadi sentral relasi pada relasi realitas teologi/ketuahan, realitas kealaman dan realitas kemanusiaan secara menyatu. Yang terealisasi melalui metodologi min al-nāsh ila al-wāqi’ (gerakan dari teks menuju realitas) ataupun min al-wāqi` ila al-nāsh (dari realitas menuju teks). Sebagai respons terhadap kesan diatas maka disusun buku referensi yang berjudul “KULIAH AL-QUR’AN: Kajian Al-Qur’an Dalam Teks Dan Konteks”. Buku ini menyajikan Al-Qur’an seputar teksnya dan menyajikan Al-Qur’an secara konteks yang mengekspresikan praktik dan pemahaman atas ajaran Al-Qur’an. Terdapat sebelas bab dalam buku referensi ini. Secara rinci bab-bab di buku ini menjadi kajian penting yang meliputi; 1) Pendahuluan; 2) Otentitas Al-Qur’an; 3) Wahyu Dan Turunnya Al-Qur’an; 4) Ilmu Qirā`At Al-Qur`Ān; 4) Kemukjizatan Al-Qur’an Dan Lahirnya Sains; 6); Ilmu Makkiyah Dan Madaniyah; 7) Ilmu Nāsikh-Mansūkh; 8) Ilmu Asbabun Nuzul; 9) Ilmu Munasabah Al-Qur’an; 10) Ilmu Muhkam Dan Mutashabih; 11) Gaya Bahasa Al-Qur’an dan 12) Al-Qur’an Sebagai Guide UIN Mataram Mengembangkan Ilmu Pengetahuan Dalam Paradigma Horizon Keilmuan.

Dengan begitu akan terjadi mengembangkan penggunaan berbagai metode dan teori kajian Islam kontemporer yang melibatkan disiplin ilmu-ilmu humaniora (sosial) dan disiplin ilmu-ilmu alam (natural sains), seperti teori double movement, ...

Pendidikan Islam anak usia dini : pendidikan Islam dalam menyikapi kontroversi belajar membaca pada anak usia dini

Banyaknya kalangan yang masih pro dan kontra tentang mengajarkan membaca dan menulis pada anak usia dini (AUD) yaitu TK (Taman Kanak-Kanak) atau RA (Raudhatul Athfal). Sebagian menyatakan bahwa membaca dan menulis pada anak usia dini (AUD) sebelum masuk sekolah dasar (SD/MI) berarti memaksakan anak untuk memiliki kemampuan yang seharusnya baru diajarkan di SD/MI, akibatnya anak tersebuat merasa terbebani dengan belajar membaca. Hal ini mengakibatkan waktu bermain, yang seharusnya adalah aktivitas dominan di usia mereka akan berkurang atau bahkan terabaikan, sehingga dikhawatirkan akan menghambat perkembangan potensi dan kemampuan anak secara optimal dikemudian hari, asumsi ynag berkembang pun anak cepat berkembang, cepat layu. Sebagian lain berpendapat, tidak masalah mengajarkan membaca dan menulis sejak anak usia dini. Biasanya yang memiliki pendapat untuk membolehkan anak diajarkan baca dilatarbelakangi agar anaknya tidak mengalami kesulitan ketika masuk SD/MI. Tuntutan masuk ke SD/MI pada saat ini mensyaratkan bahwa anak sudah mampu untuk membaca dan menulis. Sehingga merupakan kekhawatiran orang tua bahkan guru jika anak-anak mereka (TK/RA) belum bisa membaca ketika mau masuk di sekolah dasar (SD/MI). Orang tua khawatir tidak diterima di sekolah dasar saat seleksi masuk, sedangkan guru khawatir diaanggap tidak mampu memngajar dan khawatir gread sekolah menurun atau program kemampuan membaca menjadi brand sekolah (TK/RA) tersebut. Dengan adanya polemik tersebut, tidak jarang membuat orangtua menjadi bingung, pendapat mana yang harus diikuti karena masing-masing pendapat memiliki alasan yang cukup kuat. Hal ini yang mendorong penulis untuk menyusun buku yang berjudul, “Pendidikan Islam Anak Usia Dini: Pendidikan Islam dalam Menyikapi Kontroversi Belajar membaca pada Anak Usia Dini”. Diharapkan buku ini dapat memberikan paradigm baru terhadap pendidikan anak usia dini sesuai kajian Islam dan menjadi pencerahan secara ilmiah kepada pembaca, pemerhati pendidikan, pengembang, pengelola dan pelaksana pendidikan Islam di lapangan.

Dalam hal ini mengembangkan potensi anak usia dini beruapa kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial anak pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. Dan membangun akhlak anak ...

Akhlak Tasawuf: Menyelami Kesucian Diri

Akhlak dan tasawuf merupakan entitas yang menyatu (integral) tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sebagaimana dikatakan, “Al-Akhlāqu bidāyatu at-tashawufi wa at-tashawufu nihāyatu al-akhlāqi” (akhlak adalah pangkal permulaan tasawuf, sedangkan tasawuf tujuan/batas akhir dari akhlak). Perilaku akhlak dalam Islam terkait dengan unsur Ilahiyah (nilai-nilai Ketuhanan) yang dianugrahkan Allah secara implisit ke dalam diri manusia sebelum lahir melalui tiupan ruh-Nya sehingga manusia dituntut tunduk kepada-Nya. Hidupnya manusia dari tiupan ruh-Nya meniscayakan manusia memiliki akhlak potensial (fitrah), selanjutnya ditampilkannya perilaku nyata malalui usaha manusia dalam upaya terus menerus akan menumbuhkan akhlak aktual. Dari sisi perilaku akhlak aktual, diimplementasikan sifat-sifat Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari manusia seperti pengasih, penyayang, pemurah, penyabar, pemaaf, mencintai, mengayomi, lembut, damai, harmonis, ketenangan dan sifat Ilahiyah lainnya. Sifat-sifat tersebut merupakan keinginan dasar setiap manusia untuk diaktualisasikan dalam kehidupan. Berakar dari manusia seperti inilah meniscayakan kemunculan beragam upaya untuk melahirkan kepuasan, kedamain, dan kebahagiaan yang tiada bandingnya. Maka, Allah SWT sebagai sumber segala yang ada termasuk kedamaian, ketenangan, kepuasan, dan kebahagiaan tentunya akan menjadikan Allah SWT sebagai orientasi dan tujuannya sehingga terpenuhi tuntuan dasar yang hakiki. Seiring dengan itulah, diperlukannya jalan atau metode yang mesti dilalui sehingga mencapai hasil. Jalan atau metode tersampainya kedekatan manusia kepada Allah SWT yang menjadi sumber kebahagiaan dan kepuasan ini disebuat dengan tasawuf. Melalui penelusuran jalan, penerapan prosedural dan metodes ini akan melahirkan perilaku-perilaku yang diridhoi oleh Allah SWT. Ini berarti, bahwa upaya apapun yang akan dilakukan untuk meraih kedekatan manusia dengan Tuhannya tidak lain menuntut perilaku-perilaku yang diridhai-Nya. Dalam konteks ini dikatakan, bahwa akhlak tasawuf merupakan perilaku syarat yang mesti diusuahakan dalam setiap tarikan napas keberadaan manusia dalam perjalanan hidupnya. Buku ini penulis beri judul “AKHLAK TASAWUF Menyelami Kesucian Diri”, semata-mata menjadi identitas buku ini sendiri bahwa didalamnya memuat tentang akhlak tasawuf yang berorintasi kepada fitrah (kesucian) manusia, karena orientasi hidup ini adalah bagaimana manusia senantiasa selalu dalam kesucian lahir dan batin. Dengan memahami secara benar dan mengenal secara mendalam akan diri sendiri sehingga menuntut manusia mendekati Tuhan dan kembali kepada Ilahi. Melalui buku akhlak taswuf ini, menghendaki manusia berperilaku sesuai yang diridhai Allah SWT serta upaya-upaya yang prosedural dan metodes dapat meraih kedamain, ketenangan dan kebahagiaan.

Akhlak dan tasawuf merupakan entitas yang menyatu (integral) tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM DAN SAINS

Rekonstruksi Paradigma Pendidikan Islam

Integrasi Pendidikan Islam dan sains sebagai sebuah wacana keilmuan dalam mencerahkan pendidikan Islam di era peradaban modern yang terkesan buram. Keburaman tersebut terjadi akibat kuatnya kesenjangan ilmu dan semakin dibenturkan oleh para ilmuan yang sekuler, sehingga muncul paradigma dikotomi (pemisahan) ilmu di dunia yang berimplikasi juga pada dunia pendidikan Islam. Maka di kalangan ilmuan Muslim terpecah menjadi dua kelompok, pertama para pendukung ilmu-ilmu agama hanya menganggap valid sumber Ilahi dalam bentuk kitab suci dan tradisi kenabian dan menolak sumber-sumber non-skriptual sebagai sumber otoritatif untuk menjelaskan kebenaran sejati. Kedua, para pendukung ilmu-ilmu sains sekuler yang hanya menganggap valid informasi yang diperoleh melalui pengamatan indrawi (eksperimentasi) semata.

Integrasi Pendidikan Islam dan sains sebagai sebuah wacana keilmuan dalam mencerahkan pendidikan Islam di era peradaban modern yang terkesan buram.

Hadis tarbawi : analisis komponen-komponen pendidikan perspektif Hadis

Semua kaum Muslim, kaum terpelajar atau bukan, sudah sangat paham bahwa Hadis adalah sumber ajaran Islam yang kedua sesudah al-Qur’an. Sebagaimana al-Qur’an, Hadis pun mencakup berbagai aspek, termasuk aspek pendidikan. Sosok Rasulullah SAW baik yang berbentuk perkataan, perbuatan, maupun ketetapan Beliau merupakan sebuah sistem pendidikan yang memiliki komponen-komponen pendidikan. Bahkan Beliau memperkenalkan dirinya sebagai mu’allim (pengajar) dan muaddib (pendidik). Sedangkan pengikut atau para sahabat sebagai peserta didik, dan ilmu keislaman merupakan kurikulum atau materi pelajarannya. Di dalamnya juga ada tujuan, strategi, metode, dan penilaian sebagaimana sebuah pendidikan yang berstruktur, bahkan di dalamnya juga ada adab sebagai tata tertib. Dari hasil penelusuran Hadis-Hadis yang memiliki hubungan dengan pendidikan tersebut kemudian menjadi Hadis Tarbawi/Hadis Pendidikan. Jadi Hadis Tarbawi adalah Hadis-Hadis Rasulullah SAW yang dapat dijadikan rujukan dalam merumuskan teori pendidikan. Sesuai dengan judul buku ini, Hadis Tarbawi, Analisis Komponen-Komponen Pendidikan Perspektif Hadis. Bahwa buku ini berisi Hadis-Hadis komponen pendidikan mulai dari term pendidikan Islam, dasariyah tarbiyah, tujuan pendidikan, lingkungan pendidikan, lembaga pendidikan, pendidik, peserta didik, kurikulum, metode pendidikan, hingga evaluasi pendidikan dan disempurnakan dengan tema pendidika yang aktual yaitu pendidikan kaum wanita dan pendidikan era milenial perspektif Hadits. Pendekatan penulisan yang digunakan dua pendekatan, yaitu maud}u>’i> (tematik) sesuai tema-tema dalam buku ini yaitu berkaitan dengan komponen-komponen pendidikan dan tah}līlī digunakan menganalisis teks Hadis. Buku ini disusun sebagai referensi mahasiswa dalam mata kuliah Hadis Tarbawi. Memperhatikan semua Program Studi pada Fakultas Tarbiyah di lingkungan Perguruan Tinggi Islam baik Negeri maupun Swasta menjadikan Hadis Tarbawi (Hadis Pendidikan) sebagai matakuliah yang wajib dipelajari. Selain itu, kajian dalam buku ini juga dapat dinikmati oleh para pemerhati, praktisi, pengembang pendidikan, penyelenggara pendidikan, pengelola pendidikan dan terutama bagi Dosen/Pengajar pengampu dalam bidang mata kuliah Hadis Tarbawi.

Jadi Hadis Tarbawi adalah Hadis-Hadis Rasulullah SAW yang dapat dijadikan rujukan dalam merumuskan teori pendidikan. Sesuai dengan judul buku ini, Hadis Tarbawi, Analisis Komponen-Komponen Pendidikan Perspektif Hadis.

Filsafat Pendidikan Islam

Analisis Pemikiran Filosofis Kurikulum 2013

Buku ini merupakan hasil penelitian penulis secara mendalam (meradikal) terhadap pemikiran filosofis Kurikulum 2013 dengan pisau analisis Filsafat Pendidikan Islam yaitu membedah aliran pemikiran filsafat yang terkandung dalam Kurikulum 2013. Dengan demikian akan nampak dengan jelas arah dan tujuan Kurikulum 2013, sehingga dapat diverifikasi kevalidan Kurikulum 2013 apakah kurikulum tersebut berorientasi kepada masa depan, kemanusiaan, dan pengembangan keperibadian, akhlak, watak, wawasan dan intelektualitas, serta sekaligus membangun dan mengembangkan kebudayaan bangsa dan peradabannya. Serta sejauh mana implikasinya terhadap pendidikan Islam dengan menjadikan Filsafat Pendidikan Islam sebagai verifikator filosofis Kurikulum 2013, karena sebagian tokoh Islam dengan berani dan tegas bahwa Kurikulum 2013 adalah cerminan Kurikulum Pendidikan Islam. Tentunya penulis pun berharap demikian, sehingga paradigma pendidikan Islam pun menjadi pijakan terbangunnya kurikulum nasional di Indonesia dan sebagai dasar pengembangan Ilmu Pendidikan Islam.

Buku ini merupakan hasil penelitian penulis secara mendalam (meradikal) terhadap pemikiran filosofis Kurikulum 2013 dengan pisau analisis Filsafat Pendidikan Islam yaitu membedah aliran pemikiran filsafat yang terkandung dalam Kurikulum ...