Sebanyak 14 item atau buku ditemukan

Desain Pelatihan untuk Guru Sekolah Bagaimana menjadi Pemimpin Pembelajaran

Buku ini merupakan hasil adaptasi dari modul-modul yang dikembangkan oleh penulis dalam berbagai kegiatan penyusun modul di lembaga nonprofit, USAID dan Tanoto Foundation dalam program DBE3, Prioritas, dan PINTAR. Materi yang ada di dalam buku ini merupakan materi esensial setelah melalui proses pemikiran mendalam berdasarkan situasi di lapangan dan kondisi peserta pelatihan.

Catatan untuk Fasilitator Komponen LK yang dikenalkan adalah ‟Informasi‟/‟Konteks Permasalahan‟ dan ‟Pertanyaan‟/‟Perintah‟ dengan ciri-ciri sbb: 1. Informasi/Konteks Permasalahan, hendaknya „menginspirasi‟ mahasiswa untuk ...

MENGUKUR MINAT PROFESI GURU

Instrumen dan Teknik Validasi

Berapa jumlah guru yang tersisa? Pertanyaan itu dilontarkan oleh Kaisar Hirohito beberapa hari setelah Nagasaki dan Hiroshima luluh-lantak karena bom atom dijatuhkan di dua kota tersebut oleh Tentara Amerika Serikat pada Perang Dunia II. Apakah Anda percaya pertanyaan tersebut benar-benar ada? Apakah Anda pernah menemukan jawaban dari pertanyaan itu? Pertanyaan-pertanyaan ikutan itu menjadi kurang penting karena banyak orang telah mempercayai pertanyaan utamanya. Terlebih lagi, orang dapat melihat bukti nyata bahwa Jepang telah berhasil bangkit dari kekalahan perang dalam waktu singkat. Para pengamat waktu itu mempredeksi Jepang baru akan mampu tumbuh dan bangkit berkembang dalam kurun waktu 70 tahun setelah peristiwa bom di kedua kota tersebut. Mereka, termasuk kita semua, memperkirakan faktor penentu keberhasilan itu adalah pendidikan yang tentunya sangat erat terkait dengan peran dan fungsi guru. Bagaimana dengan pernyataan, “Guru adalah jabatan mulia”. Apakah Anda mempercayainya? Apa yang telah Anda lakukan untuk memuliakan guru? Mungkin masih banyak pertanyaan lain yang dapat dimunculkan terkait dengan pernyataan utama tersebut. Bila salah satu anak atau anggota keluarga Anda menyatakan keinginannya untuk menjadi guru, apakah Anda akan mendukungnya? Bagaimana menelusuri minat terhadap profesi guru dan bagaimana mengukurnya? Pertanyaan-petanyaan tersebut dan juga pertanyaan lain yang terkait dengan profesi guru dibahas dalam buku yang sedang Anda baca. Pertanyaan atau lebih umum permasalahan yang dimunculkan dalam beberapa pertanyaan tersebut tidak hanya perlu untuk dibahas sebagai diskursus (discourse) bagi para orang tua, yang berkeinginan salah satu anggota keluarganya berprofesi guru, akan tetapi juga perlu diketahui sebagai rujukan bagi para guru, para mahaguru atau dosen di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), dan para mahasiswa yang sedang belajar di LPTK. Oleh karena itu, buku ini layak untuk dibaca oleh mereka semua. Bagi yang sedang menjalani tugas sebagai guru dapat mengambil manfaat dari buku ini, misalnya, mendapatkan jawaban untuk menjawab dan meyakinkan diri sendiri apakah mereka benar-benar mencintai profesinya, apakah mereka telah memenuhi ciri-ciri profesi guru sehingga dapat meningkatkan pengabdiannya. Bagi para mahasiswa LPTK dapat mengambil manfaat, antara lain peningkatan pemahaman tentang profesi guru sehingga komitmen mereka untuk menjadi guru professional semakin kokoh. Di samping itu, mereka dapat memanfaatkan alat ukur yang dikembangkan dan dibahas dalam buku ini sebagai instrumen penelitian mereka. Demikian pula, para orang tua dan para dosen LPTK dapat mengambil manfaat sesuai keperluan mereka masing-masing. Buku ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk meyusun disertasi beberapa tahun yang lalu. Ide untuk menyusun buku ini sudah lama tersimpan dalam rencana dan baru saat ini terlaksana. Oleh karena itu, sebagian besar sumber yang dirujuk adalah sumber-sumber lama namun dapat diyakinkan bahwa esensi maknanya masih relevan dengan kondisi saat ini. Untuk itu, uraian pada bagian akhir buku ini merupakan konfirmasi tentang kemutahiran esensi makna yang dibahas dalam buku ini. Bagian ini diakhiri dengan satu quotation atau kata bijak yang sering disampaikan untuk memotivasi guru dan calon guru untuk terus belajar. “Who Dares to Teach Must Not Cease to Learn”. Siapa yang berkeinginan kuat untuk menjadi guru harus terus belajar. Selamat belajar, semoga bermanfaat.

Berapa jumlah guru yang tersisa?

TAHSINUL QUR’AN: Cara Cepat Belajar Al-Qur'an

Belajar dan mengajar membaca Al-Qur’an sampai dengan cara yang baik sesuai dengan makhraj dan tajwid adalah kewajiban baik secara individual bagi setiap muslim dan muslimat maupun secara kolektif atau kelembagaan, dan secara khusus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) telah menetapkan bahwa membaca Al-Qur’an sesuai dengan standar ilmu tajwid adalah menjadi salah satu target mutu UAD (berdasarkan SK Rektor Nomor 75 Tahun 2009), yang harus dicapai oleh seluruh mahasiswa, bahkan bukan saja oleh mahasiswa, tetapi oleh seluruh karyawan dan dosen Universitas Ahmad Dahlan.

Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda ...

Dari Mao ke Marcuse: Percikan Filsafat Marxis Pasca-Lenin

"""Inilah buku ketiga dan terakhir dari buku-buku di dalamnya Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno memperkenalkan pemikiran Karl Marx dan pengaruhnya yang sedemikian dahsyat. Dalam Pemikiran Karl Marx. Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme (1991) , Prof. Magnis menjelaskan pokok-pokok pikiran Marx dan perkembangan Marxisme sampai sebelum Lenin. Sementara dalam buku kedua, Dalam Bayang-bayang Lenin. Enam Pemikir Marxisme dari Lenin sampai Tan Malaka (2003), ia memaparkan pikiran utama tokoh-tokoh yang telah mengubah Marxisme dari sebuah teori menjadi gerakan politik internasional, yang dengan nama komunisme pernah menguasai sampai sepertiga umat manusia. Dalam buku yang ketiga ini, Dari Mao ke Marcuse. Percikan Filsafat Marxis Pasca-Lenin, Prof. Magnis kemudian men jabarkan perkembangan teori-teori Marxis mulai dari Karl Marx sampai ke bagian kedua abad keduapuluh, serta pokok-pokok pikiran Mao Zedong, Ernst Bloch, Karel Kosík, Horkheimer dan Adorno, Marcuse hingga munculnya gerakan Kiri Baru. “Karl Marx, apalagi Lenin, tidak memahami diri sekedar sebagai pemikir—yang lantas pantas didiskusikan dalam rangka sejarah filsafat—melainkan sebagai pendorong praksis revolusioner… Maka mereka tidak dapat dibaca secara netral, dari perspektif pengamat tak terlibat. Para tokoh Marxis sendiri selalu kritis dan mengambil sikap, dengan hati yang terlibat pada usaha untuk menciptakan masyarakat yang benar. Saya pun bukan seorang penulis netral. Saya berusaha untuk memaparkan masing-masing pikiran seobjektif mungkin, tetapi saya berpendapat bahwa menyikapi pikiran merupakan tuntutan kejujuran maka saya tidak menyembunyikan sikap saya.”"""

Tidak jelas sejauh mana analisis itu menunjang teori krisis-krisis ekonomi kapitalis. Artinya, ada kemungkinan bahwa betul-salahnya teori tentang nilai ...

Filsafat kebudayaan politik

butir-butir pemikiran kritis

Indonesian culture and politics from a philosophical viewpoint; collection of articles previously published.

... berjalanlah proses penyempurnaan dan penghalusan kebudayaan Jawa
dengan tekanan pada etika ksatria dan nilai - nilai spiritual dan hirarkis ,
perkembangan bahasa halus , dengan wayang dan piwulang sebagai media
komunikasi .

Pijar-pijar filsafat

dari Gatholoco ke filsafat perempuan, dari Adam Müller ke Postmodernisme

Tiga karangan tentang Jürgen Habermas dapat ditemukan dalam buku Magnis -
Suseno 1992 , yaitu sebuah pengantar lebih umum ( " Sosok Pemikiran Jürgen
Habermas " ) , uraian rinci tentang debat antara Habermas dan Popper tentang ...