Sebanyak 4 item atau buku ditemukan

PEMBELAJARAN BAHASA JAWA DI SEKOLAH DASAR

Modul Pembelajaran Bahasa Jawa ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang landasan, hakikat, dan penerapan pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah-sekolah kepada mahasiswa. Dengan pemahaman ketiga pokok tersebut diharapkan setiap mahasiswa sudah dapat menjadi pengajar bahasa Jawa yang baik untuk setiap jenjang pendidikan. Di samping itu, juga diharapkan akan menjadi pengembang dan pembina Bahasa Jawa, sehingga peningkatan penggunaan Bahasa Jawa akan senantiasa terjadi. Sejalan dengan kehendak dan perintah kehidupan global yang dituntun oleh prinsip-prinsip kalkulabilitas, efisiensiefektivitas, prediktabelitas, kontrol, dan rasionalitas, kemunculan pengajar Bahasa Jawa yang baik yang sekaligus sebagai pengembang dan pembina Bahasa Jawa yang sejati, maka akan menjadi andil yang sangat besar untuk menciptakan generasi Jawa yang akan datang, yang kurang lebih akan tergambar sebagai generasi yang cerdas dan juga santun, piawai dengan penuh tata krama, berpikiran kritis, dan berbudi luhur, atau cemerlang sekaligus beradab. Sungguh mulia bekerja menjadikan generasi bangsa seperti di atas. Semoga modul ini betul-betul menjadi secercah modal untuk mengembangkan inspirasi para calon guru sebagai proyeksi seperti yang telah digambarkan di atas. Akhirnya, ucapan terima kasih disampaikan atas kesediaan para pengguna buku ini, semoga dapat memetik manfaatnya sebanyak mungkin

Modul Pembelajaran Bahasa Jawa ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang landasan, hakikat, dan penerapan pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah-sekolah kepada mahasiswa.

PANDUAN BERCERITA BERPASANGAN JURU PELIHARA SITUS SEJARAH MADIUN

Situs sejarah merupakan tempat manusia masa lalu melaksanakan aktivitas hidupnya dan meninggalkan sisa-sisa aktivitasnya sebagai ungkapan kebudayaan yang berlaku sesuai jamannya. Situs ini memiliki arti penting bagi kehidupan masa kini. Cerita dibalik situs dan peninggalan sejarah dapat dijadikan sumber motivasi manusia untuk berbuat lebih baik dari pendahulunya. Tanpa pengalaman manusia tak akan bisa mengambil putusan penting, tak akan mampu memperbaiki kondisinya, bahkan mungkin tak akan bisa melangsungkan hidupnya. Ini sejalan dengan ucapan Prof. Sartono Kartodirdjo, bahwa tidak mengetahui sejarah dapat diibaratkan orang yang membaca buku roman hanya pada halaman terakhir. Dengan demikian tidak diketahui "intrige" ceritera itu dan "happy end"-nya tidak dapat dimengerti sungguh-sungguh". Dengan memahami peristiwa masa lalu, akan menggugah kesadaran sejarah yang bersifat kolektif yaitu bentuk peng- alaman bersama sebagai ungkapan reaksi kepada situasi dalam peristiwa sosial, politik, ekonomi, kebudayaan dari masa ke masa. Untuk itu, situs dan peninggalan sejarah perlu dipelihara dan dilestarikan. Pemeliharaan dan pelestarian situs dan peninggalan sejarah perlu partisipasi banyak pihak, tidak hanya pemerintah tetapi juga swasta dan masyarakat. Berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah perlu adanya pihak-pihak yang menjaga dan bertanggung jawab. Salah satunya yakni mengangkat juru pelihara walaupun tidak untuk semua situs. Kondisi seperti memotivasi warga masyarakat untuk turut serta hadir sebagai pemelihara yang biasa disebut juru kunci. Pada umumnya juru pelihara maupun juru kunci memiliki dedikasi yang luar biasa dalam menjaga, merawat, dan memilihara situsnya. Bahkan mereka seringkali menjadi sasaran pertanyaan dari para pengunjung. Mengingat tidak semua juru pelihara dan juru kunci melaksanakan pendalaman dan/atau pengayaan secara ilmiah atas situs yang dipeliharanya sehingga ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Upaya perbaikan tersebut salah satunya melalui Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) Kemenristek RI dengan metode bercerita berpasangan.

Pendidikan Keterampilan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Rusman. (2014
). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru . Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada. Santrock, J. W. (2010). Psikologi Pendidikan.

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR

Diakui atau tidak, realitas pembelajaran cenderung berjalan secara statis, rutinitas dan monoton yang berakibat pada “kemandulan intelektual” siswa. Proses pembelajaran tidak nyaman dan menakutkan. Kenyataan inilah yang menyebabkan rasa kebencian siswa terhadap mata pelajaran dan akhirnya siswa sulit menerima materi pelajaran tertentu. Sebenarnya tidak ada materi pelajaran yang sulit, hanya karena faktor psikologis yang negatif, maka siswa akhirnya merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran tertentu. Buku ini menyajikan beberapa teori yang terkait dengan kebutuhan guru di kelas. Beberapa model mengajar diberikan dengan harapan agar pembaca lebih mudah dalam melakukan proses pembelajaran dikelas. Buku ini berisi tentang hakikat pembelajaran, konsep dasar pembelajaran, komponen dalam pembelajaran, proses belajar dan mengajar, juga disertakan pula cara mengelola proses belajar dan mengajar dikelas. Semua ini merupakan paduan bahasan penting yang harus dikuasai oleh seorang guru. Hal ini didasarkan kepada tuntutan-tuntutan pokok yang dihadapi sehari-hari dalam tugas profesionalnya.

Diakui atau tidak, realitas pembelajaran cenderung berjalan secara statis, rutinitas dan monoton yang berakibat pada “kemandulan intelektual” siswa.

EVALUASI PENDIDIKAN

Evaluasi memiliki peran yang penting dalam proses pembelajaran. Melalui evaluasi yang komprehensif akan dapat diketahui sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Untuk itu, pengetahuan tentang evaluasi pendidikan menjadi mutlak diperlukan bagi guru, calon guru, dan praktisi pendidikan. Seiring tuntutan kompetensi yang harus dikuasai siswa, diperlukan juga variasi dalam melakukan evaluasi. Buku ini selain menyajikan kajian teoretis tentang evaluasi, penilaian, pengukuran juga membahas berbagai macam bentuk penilaian yang secara aplikatif digunakan dalam proses pembelajaran. Variasi model penilaian, seperti: portofolio, penilaian proyek, penilaian sikap, penilaian unjuk kerja, dan penilaian diri disajikan tidak hanya secara teoretis tapi juga aplikatif dengan disertai contoh instrumen.

Untuk itu, pengetahuan tentang evaluasi pendidikan menjadi mutlak diperlukan bagi guru, calon guru, dan praktisi pendidikan. Seiring tuntutan kompetensi yang harus dikuasai siswa, diperlukan juga variasi dalam melakukan evaluasi.