Sebanyak 438 item atau buku ditemukan

EKONOMI KREATIF BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Berubahnya peta perekonomian global menempatkan kreatifitas menjadi modal utama dalam menghadapi tantangan global. Dalam konteks globalisasi, daya saing merupakan kunci utama untuk bisa sukses dan bertahan (Bahri, 2014). Daya saing ini muncul tidak hanya dalam bentuk produk dalam jumah banyak namun juga berkualitas. Kualitas produk tersebut dapat diperoleh melalui pencitraan ataupun menciptakan produk-produk inovatif yang berbeda dari wilayah lainnya, sehingga diperlukan kreativitas yang tinggi untuk dapat men- ciptakan produk-produk inovatif dan berdaya saing secara global. Berangkat dari poin inilah, ekonomi kreatif menemukan eksistensinya dan berkembang. Secara umum, ekonomi kreatif (creative economy) diartikan sebagai suatu konsep perekonomian di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas, dengan mengedepankan ide dan berbagai pengetahuan dari sumber daya manusia itu sendiri, sebagai faktor produksi yang paling utama. Dan menurut United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi yang berkembang berdasarkan aset kreatif yang berpotensi menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Jadi, pada dasarnya, konsep ekonomi kreatif ini lebih menge- depankan kreativitas, ide, dan pengetahuan manusia sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi di suatu negara dan akhirnya bisa mendunia. Titik tekan dalam dunia ekonomi kreatif adalah ide, talenta dan kreatifitas yang menjadi unsur vitalnya (Puspitosarie, 2015). Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (2008) merumuskan ekonomi kreatif sebagai upaya pembangunan ekonomi secara berkelan- jutan melalui kreativitas dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Definisi yang lebih jelas disampaikan oleh UNDP (2008) yang merumuskan bahwa ekonomi kreatif merupakan bagian integratif dari pengetahuan yang bersifat inovatif, pemanfaatan teknologi secara kreatif dan budaya.

Berubahnya peta perekonomian global menempatkan kreatifitas menjadi modal utama dalam menghadapi tantangan global.

MSDM

Artificial Intelligence dan Ekonomi Kreatif

Inovasi kini menjadi kata kunci, tak hanya menjanjikan pertumbuhan inovasi juga menjadi faktor kesinambungan bahkan mendisrubsi kemapanan. Di semua lini ekonomi, termasuk pariwisata dan ekonomi kreatif adalah sektor yang kini membutuhkan sentuhan inovasi. Semata karena Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah sektor andalan pencetak lapangan kerja yang cepat dan luas. Di tahun 2019 kita mencatat lebih dari 34 juta orang menggantungkan hidup di sektor parekraf, dan tak kurang dari 90 juta orang yang terkait dan menikmati manfaat. Sektor pariwisata punya daya ungkit ekonomi yang dahsyat, tantangan menghadap, akibat pandemic COVID-19 Pariwisata dan Ekonomi Kreatif justru kini menjadi sektor yang paling terdampak wabah. Wabah yang terjadi membutuhkan respon kedaruratan, penerapan protokol Kesehatan menjadi hal utama yang wajib dilakukan Pemerintah telah melakukan emergency responses, membangun ketahanan dan menyelamatkan perekonomian lewat beragam program seperti perlindungan sosial, stimulus dan padat karya. Untuk bertahan dan memulihkan ekosistem, pasar pariwisata dan ekonomi kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengembangkan sejumlah program membantu pelaku parekraf tetap dapat menjalankan usahanya diantaranya melalui program pemberian subsidi, bantuan, dan hibah. Disadari bahwa, ditengah dan seusai pandemic, kita semua akan hidup dengan cara baru. Untuk itu saya telah meletakkan tiga platform kerja Kemenparekraf, yaitu inovasi, adaptasi dan kolaborasi. Dimana inovasi dan faktor fundamental merespon perubahan, menjadi pijakan untuk bangkit dari keterpurukan. Buku ini menggali betapa inovasi lewat teknologi kecerdasan buatan (AI Artificial Intelligence) telah jauh melangkah, masuk ke banyak sektor dan lini kehidupan kita. Pariwisata dan ekonomi kreatif pun ikut menjadi wahana penerapan AI. Diawali dengan laju digitalisasi dan pemanfaatan big data yang tak terbendung, AI menggenapi sebagai sistem yang intelijen dan independent. Sektor pariwisata harus mengambil manfaat optimal, berupa penguatan interaksi digital, personalisasi, untuk pengalaman para wisatawan. AI pun akan melahirkan lapangan pekerjaan baru, lewat peningkatan produktivitas secara luas, produk dan layanan baru, hingga profesi baru yang berkualitas. Untuk itu pemerintah, dunia usaha, dan dunia Pendidikan harus berkolaborasi tak hanya menjadi target pasar bagi teknologi AI, namun bersiap jadi pelaku dan penentu. Menjadikan inovasi termasuk AI sebagai media untuk menggarap potensi pasar yang dinamis. Menyambut masa depan, menyiapkan sumber daya insani, dan membuka lapangan kerja baru seluas-luasnya. Selamat membaca, jadikan buku ini sebagai pemantik inspirasi, saatnya gerak cepat untuk berinovasi. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. H. Sandiaga Salahudin Uno, B.B.A., M.B.A

Inovasi kini menjadi kata kunci, tak hanya menjanjikan pertumbuhan inovasi juga menjadi faktor kesinambungan bahkan mendisrubsi kemapanan.

Menuju Kesejahteraan Berkelanjutan Pemahaman Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Klasik, Neoklasik, Islam, Green Economy, dan Blue Economy

Pertumbuhan ekonomi telah menjadi pusat perhatian para pemikir ekonomi, pembuat kebijakan, dan masyarakat umum selama berabad- abad. Dalam buku ini, kita akan merenungkan bagaimana pemikiran klasik seperti Adam Smith dan David Ricardo membentuk landasan teoritis pertumbuhan ekonomi yang pertama. Kita juga akan menjelajahi perdebatan antara pendekatan klasik dan neo-klasik serta bagaimana teori Keynes mempengaruhi pandangan kita tentang peran pemerintah dalam mengelola ekonomi. Namun, perkembangan ekonomi modern tidak hanya tentang pertumbuhan yang tidak terbatas. Buku ini juga akan membahas paradigma baru dalam ekonomi yang menekankan pentingnya keberlanjutan, yakni konsep pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Selain itu, kita akan membahas peran ekonomi biru, yang melibatkan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan, serta ekonomi hijau yang berfokus pada solusi ramah lingkungan untuk pertumbuhan ekonomi.

... Monetary System," yang menyoroti permasalahan keuangan Islam dan mencoba menggabungkan prinsip-prinsip Islam dalam sistem moneter global yang ada 2. Muhammad Taqi Usmani (Lahir pada Tahun 1943) ... Islam, Green Economy, dan Blue Economy.

Islamic Economics and Finance

Buku ini mengungkap bahwa Islamic Economics and Finance dibangun atas dasar Firman Allah Swt. dan Sunnah Rasulullah Saw., sehingga terjamin kehalalannya, keabsahannya, dan insya Allah Thoyib. Dalam pandangan Islam, sebagaimana banyak dijumpai dalam firman Allah Swt. bahwa ekonomi dan keuangan Islam tidak semata-mata diperuntukkan untuk umat Islam, akan tetapi untuk seluruh umat manusia.Keampuhan ekonomi dan keuangan Islam ini telah teruji, sebagaimana ketika terjadi krisis moneter pada tahun 1997, hanya bisnis Islam lah yang tetap berjaya, dan bahkan mampu menghasilkan laba usaha yang berlipat, sedangkan saat itu banyak bank-bank dan bisnis lainnya yang tumbang, bahkan terpaksa dilikuidasi.Kini pun dapat disaksikan bahwa di negara-negara yang mayoritas nonmuslim, telah tumbuh dan berkembang bank-bank, asuransi baru, serta bisnis lainnya bagaikan jamur di musim hujan. Demikian pula di kota-kota besar di beberapa negara tumbuh pula halal-mal, rumah makan halal, dan lain-lain.Buku ini mengurai dari teori ke praktik serta dapat menjawabberbagai masalah dan keraguan serta ketidaktahuan tentang keunggulan ekonomi dan keuangan Islam. Selain itu buku ini ditujukan untuk mahasiswa S1, S2, dan S3, serta praktisi yang menekuni dan mendalami ekonomi dan keuangan Islam.

Buku ini mengungkap bahwa Islamic Economics and Finance dibangun atas dasar Firman Allah Swt. dan Sunnah Rasulullah Saw., sehingga terjamin kehalalannya, keabsahannya, dan insya Allah Thoyib.

Filsafat Auditing

Buku adalah gagasan untuk membangun filsafat audit, dalam kaitan dengan pendekatan filsafat yakni Dialektika, Fenomenologi, Hermeneutika, Semiotika, dan Etnografi. Terima kasih semua pihak yang telah membantu, dan berpartisipasi dalam penelitian sehingga terbitnya Buku dengan Judul Episteme Auditing. Penelitian ini merupakan upaya pencapaian road map penelitian untuk periode 2003-2036 sehingga akhirnya dapat memperoleh pengakuan dunia internasional dan memungkinkan memperoleh Nobel dalam bidang ilmu sosial humaniora. Pada bidang epistime ilmu Auditing disusun konstruksi dengan pemikiran filsafat Episteme Platon, Immanuel Kant (1727-1804), Benedictus Baruch de Spinoza (1632-1677), Friedrich Wilhelm Joseph Schelling (1775 -1854), Episteme Johann Gottlieb Fichte (1762-1814). Dalam bidang dialekta ilmu Auditing akan disusun kontruksi dengan pemikiran filsafat George Wilhelm Friedrich Hegel 1770-1831), Sorean Aabye Kierkegaard [1813-1855]. Pada bidang fenomenologi ilmu audit disusun konstruksi dengan pemikiran filsafat Fenomenologi Edmund Husserl (1859-1938), Fenomenologi-Ontologi Martin Heidegger (1889-1976), Fenomenologi Max Scheler (1874-1928) Fenomenologi Maurice Merleau Ponty (1908-1961). Pada bidang hermenutika episteme audit disusun konstruksi dengan pemikiran filsafat Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher (1768-1834), Wilhelm Dilthey (1833-1911) Hermeneutika Romantis-Historis, Martin Heidegger (1889-1976) Hermeneutika Fenomenologis Dasein, Hans-Georg Gadamer (1900-1998), Hermeneutika Dialogis, Jurgen Habermas Hermeneutika Kritis (1929), Hermeneutika Emilio Betti (1890-1968, Paul Ricoeur (1913-2005) Hermeneutika Fenomenologis Strukturalis, Ludwig Wittgenstein (1889-1951) Hermeneutika, Gianni Vattimo Hermeneutika Mencari Makna, Richard McKay Rorty Hermeneutika Philosophy and the Mirror of Nature, Jacques Derrida Hermeneutika, Dekonstruksi, Hermeneutika Rudolf Karl Bultmann (1884 - 1976). Pada bidang semiotika ilmu Auditing disusun konstruksi dengan pemikiran filsafat Charles Sander Pierce (1839-1914), Ferdinan de Saussure (1857-1913), Roland Barthes (1915- ), Roman Jakobson (1896- 1982), Louis Hjelmslev (1889-1966), Susanne Katherina Langer (1895- 1985), Umberto Eco (1932- ), Ogden dan Richards (1923), George Herbert Mead, Erving Goffman (1922-), Charles Horton Cooley (1864 -1929), Herbert Blumer (1900- 1987). Tema Episteme Auditing adalah ilmu, seni proses kegiatan kritik logika, dan dialectic pada isi tulisan klien dengan memahami kembali seluruh fenomena, noumena makna konteks, Text, kemudian menulis isi penilaian dalam bentuk opini (auditor melakukan proses membaca ke menulis). Auditing adalah proses dialektika antara penulis laporan keuangan (klien) sebagai tesis, dengan pembaca laporan keuangan (auditor) sebagai antithesis, dan menghasilkan sintesis baru laporan keuangan yang reliable, relevan sebagai hasil dialog antara penulis dan pembaca, (2) Auditing adalah proses dialektika antara pemikiran dalam SAK dengan pemikiran SPAP untuk menghasilkan laporan keuangan bagi stakeholders sebagai sintesis absolut, (3) pada intinya sintesis absolut merupakan gambaran integritas atau tidak adanya integritas antara auditor dan auditee, (4) dialektika merupakan antara auditor dan auditee gambaran totalitas secara mikro dan sekaligus gambaran makro suatu masyarakat keseluruhan, (5) pada struktur SAK, dengan SPAP dialektika terjadi perubahan seperti tambah tebalnya buku SAK, dan SPAP.

... General Methodology of the Sciences of the Spirit,. Copyright Year; Bruns, Gerald. 1992., Hermeneutics. Ancient and ... Philosophy, Semiotics, and the Work of Fiction. WileyBlackwel Cain, R Bensen .2007.,The Socratic Method: Plato's Use ...

Falsafah Kebudayaan Pancasila

Pancasila memuat hakikat kebudayaan yang bersumber dari nilai-nilai ketuhanan humanistik, yang menuntut perwujudannya melalui kerja kemanusiaan demi tegaknya keadilan dan keadaban manusiawi. Sayangnya, akibat perubahan basis material kebudayaan di masyarakat, nilai budaya yang luhur itu tergerus menjadi simbol tanpa arti, sehingga Pancasila tinggal menjadi “hiasan dekoratif”, tidak menjadi skenario atau “praktik pertunjukan” di atas panggung kehidupan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, selain menampilkan kritik kebudayaan, buku ini juga mengusulkan arah implementasi falsafah budaya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak banyak buku yang secara serius membedah Pancasila dalam tilikan falsafah kebudayaan. Di tengah kelangkaan seperti itu, saudara Syaiful Arif memberikan kontribusi penting dengan buku ini, karena menawarkan renungan besar untuk memahami kembali Pancasila secara lebih mendalam. -- Yudi Latif, Ph.D -- Penulis Mahakarya “Negara Paripurna”

Di tengah kelangkaan seperti itu, saudara Syaiful Arif memberikan kontribusi penting dengan buku ini, karena menawarkan renungan besar untuk memahami kembali Pancasila secara lebih mendalam.

METODOLOGI PENELITIAN

Buku ini membahas tentang BAB I KONSEP DASAR PENELITIAN BAB 2 PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA BAB 4 KERANGKA KONSEP, VARIABEL, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 5 RANCANGAN ATAU DESAIN PENELITIAN BAB 6 POPULASI DAN SAMPEL BAB 7 PENGUMPULAN DATA BAB 8 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 9 ETIKA PENELITIAN DAN PLAGIARISME BAB 10 LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI

Scientific Research Methogologies and Techniques. Univ. Nova De Liboa, Portugal Lukman, ... Kekuatan 50 Institusi Ilmiah Indonesia: Profil Publikasi Ilmiah Terindeks Scopus. ... Scientific Papers and Presentations (3rd Edition) ...