Sebanyak 7667 item atau buku ditemukan

Basis Data: Teori dan Perancangan

Sistem manajemen basis data telah bertransformasi dari sebelumnya hanya sebagai sistem penyimpanan data menjadi sistem yang memiliki kemampuan penyimpanan spesifik untuk permasalahan tertentu. Basis data telah digunakan secara luas baik pada aplikasi desktop, aplikasi berbasis website, bahkan aplikasi mobile. Ilmu yang mempelajari basis data telah menjadi ilmu dasar yang fundamental dalam pengembangan teknologi informasi. Salah satu sistem basis data yang secara luas dimanfaatkan adalah basis data relasional. Basis data relasional banyak diterapkan dan digunakan dalam merancang sebuah perangkat lunak. Dengan pemahaman tentang data, informasi, atribut dan membangun relasi antar atribut serta perancangan basis data yang baik maka diharapkan dapat menghasilkan perangkat lunak yang baik sehingga dapat mempermudah proses penyimpanan data serta pencarian data yang diperlukan oleh penggunanya. Pemodelan rancangan basis data relasional berbasis diagram telah lama diperkenalkan dan dikembangkan secara luas. Pengembangan pemodelan ini mengakibatkan ada beragam pemodelan yang diperkenalkan, akan tetapi secara konsepsi, model-model yang ada memiliki tujuan yang sama dan aturan yang hampir sama. Tersedianya beragam model rancangan basis relasional data juga mengakibatkan adanya perbedaan dukungan model pada aplikasi perancangan basis data. Bahkan ada juga aplikasi yang mengembangkan model spesifik yang hanya tersedia pada aplikasi tersebut. Pemahaman tentang model diagram sangat diperlukan agar aplikasi dapat digunakan secara optimal. Sehingga perlu pemahaman yang mendalam tentang konsep dasar basis data berbasis pendekatan ER.

Sistem manajemen basis data telah bertransformasi dari sebelumnya hanya sebagai sistem penyimpanan data menjadi sistem yang memiliki kemampuan penyimpanan spesifik untuk permasalahan tertentu.

REKAYASA KUALITAS PERANGKAT LUNAK (TEORI & PRAKTIK)

Rekayasa perangkat lunak dapat dimaknai sebagai suatu pendekatan yang sistematis, disiplin dan terkuantifikasi atas pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan perangkat lunak, serta studi atas pendekatan-pendekatan ini, yaitu penerapan pendekatan engineering atas perangkat lunak. Sehingga seorang Software Engineering harus mendalami cara-cara pengembangan perangkat lunak termasuk pembuatan, pemeliharaan, manajemen organisasi pengembangan perangkat lunak dan manajemen kualitas, karena Karakteristik khusus dari kualitas perangkat lunak adalah sebuah hal yang kompleks dan tak mudah untuk langsung dimengerti (intangibility). Banyak sekali beda persepsi dan ekspektasi mengenai kualitas perangkat lunak, diantaranya kebutuhan, keinginan, kemauan, dan prioritas dari pengguna perangkat lunak tersebut. Selanjutnya, untuk menyatakan apakah sebuah perangkat lunak dapat dinyatakan berkualitas harus terlebih dahulu dilakukan pengujian (testing) dan pengukuran (measurement) tingkat kualitasnya. Pengujian ini dimaksudkan untuk memastikan apakah perangkat lunak tersebut benar-benar dapat digunakan (useable) oleh penggunanya. Terakhir yang tidak kalah penting adalah dilakukannya pengukuran terhadap kualitas perangkat lunak yang dimana hasil pengukurannya akan dijadikan acuan bagi pola pengembangan rekayasa perangkat lunak kedepannya, terutama yang erat hubungannya dengan antarmuka pengguna (user interface) dan pengalaman pengguna (user experience) dalam menggunakan perangkat lunak tersebut

Rekayasa perangkat lunak dapat dimaknai sebagai suatu pendekatan yang sistematis, disiplin dan terkuantifikasi atas pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan perangkat lunak, serta studi atas pendekatan-pendekatan ini, yaitu penerapan ...

Menata Pengungkapan CSR Pada Bank Islam (Pendekatan Teori Kritis)

Berangkat dari pemikiran bahwa Islam itu rahmatan lil alamiin, buku ini menawarkan suatu konsep dan pemikiran mengenai tanggung jawab sosial dalam perspektif Islam. Buku ini merupakan perkawinan pemikiran mengenai nilai-nilai Islam dan konsep tanggung jawab sosial dengan menggunakan pemikiran kritis. Bank Islam memiliki filosofi yang berbeda dengan bank konvensional, maka selayaknya jika semua aktivitasnya termasuk aktivitas tanggung jawab sosial juga dilakukan dengan berdasarkan pada nilai-nilai Islam. Dari segi metodologi buku ini menawarkan suatu metodologi alternatif dengan dilakukannya ekstensi atas teori komunikasi aksi Habermas. Ekstensi dilakukan dengan menggunakan spiritual sebagai salah satu sumber refleksi diri selain rasionalitas. Melalui buku ini penulis berharap dapat memberikan sedikit pencerahan bagi pihak-pihak yang berkepentingan karena selama ini perhatian yang diberikan terlalu fokus pada aspek material sehingga membuat terpinggirkannya informasi yang bersifat spiritual. Menata Pengungkapan CSR Pada Bank Islam (Pendekatan Teori Kritis) ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.

Menata Pengungkapan CSR Pada Bank Islam (Pendekatan Teori Kritis) ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.

TEORI – TEORI BELAJAR

Buku dengan judul Teori – Teori Belajar merupakan buku ajar yang disusun sebagai media pembelajaran, sumber referensi dan pedoman belajar bagi mahasiswa. Pokok-pokok bahasan dalam buku ini mencakup: 1) Hakikat Belajar, 2) Jenis-Jenis Dan Prinsip Belajar, 3) Asas-Asas Pembelajaran, 4) Masalah-Masalah Belajar, 5) Ruang Lingkup Teori Belajar, 6) Urgensi Teori Belajar, 7) Teori Behavioristik, 8) Teori Kognitif, 9) Teori Konstruktivistik, 10) Teori Sosiokultural, 11) Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), 12) Teori Humanistik, 13) Teori Belajar Pemrosesan Informasi, 14) Teori Belajar Neuroscience, 15) Motivasi Belajar, 16) Gaya Belajar

Buku dengan judul Teori – Teori Belajar merupakan buku ajar yang disusun sebagai media pembelajaran, sumber referensi dan pedoman belajar bagi mahasiswa.

Komunikasi Bencana

Teori dan Pendekatan Praktis Studi Kebencanaan di Indonesia

Indonesia secara geografis dan demografis rentan terhadap terjadinya bencana alam dan bencana nonalam. Letaknya yang berada pada gugus gunung api aktif dan ujung pergerakan tiga lempeng dunia yakni Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik membuat Indonesia memiliki potensi bencana alam geologis seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor serta termasuk beberapa potensi bencana nonalam terkait sosial dan ekonomi yang mengancam masyarakat. Tingginya potensi bencana tersebut membuat Indonesia harus meningkatkan kesiapsiagaan dan juga penanggulangan bencana agar bisa mengurangi risiko dari dampak bencana. Upaya mitigasi bencana terhadap masyarakat perlu diberikan agar masyarakat menjadi tangguh bencana. Dalam buku ini dijelaskan, upaya Mitigasi Bencana oleh pemerintah yang mengacu kepada dua kerangka besar yakni Sendai Framework 2016-2020 dan SDG’s sebagai acuan mitigasi kepada masyarakat. Kajian ini menggunakan pendekatan mitigasi bencana dari perspektif Ilmu Komunikasi sebagai salah satu upaya menerapkan program pengurangan risiko bencana berbasis komunitas yang tepat bagi tipologi Indonesia. Buku ini berupaya untuk melengkapi mitigasi bencana stuktural yang lebih banyak terfokus kepada aspek fisik dengan menambahkan kajian dari telaah Ilmu Komunikasi. Bagaimana komunikasi menjadi dasar dan mendorong masyarakat berpartisipasi untuk mencegah, mengurangi, menghindari dan memulihkan diri dari dampak bencana sehingga upaya pengurangan risiko bencana dapat berjalan optimal dibahas secara mendalam. Bahasan tersebut antara lain tentang Ilmu Komunikasi dalam penanggulangan bencana, pengertian penanggulangan bencana, siklus penanggulangan bencana, konstruksi pemaknaan bencana, koordinasi penanganan bencana, komunikasi dan mitigasi bencana, integrasi informasi dalam komunikasi bencana dan konsep difusi inovasi dalam komunikasi bencana.

Bahasan tersebut antara lain tentang Ilmu Komunikasi dalam penanggulangan bencana, pengertian penanggulangan bencana, siklus penanggulangan bencana, konstruksi pemaknaan bencana, koordinasi penanganan bencana, komunikasi dan mitigasi ...

Desain Instruksional di Jenjang SD (Teori dan Praktik)

Dalam buku ini diuraikan suatu proses sistematik dalam pembangunan sistem pembelajaran (instructional systems) yang kreatif, efektif, efisien. Dengan proses yang seperti itu dosen, guru, widyaiswara, dan pelatih, yang selanjutnya disebut mengajar atau tenaga yang bekerja khusus sebagai pendesain pembelajaran (instructional designer) akan mampu menghasilkan sistem secara kreatif dan inovatif. Sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan setting pembelajaran di tempat kerja masing-masing. Isi buku ini terdiri dari dua belas bab. Kedua belas bab tersebut dimulai dari asumsi dasar dan definisi desain pembelajaran SD, model-model desain instruksional, identifikasi kebutuhan pembelajaran, tujuan instruksional umum, mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik, tujuan instruksional khusus, menyusun alat penilaian hasil belajar, Menyusun alat penilaian hasil belajar, mengembangkan bahan instruksional, Menyusun desain dan melaksanakan evaluasi formatif, dan difusi inovatif.

Kedua belas bab tersebut dimulai dari asumsi dasar dan definisi desain pembelajaran SD, model-model desain instruksional, identifikasi kebutuhan pembelajaran, tujuan instruksional umum, mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal ...

Desain Instruksional SD (Teori dan Praktik)

Desain Pembelajaran adalah suatu rancangan pembelajaraan yang dikembangkan secara sistematik dan struktur yang berdasarkan tujuan dan strategi pembelajaran. Di buku ini diuraikan suatu proses sistematik pembelajaran dalam membangun sistem yang kreatif, efektif, dan efisien serta untuk menghasilkan sistem pembelajaran secara kreatif dan inovatif, sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan peraturan pembelajaran di tempat kerja masing- masing.

Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai kriteria penyusunan perencanaan : 1. Signifikansi Signifikan dapat diartikan sebagai kebermaknaan. Nilai signifikansi artinya, adalah bahwa perencanaan pembela ...

Analisis Budaya Dan Implikasi Sosial Ekonomi Dalam Praktik Sabuk Jalan

Dalam era sekarang ini, hubungan antarbangsa/manusia juga sangat berkembang sejalan dengan pembangunan infrastruktur. Keduanya sama-sama membangun konektivitas. Namun infrastruktur hubungan budaya belum dikembangkan, baik oleh Tiongkok maupun negara yang diajak bekerja sama, termasuk Indonesia. Akibatnya adalah kendala hubungan, image negatif, dan penolakan antara Tiongkok dengan ASEAN atau dengan Indonesia, maupun dengan negara lain yang menjadi masalah dan kerap terjadi. Oleh karena itu, dalam memahami karakteristik heterogen yang komprehensif dari masyarakat Indonesia (atau negara lain di Asia Tenggara) adalah dengan meningkatkan hubungan antar manusia. Selain itu, hubungan sosial budaya harus diperkuat, salah satunya dengan pembelajaran antarbudaya (intercultural learning), arena ide konektivitas bukan hanya fisik namun juga manusia. Indonesia dalam hal ini perlu memperkuat hubungan antarmanusia dan kerja sama sosial budaya melalui kegiatan non-infrastruktur, semisal pertukaran pendidikan, kunjungan keagamaan, festival budaya, kerja sama film, membangun/investasi di pedesaan, yang mana akan bermanfaat dan mendapat respons dari masyarakat ketimbang pembangunan infrastruktur besar tapi tidak mengakar ke masyarakat. Setiap tulisan dalam buku ini berusaha dihadirkan secara berhubungan satu sama lain. Harapannya, buku ini dapat memberikan pemahaman kepada pembacanya mengenai China BRI secara umum dari aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang berkaitan dengan program kerja sama BRI. Besar harapan penulis agar buku ini memberikan pengetahuan dan informasi bermanfaat bagi pembacanya yang berminat pada studi China BRI baik kalangan masyarakat umum, akademisi, maupun pelajar.

Sementara negara-negara sosialis dan dunia ketiga tidak diikutsertakan. Dengan kata lain, ini merupakan bantuan negara dunia pertama kepada negara dunia kedua. Sementara BRI merupakan gabungan negara-negara sepanjang jalur sutra dan ...