Sebanyak 494 item atau buku ditemukan

Manajemen Pembelajaran

Sistematika buku “Manajemen Pembelajaran” ini mengacu pada pendekatan konsep teoritis dan contoh penerapan. Buku ini terdiri atas 11 Bab yang dibahas secara rinci dalam pembahasan mengenai konsep dasar manajemen pembelajaran, diantaranya: Pengantar Manajemen Pembelajaran, Teori Belajar, Paradigma Pembelajaran Bermakna, Perencanaan Pembelajaran, Pengorganisasian Pembelajaran, Motivasi Belajar, Kepemimpinan dalam Pembelajaran, Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran, Peningkatan Mutu dalam Pembelajaran, Manajemen Sarana dan Prasarana Pembelajaran, Model Pembelajaran Untuk Membangun Struktur Berpikir (Defragmentasi) Siswa.

Buku ini terdiri atas 11 Bab yang dibahas secara rinci dalam pembahasan mengenai konsep dasar manajemen pembelajaran, diantaranya: Pengantar Manajemen Pembelajaran, Teori Belajar, Paradigma Pembelajaran Bermakna, Perencanaan Pembelajaran, ...

Akuntansi Manajemen

Book cahpter ini disusun oleh sejumlah akademisi dan praktisi sesuai dengan kepakarannya masing-masing. Buku ini diharapkan dapat hadir memberi kontribusi positif dalam ilmu pengetahuan khususnya terkait dengan Akuntansi Manajemen. Buku ini memberikan nuansa berbeda yang saling menyempurnakan dari setiap pembahasannya, bukan hanya dari segi konsep yang tertuang secara terperinci, tetapi juga melalui penyampaian contoh penerapan yang sesuai dan mudah dipahami. Sistematika buku “Akuntansi Manajemen” ini mengacu pada pendekatan konsep teoritis dan contoh penerapan. Buku ini terdiri atas 10 Bab yang dibahas secara rinci dalam pembahasan, diantaranya: Pengertian Akuntansi Manajemen; Tujuan Dan Esensi Akuntansi Manajemen; Anggaran Fleksibel dan Analisis Perilaku Biaya; Klasifikasi Biaya dan Sistem Akuntansi Biaya; Konsep Biaya dalam Pengambilan Keputusan; Sistem Activity Based Costing (ABC) dan Just In Time (JIT); Biaya Standar dan Analisis Penyimpangan; Akuntansi Pertanggung Jawaban Pusat Biaya, Sebagai Sistem Pengendalian Manajemen; Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Laba; Penentuan Harga Jual.

... dan mempublikasi berbagai karya baik secara individu maupun tim tentang akuntansi syariah baik berupa buku, seperti buku yang berjudul metode perhitungan zakat dan pajak, dan berbagai artikel tentang zakat dan pembiayaan syariah.

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Menurut Horisin (2007) bimbingan dan konseling sering dimaknai secara tidak tepat oleh sebagian orang bahkan oleh praktisi bimbingan konseling sendiri. Dengan kata lain sering muncul persepsi negatif tentang bimbingan konseling dari sebagian kepala sekolah, pengawas, pegawai, guru-guru, siswa bahkan guru pembimbing sendiri. Beberapa kesalahan itu menurut Prayitno (Tohirin 2007) yaitu : 1. Bimbingan dan koseling disamakan saja dengan pendidikan, sehingga bimbingan konseling tidak diperlukan kerena di sekolah telah tempat diselenggaralannya pendidikan, sehingga dengan sendirinya bimbingan konseling telah masuk kedalam proses pendidikan tersebut. Sekolah tidak perlu melaksanakan pelayanan bimbingan konseling secara mandiri, tetapi mantapkan saja pengajaran sebagai pelaksanaan nyata dari usaha pendidikan. 2. Bimbingan konseling dipisahkan dari pendidikan. Pelayanan bimbingan konseling dianggap harus benar-benar dilaksanakan secara khusus oleh tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya dan secara nyata harus dibedakan dari praktik pengajaran dan pendidikan. 3. Guru pembimbing atau konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah yang tugasnya menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin dan keamanan sekolah. Anggapan tersebut muncul karena sering muncul fakta-fakta di mana guru pembimbing diberikan tugas mengusut perkelahian antar siswa, pencurian di kelas, mengintrogasi siswa yang bersalah dan menghukum siswa yang melakukan kesalahan. 4. Bimbingan konseling dianggap semata-mata proses pemberian nasihat. Selain pemberian nasihat, umumnya siswa membutuhakan hal lain sesuai dengan masalah yang dihadapinya, yang memerlukan pelayanan lain seperti pemberian informasi, penempatan, penyaluran, bimbingan belajar dan pelayanan khusus. 5. Bimbingan konseling dibatasi hanya menangani masalah yang bersifat insidental (waktu tertentu saja) yaitu pada saat siswa mendapatkan masalah. Padahal bimbingan konseling menjangkau dimensi waktu yang bukan hanya waktu sekarang, namun juga masa lalu dan masa yang akan datang, karena biasanya masalah yang dihadapi siswa sekarang ini berkaitan dengan masa lalu dan akan berdampak pada masa yang akan datang. 6. Bimbingan konseling hanya untuk siswa tertentu saja. Khusus pada anak-anak yang memiliki keistimewaan seperti karena warna kulit, status atau kekayaan. Hakikatnya bimbingan konseling diberikan kepada individu atau kelompok yang memerlukannya. Tidak boleh ada diskriminasi terhadap siswa dalam pelayanan bimbingan konseling. 7. Bimbingan konseling melayani orang sakit atau orang yang kurang normal adalah merupakan anggapan yang kurang tepat. Bimbingan konseling melayani orang yang normal dan sehat yang mengalami suatu masalah tertentu. Jika ada siswa yang mengalami masalah fisik (sakit) maka yang ia akan menjadi pasien dokter dan jika mengalami masalah psikis seperti gangguan jiwa yang atau stres maka sebaiknya menjadi pasien psikolog. 8. Bimbingan konseling bekerja sendiri. Hal tersebut merupakan anggapan yang keliru karena bimbingan konseling terintegrasi dengan program pendidikan dan pembelajaran lainnya di sekolah. Oleh karena itu guru pembimbing harus bekerja sama dengan orang-orang yang dapat membantu menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sisiwa seperti bekerja sama dengan orang tua, guru, teman di sekolah dan di luar sekolah. 9. Konselor harus aktif dan siswa harus pasif adalah anggapan yang tidak tepat, karena proses pelayan bimbingan konseling bukan hanya menuntut keaktifan dari konselor, namun juga menuntut keaktifan dari siswa. 10. Bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siap saja. Ini merupakan anggapan yang keliru karena pelayanan bimbingan konseling dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan yang mengikuti teori, tujuan, metode dan asas tertentu. Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. 11. Bimbingan konseling berpusat pada keluhan saja, juga merupakan anggapan yang keliru, karena pemberian layanan bimbingan konseling memang diawali dengan melihat gejala atau keluhan awal yang disampaikan oleh siswa. Tetapi seorang konselor apabila pembahasanya dikembangkan, sering kali ternyata masalah yang sebenarnya lebih kompleks dari yang disampaikan oleh keluhan pertama siswa, sehingga pemberian bantuan harus dipusatkan kepada masalah yang sebenarnya. Konselor harus mampu menyelami sedalam-dalamnya masalah siswa yang sebenarnya. 12. Bimbingan konseling harus memiliki hasil yang harus segera dilihat. Anggapan tersebut adalah merupakan anggapan yang keliru, karena pelayanan bimbingan konseling berkenaan dengan aspek-aspek psikis dan tingkah laku, yang tidak semudah membalik telapak tangan, yang kemungkinan hasil bimbingan tidak langsung terlihat. 13. Bimbingan konseling menggunakan pemecahan masalah yang sama kepada semua siswa. Padahal sebenanya setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lain. Masalah yang sama dialami oleh dua orang yang berbeda kemungkinan akan menuntut cara pemecahan yang berbeda. 14. Bimbingan konseling memusatkan pada pengunaan instrumen. Ini merupakan anggapan salah karena instrumen hanyalah merupakan alat bantu dalam melakukan bimbingan konseling. Intrumen tersebut tidak boleh mengganggu, menghambat bahkan melumpuhkan usaha pelayanan bimbingan konseling. Artinya dengan instrumen atau tampa instrumen , usaha bimbingan pelayanan bimbingan konseling tetap harus dilakukan.

Bimbingan dan koseling disamakan saja dengan pendidikan, sehingga bimbingan konseling tidak diperlukan kerena di sekolah telah tempat diselenggaralannya pendidikan, sehingga dengan sendirinya bimbingan konseling telah masuk kedalam proses ...

Manajemen Pendidikan

Sistematika buku “Manajemen Pendidikan” ini mengacu pada pendekatan konsep teoritis dan contoh penerapan. Buku ini terdiri atas 10 Bab yang dibahas secara rinci dalam pembahasan mengenai konsep dasar manajemen pendidikan, diantaranya: Esensi Pendidikan, Teori Pembelajaran, Konsep Dasar Manajemen dalam Pendidikan, Lingkup Manajemen Pendidikan, Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen dalam Pendidikan, Manajemen Kurikulum, Manajemen Kelas Unggulan, Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler, Manajemen Perpustakaan, Keluarga dalam Mengimplementasikan Manajemen Pendidikan.

Buku ini terdiri atas 10 Bab yang dibahas secara rinci dalam pembahasan mengenai konsep dasar manajemen pendidikan, diantaranya: Esensi Pendidikan, Teori Pembelajaran, Konsep Dasar Manajemen dalam Pendidikan, Lingkup Manajemen Pendidikan, ...

Politik, demokrasi & manajemen komunikasi

On communication in politics in Indonesia; collection of articles.

Kompas dan Suara Pembaruan sebaliknya terlalu berhati - hati dalam meliput aksi - aksi umat Islam dalam merespon konflik di Maluku . Keduanya tidak menghadirkan diskusi komprehensif dan seimbang tentang rencana jihad beberapa unsur ...

Manajemen Konflik

Manajemen konflik merupakan proses mengidentifikasi dan menangani konflik secara bijaksana, adil, dan efisien dengan tiga bentuk metode pengelolaan konflik yaitu stimulasi konflik, pengurangan/penekanan konflik dan penyelesaian konflik. Pengelolaan konflik membutuhkan keterampilan seperti berkomunikasi yang efektif, pemecahan masalah, dan bernegosiasi dengan fokus pada kepentingan organisasi. Konflik sebenarnya bisa menjadi suatu potensi yang baik (fungsional) yang bisa mendorong produktivitas apabila konflik tersebut dikelola dengan baik, namun konflik biasanya dianggap sebagai suatu yang negatif (difungsional) dan dapat mengganggu serta menurunkan produktivitas. Diuraikan dalam 14 sub tema sebagai berikut: Bab 1 Ruang Lingkup Manajemen Konflik Bab 2 Ciri-Ciri Konflik dan Penyebab Terjadinya Konflik Bab 3 Tahapan-Tahapan Perkembangan Kearah Terjadinya Konflik Bab 4 Jenis-Jenis Konflik Bab 5 Sumber – Sumber Konflik Bab 6 Aspek-aspek Manajemen Konflik Bab 7 Dampak Konflik Bab 8 Strategi Mengelola Konflik Bab 9 Strategi Mengatasi Konflik Bab 10 Manajemen Konflik Bab 11 Konflik Lini dan Staf Bab 12 Penanggulangan Konflik Lini Dan Staf Bab 13 Pendekatan Situasi Konflik Bab 14 Kasus Manajemen Konflik yang Terjadi Di Dalam Organisasi

Manajemen konflik merupakan proses mengidentifikasi dan menangani konflik secara bijaksana, adil, dan efisien dengan tiga bentuk metode pengelolaan konflik yaitu stimulasi konflik, pengurangan/penekanan konflik dan penyelesaian konflik.

Manajemen Keperawatan

Perawat sebagai tenaga kesehatan profesional di mana pun mereka ditempatkan pada area pelayanan kesehatan harus menjadi manajer dan pemimpin yang efektif untuk memenuhi tanggung jawab mereka terhadap diri mereka sendiri, klien dan profesi. Perawat dan manajer keperawatan akan menjadi pemimpin bagi diri mereka sendiri, staf perawat dan mitra kerja dalam tim kesehatan; rekan kerja pada berbagai tingkat manajerial dalam organisasi pelayanan kesehatan dan sebagainya. Dalam posisi ini, Perawat dan manajer keperawatan harus memiliki strategi kreatif, disiplin dan kemampuan untuk meneliti dan menganalisis sistem manajemen keperawatan secara kritis sebagai respon terhadap perubahan pelayanan kesehatan yang cepat dan berkelanjutan. Manajer dan pemimpin harus mampu mengintegrasikan pengetahuan dan kemampuan untuk menerapkan teori-teori manajemen ke dalam praktik pelayanan kesehatan kemudian memperluas aplikasi melalui penelitian. Buku ini membahas tentang: Bab 1 Konsep dasar manajemen keperawatan Bab 2 Perencanaan dalam manajemen keperawatan Bab 3 Perencanaan tenaga keperawatan Bab 4 Kepemimpinan dalam manajemen keperawatan Bab 5 Perekrutan, seleksi, orientasi, penjadwalan dan perencanaan tenaga keperawatan Bab 6 Manajemen konflik dan menegakkan strategi penyelesaian konflik Bab 7 Motivasi dan hubungannya dengan kepuasan kerja Bab 8 Penilaian kinerja perawat Bab 9 Kewenangan dalam pendelegasian, supervisi dan perubahan Bab 10 Pre conference dan post conference Bab 11 Ronde keperawatan Bab 12 Discharge planning

Buku ini membahas tentang: Bab 1 Konsep dasar manajemen keperawatan Bab 2 Perencanaan dalam manajemen keperawatan Bab 3 Perencanaan tenaga keperawatan Bab 4 Kepemimpinan dalam manajemen keperawatan Bab 5 Perekrutan, seleksi, orientasi, ...

Sejarah Indonesia madya abad XVI-XIX

... Mempengaruhi Berkembangnya Perdagangan dan Pelayaran Antara Asia -
Eropa sampai Abad Ke - 18 Orang - orang Eropa yang menyerap peradaban
Islam , lalu dikembangkan di negerinya dan disesuaikan dengan peradaban
mereka .

Pengantar Statistika

Buku ini disusun dalam 12 bab yang dikelompokkan menjadi 4 bagian. Bab 1 sampai 3 membahas contoh terapan statistika dalam kehidupan sehari-hari. Bab 4 sampai 5 membahas tentang sebaran penarikan contoh yang mempunyai peranan sentral dalam referensi statistik. Bab 6 sampai 9 membahas dasar dalam inferensi statistika. Bab 10 sampai 12 membahas metode analisis statistik yang sifatnya komparasi maupun kausalitas.

Buku ini disusun dalam 12 bab yang dikelompokkan menjadi 4 bagian.