Sebanyak 438 item atau buku ditemukan

Kiat Sukses Meningkatkan Disiplin Siswa

Untuk mendukung tujuan pendidikan nasional dibutuhkan lembaga pendidikan formal atau sekolah yang menerapkan dan menjalankan disiplin dengan baik. Dalam hal ini penulis berpikir bahwa peningkatan disiplin siswa dipengaruhi oleh budaya sekolah, kompetensi guru, fasilitas sekolah, dan kepemimpinan kelapa sekolah. Buku ini membahas bagaimana seorang guru tampil prima dan berwibawa, penuh persiapan matang dan mantap pada proses pembelajaran, mampu mendisiplinkan siswa serta patut diteladani oleh siswa. Selanjutnya penulis mengungkapkan bagaimana budaya sekolah, kompetensi guru, fasilitas sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah sangat mendukung disiplin siswa. Kiat Sukses Meningkatkan Disiplin Siswa ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak*

Iklim kerja yang kondusif di sekolah dipengaruhi pula oleh faktor-faktor sebagai berikut. 1. penempatan personalia, 2. pembinaan antar hubungan, 3. dinamisasi dan penyelesaian konflik, 4. pemanfaatan informasi, dan 5. peningkatan ...

KETERAMPILAN BERBICARA Tinjauan Deskriptif dan Penerapannya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dan mutlak dikuasai oleh setiap peserta didik di seluruh jenjang pendidikan. Pada jenjang pendidikan sarjana, khususnya pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, mata kuliah Keterampilan Berbicara selalu menjadi mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang harus dikuasai, tidak hanya secara teoretis tetapi juga praktik untuk menunjang profesi keguruan, khususnya guru Bahasa Indonesia. Buku ini diterbitkan untuk menjawab kebutuhan pebelajar, mahasiswa calon guru, maupun para guru Bahasa Indonesia sebagai bekal dan pedoman dalam meninjau teori keterampilan berbicara dan penerapannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang sesuai dengan dinamisnya perubahan kurikulum 2013 saat ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada pihak Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Buku ini terwujud sebagai salah satu upaya pemerintah dalam hal ini Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, yang terus mengupayakan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) secara berkesinambungan. Pada tahun 2016 telah dilaksanakan program hibah Revitalisasi LPTK yang memfokuskan pada pengembangan kurikulum program studi (prodi) sarjana pendidikan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti) dan berorientasi pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Pada tahun ini (2017) kurikulum yang telah disusun diimplementasikan dengan memfokuskan pada pengembangan perangkat pembelajaran pendukung kurikulum, yang salah satu produknya adalah buku ajar yang diterbitkan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada segenap pimpinan di Universitas Islam Malang yaitu Rektor, Wakil Rektor I, Tim Task Force Unisma, Dekan FKIP dan segenap pimpinannya, yang telah memberi kesempatan, bantuan, dan motivasi pada penulis dalam menyelesaikan buku ini. Tidak lupa juga penulis sampaikan terima kasih pada sejawat dosen sebagai teman diskusi dalam penuntasan penulisan buku. Semoga penerbitan buku ini dapat dimanfaatkan dan digunakan sebagai acuan bagi pebelajar, mahasiswa, guru, dan pemerhati pendidikan dalam memahami konsep, teori, dan penerapan keterampilan berbicara pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dan mutlak dikuasai oleh setiap peserta didik di seluruh jenjang pendidikan.

Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Rendah

Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah merupakan jenis bacaan cerita anak-anak yang bentuk karya sastra yang ditulis untuk konsumsi anak-anak. Sebagaimana karya sastra pada umumnya. Bacaan sastra anak-anak merupakan hasil kreasi imajinatif yang mampu menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman keindahan tertentu. Anak usia SD pada jenjang kelas menengah dan akhir sebagai pembaca sastra telah mampu menghubungkan dunia pengalamannya dengan dunia rekaan yang tergambarkan dalam cerita. Hubungan interaktif antara pengalaman dengan pengetahuan kebahasaan merupakan kunci awal dalam memahami dan menikmati bacaan cerita anak-anak. Bacaan tersebut ditinjau dari cara penulisan, bahasa, dan isinya juga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan readiness anak. Sastra yang terwujud untuk anak-anak selain ditujukan untuk mengembangkan imajinasi, fantasi dan daya kognisi yang akan mengarahkan anak pada pemunculan daya kreativitas juga bertujuan mengarahkan anak pada pemahaman yang baik tentang alam dan lingkungan serta pengenalan pada perasaan dan pikiran tentang diri sendiri maupun orang lain. Karena itu kehadiran buku ini diharapkan mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar/Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai calon guru maupun guru sekolah dasar/madrasah sekalipun dapat mempraktikkan pengajaran berbahasa Indonesia sekaligus bersastra yang menyenangkan bagi murid-murid sekolah dasar kelas rendah melalui berbagai metode yang dapat mempermudah pembelajaran yang sudah terangkum dalam buku ini.

Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah merupakan jenis bacaan cerita anak-anak yang bentuk karya sastra yang ditulis untuk konsumsi anak-anak.

Konsep dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Rendah: Bintang Pustaka

Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah masih jarang ditemui di lingkungan perguruan tinggi, khususnya pembelajaran di kelas rendah yakni kelas 1 sampai kelas 3. Materi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah msih bersifat umum, sehingga di dalam praktiknya mahasiswa menerapkan metode dan model sama dengan mata pelajaran yang lain. Dengan adanya kurikulum 2013 yang sekarang digunakan bahasa Indonesia menjadi penghubung mata pelajaran yang lain dengan menerapkan beberapa pendekatan dan menggabungkan empat keterampilan dalam berbahasa.

Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah masih jarang ditemui di lingkungan perguruan tinggi, khususnya pembelajaran di kelas rendah yakni kelas 1 sampai kelas 3.

LINGUISTIK TERAPAN Konsep Pembelajaran dan Penelitian Linguistik Mutakhir

Melalui tulisan ini, kami pengampu matakuliah Linguistik Terapan pada Program Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia berupaya untuk menginpirasi para mahasiswa untuk senantiasa merenungkan berbagai fenomena bahasa pada berbagai bidang. Alhamdulillah hasilnya sangat bagus, mahasiswa sangat berantusias untuk menuliskan fenomena bahasa bahkan menerbitkannya sekala nasional. Tim penulis mengawali tuisan ini dengan memberikan ulasan singkat mengenai konsep dasar Linguistik Terapan. Pada bagian awal ini, kita akan disuguhkan dengan pandangan umum linguistik General Ferdinand de Saussure. Saussure yang melihat linguistik sebagai fenomena sosial, termasuk menghubungkan bahasa dengan fenomena budaya. Kajian etnolinguistik Franz Boas ini mengantarkan kita pada sebuah pemahaman multidisiplin linguistik terkait dengan apakah bahasa yang mempengaruhi bahasa ataukah sebaliknya budaya yang mempengaruhi bahasa. Selain itu, pada bagian awal ini, kita akan mengetahui secara komprehensip terkait dengan hakikat linguistik terapan, sejarah linguistik terapan, dan objek linguistik terapan. Sebagai kajian pelengkap pada butir ini, penulis telah menambahkan dengan kajian yang lain seperti hubungan linguistik dengan pembelajaran. Bagian kedua, penulis memberikan ilustrasi terkait dengan pendalaman linguistik terapan dari berbagai pandangan linguis modern. Hartman, Stork, Spolsky (1972) bahwa istilah educational linguistic (linguistik Pendidikan) dengan alasan bahwa lingkup linguistik terapan lebih luas daripada linguistik pendidikan. Dalam linguistik terapan mempelajari penerjemahan, leksikografi, perencanaan bahasa, dan lain-lain. Definisi tersebut menjelaskan bahwa linguistik terapan mengacu pada penggunaan oleh guru bahasa mengenai hasil temuan ahli bahasa. Definisi ini juga menjelaskan bahwa ada perbedaan antara guru bahasa dan ahli bahasa, yaitu ahli bahasa menghasilkan perian dan teori bahasa sedangkan guru bahasa menggunakan hasil temuan tersebut dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakannya. Bagian ketiga Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Kedua di Sekolah Dasar Berdasarkan Pandangan Nativisme. Dalam hal ini kredibilitas Guru sebagai tenaga pendidik untuk lebih jeli dalam menggali dan memaksimalkan potensi yang terdapat pada peserta didiknya. Potensi tersebut kemudian dipadukan dengan konsep metode dan strategi pembelajaran yang efektif. LAD juga memiliki komponen penting untuk mengolah masukan data linguistik yang diterimanya menjadi kompetensi gramatikal yang dikerjakan secara bawah sadar. Dalam hal ini, si pembelajar bahasa berupaya mengoperasikan LAD yang dimilikinya untuk membentuk hipotesis tentang kaidah bahasa yang dipelajari dan memperbaikinya. Bagian Keempat, Penerapan Ranah Kognitif Taksonomi Bloom dalam Pembelajaran Menulis Teks Puisi Rakyat (Pantun). Perubahan pengetahuan dalam taksonomi Bloom menjadi dimensi tersendiri yaitu dimensi pengetahuan dalam taksonomi revisi. Pengetahuan tetap dipertahankan dalam taksonomi revisi namun berubah menjadi dimensi tersendiri karena diasumsikan bahwa setiap kategorikategori dalam taksonomi membutuhkan pengetahuan sebagai apa yang harus dipelajari oleh siswa. Taksonomi revisi memiliki dua dimensi yaitu dimensi pengetahuan dan dimensi kognitif proses. Bagian kelima, Penerapan Metode Produktif dalam Keterampilan Menulis Teks Cerita Pendek Kelas XI SMA Islam Almaarif Singosari. Metode mencakup pemilihan dan penentuan bahan ajar, penyusunan serta kemungkinan pengadaan remedi dan pengembangan bahan ajar tersebut. Dalam hal ini, setelah guru menetapkan tujuan yang hendak dicapai kemudian ia mulai memilih bahan ajar yang sesuai dengan bahan ajar tersebut. Sesudah itu, guru menentukan hahan ajar yang telah dipilih itu, yang sesuai dengan tingkat usia, tingkat kemampuan, kebutuhan serta latar belakang lingkungan siswa. Kemudian, bahan ajar tersebut disusun menurut urutan tingkat kesukaran, yakni dari yang mudah berlanjut pada yang lebih sukar. Di samping itu, guru merencanakan pula cara mengevaluasi, mengadakan remedi serta mengembangkan bahan ajar tersebut. Bagian keenam, Penerapan Metode Bermain Peran pada Pembelajaran Pemeranan Drama. Model ini mengacu pada pengertianlangkah-langkah dalam mengolah kegiatan belajar mengajar bahasa yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi pembelajaran. Model bukanlah cara menyampaikan pembelajaran sebab model sifatnya lebih kompleks dari sekedar cara penyampaian materi. Jadi SQ3R merupakan suatu pembelajaran yang sangat baik untuk kepentingan membaca secara intensif dan relasional. Model pembelajaran ini merupakan salah satu metode membaca yang makin lama makin dikenal orang dan makin banyak digunakan. Bagian ketujuh, Penerapan Metode Hypnoteaching untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi pada Siswa SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima. Metode yang tepat untuk meningkatkan kempuan menulis puisi peserta didik yang guru harus terapkan salah satunya yaitu metode hypnotaching. Hypnoteaching adalah sebuah metode pembelajaran dengan menggunakan teknik-teknik yang berlaku dalam hipnotis. Ini artinya guru yang mempraktekan hipnoteaching sama seperti para pelaku hipnotis yang menghipnotis subjek dengan tujuantujuan yang mengarah pada pencapaian tujuan belajar. Metode hypnoteaching merupakan gabungan dari lima metode yaitu quantum learning, accelerated learning, power teaching, Neuro Linguistic Programming (NLP) dan hypnosis yang menjadikan pembelajaran menjadi unik, imajinatif dan merangsang kreatifitas siswa. hypnoteaching menyajikan pembelajaran aktif yang didukung media audio-visual sebagai salah satu sarana untuk membuat siswa menuju kondisi trance. Metode ini tentu sangat tepat digunakan dalam pembelajaran menulis. Bagian kedelapan Peran Guru Bahasa Indonesia dalam Penerapan Teori Konstruktivisme dalam Penulisan Teks Narasi. Dalam penulisan teks narasi, guru bahasa Indonesia mempunyai peran yang sangat besar dalam mendesin keberhasilan pembelajaran, dengan memperhatikan hal-hal berikut ini: (1) guru harus dapat memberi pemahaman kepada siswa, bahwa bahasa merupakan sarana berpikir. Keterampilan berbahasa siswa menjadi tolak ukur kemampun berpikir siswa. (2) Guru perlu memperhatikan kreatifitas siswa, (3) pembelajaran harus menyenangkan bagi siswa, maka guru harus bisa memangkitkan keingintahun, minat, dan semangat belajar siswa perlu mendapat perhatian, (4) guru harus pintar memilih model pembelajaran, pendekatan, strategi, dan teknik yang cocok , sehingga peserta didik tidak jenuh karena cara mengajar guru yang monoton, dan (5) guru harus memberi perhatian pada apa yang disampaikan siswa, setelah itu siswa itu sendiri yang lebih berperan. Bagian kesembilan Penggunaan Metode Discovery Learning pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Materi Menulis Teks Puisi Rakyat. Discovery learning adalah strategi pembelajaran yang cenderung meminta siswa untuk melakukan observasi, eksperimen, atau tindakan ilmiah hingga mendapatkan kesimpulan dari hasil tindakan ilmiah tersebut (Saifuddin, 2014:108). Melalui model ini peserta didik diajak untuk menemukan sendiri apa yang dipelajari kemudian mengkonstruk pengetahuan itu dengan memahami maknanya. Dalam model ini guru hanya sebagai fasilitator. Melalui buku ini, semua pembaca diharap dapat memperoleh intisari dari berbagai hal topik Linguistik Terapan dalam berbagai disiplin ilmu dan implementasinya. Selamat membaca.

Penelitian Pendidikan Dalam Gamintan Pendidikan Dasar Arifin, Z.2009.Evaluasi Pembelajaran.Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. Aunurrahman.2011.Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Alfabeta. dan PAUD.Bandung:Rizqi Press. Hasanuddin. 1996.

Model Perencanaan Partisipatif Pembangunan Desa

Penyusunan perencanaan pembangunan Desa harus dilengkapi dengan tersedianya data dan informasi yang lengkap dan akurat. Hal ini dapat memudahkan petugas atau perencana Desa dalam menyusun perencanaan pembagunan desa dan penetapan prioritas pembangunan desa yang diusulkan untuk program pembangunan yang di inginkan. Perencanaan pembangunan Desa yang telah disusun untuk selanjutnya dibahas pada forum Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrembang Desa) untuk memperoleh penetapan prioritas pembangunan desa.

Penyusunan perencanaan pembangunan Desa harus dilengkapi dengan tersedianya data dan informasi yang lengkap dan akurat.

Manajemen Pembelajaran

Sistematika buku “Manajemen Pembelajaran” ini mengacu pada pendekatan konsep teoritis dan contoh penerapan. Buku ini terdiri atas 11 Bab yang dibahas secara rinci dalam pembahasan mengenai konsep dasar manajemen pembelajaran, diantaranya: Pengantar Manajemen Pembelajaran, Teori Belajar, Paradigma Pembelajaran Bermakna, Perencanaan Pembelajaran, Pengorganisasian Pembelajaran, Motivasi Belajar, Kepemimpinan dalam Pembelajaran, Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran, Peningkatan Mutu dalam Pembelajaran, Manajemen Sarana dan Prasarana Pembelajaran, Model Pembelajaran Untuk Membangun Struktur Berpikir (Defragmentasi) Siswa.

Buku ini terdiri atas 11 Bab yang dibahas secara rinci dalam pembahasan mengenai konsep dasar manajemen pembelajaran, diantaranya: Pengantar Manajemen Pembelajaran, Teori Belajar, Paradigma Pembelajaran Bermakna, Perencanaan Pembelajaran, ...