Sebanyak 3283 item atau buku ditemukan

Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Melalui Pembelajaran Membaca Sastra

Globalisasi membawa pengaruh positif dan pengaruh negatif. Kehidupan siswa dihadapkan pada berbagai persoalan hidup yang begitu memprihatinkan dan kompleks. Tawuran antarpelajar, perkosaan anak, penjualan anak, pencurian oleh anak, merupakan contoh kasus anak yang sudah tidak asing lagi. Salah satu solusi efektif yang dapat dilakukan yaitu melalui pendidikan. Pembelajaran yang dilaksanakan juga harus mampu merangsang siswa untuk dapat menggunakan dan mengembangkan kecerdasan spiritual yang dimilikinya. Kecerdasan spiritual akan membuat anak dapat memahami hakikat hidup, untuk apa dan bagaimana menjalani hidup, dan akhirnya mereka mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Penulis dalam buku ini menawarkan sastra sebagai jalan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual anak. Tidak dapat dipungkiri, bahwa kecerdasan tertinggi yang mampu membawa anak ke jalan lurus adalah kecerdasan spiritual. Ketika kecerdasan spiritual anak tumbuh berkembang, maka anak akan mampu melewati permasalahan hidup dengan arif. Dalam buku ini disajikan bagaimana gambaran spiritualitas di era global, konsep dan perbedaan antara IQ, EQ, an SQ, hakikat dan pentingnya kecerdasan spiritual, apa saja indikatornya, bagaimana penanamann kecerdasan spiritual, bagaimana dan mengapa pembelajaran sastra dapat dimanfaatkan sebagai media mengembangkan kecerdasan spiritual anak, serta contoh bahan ajar alam pembelajaran sastra yang berbasis kecerdasan spiritual.

Globalisasi membawa pengaruh positif dan pengaruh negatif.

Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Rendah

Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah merupakan jenis bacaan cerita anak-anak yang bentuk karya sastra yang ditulis untuk konsumsi anak-anak. Sebagaimana karya sastra pada umumnya. Bacaan sastra anak-anak merupakan hasil kreasi imajinatif yang mampu menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman keindahan tertentu. Anak usia SD pada jenjang kelas menengah dan akhir sebagai pembaca sastra telah mampu menghubungkan dunia pengalamannya dengan dunia rekaan yang tergambarkan dalam cerita. Hubungan interaktif antara pengalaman dengan pengetahuan kebahasaan merupakan kunci awal dalam memahami dan menikmati bacaan cerita anak-anak. Bacaan tersebut ditinjau dari cara penulisan, bahasa, dan isinya juga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan readiness anak. Sastra yang terwujud untuk anak-anak selain ditujukan untuk mengembangkan imajinasi, fantasi dan daya kognisi yang akan mengarahkan anak pada pemunculan daya kreativitas juga bertujuan mengarahkan anak pada pemahaman yang baik tentang alam dan lingkungan serta pengenalan pada perasaan dan pikiran tentang diri sendiri maupun orang lain. Karena itu kehadiran buku ini diharapkan mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar/Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai calon guru maupun guru sekolah dasar/madrasah sekalipun dapat mempraktikkan pengajaran berbahasa Indonesia sekaligus bersastra yang menyenangkan bagi murid-murid sekolah dasar kelas rendah melalui berbagai metode yang dapat mempermudah pembelajaran yang sudah terangkum dalam buku ini.

Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah merupakan jenis bacaan cerita anak-anak yang bentuk karya sastra yang ditulis untuk konsumsi anak-anak.

The Learning Cell Dalam Pembelajaran Menulis Pantun

Masalah menulis tidak dapat dipisahkan dari masalah kehidupan berkomunikasi dengan bahasa. Dalam banyak hal, dunia seseorang dalam hidupnya terletak pada bahasanya. Melalui bahasa kita mengerti, memahami, menikmati, mengontrol, mengembangkan dan menciptakan dunia kehidupan manusia. Di dalam membangun dan mengembangkan siswa ke arah kemungkinan-kemungkinan berbahasa secara kreatif melalui pengajaran menulis, guru dapat membantu atau menolong para siswa untuk merentang dan meluaskan dunia mereka, untuk hidup lebih penuh dengan makna. Hasil pengamatan penulis menunjukkan bahwa metode yang digunakan guru dalam pembelajaran pantun biasanya hanya bertumpu pada aspek membaca naskah pantun. Metode tersebut ternyata kurang memadai dan tidak memberikan solusi dalam melatih, memotivasi, dan mengekspresikan imajinasi peserta didik. Aspek keterampilan menulis pantun biasanya kurang mendapatkan perhatian bagi guru. Menurut pengamatan penulis keterampilan menulis pantun dianggap sulit oleh peserta didik, karena dalam pengajaran pantun biasanya guru memaksakan peserta didik untuk menulis pantun di dalam kelas dan harus selesai dalam satu pertemuan sehingga menghasilkan hasil karya pantun yang rendah kualitasnya dan tidak memberikan motivasi bagi peserta didik. The Learning Cell Dalam Pembelajaran Menulis Pantun ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.

Dalam bahasa Minang, pantun berasal dari kata patuntun 'petuntun'. Dalam bahasa Jawa, pantun dikenal dengan nama parikan, dan dalam bahasa Sunda pantun dikenal dengan paparikan, masyarakat Batak menyebut pantun dengan sebutan umpama ...

LINGUISTIK TERAPAN Konsep Pembelajaran dan Penelitian Linguistik Mutakhir

Melalui tulisan ini, kami pengampu matakuliah Linguistik Terapan pada Program Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia berupaya untuk menginpirasi para mahasiswa untuk senantiasa merenungkan berbagai fenomena bahasa pada berbagai bidang. Alhamdulillah hasilnya sangat bagus, mahasiswa sangat berantusias untuk menuliskan fenomena bahasa bahkan menerbitkannya sekala nasional. Tim penulis mengawali tuisan ini dengan memberikan ulasan singkat mengenai konsep dasar Linguistik Terapan. Pada bagian awal ini, kita akan disuguhkan dengan pandangan umum linguistik General Ferdinand de Saussure. Saussure yang melihat linguistik sebagai fenomena sosial, termasuk menghubungkan bahasa dengan fenomena budaya. Kajian etnolinguistik Franz Boas ini mengantarkan kita pada sebuah pemahaman multidisiplin linguistik terkait dengan apakah bahasa yang mempengaruhi bahasa ataukah sebaliknya budaya yang mempengaruhi bahasa. Selain itu, pada bagian awal ini, kita akan mengetahui secara komprehensip terkait dengan hakikat linguistik terapan, sejarah linguistik terapan, dan objek linguistik terapan. Sebagai kajian pelengkap pada butir ini, penulis telah menambahkan dengan kajian yang lain seperti hubungan linguistik dengan pembelajaran. Bagian kedua, penulis memberikan ilustrasi terkait dengan pendalaman linguistik terapan dari berbagai pandangan linguis modern. Hartman, Stork, Spolsky (1972) bahwa istilah educational linguistic (linguistik Pendidikan) dengan alasan bahwa lingkup linguistik terapan lebih luas daripada linguistik pendidikan. Dalam linguistik terapan mempelajari penerjemahan, leksikografi, perencanaan bahasa, dan lain-lain. Definisi tersebut menjelaskan bahwa linguistik terapan mengacu pada penggunaan oleh guru bahasa mengenai hasil temuan ahli bahasa. Definisi ini juga menjelaskan bahwa ada perbedaan antara guru bahasa dan ahli bahasa, yaitu ahli bahasa menghasilkan perian dan teori bahasa sedangkan guru bahasa menggunakan hasil temuan tersebut dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakannya. Bagian ketiga Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Kedua di Sekolah Dasar Berdasarkan Pandangan Nativisme. Dalam hal ini kredibilitas Guru sebagai tenaga pendidik untuk lebih jeli dalam menggali dan memaksimalkan potensi yang terdapat pada peserta didiknya. Potensi tersebut kemudian dipadukan dengan konsep metode dan strategi pembelajaran yang efektif. LAD juga memiliki komponen penting untuk mengolah masukan data linguistik yang diterimanya menjadi kompetensi gramatikal yang dikerjakan secara bawah sadar. Dalam hal ini, si pembelajar bahasa berupaya mengoperasikan LAD yang dimilikinya untuk membentuk hipotesis tentang kaidah bahasa yang dipelajari dan memperbaikinya. Bagian Keempat, Penerapan Ranah Kognitif Taksonomi Bloom dalam Pembelajaran Menulis Teks Puisi Rakyat (Pantun). Perubahan pengetahuan dalam taksonomi Bloom menjadi dimensi tersendiri yaitu dimensi pengetahuan dalam taksonomi revisi. Pengetahuan tetap dipertahankan dalam taksonomi revisi namun berubah menjadi dimensi tersendiri karena diasumsikan bahwa setiap kategorikategori dalam taksonomi membutuhkan pengetahuan sebagai apa yang harus dipelajari oleh siswa. Taksonomi revisi memiliki dua dimensi yaitu dimensi pengetahuan dan dimensi kognitif proses. Bagian kelima, Penerapan Metode Produktif dalam Keterampilan Menulis Teks Cerita Pendek Kelas XI SMA Islam Almaarif Singosari. Metode mencakup pemilihan dan penentuan bahan ajar, penyusunan serta kemungkinan pengadaan remedi dan pengembangan bahan ajar tersebut. Dalam hal ini, setelah guru menetapkan tujuan yang hendak dicapai kemudian ia mulai memilih bahan ajar yang sesuai dengan bahan ajar tersebut. Sesudah itu, guru menentukan hahan ajar yang telah dipilih itu, yang sesuai dengan tingkat usia, tingkat kemampuan, kebutuhan serta latar belakang lingkungan siswa. Kemudian, bahan ajar tersebut disusun menurut urutan tingkat kesukaran, yakni dari yang mudah berlanjut pada yang lebih sukar. Di samping itu, guru merencanakan pula cara mengevaluasi, mengadakan remedi serta mengembangkan bahan ajar tersebut. Bagian keenam, Penerapan Metode Bermain Peran pada Pembelajaran Pemeranan Drama. Model ini mengacu pada pengertianlangkah-langkah dalam mengolah kegiatan belajar mengajar bahasa yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi pembelajaran. Model bukanlah cara menyampaikan pembelajaran sebab model sifatnya lebih kompleks dari sekedar cara penyampaian materi. Jadi SQ3R merupakan suatu pembelajaran yang sangat baik untuk kepentingan membaca secara intensif dan relasional. Model pembelajaran ini merupakan salah satu metode membaca yang makin lama makin dikenal orang dan makin banyak digunakan. Bagian ketujuh, Penerapan Metode Hypnoteaching untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi pada Siswa SMA Negeri 1 Woha Kabupaten Bima. Metode yang tepat untuk meningkatkan kempuan menulis puisi peserta didik yang guru harus terapkan salah satunya yaitu metode hypnotaching. Hypnoteaching adalah sebuah metode pembelajaran dengan menggunakan teknik-teknik yang berlaku dalam hipnotis. Ini artinya guru yang mempraktekan hipnoteaching sama seperti para pelaku hipnotis yang menghipnotis subjek dengan tujuantujuan yang mengarah pada pencapaian tujuan belajar. Metode hypnoteaching merupakan gabungan dari lima metode yaitu quantum learning, accelerated learning, power teaching, Neuro Linguistic Programming (NLP) dan hypnosis yang menjadikan pembelajaran menjadi unik, imajinatif dan merangsang kreatifitas siswa. hypnoteaching menyajikan pembelajaran aktif yang didukung media audio-visual sebagai salah satu sarana untuk membuat siswa menuju kondisi trance. Metode ini tentu sangat tepat digunakan dalam pembelajaran menulis. Bagian kedelapan Peran Guru Bahasa Indonesia dalam Penerapan Teori Konstruktivisme dalam Penulisan Teks Narasi. Dalam penulisan teks narasi, guru bahasa Indonesia mempunyai peran yang sangat besar dalam mendesin keberhasilan pembelajaran, dengan memperhatikan hal-hal berikut ini: (1) guru harus dapat memberi pemahaman kepada siswa, bahwa bahasa merupakan sarana berpikir. Keterampilan berbahasa siswa menjadi tolak ukur kemampun berpikir siswa. (2) Guru perlu memperhatikan kreatifitas siswa, (3) pembelajaran harus menyenangkan bagi siswa, maka guru harus bisa memangkitkan keingintahun, minat, dan semangat belajar siswa perlu mendapat perhatian, (4) guru harus pintar memilih model pembelajaran, pendekatan, strategi, dan teknik yang cocok , sehingga peserta didik tidak jenuh karena cara mengajar guru yang monoton, dan (5) guru harus memberi perhatian pada apa yang disampaikan siswa, setelah itu siswa itu sendiri yang lebih berperan. Bagian kesembilan Penggunaan Metode Discovery Learning pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Materi Menulis Teks Puisi Rakyat. Discovery learning adalah strategi pembelajaran yang cenderung meminta siswa untuk melakukan observasi, eksperimen, atau tindakan ilmiah hingga mendapatkan kesimpulan dari hasil tindakan ilmiah tersebut (Saifuddin, 2014:108). Melalui model ini peserta didik diajak untuk menemukan sendiri apa yang dipelajari kemudian mengkonstruk pengetahuan itu dengan memahami maknanya. Dalam model ini guru hanya sebagai fasilitator. Melalui buku ini, semua pembaca diharap dapat memperoleh intisari dari berbagai hal topik Linguistik Terapan dalam berbagai disiplin ilmu dan implementasinya. Selamat membaca.

Penelitian Pendidikan Dalam Gamintan Pendidikan Dasar Arifin, Z.2009.Evaluasi Pembelajaran.Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. Aunurrahman.2011.Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Alfabeta. dan PAUD.Bandung:Rizqi Press. Hasanuddin. 1996.

ADAPTASI DAN TRANSFORMASI PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID-19

Indonesia merupakan Negara yang sedang mengalami perkembangan di berbagai sektor mulai dari sistem politik, sistem pertahanan keamanan, sistem kebudayaan, sistem sosial, sistem pendidikan, dan masih banyak lagi. Namun dalam pembangunan nasional tetap sistem pendidikan menjadi garda terdepan dalam mengubah stagnasi pemikiran bahkan problematika kenegaraan. Meskipun saat ini, pandemi covid-19 telah melanda semua negara-negara di dunia, pendidikan harus tetap tampil kepermukaan dengan model pembelajaran baru. Adapun beberapa media atau platform yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran di rumah antara lain WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya. Dimana pendidik dapat memastikan peserta didik mengi-kuti pembelajaran dalam waktu bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda. Dengan tujuan atau tekat “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Buku ini diharapkan dapat membantu para Guru dan Dosen yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Para penulis dalam buku ini berasal dari berbagai kalangan: Dosen, Guru, akademisi dan praktisi pendidikan, sehingga menjadikan buku renyah untuk dibaca. Selamat membaca!

Right of Sunda Wiwitan Followers in Cigugur Kuningan) (2018), Jurnal Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Penyelesaian Sengketa ... Saat ini dia mengajar Bahasa Inggris sebagai matakuliah umum di fakultas Psikologi dan berkiprah di dunia ...

PENGANTAR PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

buku ini berisi tentang dasar-dasar pendidikan dan pembelajaran di sekolah dasar yang terdiri dari Sembilan chapter, setiap chapter buku memuat pendidikan dan pembelajaran di sekolah dasar dari berbagai bidang keilmuan, buku ini diharapkan dapat memberi sumbangsih bagi kemajuan pendidikan di Indonesia khususnya pada jenjang sekolah dasar, selain itu buku ini juga diharapkan dapat menjadi bekal mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar sebelum terjun ke duni kerja di masa depan.

Mata kuliah yang diampu penulis diantaranya Tari Pendidikan, Gerak Dasar Tari, Tari Klasik dan Lenyepan, Tari Sunda Kreasi, Sejarah Tari, Seni Tari dan Drama di Sekolah Dasar (di prodi PGSD), dan Seni Tari untuk Anak Usia Dini (di prodi ...

Bahasa-bahasa daerah Sulawesi dalam konteks bahasa nasional

prosiding Konferensi dan Seminar Nasional ke-5 Masyarakat Linguistik Indonesia

Use of regional languages in Sulawesi in the context of development of the Indonesian language; proceedings of conference.

Use of regional languages in Sulawesi in the context of development of the Indonesian language; proceedings of conference.

Pengantar Teknologi Pendidikan

Buku Pengantar Teknologi Pendidikan ini bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai dasar pendidikan, konsep dasar, ruang lingkup dan persoalan mendasar tentang pendidikan serta kontekstualisasinya bagi praksis pendidikan di Indonesia juga bagaimana penerapan Teknologi Pendidikan di negara maju dan negara berkembang. Buku ini terdiri dari 8 Bab yang mendiskusikan tentang: Bab 1 Konsep Dasar Teknologi Pendidikan Bab 2 Kawasan dan Ranah Teknologi Pendidikan Bab 3 Teknologi Sebagai Pendekatan Dalam Permasalahan Pendidikan Bab 4 Teknologi Sebagai Pendekatan Dalam Praktik Pendidikan Bab 5 Teknologi Komunikasi dalam Pendidikan Bab 6 Klasifikasi Media Pembelajaran Bab 7 Produksi Media Cetak Bab 8 Penerapan Teknologi Pendidikan di Negara Maju dan Negara Berkembang

Penerapan teknologi pendidikan merupakan arti dari teknologi pendidikan. Pada proses tersebut harus terjadi integrasi antara ide, manusia, peralatan dan organisasi. Selain itu, terjadi kegiatan pendidikan harus bersifat ilmiah, ...

Teknologi dan Pembelajaran Bahasa Inggris

Kehadiran buku ini dimaksudkan untuk memberikan beberapa ide tambahan terkait bagaimana teknologi dan pedagogi dapat diorkestrasi secara harmonis dalam pembelajaran bahasa Inggris. Kelas bahasa Inggris, sebaiknya dirancang secara interaktif dan dapat memberikan kesempatan serta pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Dalam hal ini, teknologi memiliki multi-peran, sebagai sumber belajar, mediator untuk ‘menemani’ siswa belajar, maupun alat untuk mendemonstrasikan keterampilan berbahasa siswa. Tulisan-tulisan dalam buku ini membahas pemanfaatan teknologi dari beberapa sudut pandang, seperti lingkungan belajar siswa, keterampilan berbahasa, keterampilan kolaboratif, dan juga aspek feedback dan assessment.

Tujuan pelaksanaan DST Project ini adalah untuk 1) mengembangkan keterampilan berbicara, menyimak, membaca, dan menulis, 2) memberi kesempatan untuk berkolaborasi secara online, 3) mengembangkan digital literasi, dan 4) membangun ...

Reflective Development through the Care Model

Empowering Teachers of English as a Foreign Language

The capacity to reflect – individually and with others – is considered valuable in teacher professional development internationally. In the field of Teaching English as a Second or Foreign Language, reflective practice has been deemed to be a precious tool at the pre-service level and in the ongoing development of teachers. Despite the importance of teacher reflection, the field of Teaching English as a Foreign Language in Higher Education has tended to overlook this topic and especially its collaborative and emotional elements. This book proposes a new and practical model for engaging teachers in transformational learning through an ‘emotionalized’ version of reflection. More specifically, the Collaborative, Appreciative, Reflective Enquiry (CARE) model represents a guide for teachers who wish to engage in reflective practice alone and with others in an appreciative context. As such, this book will be invaluable to in-service language teachers and teacher educators who are committed to realizing their potential as educators and human beings through growth that only emancipatory reflection and positive emotionality can bring.

Journal of Language and Linguistic Studies, 3 (1): 168-181 Arkoudis, S. (2003) Teaching English as a second language in ... XVII (3): 374-384 Baets, W. (2006) Complexity, learning and organisations: A quantum interpretation of business.